Harry Potter dan Piala Api

novel fantasi tahun 2000 karya J. K. Rowling
(Dialihkan dari Turnamen Triwizard)

Harry Potter dan Piala Api adalah novel fantasi yang ditulis oleh penulis Inggris J. K. Rowling dan merupakan novel keempat dalam seri Harry Potter. Novel ini mengisahkan Harry Potter, seorang penyihir pada tahun keempatnya di Sekolah Sihir Hogwarts, dan misteri seputar didaftarkannya nama Harry dalam Turnamen Triwizard, yang mengharuskannya untuk bertanding.

Harry Potter dan Piala Api
Gambar sampul edisi AS, edisi Indonesia mengikuti versi ini
PengarangJ. K. Rowling
Judul asliHarry Potter and the Goblet of Fire
PenerjemahListiana Srisanti
IlustratorMary GrandPré (Amerika Serikat)
Giles Greenfield (Inggris)
NegaraInggris
BahasaIndonesia
SeriHarry Potter
Nomor rilis
ke-4 dalam seri
GenreFantasi
PenerbitBloomsbury (Inggris)
Gramedia Pustaka Utama (Indonesia)
Tanggal terbit
• 8 Juli 2000 (Inggris)
• Oktober 2001 (Indonesia)
Jenis mediaKertas
Halaman• 636 (Inggris)
• 882 (Indonesia)
ISBNISBN 0-7475-4624-X
Didahului olehHarry Potter dan Tawanan Azkaban 
Diikuti olehHarry Potter dan Orde Phoenix 

Novel ini diterbitkan oleh Bloomsbury di Inggris dan oleh Scholastic di AS. Di kedua negara ini, novel tersebut dirilis pada tanggal 8 Juli 2000. Ini adalah pertama kalinya seri Harry Potter dirilis secara bersamaan di kedua negara tersebut. Novel ini memenangkan Hugo Award pada tahun 2001, satu-satunya novel Harry Potter yang meraih penghargaan tersebut. Novel ini diadaptasi menjadi sebuah film, yang dirilis pada tanggal 18 November 2005, dan sebuah permainan video besutan Electronic Arts. Di Indonesia, novel ini diterjemahkan oleh Listiana Srisanti dan diterbitkan pada bulan Oktober 2001 oleh Gramedia.

Latar Belakang

sunting

Sepanjang tiga novel sebelumnya dalam seri Harry Potter, karakter utama, Harry Potter, telah berjuang dengan susah payah untuk tumbuh dewasa dan menghadapi tantangan menjadi penyihir terkenal. Ketika Harry masih bayi, Lord Voldemort, penyihir hitam paling kuat dalam sejarah, membunuh kedua orang tua Harry tetapi secara misterius dikalahkan setelah gagal mencoba membunuh Harry, meskipun usahanya tersebut meninggalkan bekas luka berbentuk sambaran petir di dahi Harry. Hal ini menyebabkan Harry langsung terkenal di dunia sihir dan ia diasuh oleh bibi dan paman Muggle-nya (nonpenyihir) yang kejam, Petunia dan Vernon Dursley, yang memiliki seorang putra bernama Dudley.

Pada ulang tahunnya yang kesebelas, Harry mengetahui bahwa ia adalah seorang penyihir dari Rubeus Hagrid, Penjaga Kunci dan Halaman di Sekolah Sihir Hogwarts, dan ia mulai bersekolah di Hogwarts. Harry berteman dengan Ron Weasley dan Hermione Granger dan menghadapi Lord Voldemort, yang mencoba untuk mendapatkan kembali kekuasaan. Di tahun pertama Harry, ia harus melindungi Batu Bertuah dari Voldemort dan salah satu pengikut setianya di Hogwarts. Kembali ke sekolah setelah liburan musim panas, siswa-siswa di Hogwarts diserang oleh monster legendaris Kamar Rahasia setelah Kamar tersebut dibuka. Harry mengakhiri serangan tersebut dengan membunuh Basilisk dan menggagalkan upaya lain oleh Lord Voldemort untuk kembali berkekuatan penuh. Tahun berikutnya, Harry mengetahui bahwa ia telah menjadi sasaran pembunuh massal yang melarikan diri, Sirius Black. Meskipun terdapat langkah-langkah pengamanan yang ketat di Hogwarts, Harry bertemu Black pada akhir tahun ketiga dan mengetahui bahwa Black dijebak dan ia sebenarnya merupakan ayah baptis Harry. Harry juga mengetahui bahwa teman sekolah ayahnya bernama Peter Pettigrew yang telah mengkhianati orang tuanya.

