Tutur Tinular II: Naga Puspa Kresna
Tutur Tinular II: Naga Puspa Kresna adalah film Indonesia tahun 1991 dengan disutradarai oleh Abdul Kadir dan Prawoto yang dibintangi oleh Linda Yanoman dan Hans Wanaghi.
Tutur Tinular II: Naga Puspa Kresna | |
---|---|
Sutradara | Abdul Kadir Prawoto |
Produser | Handi Muljono |
Ditulis oleh | Abdul Kadir Prawoto |
Pemeran | Linda Yanoman Hans Wanaghi Rd Mochtar Baron Hermanto Okky Irwina Savitri Ratih Widyawati S Anto Chaniago Lela Anggraini Suparmi Wimma Sumbogo Sutopo HS Zaitun Afrizal Anoda Kies Slamet Asep Bima Christine Terry Sjaeful Anwar |
Penata musik | Didi AGP |
Sinematografer | Subakti IS |
Penyunting | Arturo GP |
Distributor | PT. Kalbe Farma |
Tanggal rilis | 1991 |
Durasi | 84 menit |
Negara | Indonesia |
Sinopsis
suntingMei Shin (Linda Yanoman) mengubur suaminya, lalu berjalan bersama Kamandanu (Hans Wanaghi). Di perjalanan mereka dikeroyok berisan Kediri yang tetap menginginkan Pedang Naga Puspa. Mereka bisa lolos. Di rumah, ayah Kamandanu, Hanggareksa (Rd Mochtar), melarang Kamandanu kawin dengan Mei Shin. Mendengar itu, Mei Shinlari. Saat pingsan di tengah jalan, ia diketemukan oleh Dwipangga (Baron Hermanto), kakak Kamandanu yang merebut pacar Kamandanun sebelumnya. Ketika istrinya, Ratih (Okky Irwina Savitri), tahu Dwipangga menzinahi Mei Shin, terjadilah konflik. Ratih lari ke rumah Hanggareksa. Kamandanu marah dan mematahkan tangan Dwipangga. Hasil perbuatan Dwipangga, yaitu Mei Shin hamil dan lalu kawin dengan Kamandanu, yang lalu diberi hadiah pedang Naga Puspa. Dwipangga berkhianat. Ia melapor pada Kediri tentang pedang itu, hingga rumah Hanggareksa diobrak-abrik dan dibakar saat Kamandanu sedang pergi. Hanggareksa meninggal. Mei Shin berhasil lolos. Ketika tahu tak berhasil, pasukan Kediri menyerang Kamandanu yang berhasil lolos dibantu Sakawuni (Ratih Widyawati S), yang mencintainya dan merawat luka-lukanya. Disini ia membiasakan diri menggunakan pedang sakti itu. Mei Shin melahirkan anak perempuan. Pasukan Kediri datang lagi, dan kali ini Mei Shin tewas. Kamandanu pun membalas dendam.[1]
Referensi
sunting- ^ Laman Tutur Tinular II[pranala nonaktif permanen], diakses pada 16 Februari 2010
Pranala luar
sunting