Voyager 1

wahana antariksa yang diluncurkan NASA untuk mempelajari Tata Surya luar.

Voyager 1 adalah wahana antariksa nirawak yang diluncurkan oleh NASA pada 5 September 1977, sebagai bagian dari program Voyager untuk mempelajari bagian luar Tata Surya dan medium antarbintang di luar heliosfer Matahari. Wahana ini diluncurkan 16 hari setelah kembarannya, Voyager 2. Ia berkomunikasi melalui NASA Deep Space Network untuk menerima perintah rutin dan mengirimkan data ke Bumi. Data jarak dan kecepatan real-time disediakan oleh NASA dan JPL.[5] Dengan jarak 162 AU (24 miliar km; 15 miliar mi) dari Bumi hingga November 2023,[6] ini adalah objek terjauh buatan manusia dari Bumi.[7]

Voyager 1
Model pesawat ruang angkasa Voyager, pesawat ruang angkasa bertubuh kecil dengan antena besar dan banyak lengan serta antena yang memanjang darinya
Model desain pesawat ruang angkasa Voyager
Jenis misiEksplorasi planet luar, heliosfer, dan medium antarbintang
OperatorNASA/Jet Propulsion Laboratory
COSPAR ID1977-084A[1]
SATCAT no.10321[2]
Situs webvoyager.jpl.nasa.gov
Durasi misi
  • 47 tahun, 3 bulan, 14 hari berlalu
  • Misi planet: 3 tahun, 3 bulan, 9 hari
  • Misi antarbintang: 44 tahun, 5 hari berlalu
Properti wahana
Jenis wahana antariksaMariner Jupiter-Saturnus
ProdusenJet Propulsion Laboratory
Massa luncur815 kg (1.797 pon)[3]
Massa kering7.219 kg (15.915 pon)[4]
Daya470 watt (saat peluncuran)
Awal misi
Tanggal luncur5 September 1977, 12:56:00 (5 September 1977, 12:56:00) UTC
Roket peluncurTitan IIIE
Tempat peluncuranCape Canaveral Launch Complex 41
Terbang lintas Jupiter
Posisi terdekat5 Maret 1979
Jarak349.000 km (217.000 mi)
Terbang lintas Saturnus
Posisi terdekat12 November 1980
Jarak124.000 km (77.000 mi)
Terbang lintas Titan (studi atmosfer)
Posisi terdekat12 November 1980
Jarak6.490 km (4.030 mi)
 

Sasaran wahana ini termasuk penerbangan melintasi Jupiter, Saturnus, dan satelit terbesar Saturnus, Titan. Meskipun perjalanan wahana ini dapat diubah agar dapat melewati Pluto dengan membatalkan penerbangan melintasi Titan, penjelajahan satelit tersebut menjadi prioritas karena memiliki atmosfer substansial.[8][9] Voyager 1 mempelajari cuaca, medan magnet, dan cincin dari dua planet sekaligus merupakan wahana pertama yang menunjukkan citra-citra terperinci satelit alami kedua planet tersebut.

Setelah menyelesaikan misi utamanya dengan terbang melintasi Saturnus pada 12 November 1980, Voyager 1 menjadi yang ketiga dari lima objek buatan yang mencapai kecepatan lepas yang dibutuhkan untuk dapat meninggalkan Tata Surya. Pada 25 Agustus 2012, Voyager 1 menjadi wahana antariksa pertama yang melewati heliosfer dan memasuki medium antarbintang.[10]

Pada tanggal 12 Desember 2023, NASA mengumumkan bahwa sistem data penerbangan Voyager 1 saat ini tidak dapat menggunakan unit modulasi telemetri, sehingga wahana ini tidak dapat mengirimkan data ilmiah. Saat ini tidak diketahui apakah wahana ini akan dapat melanjutkan misinya.[11]

Ikhtisar

sunting

Voyager 1 adalah pesawat ruang angkasa tanpa awak seberat 733 kg yang berhasil mengunjungi Jupiter dan Saturnus di akhir tahun 1970-an dan awal 1980-an. Saat ini, Voyager 1 merupakan objek buatan manusia dengan posisi terjauh dari bumi, dengan jarak sekitar 159 Unit Astronomi atau sekitar 23 jam cahaya.[12]

Wahana ini sekarang berada di bagian luar tata surya yang disebut heliosheath, di mana angin matahari terkompresi dan menjadi bergolak oleh interaksi dengan medium antarbintang. Meskipun jauh, Voyager 1 masih berada di wilayah sabuk Kuiper, sebuah sabuk asteroid besar yang terletak di luar orbit Neptunus. Dengan penggerak generator termal radioisotop, Voyager 1 memiliki daya yang cukup untuk mengoperasikan instrumen sampai kira-kira tahun 2025, sebelum akhirnya mati.

