Unilever

perusahaan asal Inggris

Unilever (LSE: ULVR; NYSE: UN; NYSE: UL; EuronextUNA) adalah perusahaan multinasional yang berkantor pusat di London, Inggris. Unilever memproduksi makanan, minuman, pembersih, dan juga perawatan tubuh. Unilever adalah produsen barang rumah tangga terbesar ketiga di dunia, jika didasarkan pada besarnya pendapatan pada tahun 2012, di belakang P&G dan Nestlé.[5] Unilever juga merupakan produsen olesan makanan (seperti margarin) terbesar di dunia.[6] Unilever adalah salah satu perusahaan paling tua di dunia yang masih beroperasi, dan saat ini menjual produknya ke lebih dari 190 negara.[7]

Unilever PLC
Publik
Kode emitenLSE: ULVR
NYSE: UN
NYSE: UL
EuronextUNA
IndustriBarang Rumah Tangga
Pendahulu
Didirikan1930; 94 tahun lalu (1930) melalui penggabungan)[1]
Pendiri
Kantor pusat
Unilever House, London, Inggris[2]
Wilayah operasi
Seluruh dunia
Tokoh kunci
ProdukMakanan, minuman, pembersih, dan produk perawatan tubuh
Pendapatan53,3 milliar (2015)[3]
7,9 milliar (2015)
5,3 milliar (2015)[3]
Karyawan
172.000 (2015)[4]
Anak usaha
Situs webwww.unilever.com

Unilever memiliki lebih dari 400 merek dagang, dengan 14 merek diantaranya memiliki total penjualan lebih dari £1 milliar, yakni: Axe, Dove, Omo, Becel, Heartbrand, Hellmann's, Knorr, Lipton, Lux, Magnum, Rama, Rexona, Sunsilk dan Surf.[7] Unilever N.V. dan Unilever PLC, beroperasi di bawah satu nama dan dipimpin oleh dewan direksi yang sama. Unilever dibagi menjadi empat divisi utama, yakni Makanan, Minuman dan Es Krim, Perawatan Rumah Tangga, dan Perawatan Tubuh. Unilever memiliki pusat riset dan pengembangan di Inggris, Belanda, Tiongkok, India, dan Amerika Serikat.[8]

Kantor pusat Unilever N.V. di Rotterdam, Belanda
Kantor pusat Unilever di Rotterdam, Belanda

Unilever didirikan pada tahun 1930 sebagai hasil penggabungan dari produsen margarin asal Belanda, Margarine Unie dan produsen sabun asal Inggris, Lever Brothers. Selama paruh kedua dari abad ke-20, Unilever secara signifikan berdiversifikasi ke berbagai bidang bisnis dan juga berekspansi ke berbagai negara. Unilever juga membuat beberapa upaya akuisisi, termasuk Lipton (1971), Brooke Bond (1984), Chesebrough-Ponds (1987), Best Foods dan Ben & Jerry's (2000), serta Alberto-Culver (2010). Pada dekade 2010an, di bawah kepemimpinan Paul Polman, Unilever secara perlahan menggeser fokus bisnisnya ke bisnis kesehatan dan kecantikan, dari yang sebelumnya ke bisnis makanan, yang menunjukkan tren perlambatan pertumbuhan.[6]

Unilever N.V. resmi tercatat publik di Bursa Efek Indonesia, New York Stock Exchange, Euronext Amsterdam, London Stock Exchange dan juga merupakan komponen Indeks AEX, Indeks FTSE 100, Euro Stoxx 50 sebagai papan utama.[9]

Pemegang saham

sunting

Unilever N.V. resmi mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia, New York Stock Exchange, Euronext Amsterdam, London Stock Exchange dan juga merupakan komponen Indeks AEX, Indeks FTSE 100, Euro Stoxx 50.

