Ubin atau tegel adalah objek tipis yang biasanya berbentuk persegi atau persegi panjang. Ubin merupakan potongan yang diproduksi dari bahan tahan pakai yang keras seperti keramik, batu, logam, tanah liat yang dipanggang, atau bahkan kaca, yang pada umumnya digunakan untuk menutupi atau melapisi atap, lantai, dinding, atau benda lain seperti permukaan meja. Ubin juga terkadang dapat merujuk pada benda serupa yang terbuat dari bahan ringan seperti perlite, kayu, dan wol mineral, biasanya digunakan untuk dinding atau langit-langit. Kata ubin juga digunakan untuk benda atau susunan berbentuk persegi yang menyerupai ubin dalam istilah permainan (misalnya mahyong, domino dan lainnya). Kata ini berasal dari bahasa Prancis yaitu tuile, dan juga dari bahasa Latin tegula, yang berarti ubin atap yang terbuat dari lempung yang dibakar.

Dekorasi pertengahan abad ke-16 di Kubah Batu, Yerusalem
Azulejo karya Willem van der Kloet (1708) dalam transept dari Gereja Nossa Senhora da Nazaré, Nazaré, Portugal

Ubin sering digunakan untuk pelapis dinding dan lantai, mulai dari bentuk ubin persegi sederhana hingga kompleks atau mosaik. Ubin umumnya dibuat dari tembikar, biasanya berlapis kaca untuk penggunaan internal dan tanpa glasir untuk atap, tetapi bahan lain juga biasa digunakan, seperti kaca, gabus, beton, batu dan bahan komposit lainnya. Batu ubin biasanya terbuat dari marmer, onyx, granit atau batu tulis. Ubin yang lebih tipis banyak digunakan di dinding agar lebih tahan lama dan menahan benturan. Sedangkan terakota adalah bahan tradisional yang digunakan untuk genteng.[1]

Referensi

sunting
  1. ^ Maldonado, Eduardo (19 November 2014). Environmentally Friendly Cities: Proceedings of Plea 1998, Passive and Low Energy Architecture, 1998, Lisbon, Portugal, June 1998 (dalam bahasa Inggris). Routledge. ISBN 978-1-134-25622-8. Diarsipkan dari versi asli tanggal 6 May 2018.