Para ilmuwan berharap sebelum kematiannya, Voyager 1 telah mencapai wilayah di luar heliosheath sehingga mampu mengirimkan analisis medium antarbintang untuk pertama kalinya. Voyager 1 memiliki sejarah yang unik. Wahana ini diluncurkan pada 5 September 1977, dan berhasil memberikan gambar resolusi tinggi pertama atas bulan Jupiter dan Saturnus, termasuk Kalisto, Io, Titan, Ganimede, dan banyak lainnya.

Pada Januari 1979, Voyager 1 melewati Jupiter dan hanya berjarak 349.000 kilometer dari pusatnya. Voyager 1 berhasil mengamati adanya aktivitas gunung berapi di bulan Jupiter, Io, yang belum pernah teramati sebelumnya oleh teleskop atau dua wahana lain yang mengunjungi Jupiter sebelumnya, Pioneer 10 dan Pioneer 11. Io mengorbit sangat dekat dengan Jupiter dan memiliki kondisi geologi sangat aktif karena kedekatannya dengan medan magnet Jupiter yang amat kuat.

Pada November 1980, Voyager 1 mengunjungi Saturnus, dengan posisi terdekat dicapai pada tanggal 12 November dengan jarak 124.000 kilometer dari puncak awan Saturnus.Voyager 1 juga berhasil membuat pengamatan pada cincin dan bulan Saturnus, terutama Titan, yang memiliki atmosfer sendiri. Para ilmuwan kemudian mengirim Voyager 1 mendekati Titan untuk mengamatinya lebih jauh, membuat Titan menjadi objek tata surya terakhir yang didekati, sebelum wahana ini melanjutkan perjalanan ke luar tata surya.

Ikhtisar misi

sunting

Sejarah

sunting

Sebuah proposal pada tahun 1960an untuk sebuah Grand Tour untuk mempelajari planet luar membuat NASA mulai mengerjakan misinya pada awal tahun 1970-an.[13] Informasi yang di dapatkan oleh kapal luar angkasa Pioneer 10 membantu para insinyur mendesain Voyager untuk lebih mengatasi radiasi intens di sekitar Jupiter.[14] Namun, sesaat sebelum peluncuran, potongan aluminium foil kualitas dapur diaplikasikan pada kabel tertentu untuk meningkatkan perlindungan radiasi.[15]

Pada awalnya, Voyager 1 direncanakan sebagai Mariner 11 dari program Mariner. Karena pemotongan anggaran, misi tersebut dikurangi menjadi terbang melintasi Jupiter dan Saturnus dan berganti nama menjadi wahana Mariner Jupiter-Saturnus. Nama tersebut diubah menjadi Voyager ketika desain wahana mulai berbeda secara substansial dari misi Mariner.[16]

 
Alat simulasi ruang angkasa Voyager 1

Komponen wahana antariksa

sunting

Voyager 1 dibuat oleh Jet Propulsion Laboratory (JPL). Wahana ini memiliki 16 pendorong hidrazin, giroskop stabilisasi tiga sumbu, dan instrumen referensi untuk menjaga antena radio wahana tetap mengarah ke Bumi. Secara kolektif, instrumen-instrumen ini merupakan bagian dari Attitude and Articulation Control Subsystem (AACS), bersama dengan unit-unit redundan dari sebagian besar instrumen dan delapan pendorong cadangan. Wahana antariksa ini juga mencakup 11 instrumen ilmiah untuk mempelajari benda-benda langit seperti planet saat ia bergerak di luar angkasa.[17][18]

Sistem komunikasi

sunting
 
Kompleks Komunikasi Luar Angkasa Goldstone
 
Madrid Deep Space Communications Complex
 
Canberra Deep Space Communication Complex
 
Peningkatan antena luar angkasa NASA akan memengaruhi Voyager

Sistem komunikasi radio Voyager 1 dirancang untuk digunakan hingga ke luar batas Tata Surya. Wahana ini memiliki antena Cassegrain berdiameter 3,7 meter (12 kaki) dengan penguatan tinggi untuk mengirim dan menerima gelombang radio melalui tiga stasiun Deep Space Network di Bumi. Wahana antariksa ini biasanya mengirimkan data ke Bumi melalui Deep Space Network Channel 18, menggunakan frekuensi 2,3 GHz atau 8,4 GHz, sementara sinyal dari Bumi ke Voyager dikirimkan pada 2,1 GHz.[19][20]

Ketika Voyager 1 tidak dapat berkomunikasi dengan Bumi, perekam pita digital (DTR) dapat merekam sekitar 67 megabita data untuk transmisi selanjutnya. Pada tahun 2023, sinyal dari Voyager 1 membutuhkan waktu lebih dari 22 jam untuk mencapai Bumi.[21]

Deep Space Network saat ini terdiri dari tiga fasilitas komunikasi antariksa yang terletak sedemikian rupa sehingga wahana antariksa yang jauh selalu terlihat dari setidaknya satu stasiun. Fasilitas-fasilitas tersebut adalah:

Setiap fasilitas terletak di daerah semi-pegunungan berbentuk mangkuk untuk membantu melindungi dari gangguan frekuensi radio. Penempatan stasiun yang strategis memungkinkan pengamatan pesawat antariksa secara konstan saat Bumi berputar, yang membantu menjadikan DSN sebagai sistem telekomunikasi ilmiah terbesar dan paling sensitif di dunia.

