Ular-hitam berperut merah

Ular-hitam berperut merah (Pseudechis porphyriacus) atau dalam bahasa Inggris disebut Red-bellied black snake adalah spesies ular hitam berbisa yang endemik di Australia bagian timur. Dinamakan demikian karena bagian bawah tubuhnya (ventral) yang berwarna kemerahan.

Ular-hitam berperut merah
Pseudechis porphyriacus Edit nilai pada Wikidata

Edit nilai pada Wikidata
Status konservasi
Risiko rendah
IUCN42493274 Edit nilai pada Wikidata
Taksonomi
Galat Lua: callParserFunction: function "Template" was not found.
SpesiesPseudechis porphyriacus Edit nilai pada Wikidata
(Shaw, 1794)
Tata nama
Sinonim takson
  • Coluber porphyriacus SHAW 1794: 27
  • Trimeresurus leptocephalus LACÉPÈDE 1804: 209
  • Acanthophis tortor LESSON 1830
  • Naja porphyrica SCHLEGEL 1837: 479 (in error pro Coluber porphyriacus)
  • Trimeresurus porphyreusDUMÉRIL & BIBRON 1854: 1247
  • Pseudechis porphyraicus [sic] MCCOY 1867 (in error pro Coluber porphyriacus)
  • Pseudechys porphyriacusMCCOY 1878
  • Pseudechis porphyriacusCOGGER 1983
  • Pseudechis porphyriacusWELCH 1994: 103
  • Pseudechis porphyriacusCOGGER 2000: 668
  • Pseudechis porphyriacus eipperi HOSER 2003
  • Pseudechis porphyriacus rentoni HOSER 2003
  • Pseudechis porphyriacusWILSON & SWAN 2010
  • Pseudechis porphyriacusWALLACH et al. 2014: 597[1]
ProtonimColuber porphyriacus Edit nilai pada Wikidata
Distribusi

Edit nilai pada Wikidata
EndemikAustralia Edit nilai pada Wikidata

Taksonomi

sunting

Ular-hitam berperut-merah pertama kali dideskripsikan oleh naturalis Inggris George Shaw dalam Zoology of New Holland (1794) sebagai Coluber porphyriacus.[2] Nama genus Pseudechis sendiri dibuat oleh ahli biologi Jerman bernama Johann Georg Wagler pada tahun 1830,[3] yang mana beberapa spesies lain telah diklasifikasikan ke dalamnya.[4] Penamaan genus ini mengambil dari istilah dalam bahasa Yunani kuno: pseudēs="palsu",[5] dan echis="beludak".[6] Sedangkan nama spesifiknya, porphyriacus, berasal dari bahasa Yunani kuno, yang bermakna "ungu gelap", "ungu kemerahan", atau "indah".[7]

Deskripsi fisik

sunting

Ular-hitam berperut merah memiliki ciri-ciri tubuh bagian atas berwarna hitam mengkilap dengan moncong berwarna abu-abu muda dan mulut berwarna kecokelatan,[8] dan ekor yang berwarna hitam. Ular ini tampak seperti tidak memiliki leher nyata; seolah-olah kepalanya langsung bersambung dengan badannya.[9] Sisi kanan dan kiri pada bagian bawah tubuh (flanks) berwarna kemerahan atau oranye, memudar menjadi warna merah muda atau merah pucat di bagian perutnya. Semua sisik tersebut memiliki corak "pembatas" berwarna kehitaman.[2] Spesimen-spesimen dari populasi wilayah utara memiliki perut berwarna lebih cerah, lebih banyak warna krem atau merah muda. Panjang tubuh ular-hitam berperut merah rata-rata sekitar 1.25 meter, spesiemn terpanjang yang pernah diketahui ukurannya mencapai 2.55 meter.[8] Ular jantan umumnya sedikit lebih besar dari ular betina.[10] Untuk spesimen berukuran 2 meter yang ditangkap di daerah Newcastle berat badannya diperkirakan sekitar 10 kg.[11] Ular-hitam berperut merah bisa memiliki aroma yang kuat, yang dimanfaatkan oleh beberapa ahli untuk menemukan ular ini di alam.[12]