Sejarah

sunting

1920an–1930an

sunting

Pada tahun 1922, Lever Brothers mengakuisisi Mac Fisheries, pemilik merek T. Wall & Sons.[10]

Pada bulan September 1929, Unilever pun dibentuk dari penggabungan antara produsen sabun asal Inggris Lever Brothers dan produsen margarin asal Belanda, Margarine Unie.[11] Penggabungan ini sangatlah masuk akal, mengingat sabun dan margarin sama-sama berbahan baku minyak sawit, sehingga proses impor minyak sawit dari Afrika dapat berjalan lebih efisien.

1930an–1940an

sunting

Pada dekade 1930an, bisnis Unilever mulai tumbuh. Unilever pun mulai mengakuisisi perusahaan lain.[12] Pada tahun 1943, Unilever mengakuisisi saham mayoritas di Frosted Foods (pemilik merek Birds Eye) dan Batchelors Peas.[10][13] Pada tahun 1944, Unilever juga mengakuisisi Pepsodent.[13]

Setelah tahun 1945, beberapa bisnis Unilever menunjukkan tren penurunan penjualan,[1] sehingga Unilever mulai melepas beberapa anak usahanya.[1]

1950an–1960an

sunting

Pada tahun 1954, Sunsilk diluncurkan di Inggris.[14] Pada tahun 1957, Dove pun diluncurkan di Amerika Serikat.[14] Pada tahun yang sama, Unilever mengambil alih semua saham di Frosted Foods, yang lalu diganti namanya menjadi Birds Eye.[15] Pada tahun 1961, Unilever mengakuisisi Good Humor.[16]

Hingga pertengahan dekade 1960an, produk sabun dan lemak masih dapat menyumbang setengah dari seluruh keuntungan Unilever.[10] Walaupun begitu, meningkatnya kompetisi dari Procter & Gamble membuat Unilever memutuskan untuk berdiversifikasi.[10] Pada tahun 1971, Unilever mengakuisisi Lipton Ltd dari Allied Suppliers.[10] Pada tahun 1978, National Starch juga diakuisisi dengan harga $487 juta.[17]

1970an–1980an

sunting

Hingga akhir dekade 1970an, melalui serangkaian akuisisi, Unilever berhasil menguasai 30% pangsa pasar es krim di Eropa Barat.[10] Pada tahun 1982, Unilever memutuskan untuk lebih berfokus ke bisnis barang rumah tangga.[18]

Pada tahun 1984, Unilever mengakuisisi Brooke Bond (produsen teh PG Tips) seharga £390 juta.[10] Pada tahun 1986, Unilever memperkuat posisinya di bisnis perawatan kulit dengan mengakuisisi Chesebrough-Ponds (gabungan dari Chesebrough Manufacturing dan Pond's Creams), produsen dari Ragú, Pond's, Aqua-Net, Cutex, dan Vaseline.[18] Pada tahun 1989, Unilever membeli Calvin Klein Cosmetics, Fabergé, dan Elizabeth Arden, tetapi Elizabeth Arden dijual ke FFI Fragrances pada tahun 2000.[19]

1990an

sunting

Divisi Amerika Serikat Unilever tetap memakai nama Lever Brothers hingga dekade 1990an, saat namanya diganti sesuai nama induknya. Divisi Amerika Serikat berkantor pusat di New Jersey.

Pada tahun 1993, Unilever mengakuisisi Breyers dari Philip Morris. Akuisisi ini pun membuat Unilever menjadi produsen es krim terbesar di Amerika Serikat.[20]

Pada tahun 1996, Unilever menggabungkan operasi Elida Gibbs dan Lever Brothers di Inggris.[21] Unilever juga membeli Helene Curtis, sehingga secara signifikan meningkatkan kehadirannya di pasar sampo dan deodoran Amerika Serikat.[19]

Pada tahun 1997, Unilever menjual National Starch & Chemical, Quest, Unichema dan Crosfield ke Akzo seharga £4.9 milliar.[22]

