Tunibatta
Karaeng Tunibatta merupakan raja kesebelas Gowa menggantikan saudaranya, Tunipalangga. Sebelumnya, Tunipalangga sempat menyerang Kerajaan Bone beberapa kali, tetapi semua serangan ini gagal. Pada penyerangan yang terakhir ia jatuh sakit dan kembali pulang ke Gowa sebelum meninggal tak lama kemudian. Tunibatta pun naik takhta menggantikannya.
Tunibatta | |||||
---|---|---|---|---|---|
Karaeng Gowa | |||||
Berkuasa | selama 40 hari pada tahun 1565 | ||||
Pendahulu | Tunipalangga | ||||
Penerus | Tunijalloq | ||||
Kelahiran | 1517 1565 | ||||
Kematian | T | ||||
Keturunan | Tunijalloq | ||||
| |||||
Ayah | Tumapaqrisiq Kallonna | ||||
Agama | Animisme |
Tiga minggu setelah kematian Tunipalangga, Tunibatta melanjutkan invasi ke Bone. Pasukannya menyerang dan membunihanguskan Bukaka serta mengacaukan pertahanan musuh hingga mereka mundur ke dalam benteng. Namun ternyata serangan balasan Bone pada sore harinya lebih mematikan. Pasukan Tunibatta kocar-kacir; sang Karaeng sendiri tertangkap dan dipenggal oleh pasukan Bone.
Putra Tunibatta yang masih muda, Tunijalloq, dinaikkan oleh Tumamenang ri Makkoayang untuk menggantikannya.
Referensi
suntingDaftar pustaka
sunting- Cummings, William P. (1 Januari 2007). A Chain of Kings: The Makassarese Chronicles of Gowa and Talloq. KITLV Press. ISBN 978-9067182874.[pranala nonaktif permanen]