DSN mendukung kontribusi NASA terhadap penyelidikan ilmiah Tata Surya: DSN menyediakan tautan komunikasi dua arah yang memandu dan mengendalikan berbagai wahana antariksa antarplanet NASA yang tidak berawak, dan membawa kembali gambar dan informasi ilmiah baru yang dikumpulkan wahana antariksa ini. Semua antena DSN adalah antena reflektor parabola dengan penguatan tinggi yang dapat diarahkan. Antena dan sistem pengiriman data memungkinkan untuk: memperoleh data telemetri dari wahana antariksa, mentransmisikan perintah ke wahana antariksa, mengunggah modifikasi perangkat lunak ke wahana antariksa, melacak posisi dan kecepatan wahana antariksa, melakukan pengamatan Interferometri Garis Dasar Sangat Panjang, mengukur variasi gelombang radio untuk eksperimen sains radio, mengumpulkan data sains, memantau dan mengendalikan kinerja jaringan.

Voyager 1 mempunyai tiga radioisotope thermoelectric generators (RTG) dipasang pada boom. Setiap MHW-RTG berisi 24 bola oksida plutonium-238 yang ditekan.[22] Masing-masing RTG membuat sekitar 470 W daya listrik saat peluncuran, dan sisanya dibuang sebagai limbah panas.[23] Keluaran daya RTG menurun seiring waktu karena waktu paruh bahan bakar 87,7 tahun dan degradasi termokopel, tetapi mereka terus berlanjut untuk mendukung beberapa dari operasinya sampai setidaknya tahun 2025.[18][22]

Komputer

sunting

Tidak seperti instrumen Voyager lainnya, pengoperasian kamera untuk cahaya tampak tidak otonom, tetapi dikontrol oleh sebuah tabel penggambaran parameter di dalam sebuah komputer digitalnya, Flight Data Subsystem (FDS). Sejak tahun 1990-an, sebagian besar wahana antariksa telah dilengkapi dengan kamera yang sepenuhnya otonom.[24]

Computer command subsystem (CCS) mengontrol kamera-kameranya. CCS berisi program komputer tetap, seperti decoding perintah, rutinitas deteksi kesalahan dan koreksi kesalahan, rutinitas penunjuk antena, dan rutinitas pengurutan pesawat ruang angkasa. Komputer ini merupakan versi perbaikan dari komputer yang digunakan pada pengorbit Viking tahun 1970-an.[25]

Attitude and Articulation Control Subsystem (AACS) mengontrol orientasi arah pesawat ruang angkasa (ketinggiannya). Itu membuat antena penerima tingginya tetap mengarah ke Bumi, mengontrol perubahan ketinggian, dan mengarahkan platform pemindaian. Sistem AACS yang dibuat khusus pada kedua Voyager adalah sama.[26][27]

Instrumen ilmiah

sunting
Nama Instrumen Singkatan. Deskripsi
Imaging Science System
(dimatikan)
(ISS) Dimanfaatkan sistem dua kamera (narrow-angle/wide-angle) untuk memberikan citra Jupiter, Saturnus dan benda-benda lainnya di sepanjang lintasan. More
Filter
Filter Kamera Sudut Sempit[28]
Nama Panjang Gelombang Spektrum Kepekaan
Clear 280–640 nm
 
UV 280–370 nm
 
Violet 350–450 nm
 
Blue 430–530 nm
 
' '
 
'
Green 530–640 nm
 
' '
 
'
Orange 590–640 nm
 
' '
 
'
Filter Kamera Sudut lebar[29]
Nama Panjang Gelombang Spektrum Kepekaan
Clear 280–640 nm
 
' '
 