2000an

sunting

Pada awal bulan April 2000, Unilever membeli Ben & Jerry's dan Slim Fast seharga £1,63 milliar.[22] Pada tahun yang sama, Unilever juga mengakusisi Best Foods seharga £13,4 milliar.[22] Akuisisi ini pun meningkatkan kehadiran Unilever di Amerika Serikat, dan menambah merek seperti Knorr dan Hellmann's ke jajaran produk Unilever.[22] Sebagai konsekuensi dari akuisisi ini, Unilever pun harus menjual merek Oxo, Royco dan Batchelors.[22]

Pada tahun 2001, Unilever dipisah menjadi dua divisi, yakni Divisi Makanan serta Divisi Perawatan Rumah Tangga dan Tubuh.[22]

Pada bulan September 2002, Unilever menjual Loders Croklaan, seharga RM814 juta ke IOI Corporation, sebuah perusahaan minyak sawit asal Malaysia.

Pada tahun yang sama, Unilever juga menjual merek Mazola, Argo & Kingsfords, Karo, Golden Griddle, dan Henri’s, dan beberapa merek lain ke ACH Food Companies, anak usaha dari Associated British Foods.[23][24]

Pada bulan Mei 2007, Unilever menjadi perusahaan besar pertama yang berkomitmen untuk memanen teh dengan cara yang lebih ramah lingkungan,[25] dengan menyewa Rainforest Alliance, sebuah lembaga pemerhati lingkungan untuk mensertifikasi kebun tehnya di Afrika Timur dan juga pemasok tehnya di seluruh dunia.[26] Unilever bertekad untuk menjual teh bersertifikat dengan merek Lipton dan PG Tips di Eropa Barat mulai tahun 2010, dan lalu akan dijual ke seluruh dunia mulai tahun 2015.[27]

Pada bulan September 2009, Unilever setuju untuk mengakuisisi divisi perawatan tubuh dari Sara Lee Corporation, termasuk merek Radox, Badedas dan Duschdas. Akuisisi ini pun memperkuat posisi Unilever di bisnis pembersih kulit dan deodoran.[28] Akuisisi ini diselesaikan pada tanggal 6 Desember 2010.[29]

2010–2014

sunting

Pada tanggal 9 Agustus 2010, Unilever menandatangani perjanjian penjualan aset dengan TINE, untuk membeli seluruh bisnis Diplom-Is di Denmark.[30] Pada tanggal 24 September 2010, Unilever juga mengumumkan penjualan divisi pengolahan tomatnya di Brasil ke Cargill.[31] Pada tanggal 27 September 2010, Unilever membeli Alberto-Culver, sebuah produsen perawatan tubuh dan alat rumah tangga, dengan merek seperti Simple, VO5, Nexxus, TRESemmé, dan Mrs. Dash, seharga US$3,7 milliar.[32] Pada tanggal 28 September 2010, Unilever dan EVGA mengumumkan bahwa mereka telah menandatangani perjanjian di mana Unilever setuju untuk mengakuisisi merek-merek es krim milik EVGA (seperti Scandal, Variete and Karabola) dan juga jaringan distribusinya di Yunani, untuk harga yang tidak disebutkan.[33] Pada bulan Februari 2011, Unilever mengumumkan bahwa mereka akan menggunakan telur dari ayam tanpa kandang untuk semua produknya di seluruh dunia.[34]

Pada bulan Maret 2011, diumumkan bahwa Unilever telah mencapai persetujuan untuk menjual merek Sanex ke Colgate-Palmolive seharga €672 juta, dan Unilever akan mengakusisi merek deterjen milik Colgate-Palmolive di Kolombia (seperti Fab, Lavomatic, dan Vel) seharga US$215 juta.[35] Pada bulan April 2011, Unilever didenda €104 juta oleh Komisi Eropa karena membentuk sebuah kartel pengendali harga bersama P&G (yang juga didenda €211.2 juta) dan Henkel (tidak didenda). Denda tersebut 10% lebih rendah dari denda awal, karena Unilever and P&G akhirnya mengaku jika memang membentuk kartel. Sebagai pemberi informasi mengenai kartel tersebut, Henkel pun tidak didenda.[36] Pada tanggal 24 Agustus 2011, diumumkan bahwa Unilever setuju untuk menjual merek Alberto VO5 di Amerika Serikat dan Puerto Riko, dan juga merek Rave di seluruh dunia ke Brynwood Partners VI L.P.[37] Pada tanggal 14 Oktober 2011, diumumkan bahwa Unilever setuju untuk mengakuisisi 82% saham di Kalina, perusahaan kecantikan asal Rusia.[38]