Ringkasan

sunting

Dalam prolog, yang dilihat Harry melalui mimpi, Frank Bryce, seorang penjaga rumah Muggle terbengkalai yang dikenal sebagai Rumah Riddle, dibunuh oleh Lord Voldemort setelah ia memergoki Voldemort dan Wormtail. Harry terbangun akibat bekas lukanya yang sakit.

Keluarga Weasley mengundang Harry dan Hermione Granger menonton Piala Dunia Quidditch, dan mereka melakukan perjalanan menggunakan Portkey. Setelah pertandingan, sejumlah Pelahap Maut bertopeng, pengikut Voldemort, menyerang lokasi perkemahan. Tanda Kegelapan ditembakkan ke langit, yang menimbulkan kepanikan massal. Harry mengetahui bahwa tongkat sihirnya hilang, yang kemudian diketahui dipegang oleh Winky, peri rumah Barty Crouch, yang digunakan untuk menyihir Tanda Kegelapan. Barty Crouch kemudian memecat Winky.

Di Hogwarts, Profesor Dumbledore mengumumkan bahwa Alastor "Mad-Eye" Moody menjadi guru Pertahanan Terhadap Ilmu Hitam yang baru. Dumbledore juga mengumumkan bahwa Hogwarts akan menjadi tuan rumah Turnamen Triwizard, di mana seorang juara Hogwarts akan bertanding dengan juara dari sekolah sihir lainnya. Piala Api akan memilih juara dari nama-nama yang dimasukkan ke dalamnya. Hanya siswa berusia 17 tahun ke atas yang boleh ikut. Karena Harry masih tergolong di bawah umur dalam dunia sihir, maka ia tidak boleh ikut Turnamen. Piala Api memilih Fleur Delacour dari Akademi Beauxbatons, Viktor Krum dari Institut Durmstrang dan Cedric Diggory dari Hogwarts. Tak disangka, Piala Api memilih Harry sebagai juara keempat, yang memaksanya untuk ikut bertanding. Banyak siswa, termasuk Ron, yang percaya Harry mengecoh Piala Api untuk bisa ikut karena ingin meraih lebih banyak ketenaran, yang menyebabkan pertengkaran terjadi antara Harry dan Ron.

Hagrid diam-diam mengungkapkan kepada Harry bahwa tugas pertama adalah melewati naga dan mengambil telur emas. Harry kesulitan memecahkan tantangan tugas pertama ini sampai Moody menyarankannya untuk terbang dengan sapunya. Hermione membantunya menyempurnakan Mantra Panggil, yang ia gunakan untuk memanggil sapu Firebolt dan terbang melewati naga untuk mengambil telur. Telur itu berisi petunjuk untuk tugas berikutnya, tetapi ketika dibuka telur tersebut mengeluarkan bunyi pekik keras. Dibantu oleh Cedric, Harry mengetahui bahwa tugas keduanya adalah menyelamatkan sesuatu yang berharga dari Manusia Duyung di dasar danau di halaman kastil.