'
Violet 350–450 nm
 
Blue 430–530 nm
 
CH4-U 536–546 nm
 
Green 530–640 nm
 
Na-D 588–590 nm
 
Orange 590–640 nm
 
CH4-JST 614–624 nm
 
Radio Science System
(dimatikan)
(RSS) Memanfaatkan sistem telekomunikasi dari pesawat ruang angkasa Voyager untuk menentukan sifat fisik planet dan satelit (ionosfer, atmosfer, massa, bidang gravitasi, kepadatan) dan jumlah dan distribusi ukuran materi dalam cincin Saturnus dan dimensi cincin. More
Infrared Interferometer Spectrometer
(dimatikan)
(IRIS) Menelaah keseimbangan energi global dan lokal dan komposisi atmosfer. Profil suhu vertikal juga diperoleh dari planet-planet dan satelit serta komposisi, sifat termal, dan ukuran partikel dalam cincin Saturnus. More
Ultraviolet Spectrometer
(aktif)
(UVS) Dirancang untuk mengukur sifat atmosfer, dan untuk mengukur radiasi. More
Triaxial Fluxgate Magnetometer
(aktif)
(MAG) Dirancang untuk menyelidiki medan magnet Jupiter dan Saturnus, interaksi angin surya dengan magnetospheres planet ini, dan medan magnet dari ruang antarplanet ke batas antara angin matahari dan medan magnet ruang antarbintang, jika menyeberang. More
Plasma Spectrometer
(cacat)
(PLS) Menyelidiki sifat makroskopik dari ion plasma dan langkah-langkah elektron dalam kisaran energi dari 5 eV sampai 1 keV. More
Low Energy Charged Particle Instrument
(aktif)
(LECP) Mengukur diferensial dalam fluks energi dan distribusi sudut ion, elektron dan diferensial dalam komposisi ion energi. More
Sistem Sinar Kosmik
(aktif)
(CRS) Menentukan asal dan proses percepatan, riwayat hidup, dan kontribusi dinamis sinar kosmik antar bintang, nukleosintesis elemen dalam sumber kosmik-ray, perilaku sinar kosmik dalam medium antarplanet, dan planet terjebak energik-lingkungan partikel. More
Penyelidik Astronomi Radio planet
(dimatikan)
(PRA) Memanfaatkan frekuensi radio penerima menyapu untuk mempelajari sinyal radio-emisi dari Jupiter dan Saturnus. More
Sistem Photopolarimeter
(cacat)
(PPS) Memanfaatkan teleskop dengan polarizer untuk mengumpulkan informasi tentang tekstur permukaan dan komposisi Jupiter dan Saturnus dan informasi tentang sifat hamburan atmosfer dan kepadatan untuk kedua planet. More
Sistem gelombang Plasma
(aktif)
(PWS) Menyediakan kontinu, pengukuran selubung-independen dari profil elektron-density di Jupiter dan Saturnus serta informasi dasar tentang interaksi gelombang-partikel lokal, berguna dalam mempelajari magnetospheres. More

Masa depan wahana

sunting

Sisa umur

sunting
 
Gambar sinyal radio dari Voyager 1 pada 21 Februari 2013[30]

Pada Desember 2017, NASA berhasil menyalakan keempat pendorong trajectory correction maneuver (TCM) Voyager 1 untuk pertama kalinya sejak tahun 1980. Pendorong TCM digunakan sebagai pengganti sekumpulan jet yang terdegradasi untuk membantu menjaga antena wahana tetap mengarah ke Bumi. Penggunaan pendorong TCM memungkinkan Voyager 1 terus mengirimkan data ke NASA selama dua hingga tiga tahun lagi.[31]

Karena daya listrik yang tersedia semakin berkurang, tim Voyager harus memprioritaskan instrumen untuk tetap menyala dan instrumen yang diharuskan untuk dimatikan. Pemanas dan sistem pesawat ruang angkasa lainnya telah dimatikan satu per satu sebagai bagian dari manajemen daya. Instrumen medan dan partikel yang paling mungkin mengirimkan kembali data penting tentang heliosfer dan ruang antarbintang telah diprioritaskan untuk tetap beroperasi. Para insinyur memperkirakan pesawat ruang angkasa tersebut akan terus mengoperasikan setidaknya satu instrumen sains hingga sekitar tahun 2025.[32]

Keluar dari Heliosfer

sunting
 
Foto Keluarga Sistem Tata Surya yang diperoleh oleh Voyager 1 (14 Februari 1990)
 
Posisi Voyager 1 di atas bidang ekliptika pada tanggal 14 Februari 1990, hari pengambilan Potret Keluarga.

Pada 14 Februari 1990, Voyager 1 mengambil "foto keluarga" Sistem Tata Surya dilihat dari luar,[33] yang termasuk gambar dari planet Bumi yang dikenal sebagai Pale Blue Dot. Segera setelah itu, kameranya dinonaktifkan untuk menghemat energi dan sumber daya komputer untuk peralatan lainnya. Perangkat lunak kamera telah dihapus dari pesawat ruang angkasa, jadi melakukan hal tersebut akan menjadi sulit untuk membuatnya bekerja lagi. Perangkat lunak dan komputer di sisi bumi untuk membaca gambar juga tidak lagi tersedia.