Pada tanggal 27 Desember 2012, diumumkan bahwa Unilever akan memghentikan penggunaan mikroplastik di semua produk perawatan tubuh mereka mulai tahun 2015.[39]

Pada bulan Januari 2013, Unilever setuju untuk menjual merek selai kacangnya, Skippy bersama beberapa pabriknya di Little Rock, Arkansas, Amerika Serikat dan Weifang, Shandong, Tiongkok, ke Hormel Foods seharga $700 juta secara tunai.[40][41] Pada bulan Juli 2013, Unilever meningkatkan kepemilikannya di Hindustan Unilever, ke 67% seharga €2,45 milliar.[42] Pada tanggal 12 Agustus 2013, Unilever mengumumkan bahwa mereka telah menandatangani perjanjian untuk menjual merek Wish-Bone dan Western miliknya ke Pinnacle Foods Inc. seharga US$580 juta.[43] Pada tanggal 6 September 2013, Unilever resmi mengakuisisi merek teh premium asal Australia, T2.[44]

Pada tanggal 21 Februari 2014, Unilever resmi menjual merek jajanan dagingnya, termasuk Peperami dan BIFI ke Jack Link’s, untuk harga yang tidak disebutkan.[45] Pada bulan Maret 2014, Unilever setuju untuk mengakuisisi saham mayoritas di Qinyuan, sebuah produsen alat penjernih air asal Tiongkok.[46][47] Pada tanggal 22 Mei 2014, Unilever mengumumkan penjualan bisnis saus pastanya di Amerika Utara, termasuk merek Ragú dan Bertolli, ke Mizkan seharga $2,15 milliar.[48] Pada tanggal 10 Juli 2014, Unilever mengumumkan bahwa mereka telah menjual merek Slim-Fast ke Kainos Capital, dengan Unilever hanya akan memilki saham minoritas di Slim-Fast.[49] Pada tanggal 2 Desember 2014, Unilever mengumumkan bahwa mereka telah mengakuisisi Talenti Gelato & Sorbetto. Pada tanggal 22 Desember 2014, Unilever mengumumkan pembelian merek Camay di seluruh dunia dan juga merek Zest di luar Amerika Utara dan Karibia dari Procter & Gamble Company.

2015–sekarang

sunting

Pada pertengahan tahun 2015, produk olesan makanan seperti Flora dan I Can't Believe It's Not Butter! akan dipisah dari Unilever, walaupun tidak sepenuhnya dipisah menjadi perusahaan yang berdiri sendiri, hal ini dikarenakan penjualan olesan makanan yang terus menurun.[6] Unit baru ini akan dipimpin oleh Sean Gogarty, dan akan diberi nama Unilever Baking, Cooking and Spreading Company.[6] Pada tanggal 2 Maret 2015, Unilever mengumumkan bahwa mereka telah resmi mengakuisisi REN Skincare, merek perawatan kulit ikonik asal Inggris. Pada tanggal 6 Mei 2015, Unilever mengumumkan bahwa mereka telah mengakuisisi Kate Somerville Skincare LLC., sebuah merek perawatan kulit terkemuka.

Pada bulan Oktober 2015, Unilever setuju untuk mengakuisisi produsen es krim premium asal Italia, GROM, untuk harga yang tidak disebutkan.[50]

Pada tahun 2020, Unilever secara terang-terangan mendukung LGBTQOL sehingga banyak produknya diboikot dan terancam tidak laku dipasaran Indonesia.

