Transplantasi rahim
Transplantasi Rahim, dikenal sebagai transplantasi uterus, merupakan prosedur operasi yang melibatkan penggantian rahim yang tidak berfungsi dengan rahim yang sehat dari donor. Proses ini dapat membantu wanita yang memiliki rahim yang tidak berfungsi karena berbagai alasan, seperti trauma, kanker, atau kelainan bawaan, untuk memiliki kesempatan memiliki anak.[1]
Sejarah Transplantasi Rahim
suntingTransplantasi rahim pertama kali dilakukan pada tahun 1931 oleh Dr. Karl Zuppinger, seorang dokter Swiss. Namun, prosedur ini masih sangat rawan dan tidak efektif pada masa itu. Selama beberapa dekade, teknologi dan pengetahuan medis telah berkembang, sehingga transplantasi rahim menjadi lebih aman dan efektif. Pada tahun 2004, transplantasi rahim pertama kali dilakukan di Eropa, dan sejak itu, prosedur ini telah dilakukan di berbagai negara di dunia.[2]
Prosedur Transplantasi Rahim
suntingProsedur transplantasi rahim melibatkan beberapa tahapan. Pertama, dokter akan melakukan pemeriksaan medis lengkap pada wanita yang ingin menerima transplantasi rahim untuk memastikan bahwa mereka sehat dan siap untuk menerima transplantasi. Kemudian, dokter akan melakukan operasi untuk menggantikan rahim yang tidak berfungsi dengan rahim yang sehat dari donor. Setelah operasi, wanita tersebut akan memerlukan perawatan intensif untuk memastikan bahwa transplantasi berjalan dengan baik.[3]
Manfaat Transplantasi Rahim
suntingTransplantasi rahim dapat membantu wanita yang memiliki rahim yang tidak berfungsi untuk memiliki anak. Proses ini juga dapat membantu wanita yang telah mengalami kematian anak karena keterbatasan rahim. Selain itu, transplantasi rahim juga dapat membantu wanita yang telah mengalami trauma dan stres akibat tidak dapat memiliki anak.[4]
Kesulitan dan Risiko Transplantasi Rahim
suntingWalaupun transplantasi rahim dapat membantu wanita yang memiliki rahim yang tidak berfungsi, prosedur ini juga memiliki beberapa kesulitan dan risiko. Salah satu kesulitan utama adalah mencari donor rahim yang sesuai. Selain itu, transplantasi rahim juga dapat menyebabkan komplikasi medis, seperti infeksi dan perdarahan.
Transplantasi rahim adalah prosedur operasi yang dapat membantu wanita yang memiliki rahim yang tidak berfungsi untuk memiliki anak. Walaupun prosedur ini memiliki beberapa kesulitan dan risiko, teknologi dan pengetahuan medis telah berkembang sehingga transplantasi rahim menjadi lebih aman dan efektif. Dengan demikian, wanita yang memiliki rahim yang tidak berfungsi dapat memiliki kesempatan memiliki anak dan hidup dengan lebih baik.[5]
Referensi
sunting- ^ Richards, Elliott G.; Farrell, Ruth M.; Ricci, Stephanie; Perni, Uma; Quintini, Cristiano; Tzakis, Andreas; Falcone, Tommaso (2021-09). "Uterus transplantation: state of the art in 2021". Journal of Assisted Reproduction and Genetics. 38 (9): 2251–2259. doi:10.1007/s10815-021-02245-7. ISSN 1573-7330. PMC 8490545 Periksa nilai
|pmc=
(bantuan). PMID 34057644 Periksa nilai|pmid=
(bantuan). - ^ Testa, G.; McKenna, G. J.; Gunby, R. T.; Anthony, T.; Koon, E. C.; Warren, A. M.; Putman, J. M.; Zhang, L.; dePrisco, G. (2018-05). "First live birth after uterus transplantation in the United States". American Journal of Transplantation: Official Journal of the American Society of Transplantation and the American Society of Transplant Surgeons. 18 (5): 1270–1274. doi:10.1111/ajt.14737. ISSN 1600-6143. PMID 29575738.
- ^ Brännström, Mats; Dahm Kähler, Pernilla; Greite, Robert; Mölne, Johan; Díaz-García, César; Tullius, Stefan G. (2018-04). "Uterus Transplantation: A Rapidly Expanding Field". Transplantation. 102 (4): 569–577. doi:10.1097/TP.0000000000002035. ISSN 1534-6080. PMID 29210893.
- ^ O’Donovan, Laura (2018-10). "Pushing the boundaries: Uterine transplantation and the limits of reproductive autonomy". Bioethics. 32 (8): 489–498. doi:10.1111/bioe.12531. ISSN 0269-9702. PMC 6221006 . PMID 30318618.
- ^ Bortoletto, Pietro; Hariton, Eduardo; Farland, Leslie V.; Goldman, Randi H.; Gargiulo, Antonio R. (2018). "Uterine Transplantation: A Survey of Perceptions and Attitudes of American Reproductive Endocrinologists and Gynecologic Surgeons". Journal of Minimally Invasive Gynecology. 25 (6): 974–979. doi:10.1016/j.jmig.2018.02.013. ISSN 1553-4669. PMID 29501812.