Susunan sisik pada tubuh ular-hitam berperut merah terdiri dari sisik dorsal sebanyak 17 baris di bagian tengah badan, sisik ventral sebanyak 180 sampai 215, sisik subkaudal sebanyak 48 sampai 60 (bagian anterior—dan terkadang semua—subkaudal tidak terbagi), dan sisik anal yang terbagi. Terdapat dua sisik temporal anterior dan dua sisik posterior, dan perisai (sisik) rostral nyaris berbentuk persegi.[13]

Penyebaran dan habitat

sunting

Ular-hitam berperut merah tersebar di sepanjang wilayah pesisir timur Australia, di mana ular ini adalah salah satu jenis ular yang sering dijumpai.[10] Ular ini dapat ditemukan di hutan kota, hutan terbuka, dataran lapang, dan padang belukar di daerah Pegunungan Biru Australia, Canberra, Sydney, Brisbane, Melbourne, Cairns, dan Adelaide. Dataran basah Macquarie Marshes menjadi "pembatas" sebelah barat sebaran ular ini di New South Wales,[14] dan Gladstone di Queensland bagian tengah menandai "batas utara" untuk populasi utama. Di wilayah selatan, ular ini terdapat di Victoria timur dan tengah, dan membentang di sepanjang sungai Murray hingga Australia Selatan.[15] Terdapat populasi terisolasi di bagian selatan wilayah Mount Lofty Ranges di Australia Selatan dan di Queensland bagian utara.[10]

Ular-hitam berperut merah umumnya berkelana di sekitaran bendungan, saluran air, billabong, dan wilayah perairan lainnya,[10] walaupun ular ini dapat berkelana hingga sejauh 100 meter,[14] termasuk ke halaman belakang di pemukiman terdekat.[9] Secara khusus, ular-hitam berperut merah lebih menyukai perairan dangkal dengan tanaman air yang kusut, batang kayu, atau puing-puing.[16]

Perilaku

sunting

Ular-hitam berperut merah mampu bersembunyi di berbagai tempat di habitatnya, termasuk batang kayu, liang mamalia yang sudah tua, dan rerumputan.[14] Ular ini juga mampu melarikan diri ke air dan bersembunyi di dalamnya; pernah diketahui ular ini dapat berendam di air selama 23 menit. Selama berenang, ular ini mungkin menahan seluruh kepalanya atau lubang hidungnya agar tetap di atas permukaan air.[17] Terkadang, ular ini mengapung tanpa bergerak di permukaan air, sehingga terlihat seperti tongkat.[13]

Ular-hitam berperut merah umumnya bukan spesies agresif, biasanya menghindar apabila didekati.[18] jika terprovokasi, ular ini membentuk posisi menyerang sebagai ancaman, mengangkat kepala dan bagian depan tubuhnya secara horizontal di atas tanah, dan melebarkan serta memipihkan lehernya. Ular ini mungkin menggigit sebagai pertahanan terakhirnya.[10] Ular ini umumnya aktif pada siang hari,[17] walaupun pernah diketahui beraktivitas pada malam hari.[14] Jika tidak sedang berburu atau berjemur, ular ini mungkin dapat ditemukan di bawah kayu, bebatuan, dan tumpukan sampah, atau di dalam celah dan galian.[10]

Makanan

sunting

Ular-hitam berperut merah umumnya memangsa berbagai jenis katak, tetapi ular ini juga memangsa reptilia dan mamalia kecil. Ular ini juga memangsa ular lain, bahkan juga jenisnya sendiri. Ular ini juga memburu ikan di dalam air.[16] Ular-hitam berperut merah mungkin berburu di atas atau di bawah permukaan air, dan mangsanya bisa dimakan di dalam air atau dibawa ke permukaan. Ular ini diketahui dapat mengaduk-aduk endapan, kemungkinan untuk membuat mangsanya cemas.[10] Seiring dengan pertumbuhan dan menuju dewasa, ular-hitam berperut merah terus memakan mangsa dengan ukuran yang sama, tetapi juga memakan mangsa yang lebih besar.[19] Walaupun lebih menyukai mangsa hidup, ular ini pernah diketahui memakan katak yang terlindas kendaraan.[20]

