Tipe 94 Te-Ke
Tanket Tipe 94 Te-Ke (九四式軽装甲車 , Kyūyon-shiki keisōkōsha) adalah tanket yang digunakan oleh Tentara Kekaisaran Jepang dalam Perang Tiongkok-Jepang Kedua dan Perang Dunia II. Meskipun didesain sebagai sebuah traktor amunisi, tanket ini digunakan juga untuk pengintaian dan dukungan infantri. Tipe 94 terbukti efektif di Manchuria dan Tiongkok karena Tentara Revolusioner Nasional Republik Tiongkok hanya memiliki sangat sedikit tank atau senjata anti-tank, meskipun lapisan baja tanket ini dapat ditembus oleh senapan standar.[1]
Type 94 Te-Ke | |
---|---|
Tanket Tipe 94 yang tertangkap dalam Pertempuran Okinawa | |
Negara asal | Jepang |
Spesifikasi | |
Berat | 3,4 ton |
Panjang | 3,0 meter |
Lebar | 1,6 meter |
Tinggi | 1,6 meter |
Awak | 2 (komandan, pengemudi) |
Perisai | 12 mm |
Senjata utama |
senapan mesin Tipe 91 6,5 mm |
Senjata pelengkap |
tidak ada |
Jenis Mesin | Mitsubishi berpendingin udara 4-silinder bensin 32 hp (24 kW) |
Daya kuda/ton | 9 hp/ton |
Suspensi | 2-wheel bogie |
Daya jelajah | 200 kilometer |
Kecepatan | 40 km/j |
Sejarah dan pengembangan
suntingSetelah Perang Dunia I, banyak negara Eropa berupaya memekanisasi tentara mereka. Mengetahui kecenderungan ini, Tentara Kekaisaran Jepang juga bereksperimen dengan berbagai macam mobil lapis baja namun dengan sedikit keberhasilan. Mobil-mobil lapis baja dengan roda tanpa rantai tidak cocok untuk kebanyakan operasi di Manchukuo karena kondisi jalan yang jelek dan iklim musim dingin yang tidak bersahabat.[2]
Sejak awal 1920-an, Tentara Kekaisaran Jepang mengujicoba berbagai macam tank ringan Eropa, termasuk enam Carden-Loyd Mark VIb pembawa senapan mesin dan beberapa Renault FT-17. Keputusan dicapai pada 1929 untuk memulai pengembangan domestik sebuah kendaraan baru yang berbasis pada desain Carden Loyd untuk mengatasi kelemahan mobil lapis baja dengan roda tanpa rantai.[3]
Usaha awal menghasilkan Tipe 92 Jyu-Sokosha untuk digunakan oleh kavaleri, namun komandan-komandan infantri Jepang merasa bahwa kendaraan yang sama akan berguna sebagai pendukung untuk legiatan pengangkutan, mata-mata, dan komunikasi antara divisi-divisi infantri, dan dapat digunakan sebagai semacam “kompi mengambang” untuk menyediakan daya tembak tambahan dan dukungan dekat dalam operasi-operasi infantri.
Tugas pengembangan diberikan kepada Industri Gas dan Listrik (kemudian dikenal sebagai Hino Motors) pada 1933, dan sebuah model eksperimental selesai pada 1934. Model ini berupa kendaraan ringan dengan roda berantai, dan turet bersenjarakan satu senapan mesin. Untuk transportasi kargo, kendaraan ini menarik sebuah trailer amunisi. Nama yang diberikan adalah Tokushu Keninsha ("Traktor Istimewa"), disingkat “TK”. Setelah percobaan-percobaan di Manchukuo dan Jepang, desainnya kemudian distandarisasi sebeagai tanket Tipe 94, yang kemudian digantikan dengan tanket Tipe 97 Te-Ke.