Viaticum
Bagian dari seri tentang |
Ekaristi Perjamuan Kudus • Komuni |
---|
Unsur |
Ritual dan liturgi |
Amalan dan kebiasaan |
Sejarah |
Teologi |
Ajaran per denominasi |
Artikel terkait |
Viaticum adalah istilah yang utamanya digunakan dalam Gereja Katolik untuk menyebut Ekaristi (komuni) yang diberikan, dengan ataupun tanpa pengurapan orang sakit, kepada orang yang sekarat atau menjelang ajalnya, dan karenanya merupakan salah satu ritus terakhir. Menurut Kardinal Javier Lozano Barragán, "Tradisi Katolik memberikan Ekaristi kepada orang-orang yang sekarat memastikan bahwa, alih-alih menemui ajal sendirian, mereka meninggal dunia dengan Kristus yang menjanjikan mereka kehidupan kekal."[1]
Penggunaan
suntingKata viaticum adalah sebuah kata Latin yang berarti "bekal untuk perjalanan" dari kata via atau "jalan". Pemberian Komuni sebagai Viaticum dilayankan dengan cara seperti biasa dengan tambahan kata-kata: "Semoga Tuhan Yesus Kristus melindungi saudara/i dan membawa saudara/i kepada hidup yang kekal". Ekaristi dipandang sebagai makanan rohani yang ideal untuk memberi kekuatan kepada orang yang sekarat untuk menempuh perjalanan dari dunia ini menuju kehidupan setelah kematian.
Selain itu, viaticum juga dapat mengacu pada provisi atau tunjangan pada zaman Romawi kuno untuk perjalanan, awalnya transportasi dan perbekalan, kemudian uang, yang diberikan kepada pejabat atau petugas yang melakukan misi publik; pada dasarnya istilah ini, yang adalah haplologi dari viā tēcum ("denganmu di jalan"), mengindikasikan uang atau kebutuhan untuk perjalanan apa pun. Viaticum juga dapat mengacu pada bonus pendaftaran yang diterima oleh seorang legiuner Romawi, tentara tambahan ataupun kelasi dalam angkatan laut Romawi.
Praktik
suntingKebutuhan akan ketersediaan roti dan anggur yang sudah dikonsekrasi dalam Perayaan Ekaristi bagi mereka yang sakit dan sekarat menyebabkan dilakukannya penyimpanan Sakramen Mahakudus, suatu praktik yang telah berlangsung sejak awal mula Gereja Kristen. Santo Yustinus Martir, yang menulis kurang dari lima puluh tahun setelah wafatnya Santo Yohanes Rasul, menyebutkan bahwa "para diakon menerimakannya kepada setiap umat yang hadir, serta membawakan mereka yang tidak hadir air, anggur, dan Roti yang telah dikonsekrasi." (Just. M. Apol. I. cap. lxv.)
Apabila orang yang sekarang tidak mampu menerima makanan padat, Ekaristi dapat diberikan dalam rupa anggur saja, karena roti maupun anggur adalah Tubuh, Darah, Jiwa dan Keilahian Kristus.
Sakramen Pengurapan Orang Sakit sering kali dilayankan sesaat sebelum pemberian Viaticum jika tersedia seorang imam untuk melayankannya. Berbeda dengan Pengurapan Orang Sakit, Viaticum dapat dilayankan oleh seorang imam, diakon, atau juga oleh seorang pelayan luar biasa, menggunakan Sakramen Mahakudus yang telah disiapkan sebelumnya.
Referensi
sunting- ^ (Inggris) L'Osservatore Romano, the Vatican's newspaper.
Pustaka
sunting- (Inggris) Rubin, Miri, Corpus Christi: The Eucharist in Late Medieval Culture, Cambridge: Cambridge University Press, 1991.
- (Inggris) Snoek, C. J. K., Medieval Piety from Relics to the Eucharist: A Process of Mutual Interaction, Leiden: Brill, 1995,