Dalam minggu-minggu sebelum tugas kedua, Harry tidak melakukan banyak persiapan dan tidak tahu bagaimana cara bertahan hidup dalam air. Pada hari pelaksanaan tugas, Dobby, yang sekarang bekerja di Hogwarts, memberinya Gillyweed untuk bernapas di dalam air, setelah ia mendengarnya dari Moody. Harry menemukan Ron di dasar danau. Namun, ia menolak meninggalkan "sandera" lainnya. Krum menyelamatkan Hermione, tetapi ketika Fleur tidak muncul, Harry menyelamatkan adiknya, Gabrielle. Harry menyelesaikan tugas paling terakhir, tetapi ia diberikan nilai tinggi karena menunjukkan 'akhlak baik'.

Saat berbicara di dekat Hutan Terlarang, Harry dan Krum bertemu Crouch, yang dikabarkan tidak pernah lagi muncul di tempat kerjanya. Tampak gila, ia mengaku telah melakukan sesuatu yang mengerikan, dan memohon untuk menemui Dumbledore. Meninggalkan Krum bersama Crouch, Harry memanggil Dumbledore, tetapi menemukan Krum pingsan dan Crouch menghilang. Moody mencoba mencari tetapi gagal menemukan Crouch. Harry kemudian bermimpi Voldemort menghukum Wormtail karena kesalahannya. Harry memberi tahu Dumbledore tentang mimpi tersebut. Sambil menunggu, ia menemukan sebuah Pensieve di kantor Dumbledore. Melalui Pensieve, ia mengetahui bahwa putra Crouch, Barty Jr., adalah seorang Pelahap Maut dan dijebloskan ke Azkaban, dan di tempat tersebut ia diduga meninggal.

Harry bersiap untuk tugas terakhir, mengarungi labirin pagar tanaman yang penuh dengan rintangan berbahaya, tujuan akhirnya adalah mencapai Piala Triwizard di tengah labirin. Di dalam labirin, Harry dan Cedric berhasil menemukan Piala, dan sepakat untuk menyentuhnya secara bersamaan. Namun, piala tersebut telah diubah menjadi Portkey, yang membawa mereka ke sebuah pemakaman. Di sana, Wormtail muncul, membunuh Cedric atas perintah Voldemort, dan melakukan ritual yang melibatkan Harry untuk membangkitkan Lord Voldemort.

Voldemort memanggil Pelahap Mautnya, memarahi mereka karena telah memercayai bahwa ia sudah mati, dan menyebutkan bahwa ia memiliki seorang pelayan di Hogwarts, yang telah memandu Harry ke tempatnya. Voldemort menyiksa Harry, lalu menantangnya untuk berduel. Namun, ketika ia dan Harry saling melontarkan mantra satu sama lain, aliran tongkat mereka terhubung, karena tongkat mereka berbagi inti yang sama, menyebabkan munculnya gaung dari mantra tongkat sihir Voldemort sebelumnya, termasuk manifestasi Cedric dan orang tua Harry. Gaung ini membantu Harry melarikan diri bersama mayat Cedric ke Piala dan kembali ke Hogwarts.

Di tengah kepanikan yang disebabkan oleh kedatangan Harry yang tiba-tiba, Moody membawa Harry ke kantornya. Ia menyatakan dirinya sebagai pelayan Voldemort, memasukkan nama Harry ke Piala, dan membimbingnya sepanjang turnamen untuk memastikan bahwa Harry akan menyentuh Piala. Saat Moody bersiap untuk membunuh Harry, Dumbledore, McGonagall, dan Snape tiba dan melumpuhkan Moody. Moody diketahui telah menyamar sebagai Barty Crouch Jr., putra Crouch Sr. yang diduga meninggal, dengan menggunakan Ramuan Polijus. Menggunakan Veritaserum, mereka mengetahui bahwa Crouch Sr. telah menyelundupkan putranya dari Azkaban untuk memenuhi keinginan istrinya yang sekarat. Crouch Jr. dikurung di rumah sampai Winky meyakinkan Crouch Sr. agar mengizinkannya untuk menonton Piala Quidditch, dan dari sana ia melarikan diri, mencuri tongkat sihir Harry, dan menyihir Tanda Kegelapan. Voldemort menemukan Crouch Jr. dan merencanakan untuk menempatkannya di Hogwarts setelah menculik Moody yang asli. Crouch Sr. dikurung oleh Wormtail, dan ketika berhasil kabur ke Hogwarts, ia dibunuh oleh Crouch Jr..

