Bendungan Sigura-gura
Bendungan Sigura-gura adalah sebuah bendungan yang terletak 23,3 km dari hulu Sungai Asahan (Danau Toba), atau 8,8 km dari Bendungan Siruar dan 1 km di hilir Air Terjun Sigura-Gura. Bendungan ini adalah bendungan terbesar kedua di Indonesia setelah Bendungan Sutami. Bendungan ini berfungsi untuk menjamin ketersediaan air bagi PLTA Sigura-gura.
Bendungan Sigura-gura | |
---|---|
Negara | Indonesia |
Lokasi | Toba, Sumatera Utara |
Kegunaan | Pembangkitan listrik |
Status | Beroperasi |
Mulai dibangun | 1978 |
Mulai dioperasikan | 1981 |
Pemilik | Indonesia Asahan Aluminium |
Kontraktor | Kajima, Mitsubishi, dan Toshiba |
Perancang | Nippon Koei |
Bendungan dan saluran pelimpah | |
Tipe bendungan | Beton |
Tinggi | 46 m |
Panjang | 173 m |
Lebar puncak | 9,5 m[1] |
Volume bendungan | 38.000 m3 |
Ketinggian di puncak | 737,5 mdpl |
Membendung | Sungai Asahan |
Jumlah pelimpah | 1 |
Tipe pelimpah | Pintu |
Kapasitas pelimpah | 750 m3 / detik |
Waduk | |
Nama | Waduk Sigura-gura |
Kapasitas normal | 810.000 m3 |
Luas tangkapan | 3.730 km2 |
PLTA Sigura-Gura | |
Jenis | Konvensional |
Jumlah turbin | 4 |
Kapasitas terpasang | 286 MW |
Produksi tahunan | 1.868.000 MWh |
Sejarah
suntingBendungan ini mulai dibangun pada bulan Mei 1978 dan selesai dibangun pada bulan Desember 1981, Bendungan ini dibuat dari beton dengan tinggi 46 meter dari dasar Sungai Asahan, dengan volume tubuh bendungan mencapai 38.000 m3. Bendungan ini dibangun untuk memenuhi kebutuhan listrik dari pabrik aluminium milik Inalum di Kuala Tanjung.
Rumah kendali
suntingSemua aktivitas pengendalian bendungan, seperti membuka dan menutup pintu air, menjalankan atau menghentikan putaran turbin, menurunkan atau menaikkan pembangkit listrik oleh generator, dsb dilakukan melalui rumah kendali.
Listrik yang dibangkitkan di PLTA Sigura-gura selanjutnya dialirkan ke pabrik Inalum di Kuala Tanjung. Sebelum dialirkan ke sana, arus listrik diatur di rumah kendali. Pengendalian tersebut dilakukan dengan bantuan komputer di rumah kendali PLTA Sigura-gura dengan sistem kendali jarak jauh. Rumah kendali tersebut juga disiapkan untuk mengendalikan semua PLTA yang akan dibangun di sepanjang Sungai Asahan.
Lihat pula
suntingReferensi
sunting- ^ Badan Penelitian dan Pengembangan Pekerjaan Umum (1995). Bendungan Besar Di Indonesia (PDF). Jakarta: Departemen Pekerjaan Umum. hlm. 230.