Tipologi komunitas virtual

Porter[1] mendefinisikan virtual community (komunitas virtual) sebagai sekumpulan individu atau rekan bisnis yang berinteraksi seputar minat yang sama, di mana interaksi ini didukung dan dimediasi oleh teknologi dan diatur oleh beberapa moderator ataupun aturan tertentu. McQuail[2] mengutip Lindlof dan Schatzer (1998) mengatakan bahwa virtual community terbentuk karena adanya orang yang memiliki kesamaan minat dan sering berinteraksi satu sama lain. Virtual community ini dapat terbentuk dari berbagai media sosial dan jejaring sosial misalnya, Facebook.

Menurut Yap dan Bock seperti dikutip dalam Akkinen,[3] komunitas virtual berada di dalam internet dan memiliki aktivitas yang didukung dengan komputer berteknologi informasi. Komunitas virtual menfokuskan diri di dalam komunikasi dan interaksi yang dibentuk oleh partisipasi dan mengkhususkan pada hubungan antara anggota di dalam komunitas virtual dan peran dari teknologi informasi.

Lebih banyak orang menggunakan internet untuk berpartisipasi di dalam komunitas virtual dibandingkan dengan yang melakukan transaksi pembelian (Horrigan[1]). Bahkan menurut Horrigan, sebanyak 84% pengguna internet telah melakukan kontak dan berpartisipasi di dalam komunitas virtual. Pertumbuhan menjadi anggota komunitas virtual dan penggunaannya akan terus berlanjut (Bressler&Grantham.[1] Popularitas dari komunitas virtual merefleksikan fakta bahwa individu menggunakan teknologi baru seperti internet untuk memuaskan kebutuhan sosial dan ekonominya (Wind dan Mahajan[1]).

Individu menggunakan komunitas virtual sebagai transaksi untuk membeli, menjual, ataupun belajar lebih mengenai produk dan servis (Hagel & Armstrong[1]). Komunitas virtual dapat digunakan untuk mendiskusikan minat, membangun relasi sosial, dan mengeksplorasi identitas baru.

Pada akhirnya, komunitas virtual juga dapat memfasilitasi hubungan yang kuat antara perusahaan dan pelanggannya. Keinginan pelanggan untuk berpartisipasi dapat menstimulasi mereka untuk dapat kembali lagi komunitas, dan perilaku di antara pelanggan ini dapat berujung pada kelekatan dengan komunitas tersebut. Anggota dari komunitas virtual dapat menjadi pelanggan yang loyal.[1]

Tipologi Komunitas Virtual Porter sunting

Menurut Porter,[1] berdasarkan establishment (pembentukkannya), rumusan tipologi komunitas virtual memiliki dua kategori tahap awal yaitu member initiated (inisiasi anggota) dan organization sponsored (organisasi sponsor).

Komunitas anggota inisiasi merupakan komunitas yang dibentuk dan dikelola oleh anggotanya sendiri. Komunitas organisasi sponsor adalah komunitas yang disponsori baik organisasi komersial atau non-komersial (misalnya pemerintah, organisasi nirlaba). Organisasi pemberi sponsor memiliki kekuatan pemegang saham dan atau penerima warisan (misalnya pelanggan) yang merupakan bagian kesatuan dari misi dan tujuan organisasi pemberi sponsor.

Pada tahap kedua tipologi, komunitas virtual dikategorikan atas dasar orientasi hubungan komunitas. Orientasi hubungan berkorelasi dengan tipe hubungan yang saling membantu antar anggota komunitas. Komunitas anggota inisiasi membantu perkembangan hubungan secara sosial atau profesional antar anggota. Komunitas organisasi sponsor membantu perkembangan hubungan antar anggota (seperti pelanggan, karyawan) dan hubungan antar anggota individu dengan organisasi sponsor.

Rumusan tipologi berasal dari studi pustaka dan observasi pada desain dan aktivitas di suatu komunitas virtual. Pendekatan yang digunakan untuk mengembangkan ide tipologi berasal dari deskripsi Hunt[1] yaitu prosedur pembentukan kelompok untuk membangun kategori tertentu. Prosedur pembentukan kelompok ini menghadirkan kelas polythetic di dalam suatu fenomena. Hal ini menunjukkan bahwa komunitas virtual suatu klasifikasi kelas tertentu biasanya masing-masing memiliki atribut yang sama atau mirip satu sama lain.

Variabel klasifikasi tersebut, pembentukkan (level pertama) dan orientasi hubungan (level kedua), membedakan tipe komunitas virtual dengan yang lain. Pada konteks ini atribut dipakai untuk komunitas virtual tanpa memerhatikan tipenya. Porter[1] membagi lima atribut sebagai karakteristik virtual komunitas yaitu (1) purpose, (2) place, (3) platform, (4) population interaction structure, dan (5) profit model.

Catatan sunting

  1. ^ a b c d e f g h i Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama Porter
  2. ^ McQuail, Denis. 2010. McQuail’s Mass Communication Theory, 6th edition. London: SAGE Publications Ltd.
  3. ^ Miia Akkinen. 2005. Conceptual Foundations of Online Communities Finlandia: Helsinki School of Economics.

[1]

  1. ^ Porter, Constance Elise.2004. A Typology of Virtual Communities: A Multi-Disciplinary Foundation for Future Research. 10 (1), article 3. http://jcmc.indiana.edu/vol10/issue1/porter.html Diarsipkan 2006-04-27 di Wayback Machine.