Dumbledore mengumumkan kembalinya Voldemort ke seluruh siswa. Namun, banyak orang, termasuk Menteri Sihir Cornelius Fudge, menolak untuk memercayainya. Kecupan Dementor diberikan pada Crouch Jr., yang membuatnya tidak dapat memberi kesaksian atas kembalinya Voldemort. Dumbledore menyusun rencana untuk melawan Voldemort. Menolak hadiah kemenangan turnamennya, Harry memberikan hadiahnya kepada Fred dan George untuk memodali usaha toko lelucon, dan kembali ke keluarga Dursley untuk menghabiskan liburan musim panas.

Pengembangan

sunting

Harry Potter dan Piala Api adalah buku keempat dalam seri Harry Potter. Buku pertama, Harry Potter dan Batu Bertuah, diterbitkan oleh Bloomsbury pada 26 Juni 1997. Buku kedua, Harry Potter dan Kamar Rahasia, diterbitkan pada 2 Juli 1998. Buku ketiga, Harry Potter dan Tawanan Azkaban, menyusul diterbitkan pada 8 Juli 1999.[1] Tebal Piala Api hampir dua kali lipat tebal tiga buku sebelumnya (edisi pertama tebalnya adalah 636 halaman). Rowling menyatakan bahwa ia "tahu dari awal bahwa buku tersebut akan menjadi yang tertebal dari buku sebelumnya". Ia mengatakan perlu ada "proses cerita yang tepat" untuk mencapai konklusi dan tergesa-gesa dalam "plot yang kompleks" dapat membingungkan para pembaca. Rowling juga menyatakan bahwa "skala cerita lebih besar," secara simbolis, karena pandangan Harry turut meluas, baik secara harfiah maupun secara metaforis saat ia tumbuh dewasa. Rowling juga ingin menjelajahi dunia sihir lebih luas lagi.[2]

Sampai diumumkannya judul resmi pada tanggal 27 Juni 2000, Piala Api disebut dengan judul kerjanya, 'Harry Potter IV'. Sebelumnya, pada bulan April, penerbit mendaftarkannya dengan judul Harry Potter and the Doomspell Tournament. Tetapi,[3] J. K. Rowling mengungkapkan keraguannya mengenai judul tersebut dalam sebuah wawancara dengan Entertainment Weekly. "Saya berubah pikiran dua kali mengenai apa [judul] bukunya. Judul kerja telah dirilis — Harry Potter and the Doomspell Tournament. Kemudian saya mengubah Doomspell (mantra-celaka) menjadi Triwizard Tournament (turnamen trisihir). Kemudian saya bingung memilih antara Goblet of Fire dan Triwizard Tournament. Pada akhirnya, saya lebih suka Goblet of Fire (Piala Api) karena maknanya seolah-olah cup of destiny (piala takdir), yang menjadi tema buku ini."[2]

Rowling mengungkapkan bahwa ia awalnya menulis karakter seorang kerabat Weasley bernama Malfalda, yang menurut Rowling "adalah putri dari sepupu kedua yang berprofesi sebagai akuntan, yang disebutkan dalam "Batu Bertuah". Sepupunya ini dulunya sangat jahat kepada Mr. and Mrs. Weasley, tetapi ia dan istri Mugglenya telah melahirkan seorang putri penyihir, dan mereka mengunjungi keluarga Weasley untuk meminta bantuan agar putrinya diperkenalkan ke dunia sihir sebelum ia bersekolah di Hogwarts." [4] Malfalda diceritakan masuk asrama Slytherin dan awalnya direncanakan untuk mengisi subplot Rita Skeeter, tetapi ia akhirnya disingkirkan dari cerita karena "ada batasan yang jelas menganai apa yang bisa diungkap oleh anak berusia sebelas tahun yang tertutup di sekolah". Rowling menganggap Rita Skeeter "jauh lebih fleksibel".[4] Rowling juga mengakui bahwa buku keempat adalah buku yang paling sulit untuk ditulisnya pada saat itu, karena ia menemukan lubang plot raksasa di tengah-tengah penulisan.[2] Secara khusus, Rowling mengalami masalah dengan bab kesembilan, "Tanda Kegelapan," yang ia tulis ulang sebanyak 13 kali.[5]