Produk

sunting

Referensi

sunting
  1. ^ a b c Geoffrey Jones. "Unilever—A Case Study". hbs.edu. Diakses tanggal 21 March 2015.  C1 control character di |title= pada posisi 9 (bantuan)
  2. ^ "Unilever.com". Unilever. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-04-17. Diakses tanggal 9 February 2014. 
  3. ^ a b (PDF) https://www.unilever.com/Images/q4-2015-full-announcement_tcm244-470010_en.pdf.  Tidak memiliki atau tanpa |title= (bantuan)
  4. ^ "Facts". Unilever. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-11-27. Diakses tanggal 21 March 2015. 
  5. ^ "Unilever buys some Sara Lee businesses for almost $2B". USA Today. 25 September 2009. Diakses tanggal 7 January 2012. 
  6. ^ a b c d Boyle, Matthew; Jarvis, Paul (4 December 2014). "Unilever Spreads Split Boosts Chance of Exit as Shares Gain". Bloomberg News. 
  7. ^ a b "Our approach to sustainability". unilever.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-04-02. Diakses tanggal 21 March 2015. 
  8. ^ Unilever R&D Locations Diarsipkan 2014-02-09 di Wayback Machine., Unilever, viewed 19 December 2013
  9. ^ "Frankfurt Stock Exchange". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-02-08. Diakses tanggal 2016-03-08. 
  10. ^ a b c d e f g "Acquisitions and firm growth: Creating Unilever's ice cream and tea business" (PDF). Diakses tanggal 21 March 2015. 
  11. ^ http://www.unilever.com/about/who-we-are/our-history/1920-1929.html Diarsipkan 2015-07-25 di Wayback Machine., Unilever website, about section, 1920-1929.
  12. ^ Ben Wubs (11 June 2008). International Business and National War Interests: Unilever Between Reich and Empire, 1939-45. Routledge. hlm. 154. ISBN 978-1-134-11652-2. 
  13. ^ a b "Corporate venturing: the origins of Unilever's pregnancy test" (PDF). Diakses tanggal 21 March 2015. 
  14. ^ a b Greg Thain; John Bradley (11 July 2014). FMCG: The Power of Fast-Moving Consumer Goods. First Edition Design Pub. hlm. 426. ISBN 978-1-62287-647-1. 
  15. ^ Manuel Hensmans; Gerry Johnson; George Yip (8 January 2013). Strategic Transformation: Changing While Winning. Palgrave Macmillan. hlm. 139. ISBN 978-1-137-26845-7. 
  16. ^ "1960 - 1969". unilever.co.uk. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-01-05. Diakses tanggal 21 March 2015. 
  17. ^ Manuel Hensmans; Gerry Johnson; George Yip (8 January 2013). Strategic Transformation: Changing While Winning. Palgrave Macmillan. hlm. 140. ISBN 978-1-137-26845-7. 
  18. ^ a b Manuel Hensmans; Gerry Johnson; George Yip (8 January 2013). Strategic Transformation: Changing While Winning. Palgrave Macmillan. hlm. 141. ISBN 978-1-137-26845-7. 
  19. ^ a b Collins, Glenn (15 February 1996). "Unilever Agrees to Buy Helene Curtis". New York Times. Diakses tanggal 27 November 2013. 
  20. ^ Jones, Geoffrey (2005). Renewing Unilever: Transformation and Tradition. Oxford University Press. hlm. 362. ISBN 978-0-19-160842-1. 
  21. ^ "Unilever moots merger of Elida Gibbs and Lever Bros". UK: Marketing Week. Diakses tanggal 26 November 2013. Unilever is understood to be planning to merge its Elida Gibbs and Lever Brother’s operations after Elida Gibbs relocates its headquarters to Lever House in Kingston, Surrey. 
  22. ^ a b c d e f Jones, Geoffrey (2005). Renewing Unilever: Transformation and Tradition. Oxford University Press. hlm. 364. ISBN 978-0-19-160842-1. 
  23. ^ "ACH Foods Company Overview". achfood.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-12-15. Diakses tanggal 7 December 2013. 
  24. ^ "ACH Food Companies, Inc. Buys Unilever's Mazola Corn Oil and Associated Brands". prnewswire.com. 23 April 2002. Diakses tanggal 7 December 2013. 
