Tim nasional sepak bola Bolivia

tim nasional sepak bola

Tim nasional sepak bola Bolivia (Spanyol: Selección de fútbol de Bolivia) merupakan sebuah tim nasional sepak bola yang prestasinya meraih gelar juara South American Championship 1963. Di Piala Dunia FIFA, hasil terbaiknya hanya meraih babak pertama di 1930, 1950 dan 1994. Dikendalikan oleh Federasi Sepak Bola Bolivia.

Bolivia
Lencana kaos/Lambang Asosiasi
JulukanLa Verde (The Green one)
AsosiasiFederasi Sepak Bola Bolivia
KonfederasiCONMEBOL (Amerika Selatan)
PelatihVenezuela César Farías
KaptenMarcelo Moreno
Penampilan terbanyakRonald Raldes (102)
Pencetak gol terbanyakMarcelo Moreno (27)
Stadion kandangOlympic Stadium Hernando Siles
Kode FIFABOL
Peringkat FIFA
Terkini 86 Penurunan 1 (15 Februari 2024)[1]
Tertinggi18 (Juli 1997)
Terendah115 (Oktober 2011)
Peringkat Elo
Terkini 58 Steady (19 Januari 2024)[2]
Warna pertama
Warna kedua
Pertandingan internasional pertama
 Chili 7–1 Bolivia 
(Santiago, Chile; 12 Oktober 1926)
Kemenangan terbesar
 Bolivia 7–0 Venezuela 
(La Paz, Bolivia; 22 Agustus 1993)
 Bolivia 9–2 Haiti 
(La Paz, Bolivia; 3 Maret 2000)
Kekalahan terbesar
 Uruguay 9–0 Bolivia 
(Lima, Peru; 6 November 1927)
 Brasil 10–1 Bolivia 
(São Paulo, Brazil; 10 April 1949)
Piala Dunia
Penampilan3 (Pertama kali pada 1930)
Hasil terbaikFase grup (1930, 1950, 1994)
Copa América
Penampilan28 (Pertama kali pada 1926)
Hasil terbaikJuara (1963)
Piala Konfederasi
Penampilan1 (Pertama kali pada 1999)
Hasil terbaikFase grup (1999)

Sejarah sunting

 
Foto dua belas pria, tujuh berdiri dan lima berjongkok di dalam stadion, Tim nasional Bolivia di Piala Dunia FIFA 1930 sebelum pertandingan mereka melawan Yugoslavia.

Bolivia memulai debutnya di kancah sepak bola internasional pada tahun 1926, satu tahun setelah Federasi Sepak Bola Bolivia didirikan, dan bergabung dengan FIFA pada tahun yang sama. Sebagai peserta di South American Championship 1926 di Chili, Bolivia memainkan pertandingan pertama mereka melawan tuan rumah Chili pada 12 Oktober 1926, dan bahkan akhirnya mencetak gol pertama melawan mereka, tapi pada akhirnya dikalahkan oleh Chili 7-1. Bolivia juga kalah dalam tiga pertandingan berikut: 0–5 melawan Argentina, 1–6 melawan Paraguay dan 0–6 melawan Uruguay.[3]

Pada tahun 1930, Bolivia adalah salah satu tim yang diundang ke edisi perdana Piala Dunia yang diadakan di Uruguay. Mereka dimasukan dalam Grup 2 Piala Dunia 1930, Bolivia kalah dalam kedua pertandingannya, yaitu 4–0 dari Yugoslavia di Estadio Parque Central, lalu ke Brasil di Estadio Centenario.[4] Pertandingan melawan Yugoslavia akan menjadi pertandingan terakhir mereka melawan negara non-Amerika Selatan hingga 1972 – ketika mereka kembali bertemu Yugoslavia.[5] Mereka kembali untuk Piala Dunia 1950, di mana mundurnya Argentina dari kualifikasi memberi Bolivia lolos secara otomatis. Dengan tiga tim menolak untuk bermain di Brasil, Bolivia dimasukkan ke dalam grup dua bersama dengan Uruguay. Satu-satunya pertandingan Bolivia adalah kekalahan 8-0 dari Uruguay di Estádio Independência di Belo Horizonte.[6]

 
Skuad Bolivia yang memenangkan gelar Copa América pertama dan satu-satunya.

Prestasi sepakbola terbesar Bolivia adalah saat gelaran South American Championship 1963 yang mereka selenggarakan dan menangkan setelah menempati posisi pertama dari 7 negara, termasuk tidak terkalahkan, dengan lima kemenangan dan satu imbang. Satu-satunya hasil imbang untuk Bolivia di turnamen itu adalah hasil imbang 4-4 ​​melawan Ekuador di pertandingan pembuka. Mereka juga memiliki keuntungan karena terbiasa bermain di ketinggian.[7] Pada edisi South American Championship 1967 yang diadakan di Uruguay, Bolivia menempati posisi terakhir dari enam tim, dengan satu hasil imbang dan empat kekalahan, jauh di bawah ekspektasi publik karena Bolivia menyandang sebagai juara bertahan.