Pada 17 Februari, 1998, Voyager 1 mencapai kejauhan 69 AU (6,4 miliar mi; 10,3 miliar km) dari Matahari dan menyusul Pioneer 10 sebagai pesawat luar angkasa terjauh.[34][35] Bergerak sekitar 17 km/s (11 mi/s), ini memiliki kecepatan resesi heliosentris tercepat dibandingkan pesawat ruang angkasa mana pun.[36]

Saat Voyager 1 menuju ruang antarbintang, instrumennya terus mempelajari Sistem Tata Surya. Para ilmuwan Jet Propulsion Laboratory menggunakan eksperimen gelombang plasma di pesawat Voyager 1 dan 2 untuk mencari heliopause, batas di mana angin matahari bertransisi ke medium antarbintang.[37]}}, wahana ini bergerak dengan kecepatan relatif terhadap Matahari sekitar 61.197 kilometer per jam (38.026 mph).[38] Dengan kecepatan yang dipertahankan wahana saat ini, Voyager 1 bergerak sekitar 523 juta km (325 juta mi) per tahun,[39] atau satu tahun cahaya per 18,000 tahun.

Guncangan tenang

sunting
 
Jarak dekat dari raksasa gas memberikan bantuan gravitasi kepada kedua Voyager

Para peneliti dari Laboratorium Fisika Terapan Universitas Johns Hopkins mempercayai bahwa Voyager 1 memasuki guncangan tenang pada Februari 2003.[40] Ini menandai titik di mana angin matahari melambat hingga kecepatan subsonik. Beberapa ilmuwan lain menyatakan keraguannya dan membahas hal ini di jurnal Nature tanggal 6 November 2003.[41] Masalah ini tidak akan terselesaikan sampai data lain tersedia, sejak pendeteksi angin matahari Voyager 1 berhenti berfungsi pada tahun 1990. Kegagalan ini berarti deteksi guncangan tenang harus disimpulkan dari data instrumen lain yang ada di dalam pesawat.[42][43][44]

Heliopause

sunting

NASA mengumumkan pada Juni 2012 bahwa wahana tersebut mendeteksi perubahan lingkungan yang diduga berkorelasi dengan kedatangan di heliopause.[45] Voyager 1 telah melaporkan tanda peningkatan pada deteksi partikel bermuatan dari ruang antarbintang, yang biasanya dibelokkan oleh angin matahari di dalam heliosfer dari Matahari. Pesawat tersebut kemudian mulai memasuki medium antarbintang di tepi Tata Surya.[46]

Profil misi

sunting

Garis waktu perjalanan

sunting
 

Lintasan Voyager 1 terlihat dari Bumi, menyimpang dari ecliptic pada tahun 1981 di Saturnus dan sekarang mengarah ke konstelasi Ofiukus

Tanggal Kejadian
05-09-1997 Kapal luar angkasa meluncur pada 12:56:00 UTC.
10-12-1997 Memasuki sabuk asteroid.
19-12-1977 Voyager 1 menyusul Voyager 2. (lihat diagram)
08-09-1978 Keluar sabuk asteroid.
06-01-1979 Memulai fase pengamatan Jupiter.
05-03-1979 Bertemu dengan satelit Yovian.
0006:54 Terbang melintas Amalthea pada 420,200 km.
0012:05:26 Pendekatan paling dekat Jupiter pada 348,890 km dari pusat massa.
0015:14 Terbang melintas Io pada 20,570 km.
0018:19 Terbang melintas Europa pada 733,760 km.
06-03-1979
0002:15 Terbang melintas di Ganymede pada 114,710 km.
0017:08 Terbang melintas di Callisto pada 126,400 km.
13-04-1979 Fase selesai
22-08-1980 Mulai fase pengamatan Saturnus.
12-11-1980 Bertemu dengan satelit Saturnus.
0005:41:21 Terbang melintas Titan pada 6,490 km.
0022:16:32 Terbang melintas Tethys pada 415,670 km.
0023:46:30 Pendekatan terdekat Saturnus pada 184,300 km dari pusat massa.
13-11-1980
0001:43:12 Terbang melintas Mimas pada 88,440 km.
0001:51:16 Terbang melintas Enceladus pada 202,040 km.
0006:21:53 Terbang melintas Rhea pada 73,980 km.
0016:44:41 Terbang melintas Hyperion pada 880,440 km.
14-11-1980 Fase selesai
14-11-1980 Memulai misi lanjutan.
Misi lanjutan
1990-02-14 Gambar terakhir dari Program Voyager di dapatkan oleh Voyager 1 untuk menciptakan Tata Surya Foto keluarga.
17-02-1998 Voyager 1 menyusul Pioneer 10 sebagai kapal luar angkasa terjauh dari Sun, pada 69.419 AU. Voyager 1 bergerak menjauhi Matahari dengan kecepatan lebih dari 1 AU per tahun lebih cepat dari Pioneer 10.
17-12-2004 Melewati gelombang kejut pada 94 AU dan memasuki pelindung helio.
02-02-2007 Operasi subsistem plasma dihentikan.
11-04-2007 Pemanas subsistem plasma dimatikan.
16-01-2008 Menghentikan operasi eksperimen astronomi radio planet.
25-08-2012 Menyeberangi heliopause pada 121 AU dan memasuki ruang interstellar, menjadikan objek buatan pertama manusia yang keluar dari sistem tata surya.[47]
07-07-2014 Konfirmasi lanjutan [butuh klarifikasi] wahana berada di ruang interstellar.
28-11-2017 Pendorong "Trajectory correction maneuver" (TCM) diuji dalam penggunaan pertama sejak November 1980.[48]
2022-07-14 Voyager 1 telah mencapai kejauhan 23.381 miliar km (14.528 miliar mi; 156.290 AU) dari Bumi dan 23.483 miliar km (14.592 miliar mi; 156.970 AU) dari Matahari.[49]
14-11-2023 Masalah pada komputer yang terpasang membuatnya tidak dapat mengirim data yang dapat digunakan kembali ke Bumi, para insinyur mulai merencanakan dan mengembangkan perbaikan.[50][51]
22-04-2024 Para insinyur membuat kembali komunikasi dengan wahana dengan memindahkan kode dari chip memori yang rusak di FDS.[52]