Jeff Jensen, yang mewawancarai Rowling untuk Entertainment Weekly pada tahun 2000, menyatakan bahwa kefanatikan adalah tema umum dalam novel-novel Harry Potter, khususnya dalam Piala Api. Ia menyebutkan bagaimana Voldemort dan para pengikutnya berprasangka buruk terhadap Muggle dan bagaimana Hermione membentuk sebuah kelompok untuk membebaskan peri rumah Hogwarts yang telah "menjadi pelayan kontrak begitu lama sehingga mereka tidak memiliki keinginan untuk hal lainnya."[2] Ketika ditanya mengapa ia mengeksplorasi tema ini, Rowling menjawab,

Karena fanatisme adalah hal yang paling saya benci. Semua bentuk intoleransi, seluruh gagasan mengenai yang berbeda dari saya adalah jahat. Saya sangat suka mengeksplorasi gagasan bahwa perbedaan adalah sesuatu yang setara dan baik. Tetapi ada gagasan lain yang juga ingin saya jelajahi. Kelompok-kelompok yang tertindas, secara umum, tidak terdiri dari orang-orang yang berdiri teguh bersama-sama – tidak, sayangnya, mereka seperti menggunting dalam lipatan dan saling bertengkar habis-habisan. Itulah sifat manusia, jadi itulah yang Anda lihat di sini. Dunia sihir ini, adalah dunia yang sudah terkucilkan, dan kemudian di dalam masyarakat mereka sendiri, mereka membentuk urutan kekuasaan yang menjijikkan.[2]

Rowling juga berkomentar bahwa ia merasa buku ini tidak terlalu "berat" bagi anak-anak, karena kisah buku ini adalah salah satu hal yang "mulai dipikirkan oleh sebagian besar anak-anak pada usia tersebut."[2]

Penerbitan dan peneriman

sunting

Penerbitan

sunting

Piala Api adalah buku pertama dalam seri Harry Potter yang dirilis secara bersamaan di Amerika Serikat dan Britania Raya, yakni pada tanggal 8 Juli 2000, yang dirilis secara strategis pada hari Sabtu sehingga anak-anak tidak perlu khawatir mengenai jadwal sekolah yang bentrok dengan pembelian buku.[1] Dengan total cetakan pertama lebih dari lima juta eksemplar,[1] buku ini memecahkan rekor penjualan 3,9 juta eksemplar. Di AS saja, sebanyak tiga juta eksemplar buku terjual selama akhir pekan pertama.[6] FedEx mengerahkan lebih dari 9.000 truk dan 100 pesawat untuk memfasilitasi pendistribusian buku.[7] Ketergesaan dalam penyuntingan menyebabkan munculnya kesalahan yang menyatakan bahwa ayah Harry muncul terlebih dulu dari tongkat sihir Voldemort; tetapi, seperti yang dikisahkan dalam Tawanan Azkaban, James meninggal lebih dulu, sehingga ibu Harry yang seharusnya muncul duluan.[8] Kesalahan ini kemudian dikoreksi dalam edisi-edisi selanjutnya.[9]