Setelah itu mereka baru mulai bangkit kembali di tingkat internasional dengan didirikannya Academia Tahuichi Aguilera di Santa Cruz de la Sierra pada tahun 1978, itu merupakan sebuah sekolah sepak bola yang mengembangkan pemain seperti Marco Etcheverry, Erwin Sánchez dan Luis Cristaldo.

Di bawah asuhan pelatih asal Spanyol Xabier Azkargorta dan mencatatkan sembilan pemain dari Tahuichi, Bolivia secara mengejutkan menjadi tim pertama yang mengalahkan Brasil di kualifikasi Piala Dunia 1994 saat bermain melawan mereka di La Paz dengan kemenangan 2-0, dan lolos ke Piala Dunia 1994 dengan menempati posisi kedua di Grup B di belakang Brasil, yang mencakup rekor kemenangan 7–0 dan 7-1 atas Venezuela selama babak kualifikasi mereka.[8]

Bolivia ikut serta turnamen dan masuk kedalam Grup C Piala Dunia FIFA 1994 melawan juara bertahan Jerman dalam pertandingan pembuka yang di lakukan di Army Field. Bolivia memainkan babak pertama yang hebat dengan mengalahkan Jerman. Di babak kedua, Lothar Matthäus berlari sejauh 40 yard dan memukul Marco "El Diablo" Etcheverry dengan siku tinggi ke rahangnya. Etcheverry membalas dengan melanggar Matthaus dan diusir keluar lapangan. Akhirnya, Bolivia kalah karena gol offside yang kontroversial oleh Jurgen Klinsmann. Menyusul hasil imbang tanpa gol dengan Korea Selatan di Foxboro Stadium, di mana Bolivia dipaksa bermain dengan 10 pemain setelah kartu merah Cristaldo, Bolivia kembali ke Chicago dan kalah 3-1 dari Spanyol, dengan Sánchez mencetak gol Bolivia pertama di Piala Dunia.[9]

Setelah Piala Dunia, Bolivia kemudian berpartisipasi dalam Copa America 1995 yang diadakan di Uruguay dengan Antonio Lopez Habas sebagai manajer tim, di mana mereka mencapai perempat final untuk pertama kalinya sejak memenangkan kompetisi ini pada tahun 1963, dengan satu kemenangan, satu hasil imbang dan satu kekalahan. Di perempat final, negara itu kalah dari tuan rumah Uruguay 2-1. Terlepas dari penampilan bagus yang ditampilkan tim selama turnamen, Lopez Habas meninggalkan jabatannya sebagai pelatih sesaat sebelum Copa America 1997 dan digantikan oleh Dušan Drašković. Edisi 1997 merupakan kali kedua Bolivia menggelar turnamen tersebut. Tim mencapai babak final seperti yang terakhir kali terjadi saat Bolivia menjadi tuan rumah, tetapi kali ini mereka menjadi runner-up karena kalah 3-1 dari juara dunia Brasil setelah di Final Copa América 1997.[7]

Dengan finis sebagai runner-up di Copa America sebelumnya, Bolivia membuat penampilan pertama dan satu-satunya mereka di ajang Piala Konfederasi FIFA mereka di edisi 1999, kali ini di bawah manajer baru asal Argentina Héctor Veira. Bolivia ditempatkan kedalam grup A bersama tuan rumah Meksiko, Arab Saudi, dan Mesir. Langkah mereka dimulai dengan hasil imbang 2-2 melawan Mesir. Pertandingan mereka berikutnya adalah hasil imbang 0-0 melawan Arab Saudi. Untuk pertandingan terakhir mereka di grup, mereka harus menghadapi tuan rumah Meksiko, di mana Bolivia kalah 0-1 dengan gol dari Francisco Palencia. Bolivia finis ketiga di grup dengan dua hasil imbang dan sekali kalah dan tersingkir dari turnamen di tahap pertama.

 
Bolivia sebelum pertandingan melawan Ekuador selama babak kualifikasi Piala Dunia 2018.

Di Copa América 2015 di Chili di bawah asuhan manajer asal Bolivia Mauricio Soria, Bolivia ditempatkan di Grup A bersama Chili, Meksiko, dan Ekuador. Dalam pertandingan mereka melawan Meksiko, Bolivia bermain imbang 0-0. Namun, melawan Ekuador, Bolivia menang 3–2, berkat gol dari Raldes, Smedberg-Dalence, dan Moreno. Dari kemenangan melawan Ekuador ini, Bolivia berhasil mencapai babak berikutnya yaitu perempat final untuk pertama kalinya sejak turnamen 1997 yang mereka selenggarakan.[10] Bolivia dikalahkan oleh Peru dengan skor 1-3 di babak perempat final, dan satu-satunya gol Bolivia dalam pertandingan itu dicetak melalui titik putih di menit akhir pertandingan yang dicetak oleh Marcelo Moreno.

