Ular bertentakel
Ular bertentakel adalah sejenis ular air dan juga satu-satunya ular di dunia yang memiliki sepasang tentakel seperti kumis di hidungnya. Ular ini terdapat di Asia Tenggara.[2]
Ular bertentakel
| |
---|---|
Erpeton tentaculatum | |
Status konservasi | |
Risiko rendah | |
IUCN | 176697 |
Taksonomi | |
Galat Lua: callParserFunction: function "Template" was not found. | |
Spesies | Erpeton tentaculatum Lacépède, 1800 |
Tata nama | |
Sinonim takson | Erpeton tentaculatus [orth. error] Lacépède, 1800 Rhinopirus erpeton Merrem, 1820 Homalopsis herpeton Schlegel, 1837 Herpeton tentaculatum Jan, 1860[1] |
Deskripsi
suntingUlar ini berukuran kecil, panjangnya antara 50 sampai 90 centimeter.[3][4] Warna tubuhnya kelabu kehitaman atau cokelat dengan pola-pola seperti belang berwarna krem.
Kumis Tentakel
suntingUlar ini adalah satu-satunya ular di dunia yang memiliki dua tentakel yang terletak di dekat hidungnya. Kegunaan atau fungsi dari tentakel ini menjadi perdebatan di kalangan ilmuwan, tetapi beberapa sumber menyatakan bahwa tentakel ini kemungkinan berfungsi untuk mendeteksi keberadaan ikan di air yang keruh atau kotor.[5] Mangsanya adalah ikan kecil.[2]
Penyebaran
suntingUlar bertentakel tersebar terbatas di Vietnam, Kamboja, dan Thailand.[1][2]
Habitat utamanya adalah sungai yang mengalir pelan, danau, dan perairan di sekitar sawah. Ular ini juga terkadang ditemukan di perairan payau atau dekat pantai. Salah satu habitatnya yang terkenal adalah danau Tonlé Sap di Kamboja tengah.[6]
Ekologi
suntingUlar bertentakel, seperti ular air pada umumnya, berkelana di dalam air sepanjang hari dan dapat bertahan selama 30 menit tanpa harus ke permukaan untuk menghirup udara.[4] Makanan utamanya adalah ikan-ikan kecil.
Saat berburu mangsanya, ular bertentakel memposisikan badannya membentuk seperti huruf "J" dan diam dengan posisi tersebut sambil menunggu ikan kecil mendekat. Begitu ada ikan kecil berenang dalam jangkauannya, ular ini segera mendorong kepala sambil membuka mulutnya ke arah ikan tersebut, lalu menggigit dan menelannya secara utuh.[3][7]
Galeri
suntingReferensi
sunting- ^ a b Erpeton tentaculatum di Reptarium.cz Reptile Database. Diakses 14 February 2015.
- ^ a b c Murphy, J.; Brooks, S.E. & Bain, R.H. (2010). "Erpeton tentaculatum". The IUCN Red List of Threatened Species. IUCN. 2010: e.T176697A7285596. doi:10.2305/IUCN.UK.2010-4.RLTS.T176697A7285596.en. Diakses tanggal 10 January 2018.
- ^ a b "www.siam-info.com". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-10-05. Diakses tanggal 2015-05-29.
- ^ a b "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2010-06-09. Diakses tanggal 2015-05-29.
- ^ Catania, K. C. , D. B. Leitch and D. Gauthier (2010). "Function of the appendages in tentacled snakes (Erpeton tentaculatus)". Journal of Experimental Biology. 213: 359–367. doi:10.1242/jeb.039685.
- ^ Ed Yong. 2016. The Atlantic
- ^ "The tentacled snake turns a fish's defence into a death march". Not Exactly Rocket Science: Science for Everyone. ScienceBlogs. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2009-06-19. Diakses tanggal 2009-06-18.
- Catania, Kenneth C (2011). "Natural-Born Killer: Lethal from day one, the tentacled snake uses surprisingly sly tactics to capture fish." Scientific American. April 2011, pp. 65–67.
- Erpeton tentaculatum @ The Reptile Database
- Animal Diversity: Erpeton tentaculatum