Publisitas

sunting

Untuk mempublikasikan buku tersebut, sebuah kereta khusus bernama Hogwarts Express diluncurkan oleh Bloomsbury, dan berangkat dari Stasiun King's Cross menuju Perth, yang mengangkut J.K. Rowling, kiriman buku untuk ditandatangani dan dijual, serta perwakilan dari Bloomsbury dan media. Sebelum kereta berangkat, buku tersebut diluncurkan pada tanggal 8 Juli 2000 di peron 1 King's Cross – yang telah diberi tanda "Peron 9 ¾" khusus untuk acara peluncuran tersebut. Dalam perjalanannya, kereta menyinggahi Didcot Railway Centre, Kidderminster, Severn Valley Railway, Crewe (perhentian semalam), Manchester, Bradford, York, National Railway Museum (perhentian), Newcastle, Edinburgh, dan tiba di Perth pada 11 Juli.[10] Lokomotif yang digunakan adalah lokomotif uap kelas West Country no. 34027 Taw Valley, yang secara khusus dicat merah untuk perjalanan tersebut; kemudian dicat kembali ke warna hijau normal setelah peluncuran selesai. Acara peluncuran tersebut menarik perhatian media jauh lebih besar jika dibandingkan dengan peluncuran film Thomas and the Magic Railroad yang ditayangkan perdana di London pada akhir pekan yang sama.[11][12][13]

Penerimaan kritis

sunting

Harry Potter dan Piala Api telah menerima banyak ulasan positif. Dalam The New York Times Book Review, penulis Stephen King menyatakan Piala Api "sebagus Potter 1 sampai 3" dan memuji humor dan subplot novel, meskipun ia berkomentar mengenai "pertengkaran antar remaja yang lumayan melelahkan… permasalahan remaja".[14] Kirkus Reviews menyebutnya "kisah hebat lainnya mengenai sihir dan misteri". Tetapi, mereka mengkritik penceritaan yang cenderung bertele-bertele, terutama di bagian akhir saat dua "tokoh jahat" menghentikan aksinya untuk memberikan penjelasan yang lebih panjang, dan bahwa masalah yang akan diselesaikan Harry dalam buku berikutnya membuat "banyak pembaca, terutama di Amerika, merasa tidak nyaman".[15] Dalam The Horn Book Magazine, Martha V. Parravano menulis ulasan beragam, mengatakan "beberapa pembaca mungkin menganggap alurnya luas, ditulis dengan menarik, dan asyik, sementara yang lainnya menganggap buku itu terlalu panjang, bertele-tele, dan penuh kata keterangan yang sulit dimengerti".[16] Ulasan di Publishers Weekly memuji "kesesatan logika", petunjuk berseni, dan kejutan-kejutan rumit pada buku yang mengejutkan pembaca dan menyatakan bahwa "buku ini adalah yang paling mendebarkan”.[17] Menulis untuk The New Yorker, Joan Acocella berkomentar bahwa "jika buku sebelumnya bergerak seperti kilat, maka buku ini kecepatannya lebih lambat, energinya lebih tersebar. Pada saat yang sama, nuansanya menjadi lebih suram."[18]

Kristin Lemmerman dari CNN mengatakan bahwa Piala Api bukanlah sastra yang bagus: 'Prosanya memiliki banyak kesamaan dengan buku bacaan ringan dan bagian awal berisi terlalu banyak rekap untuk memperkenalkan karakter kepada pembaca baru, meskipun Rowling dengan cepat kembali ke jalurnya, memperkenalkan pembaca ke sejumlah karakter baru yang dijabarkan dengan baik.'[19] Dalam tulisannya untuk Salon.com, Charles Taylor memberi ulasan positif mengenai perubahan suasana hati dan perkembangan karakter.[20] Pengulas Entertainment Weekly, Kristen Baldwin, memberi Piala Api nilai A-, memuji perkembangan karakter serta banyaknya tema yang disajikan. Tetapi, dia khawatir bahwa klimaks yang mengejutkan mungkin akan menjadi "sumber mimpi buruk" bagi para pembaca anak-anak.[21]

Pada tahun 2012, Piala Api menduduki peringkat ke-98 dalam daftar 100 novel anak-anak teratas yang diterbitkan oleh School Library Journal.[22]

