Ular-air pelangi adalah jenis ular air yang sangat umum dijumpai di Indonesia. Ular ini dinamakan "ular-air pelangi" karena lapisan sisik kulitnya yang menimbulkan warna seperti pelangi ketika terkena cahaya, walaupun warna-warni pantulan cahayanya tidak terlalu mencolok seperti pada ular pelangi (Xenopeltis unicolor). Sebutan-sebutan lain untuk ular ini di antaranya "ular sungai", "ular aer" (Betawi), dan "ula banyu" (Jawa). Dalam bahasa inggris disebut Rainbow watersnake.

Ular-air pelangi
Enhydris enhydris Edit nilai pada Wikidata

Edit nilai pada Wikidata
Status konservasi
Risiko rendah
IUCN176687 Edit nilai pada Wikidata
Taksonomi
Galat Lua: callParserFunction: function "Template" was not found.
SpesiesEnhydris enhydris Edit nilai pada Wikidata
Schneider, 1799

Pengenalan

sunting

Panjang tubuh ular-air pelangi mencapai 86 cm. Tubuh bagian atas berwarna cokelat lumpur, hijau kecokelatan, atau zaitun, dan dihiasi dua garis berwarna cokelat muda atau pucat yang membentang di kedua sisi badan hingga ekor. Bagian bawah tubuh (ventral) berwarna cokelat pucat atau keputihan, dengan garis berwarna kecokelatan yang membentang di bagian tengahnya. Kepalanya agak gepeng dan berwarna zaitun.

Penyebaran dan Ekologi

sunting

Ular-air pelangi tersebar luas mulai dari India bagian timur, Sri Lanka, Nepal, Bangladesh, Tiongkok bagian tenggara, Myanmar, Laos, Vietnam, Kamboja, Thailand, Malaysia, Singapura, dan Indonesia (Sumatra, Bangka-Belitung, Jawa, Kalimantan, dan Sulawesi). Habitat ular-air pelangi adalah sungai, rawa-rawa, kolam, dan perairan dangkal lainnya.

Ular-air pelangi aktif pada siang hari dan biasanya berkelana di dalam air. Ular ini juga sering ditemukan di lumpur berair atau berjemur di pinggir sungai atau kolam. Makanan utama ular ini adalah ikan-ikan kecil. Selain ikan, ular ini juga memangsa beberapa jenis amfibi dan udang sungai. Ular ini termasuk ular berbisa dengan taring bisanya terletak di rahang atas bagian belakang. Walau begitu, bisanya tidak berpengaruh terhadap manusia.

Ular-air pelangi berkembangbiak dengan melahirkan (ovovivipar). Jumlah anak yang dihasilkan mencapai 18 ekor dan masing-masing berukuran panjang sekitar 14 cm.

Galeri

sunting

Referensi

sunting
  • David, P. & G. Vogel. 1997. The Snakes of Sumatra. An annotated checklist and key with natural history notes. Edition Chimaira. Frankfurt.
  • Stuebing, R.B. & R.F. Inger. 1999. A Field Guide to The Snakes of Borneo. Natural History Publications (Borneo). Kota Kinabalu.
  • Tweedie, M.W.F. 1983. The Snakes of Malaya. The Singapore National Printers. Singapore