Tlogoharum, Wedarijaksa, Pati

desa di Kabupaten Pati, Jawa Tengah

Tlogoharum adalah desa di kecamatan Wedarijaksa, Pati, Jawa Tengah, Indonesia.

Tlogoharum
Negara Indonesia
ProvinsiJawa Tengah
KabupatenPati
KecamatanWedarijaksa
Kode pos
59152
Kode Kemendagri33.18.15.2016 Edit nilai pada Wikidata
Luas... km²
Jumlah penduduk... jiwa
Kepadatan... jiwa/km²
Peta
PetaKoordinat: 6°39′37″S 111°6′56″E / 6.66028°S 111.11556°E / -6.66028; 111.11556

Desa ini terkenal sebagai penghasil garam. Dulu pernah ada banyak pabrik garam briket, tetapi sekarang (2016) pabrik-pabrik itu hanya tinggal beberapa saja yang masih aktif. Selain itu warga Tlogoharum banyak juga yang menjadi pedagang, petani tambak dan garam, blayar, yaitu berdagang keliling sampai ke kota-kota lain.

Orang sini membagi desanya menjadi dua bagian yakni nduwuran dan ngisoran. Sementara pada wilayah ngisoran sendiri terdapat sebuah kampung kecil - ibarat kampung dalam kampung- yang dikenal denan sebutan Tlogotunggak. Untuk sebutan Tlogotunggak karena di dalamnya terdapat sebuah Tlogo (sendang) yang konon di dalamnya tertancam sebuah tunggak. Sendang Tlogotunggak dahulu adalah tempat mandi dan mencuci bagi masyarakat sekitar. Awalnya airnya sangat jernih, tapi sekarang karena tidak ada aliran, airnya menjadi hitam, keruh dan tidak berfungsi kembali.

Kedua bagian wilayah desa (nduwuran dan ngisoran) dibatasi oleh sebuah selokan dengan jembatan yang dulu terkenal yakni "Kreteg Nggoleyo". Dulu jembatan ini sering diberi sesaji oleh penduduk setempat, tetapi kini sejalan dengan peradaban dan tingkat pengetahuan penduduk yang semakin maju, sesaji sudah amat jarang dilakukan di sini. Selain karang taruna terdapat juga organisasi pemuda di desa ini seperti Cah Joss, putu goleo bersatu (PGB) dan Kopi air hujan.

Di desa ini sudah ada beberapa Sekolah Dasar Negeri dan madrasah-madrasah swasta. Madrasah itu antara lain adalah Thoriqotul Ulum, sebuah madrasah swasta yang berada di daerah ndhuwuran. Di daerah ngisoran juga terdapat sebuah madrasah swasta Hikmatul Ulum, peninggalan Mbah Alwi, yang sampai sekarang diteruskan oleh anak cucunya dalam pengelolaannya.

.