Penghargaan

sunting

Harry Potter dan Piala Api memenangkan sejumlah penghargaan, termasuk Hugo Award for Best Novel tahun 2001.[23] Buku ini memenangkan Indian Paintbrush Book Award 2002, yang ketiga setelah Batu Bertuah dan Tawanan Azkaban.[24] Novel ini juga memenangkan Oppenheim Toy Portfolio Platinum Award untuk kategori buku terbaik, menyatakan bahwa novel tersebut "lebih intens daripada tiga buku pertama".[25] Selain itu, Entertainment Weekly menempatkan Piala Api di tempat kedua dalam daftar The New Classics: Books – 100 buku terbaik dari 1983 sampai 2008.[26] The Guardian memosisikan Piala Api di peringkat #97 dalam daftar 100 Buku Terbaik pada Abad 21.[27]

Adaptasi

sunting

Harry Potter dan Piala Api telah diadaptasi menjadi sebuah film layer lebar, yang dirilis di seluruh dunia pada tanggal 18 November 2005, disutradarai oleh Mike Newell dan ditulis oleh Steve Kloves. Film ini meraup pendapatan sebesar $102,7 juta pada akhir pekan pembukaan,[28] dan akhirnya meraup pendapatan $896 juta di seluruh dunia.[29] Film ini juga dinominasikan untuk kategori Tata Artistik Terbaik pada Academy Awards ke-78.[30]

Permainan video

sunting

Kisah buku ini juga diadaptasi menjadi permainan video untuk PC, PlayStation 2, Nintendo DS, Nintendo GameCube, Xbox, Game Boy Advance, dan PlayStation Portable besutan Electronic Arts. Permainan video ini dirilis tepat sebelum penayangan film.