Golden record

sunting
 
Golden Record Voyager
Sebuah ucapan salam anak kecil (suara Nick Sagan) dalam Bahasa Inggris yang direkam di Voyager Golden Record

Kedua wahana antariksa Voyager membawa cakram audio visual berlapis emas, sebuah kompilasi dimaksudkan untuk menampilkan keberagaman kehidupan dan kultur di Bumi jika salah satu pesawat ruang angkasa tersebut pernah ditemukan oleh penemu makhluk luar bumi mana pun.[53][54] Rekaman tersebut, dibuat di bawah arahan tim termasuk Carl Sagan dan Timothy Ferris, termasuk foto dari Bumi dan bentuk kehidupannya, berbagai informasi ilmiah, salam lisan dari orang-orang seperti Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (Kurt Waldheim) dan Presiden Amerika Serikat (Jimmy Carter) dan medley, "Sounds of Earth", yang mencakup suara ikan paus, tangisan bayi, deburan ombak di pantai, dan koleksi musik dari berbagai budaya dan era termasuk karya-karya Wolfgang Amadeus Mozart, Blind Willie Johnson, Chuck Berry dan Valya Balkanska. Musik klasik Timur dan Barat lainnya juga disertakan, serta pertunjukan musik pribumi dan rakyat dari seluruh dunia. Rekaman tersebut berisi ucapan salam dalam 55 bahasa yang berbeda.[55] Proyek tersebut bertujuan untuk menggambarkan kekayaan dari kehidupan di Bumi dan berdiri sebagai bukti kreativitas manusia dan keinginan untuk terhubung dengan kosmos.[54]