  25. ^ Nicholson, Marcy (25 May 2007). "San Diego Times". Signonsandiego.com. Diakses tanggal 19 April 2011. 
  26. ^ "Unilver: Sustainable Tea". Unilever.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2010-01-02. Diakses tanggal 19 April 2011. 
  27. ^ "Unilever press release". Unilever.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2007-06-17. Diakses tanggal 19 April 2011. 
  28. ^ Unilever buys Sara Lee's personal care division for £1.17bn Daily Telegraph, 25 September 2009
  29. ^ Unilever completes Sara Lee Personal Care & European Laundry acquisition Diarsipkan 2015-04-22 di Wayback Machine., Unilever, 6 December 2010
  30. ^ Unilever acquires Diplom-Is operations in Denmark Food Bev, 11 August 2010
  31. ^ Cargill Acquires Unilever Tomato Business Food Processing, 30 September 2010
  32. ^ "Unilever to Purchase Alberto Culver for $3.7 Billion". Businessweek. 27 September 2010. Diakses tanggal 19 April 2011. 
  33. ^ Unilever buys Greek Ice Cream Manufacturer Food News, 28 September 2010
  34. ^ "Timeline of Major Farm Animal Protection Advancements". Humane Society. February 2011. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-03-03. Diakses tanggal 21 March 2015. 
  35. ^ Unilever and Colgate-Palmolive exchange brands Marketing Week, 23 March 2011
  36. ^ "Unilever and Procter & Gamble in price fixing fine". BBC News. 13 April 2011. 
  37. ^ Unilever Sells Alberto VO5, Rave to Brynwood Wall Street Journal, 24 August 2011
  38. ^ Unilever to Buy Russia’s Kalina in $694 Million Deal to Aid Emerging Push Bloomberg, 14 October 2011
  39. ^ "The Maker of Dove Soaps Will Phase Out Exfoliating Plastic Microbeads". Business Insider. 27 December 2012. Diakses tanggal 29 December 2012. 
  40. ^ "Spam maker Hormel pays $700m for Unilever's Skippy peanut butter business". The Daily Telegraph. London. 3 January 2013. Diakses tanggal 12 January 2013. 
  41. ^ "Skippy peanut butter sold to Spam owner". BBC News. 3 January 2013. Diakses tanggal 12 January 2013. 
  42. ^ Abhishek Takle (4 July 2013). "Unilever raises stake in Indian unit to 67 percent". Reuters. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-10-17. Diakses tanggal 2016-03-11. 
  43. ^ "Pinnacle Foods to buy Unilever's Wish-Bone salad dressing business". Reuters. 12 August 2013. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-11-26. Diakses tanggal 8 October 2013. 
  44. ^ "Unilever acquires T2 tea brand". B&T. 10 September 2013. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-03-01. Diakses tanggal 8 October 2013. 
  45. ^ "Peperami gobbled up by US meat snacks firm Jack Link's". The Guardian. London. 21 February 2014. Diakses tanggal 10 March 2014. 
  46. ^ "Unilever buys majority stake in Chinese water purification company". Reuters. 9 March 2014. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-10-17. Diakses tanggal 10 March 2014. 
  47. ^ "Unilever Acquires Majority Stake in Chinese Water-Purification Company". The New York Times. 10 March 2014. Diakses tanggal 10 March 2014. 
  48. ^ "Consumer goods major Unilever sells Ragu and Bertolli brands". Japan Herald. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-05-23. Diakses tanggal 22 May 2014. 
  49. ^ "Unilever sells Slim-Fast to Kainos Capital". Unilever. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-04-17. Diakses tanggal 7 July 2014. 
  50. ^ "Unilever buys premium Italian ice cream maker GROM". Reuters. 1 October 2015. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-10-17. Diakses tanggal 2016-03-11. 

Pranala luar

sunting