Referensi

sunting
  1. ^ a b c "A Potter timeline for muggles". Toronto Star. 14 July 2007. Diarsipkan dari versi asli tanggal 20 December 2008. Diakses tanggal 21 March 2011. 
  2. ^ a b c d e f Jensen, Jeff (4 August 2000). "Rowling Thunder". Entertainment Weekly. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2 June 2013. Diakses tanggal 28 November 2011. 
  3. ^ Hartman, Holly (20 January 2000). "Harry Potter and the Goblet of Fire: Pre-release". Infoplease. Diarsipkan dari versi asli tanggal 8 February 2012. Diakses tanggal 3 December 2010. 
  4. ^ a b "Section: Extra Stuff". J. K. Rowling Official Site. Diarsipkan dari versi asli tanggal 8 February 2012. Diakses tanggal 21 March 2011. 
  5. ^ "Comic Relief live chat transcript". Accio Quote!. March 2001. Diarsipkan dari versi asli tanggal 1 December 2010. Diakses tanggal 3 December 2010. 
  6. ^ "2000–2009—The Decade of Harry Potter Gives Kids and Adults a Reason to Love Reading" (Siaran pers). Scholastic. 15 December 2009. Diarsipkan dari versi asli tanggal 29 December 2010. Diakses tanggal 3 December 2010. 
  7. ^ "Part 2: Crisis of Sustainability". Diarsipkan dari versi asli tanggal 12 July 2015. Diakses tanggal 5 October 2014. 
  8. ^ Rowling, J.K. "At the end of 'Goblet of Fire', in which order should Harry's parents have come out of the wand?". J.K. Rowling Official Site. Diarsipkan dari versi asli tanggal 26 November 2011. Diakses tanggal 20 October 2010. 
  9. ^ "HPL: Edits and Changes- Goblet of Fire". Harry Potter Lexicon. Diarsipkan dari versi asli tanggal 23 November 2010. Diakses tanggal 20 October 2010. 
  10. ^ "Archived copy". Diarsipkan dari versi asli tanggal 24 February 2020. Diakses tanggal 31 March 2020. 
  11. ^ Pigott, Nick, ed. (July 2000). "Headline News: Red livery for Taw Valley?". The Railway Magazine. London: IPC Magazines. 146 (1191): 17. 
  12. ^ Pigott, Nick, ed. (August 2000). "Headline News: Taw Valley set for four-day tour in EWS red". The Railway Magazine. London: IPC Magazines. 146 (1192). p. 5, photo; p. 14. 
  13. ^ Pigott, Nick, ed. (September 2000). "Headline News: 'Hogwarts Express' shunts 'Thomas' into a siding". The Railway Magazine. London: IPC Magazines. 146 (1193): 15. 
  14. ^ King, Stephen (23 July 2000). "Harry Potter and the Goblet of Fire". The New York Times. Diarsipkan dari versi asli tanggal 24 April 2009. Diakses tanggal 13 March 2011. 
  15. ^ "Harry Potter and the Goblet of Fire". Kirkus Reviews. 1 August 2000. Diarsipkan dari versi asli tanggal 13 July 2011. Diakses tanggal 13 March 2011. 
  16. ^ Parravano, Martha V. (November 2000). "Harry Potter reviews". The Horn Book Magazine. Diarsipkan dari versi asli tanggal 24 May 2012. Diakses tanggal 29 July 2013. 
  17. ^ "Children's Review: Harry Potter and the Goblet of Fire by J. K. Rowling". Publishers Weekly. 1 August 2000. Diarsipkan dari versi asli tanggal 4 February 2016. Diakses tanggal 29 July 2013. 
  18. ^ Acocella, Joan (31 July 2000). "Under the Spell". The New Yorker. hlm. 74–78. Diarsipkan dari versi asli tanggal 29 March 2013. 
  19. ^ Lemmerman, Kristin (14 July 2000). "Review: Gladly drinking from Rowling's 'Goblet of Fire'". CNN. Diarsipkan dari versi asli tanggal 14 November 2010. Diakses tanggal 13 March 2011. 
  20. ^ Taylor, Charles (10 July 2000). "The plot deepens". Salon. Diarsipkan dari versi asli tanggal 24 January 2011. Diakses tanggal 13 March 2011. 
  21. ^ Baldwin, Kristen (21 July 2001). "Harry Potter and the Goblet of Fire". Entertainment Weekly. Diarsipkan dari versi asli tanggal 4 December 2011. Diakses tanggal 28 November 2011. 
  22. ^ Bird, Elizabeth (7 July 2012). "Top 100 Chapter Book Poll Results". A Fuse #8 Production. Blog. School Library Journal (blog.schoollibraryjournal.com). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-07-13. Diakses tanggal 2022-01-13. 
  23. ^ "2001 Hugo Awards". World Science Fiction Society. Diarsipkan dari versi asli tanggal 7 May 2011. Diakses tanggal 27 March 2011. 
  24. ^ "Indian Paintbrush Book Award — By Year" (PDF). Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 21 March 2012. Diakses tanggal 27 March 2011. 
  25. ^ "Harry Potter series". Oppenheim Toy Portfolio. 2000. Diarsipkan dari versi asli tanggal 20 July 2011. Diakses tanggal 27 March 2011. 
  26. ^ "The New Classics: Books". Entertainment Weekly. 18 June 2007. Diarsipkan dari versi asli tanggal 10 January 2014. Diakses tanggal 3 April 2013. 
  27. ^ "100 Best Books of the 21st Century". TheGuardian.com. 21 September 2019. Diarsipkan dari versi asli tanggal 6 December 2019. Diakses tanggal 8 December 2019. 
  28. ^ Gray, Brandon (21 November 2005). "Harry Potter's 'Goblet' Runneth Over with Cash". Box Office Mojo. Diarsipkan dari versi asli tanggal 23 November 2011. Diakses tanggal 28 November 2011. 
  29. ^ "Harry Potter and the Goblet of Fire". Box Office Mojo. Diarsipkan dari versi asli tanggal 22 January 2009. Diakses tanggal 28 November 2011. 
  30. ^ "The 78th Academy Awards (2006) Nominees and Winners". AMPAS. Diarsipkan dari versi asli tanggal 24 December 2013. Diakses tanggal 28 November 2011. 

Pranala luar

sunting