Referensi

sunting
  1. ^ "Voyager 1". NSSDC Master Catalog. NASA/NSSDC. Diakses tanggal December 26, 2019. 
  2. ^ "Voyager 1". N2YO. Diakses tanggal 26 Desember 2019. 
  3. ^ "NASA – Voyager Facts". NASA's Goddard Space Flight Center website. Diarsipkan dari versi asli tanggal December 10, 2022. Diakses tanggal May 20, 2023. 
  4. ^ "Voyager 1". NASA's Solar System Exploration website. Diarsipkan dari versi asli tanggal April 18, 2019. Diakses tanggal December 4, 2022. 
  5. ^ "Voyager – Mission Status". Jet Propulsion Laboratory. National Aeronautics and Space Administration. Diarsipkan dari versi asli tanggal January 1, 2018. Diakses tanggal January 7, 2023. 
  6. ^ "Voyager – Mission Status". Jet Propulsion Laboratory. National Aeronautics and Space Administration. Diarsipkan dari versi asli tanggal January 1, 2018. Diakses tanggal January 7, 2023. 
  7. ^ "Voyager 1". BBC Solar System. Diarsipkan dari versi asli tanggal February 3, 2018. Diakses tanggal September 4, 2018. 
  8. ^ "New Horizons conducts flyby of Pluto in historic Kuiper Belt encounter". Diakses tanggal 2 September 2015. 
  9. ^ "What If Voyager Had Explored Pluto?". Diakses tanggal 2 September 2015. 
  10. ^ Barnes, Brooks (12 September 2013). "In a Breathtaking First, NASA Craft Exits the Solar System". New York Times. Diakses tanggal 12 September 2013. 
  11. ^ Paul, Andrew (2023-12-14). "Voyager 1 is sending back bad data, but NASA is on it". Popular Science (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2023-12-15. 
  12. ^ "Voyager - Mission Status" [Voyager - Status Misi]. Jet Propulsion Laboratory (dalam bahasa Inggris). National Aeronautics and Space Administration. Diakses tanggal 5 April 2023. 
  13. ^ "1960s". JPL. Diarsipkan dari versi asli tanggal December 8, 2012. Diakses tanggal August 18, 2013. 
  14. ^ "The Pioneer missions". NASA. 2007. Diarsipkan dari versi asli tanggal August 31, 2021. Diakses tanggal August 19, 2013. 
  15. ^ "Preview Screening: The Farthest – Voyager in Space". informal.jpl.nasa.gov. NASA Museum Alliance. August 2017. Diarsipkan dari versi asli tanggal July 1, 2019. Diakses tanggal August 18, 2019. supermarket aluminum foil added at the last minute to protect the craft from radiation 
  16. ^ Mack, Pamela Etter (1998). "11". From Engineering Science to Big Science: The NACA and NASA Collier Trophy Research Project Winners (dalam bahasa Inggris). National Aeronautics and Space Administration, NASA Office of Policy and Plans, NASA History Office. hlm. 251. ISBN 978-0-16-049640-0. 
  17. ^ "Voyager 2: Host Information". NASA. 1989. Diarsipkan dari versi asli tanggal February 20, 2017. Diakses tanggal January 2, 2011. 
  18. ^ a b "VOYAGER 1:Host Information". JPL. 1989. Diarsipkan dari versi asli tanggal April 16, 2015. Diakses tanggal April 29, 2015. 
  19. ^ "High Gain Antenna". JPL. Diarsipkan dari versi asli tanggal September 21, 2013. Diakses tanggal August 18, 2013. 
  20. ^ Ludwig, Roger; Taylor, Jim (March 2002). "Voyager Telecommunications" (PDF). DESCANSO Design and Performance Summary Series. NASA/JPL. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal February 15, 2013. Diakses tanggal September 16, 2013. 
  21. ^ "NASA News Press Kit 77–136". JPL/NASA. Diarsipkan dari versi asli tanggal May 29, 2019. Diakses tanggal December 15, 2014. 
  22. ^ a b Furlong, Richard R.; Wahlquist, Earl J. (1999). "U.S. space missions using radioisotope power systems" (PDF). Nuclear News. 42 (4): 26–34. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal October 16, 2018. Diakses tanggal January 2, 2011. 
  23. ^ "Spacecraft Lifetime". JPL. Diarsipkan dari versi asli tanggal March 1, 2017. Diakses tanggal August 19, 2013. 
  24. ^ "pds-rings". Diarsipkan dari versi asli tanggal November 7, 2021. Diakses tanggal May 23, 2015. 
  25. ^ Tomayko, James E. (August 3, 1987). "Distributed Computing On Board Voyager and Galileo (chapter 6)". Dalam Kent, Allen; Williams, James G. Computers in Spaceflight: The NASA Experience. Encyclopedia of Computer Science and Technology. 18. Supplement 3. NASA. Bibcode:1988csne.book.....T. ISBN 978-0-8247-2268-5. Diarsipkan dari versi asli tanggal October 18, 2023. Diakses tanggal December 16, 2023 – via NASA History. 
  26. ^ "au.af". Diarsipkan dari versi asli tanggal October 16, 2015. Diakses tanggal May 23, 2015. 
  27. ^ "airandspace". Diarsipkan dari versi asli tanggal April 6, 2016. Diakses tanggal May 23, 2015. 
  28. ^ "Voyager 1 Narrow Angle Camera Description". NASA. Diakses tanggal January 17, 2011. 
  29. ^ "Voyager 1 Wide Angle Camera Description". NASA. Diakses tanggal January 17, 2011. 
  30. ^ "Voyager Signal Spotted By Earth Radio Telescopes". NASA. NASA TV. September 5, 2013. Diarsipkan dari versi asli tanggal May 14, 2015. Diakses tanggal May 20, 2015. 