Reproduksi

sunting

Ular-hitam berperut merah berkembangbiak dengan melahirkan (ovovivipar), dengan jumlah anak yang dilahirkan sebanyak 8 sampai 40 ekor.[21] Ular muda dapat tumbuh mencapai hampir tiga kali panjang tubuhnya dan bertambah 18 kali lipat berat badannya pada tahun pertamanya, dan mencapai usia perkawinan apabila jarak antara moncong dengan anusnya (SVL) telah mencapai 78 cm untuk jantan dan 88 cm untuk betina. Ular betina dapat melakukan perkawinan pada usia sekitar 31 bulan, sementara ular jantan bisa sedikit lebih awal.[18] Ular-hitam berperut merah dapat hidup hingga usia 25 tahun.[22]

Galeri

sunting

Bisa ular-hitam berperut merah memiliki median dosis letal terhadap tikus (murine LD50) sebesar 25.5 mg/kg apabila disuntikkan secara subkutan.[23] Kuantitas bisa ular ini rata-rata sebesar 37 mg saat diperah, dengan kuantitas terbanyak yang diketahui mencapai 94 mg.[24] Kandungan bisanya terdiri dari neurotoksin, myotoksin, dan koagulan, dan juga memiliki kandungan hemolitik.[25]

Referensi dan kutipan

sunting
  1. ^ Pseudechis porphyriacus di Reptarium.cz Reptile Database
  2. ^ a b Shaw, George (1794). Zoology of New Holland. London, United Kingdom: J. Sowerby. hlm. 27–28. 
  3. ^ Wagler, Johann Georg (1830). Natürliches System der Amphibien, mit vorangehender Classification der Säugethiere und Vogel (dalam bahasa German). Munich, Germany: Cotta'schen. hlm. 171. 
  4. ^ Mackay, Roy D. (1953–54). "A revision of the genus Pseudechis". Proceedings of the Royal Zoological Society of New South Wales. 74th: 15–23. 
  5. ^ Liddell & Scott 1980, hlm. 795.
  6. ^ Liddell & Scott 1980, hlm. 295.
  7. ^ Liddell & Scott 1980, hlm. 579.
  8. ^ a b Sutherland & Tibballs 2001, hlm. 139.
  9. ^ a b Australian Reptile Park. "Red-bellied Black Snake". Somersby, New South Wales. Diarsipkan dari versi asli tanggal 3 January 2008. Diakses tanggal 28 December 2007. 
  10. ^ a b c d e f g Beatson, Cecilie (5 May 2017). "Red-bellied Black Snake". Australian Museum website. Australian Museum. Diakses tanggal 19 May 2017. 
  11. ^ Australian Broadcasting Corporation (3 October 2014). "Massive red-bellied black snake surprises Newcastle wrangler called in to remove it". ABC News. Diakses tanggal 4 Dec 2018. 
  12. ^ Greer 1997, hlm. 163.
  13. ^ a b Sutherland & Tibballs 2001, hlm. 140.
  14. ^ a b c d Shine, Richard (1987). "Intraspecific variation in thermoregulation, movements and habitat use by Australian blacksnakes, Pseudechis porphyriacus (Elapidae)" (PDF). Journal of Herpetology. 21 (3): 165–77. doi:10.2307/1564479. JSTOR 1564479. 
  15. ^ Mirtschin, Rasmussen & Weinstein 2017, hlm. 116.
  16. ^ a b Gilbert, P.A. (1935). "The black snake". Proceedings of the Royal Zoological Society of New South Wales. 55: 35–37. 
  17. ^ a b Greer 1997, hlm. 139.
  18. ^ a b Mirtschin, Rasmussen & Weinstein 2017, hlm. 117.
  19. ^ Greer 1997, hlm. 145.
  20. ^ Greer 1997, hlm. 147.
  21. ^ "Red-bellied black snake (Pseudechis porphyriacus) at the Australian Reptile Online Database | AROD.com.au". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-07-10. Diakses tanggal 2020-05-08. 
  22. ^ Eipper, Scott (2012). A Guide To – Australian Snakes in Captivity: Elapids & Colubrids. Reptile Publications. hlm. 237. ISBN 978-0-9872447-8-9. 
  23. ^ Broad, A. J.; Sutherland, S. K.; Coulter, A. R. (1979). "The lethality in mice of dangerous Australian and other snake venom". Toxicon. 17 (6): 661–64. doi:10.1016/0041-0101(79)90245-9. PMID 524395. 
  24. ^ Sutherland & Tibballs 2001, hlm. 141.
  25. ^ Mirtschin, Rasmussen & Weinstein 2017, hlm. 119.

kutipan bacaan

sunting

Pranala luar

sunting