Tuba biji
Tuba biji (latin: Anamirta cocculus, Bahasa Marathi: काकमारी) adalah spesies tumbuhan merambat yang berasal dari Asia Tenggara dan India. Buahnya merupakan sumber pikrotoksin, senyawa beracun dengan sifat stimulan.
Tuba biji | |
---|---|
Buah muda & daun | |
Klasifikasi ilmiah | |
Kerajaan: | Plantae |
Klad: | Tracheophyta |
Klad: | Angiospermae |
Klad: | Eudikotil |
Ordo: | Ranunculales |
Famili: | Menispermaceae |
Genus: | Anamirta |
Spesies: | A. cocculus
|
Nama binomial | |
Anamirta cocculus | |
Sinonim[1] | |
|
Deskripsi Fisik
suntingTumbuhan ini bertangkai besar (diameter hingga 10 cm), kulit kayunya "abu-abu gabus" dengan kayu berwarna putih. Bunganya "kecil, putih kekuningan, beraroma manis" lebarnya bervariasi antara 6 hingga 10 milimeter. Buah yang dihasilkan adalah buah berbiji, "berdiameter sekitar 1 cm saat kering".[2]
Zat Kimia yang Terkandung
suntingBatang dan akarnya mengandung alkaloid Kuarterner seperti berberin, palmatin, magnoflorin, dan kolumbamin.[3] Bijinya menghasilkan pikrotoksin, sebuah senyawa seskuiterpen, sedangkan kulit bijinya mengandung alkaloid tersier poliamin yakni menispermin dan paramenispermin.[3][4]
Kegunaan
suntingBijinya yang dihancurkan merupakan pedikulisida (anti kutu) yang efektif dan juga secara tradisional digunakan sebagai racun ikan atau sebagai pestisida.[2][5] Dalam farmakologi, tumbuhan ini dikenal dengan nama Cocculus Indicus.
Meski beracun, hard multum adalah sediaan yang dibuat dari ekstrak tumbuhan ini beserta bahan-bahan lainnya, yang pernah digunakan oleh pembuat bir abad ke-19[6] untuk memberikan kualitas efek yang lebih memabukkan ("rasa pusing") pada bir dibandingkan dengan kandungan alkoholnya saja.[7][8] Charles Dickens menyebut mereka yang terlibat dalam praktik seperti itu sebagai "pembuat bir dan penjual bir tingkat rendah,... yang tidak memahami kebijakan sehat dalam menjual minuman sehat."[9] Meskipun muncul di banyak volume homeopati setidaknya dua panduan pembuat bir, penggunaan sediaan semacam itu dilarang di Inggris pada pertengahan abad ke-19, dengan denda sebesar £500 untuk penjualan dan £200 untuk penggunaan obat tersebut.[8]
Kayunya digunakan untuk bahan bakar dan ukiran.[2]
Galeri
suntingReferensi
sunting- ^ "Anamirta cocculus (L.) Wight & Arn". Plants of the World Online. Royal Botanic Gardens, Kew. 2023. Diakses tanggal 25 March 2023.
- ^ a b c Wilma C. Dichoso, ed. (May–August 2000). "Research Information Series On Ecosystems - Volume 12 No.2" (PDF). Useful Plant Species with Toxic Substance. DENR. Diakses tanggal June 9, 2012.[pranala nonaktif permanen]
- ^ a b R.Verpoorte; et al. (March 1981). "Studies on Indonesian Medicinal Plants V. The Alkaloids of Anamirta cocculus". Journal of Natural Products. 44 (2): 221–224. doi:10.1021/np50014a013.
- ^ Alfred H. Allen (1896). "Bitters of Cocculus Indicus". Commercial Organic Analysis - Vol.III Part III (edisi ke-2nd). Philadelphia: P.Blakiston, Son & Co. hlm. 167. OCLC 64367571. Diakses tanggal June 9, 2012.
- ^ James A. Duke (September 26, 1995). "Ethnobotanical uses". Dr. Duke's Phytochemical and Ethnobotanical Databases. USDA. Diakses tanggal June 9, 2012.
- ^ E. Harris Ruddock (1874). Text Book of Modern Medicine and Surgery on Homœopathic Principles. London: Homœopathic Publishing Company. hlm. 833. OCLC 14853471. Diakses tanggal June 9, 2012.
- ^ Webster's Revised Unabridged Dictionary. Springfield, Mass.: G. & C. Merriam Co. 1913. hlm. 953. Diarsipkan dari versi asli tanggal June 27, 2012. Diakses tanggal June 9, 2012.
- ^ a b Henry Morley, LL.D. (1891). "Appendix (1841-1848): Management of the Food". Early Papers and Some Memories. London: Geo. Routledge & Sons, LTD. hlm. 373. OCLC 10078708. Diakses tanggal June 9, 2012.
- ^ Charles Dickens (1852). "Constitutional Trials". Household Words - Volume XIV. Leipzig: Bernhard Tauchnitz Jun. hlm. 299. OCLC 634265325. Diakses tanggal June 9, 2012.