Tuduhan palsu pelecehan seksual pada anak

Tuduhan palsu pelecehan seksual pada anak adalah tuduhan terhadap satu atau lebih individu yang mengklaim bahwa mereka telah melakukan pelecehan seksual terhadap anak, padahal tidak ada pelecehan yang dilakukan oleh yang dituduh. Tuduhan semacam ini bisa diajukan oleh korban yang diduga atau oleh orang lain atas nama korban yang diduga. Penelitian mengenai tingkat tuduhan pelecehan anak yang tercatat pada tahun 1990-an menunjukkan bahwa tingkat keseluruhan tuduhan palsu pada waktu itu diperkirakan sekitar 10%.

Tipe

Ketika bukti pendukung yang cukup tidak ada untuk menentukan apakah sebuah tuduhan itu benar atau salah, tuduhan tersebut digambarkan sebagai "belum terbukti" atau "tidak berdasar." Tuduhan yang dianggap palsu berdasarkan bukti yang menguatkan dapat dibagi menjadi tiga kategori:

1. Tuduhan yang sepenuhnya palsu, yaitu ketika peristiwa yang dituduhkan tidak terjadi; misalnya, ini bisa dilakukan sebagai pembalasan terhadap seorang guru yang tidak memberi nilai pada tugas mereka atau seorang majikan yang menahan kenaikan gaji atau promosi. Tuduhan ini juga bisa dilakukan untuk tujuan pemerasan atau ancaman.
2. Tuduhan yang menggambarkan peristiwa yang memang terjadi, tetapi dilakukan oleh individu yang bukan yang dituduh ketika orang yang dituduh sebenarnya tidak bersalah. Ketika seorang anak membuat tuduhan seperti ini, disebut sebagai "substitusi pelaku."
3. Tuduhan yang sebagian benar dan sebagian palsu, di mana itu mencampurkan deskripsi peristiwa yang benar-benar terjadi dengan peristiwa lainnya yang tidak terjadi.

Tuduhan palsu dapat terjadi sebagai akibat dari kebohongan yang disengaja oleh penuduh atau secara tidak sengaja karena konfabulasi, baik yang muncul secara spontan karena penyakit mental.

Prevalensi

Penolakan tuduhan pelecehan seksual anak oleh yang dituduh atau oleh orang lain adalah hal yang umum dan kenyataannya seringkali sulit diterima (meskipun penolakan semacam itu tidak seharusnya diartikan sebagai bukti dari rasa bersalah). Tingkat pelaporan juga mungkin jauh lebih rendah daripada tingkat pelecehan yang sebenarnya karena banyak korban yang tidak mengungkapkan pelecehan yang mereka alami. Situasi ini bisa menyebabkan representasi berlebihan dari tuduhan palsu akibat perkiraan yang tidak akurat mengenai kasus pelecehan yang sebenarnya.

Dampak terhadap perubahan uji legal di Britania Raya

Pada tahun 2000, menurut organisasi Falsely Accused Carers and Teachers yang berfokus pada korban tuduhan palsu, ada 90% orang yang akhirnya dihukum untuk tuduhan pelecehan seksual anak , sedangkan hanya 9% untuk kasus pemerkosaan orang dewasa. Di Inggris, semua kasus pengadilan pasca-1970 yang diakui otoritas menggunakan bukti disposisi "berkaitan dengan tuduhan pelecehan seksual terhadap anak di bawah umur." Pada tahun 1991, keputusan Dewan Bangsawan Britania Raya secara signifikan menurunkan hambatan untuk penerimaan bukti fakta serupa mengenai disposisi untuk melakukan kejahatan.