  31. ^ "Voyager 1 spacecraft thrusters fire up after decades idle". The Irish Times. December 4, 2017. Diarsipkan dari versi asli tanggal April 28, 2019. Diakses tanggal December 4, 2017. 
  32. ^ "Voyager – Frequently Asked Questions". voyager.jpl.nasa.gov (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal August 13, 2023. Diakses tanggal June 26, 2020. 
  33. ^ "Photo Caption". Public Information Office. Diarsipkan dari versi asli tanggal September 8, 2010. Diakses tanggal August 26, 2010. 
  34. ^ "Voyager 1 now most distant man-made object in space". CNN. February 17, 1998. Diarsipkan dari versi asli tanggal June 20, 2012. Diakses tanggal July 1, 2012. 
  35. ^ Clark, Stuart (September 13, 2013). "Voyager 1 leaving solar system matches feats of great human explorers". The Guardian. Diarsipkan dari versi asli tanggal June 24, 2019. Diakses tanggal December 18, 2016. 
  36. ^ "Voyager – NASA Probe Sees Solar Wind Decline". voyager.jpl.nasa.gov (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal March 8, 2024. Diakses tanggal April 4, 2024. 
  37. ^ "Voyager 1 in heliopause". JPL. Diarsipkan dari versi asli tanggal May 14, 2012. Diakses tanggal August 18, 2013. 
  38. ^ "Mission Status". JPL. Diarsipkan dari versi asli tanggal January 1, 2018. Diakses tanggal February 14, 2020. 
  39. ^ Wall, Mike (September 12, 2013). "It's Official! Voyager 1 Spacecraft Has Left Solar System". Space.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal January 18, 2016. Diakses tanggal May 30, 2014. 
  40. ^ Tobin, Kate (November 5, 2003). "Spacecraft reaches edge of Solar System". CNN. Diarsipkan dari versi asli tanggal March 4, 2016. Diakses tanggal August 19, 2013. 
  41. ^ Fisk, Len A. (2003). "Planetary Science: Over the edge?" (PDF). Nature. 426 (6962): 21–2. Bibcode:2003Natur.426...21F. doi:10.1038/426021a . PMID 14603294. 
  42. ^ Krimigis, S. M.; Decker, R. B.; Hill, M. E.; Armstrong, T. P.; Gloeckler, G.; Hamilton, D. C.; Lanzerotti, L. J.; Roelof, E. C. (2003). "Voyager 1 exited the solar wind at a distance of ~85 au from the Sun". Nature. 426 (6962): 45–8. Bibcode:2003Natur.426...45K. doi:10.1038/nature02068. PMID 14603311. 
  43. ^ McDonald, Frank B.; Stone, Edward C.; Cummings, Alan C.; Heikkila, Bryant; Lal, Nand; Webber, William R. (2003). "Enhancements of energetic particles near the heliospheric termination shock". Nature. 426 (6962): 48–51. Bibcode:2003Natur.426...48M. doi:10.1038/nature02066. PMID 14603312. 
  44. ^ Burlaga, L. F. (2003). "Search for the heliosheath with Voyager 1 magnetic field measurements" (PDF). Geophysical Research Letters. 30 (20): n/a. Bibcode:2003GeoRL..30.2072B. doi:10.1029/2003GL018291 . Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal December 2, 2017. Diakses tanggal August 2, 2018. 
  45. ^ "NASA Voyager 1 Spacecraft Nears Interstellar Space". Space.com. June 18, 2012. Diarsipkan dari versi asli tanggal July 5, 2013. Diakses tanggal August 19, 2013. 
  46. ^ "Data From NASA's Voyager 1 Point to Interstellar Future". NASA. June 14, 2012. Diarsipkan dari versi asli tanggal June 17, 2012. Diakses tanggal June 16, 2012. 
  47. ^ Ferris, Timothy (August 20, 2017). "How the Voyager Golden Record Was Made". The New Yorker (dalam bahasa Inggris). ISSN 0028-792X. Diarsipkan dari versi asli tanggal January 15, 2024. Diakses tanggal January 15, 2024. 
  48. ^ Greicius, Tony (December 1, 2017). "Voyager 1 Fires Up Thrusters After 37 Years". NASA (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal February 19, 2021. Diakses tanggal December 13, 2017. 
  49. ^ Menurut halaman status Jet Propulsion Laboratory (JPL) [1] Diarsipkan January 1, 2018, di Wayback Machine.
  50. ^ "Engineers Working to Resolve Issue With Voyager 1 Computer – The Sun Spot". blogs.nasa.gov (dalam bahasa Inggris). December 12, 2023. Diarsipkan dari versi asli tanggal January 16, 2024. Diakses tanggal January 14, 2024. 
  51. ^ "Voyager 1 stops communicating with Earth". edition.cnn.com (dalam bahasa Inggris). December 13, 2023. Diarsipkan dari versi asli tanggal April 2, 2024. Diakses tanggal March 26, 2024. 
  52. ^ "NASA's Voyager 1 Resumes Sending Engineering Updates to Earth – Voyager". blogs.nasa.gov (dalam bahasa Inggris). April 22, 2024. Diarsipkan dari versi asli tanggal April 22, 2024. Diakses tanggal April 22, 2024. 
  53. ^ Ferris, Timothy (May 2012). "Timothy Ferris on Voyagers' Never-Ending Journey". Smithsonian Magazine. Diarsipkan dari versi asli tanggal November 4, 2013. Diakses tanggal August 19, 2013. 
  54. ^ a b Gambino, Megan. "What Is on Voyager's Golden Record?". Smithsonian Magazine (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal April 8, 2020. Diakses tanggal January 15, 2024. 
  55. ^ "Voyager Golden record". JPL. Diarsipkan dari versi asli tanggal September 27, 2011. Diakses tanggal August 18, 2013. 

Pranala luar

sunting