Stadion sunting

Bolivia memainkan pertandingan kandang mereka di Estadio Hernando Siles yang berada di ketinggian 3.637 meter (11.932 ft) di atas permukaan laut, hal ini menjadikannya salah satu stadion sepak bola tertinggi di dunia. Banyak tim tamu protes jika ketinggian ini akan memberi Bolivia keuntungan. Pada tanggal 27 Mei 2007, FIFA menyatakan bahwa pertandingan Kualifikasi Piala Dunia tidak boleh dimainkan di stadion di atas ketinggian 8.200 kaki (2.500 m) di atas permukaan laut.[11] Namun, FIFA menaikkan batas ketinggian menjadi 3.000 meter sebulan kemudian setelah feedback negatif terhadap larangan tersebut, dan termasuk pengecualian khusus untuk Kota La Paz, sehingga memungkinkan stadion untuk terus mengadakan pertandingan kualifikasi Piala Dunia.[12] Setahun setelah larangan itu pada Mei 2008, FIFA menghapus batas ketinggian sepenuhnya.[13]

Gambaran Tim sunting

Sejarah seragam sunting

Seragam pertama Bolivia semuanya berwarna putih. Pada Piala Dunia FIFA 1930, sebelum pertandingan dengan Yugoslavia, Bolivia melukis salah satu huruf "Viva Uruguay" di masing-masing dari sebelas kaus pemain starter untuk menyenangkan penonton lokal. Pada pertandingan berikutnya melawan Brasil, mengingat lawan juga mengenakan pakaian putih, Bolivia malah meminjam seragam biru Uruguay untuk bermain. Bolivia kembali memberikan pesan kepada tuan rumah di South American Championship 1954, dengan kaus pemain bertuliskan "Viva Chile". Pada tahun 1946, Bolivia mengubah warna jersey mereka menjadi garis-garis hitam dan putih, seperti warna wilayah Cochabamba. FBF kembali menjadi putih pada tahun berikutnya. Pada tahun 1957, FBF memutuskan untuk menggunakan salah satu warna dari Bendera Bolivia. Mengingat merah dan kuning digunakan oleh banyak orang Amerika Selatan lainnya, hijau menjadi warna utama, yang mengarah ke julukan "La Verde" ("Si Hijau").[14]

sunting

Produsen Seragam Periode
  Penalty 1977–1979
  Adidas 1980–1982
  Penalty 1983–1986
  Adidas 1987–1988
  El Palacio de las Gorras 1989-1990
  Adidas 1991–1992
  Umbro 1993–1999
  Atletica 2000–2005
  Marathon 2006–2010
  Walon 2011–2014
  Marathon 2015–sekarang

Rekor Piala Dunia sunting

Rekor Copa América sunting

Pemain terkenal sunting

Referensi sunting

  1. ^ "The FIFA/Coca-Cola World Ranking". FIFA. 15 Februari 2024. Diakses tanggal 15 Februari 2024. 
  2. ^ Peringkat Elo berubah dibandingkan dengan satu tahun yang lalu."World Football Elo Ratings". eloratings.net. 19 Januari 2024. Diakses tanggal 19 Januari 2024. 
  3. ^ "Historia de Nuestro Fútbol, Capítulo 2. Nacen la FBF y la Selección 1925-1926". 11 February 2011. 
  4. ^ "Bolivia en la Copa del Mundo, Capítulo 1. Uruguay 1930". 12 June 2014. 
  5. ^ "Bolivia- International Results". Diarsipkan dari versi asli tanggal 28 April 2015. Diakses tanggal 22 April 2015. 
  6. ^ "Bolivia en la Copa del Mundo, Capítulo 2. Brasil 1950". 13 July 2014. 
  7. ^ a b "Ca2011.com". www77.ca2011.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-06-03. Diakses tanggal 2021-11-08. 
  8. ^ "TAHUICHI HISTORY". Diarsipkan dari versi asli tanggal 15 July 2014. Diakses tanggal 14 July 2014. 
  9. ^ 1994 FIFA World Cup Technical Report (p. 133)
  10. ^ "Grupo A: Bolivia derrota 3-2 a Ecuador y acaricia los cuartos". Conmebol.com. 2015-06-15. Diarsipkan dari versi asli tanggal 17 June 2015. 
  11. ^ AP (2007-05-29). "Anger Echoes in South America After FIFA Bans Games at Altitude". The New York Times (dalam bahasa Inggris). ISSN 0362-4331. Diakses tanggal 2021-10-14. 
  12. ^ "FIFA excludes La Paz from altitude ban - report". Reuters (dalam bahasa Inggris). 2007-06-29. Diakses tanggal 2021-10-14. 
  13. ^ "Fifa suspends ban on high-altitude football". the Guardian (dalam bahasa Inggris). 2008-05-28. Diakses tanggal 2021-10-14. 
  14. ^ "World Cup Kits: When Bolivia wore Uruguayan shirts to ingratiate fans". Diarsipkan dari versi asli tanggal 15 July 2014. Diakses tanggal 14 July 2014. 

Pranala luar sunting