Wahsyi
Wahsyi bin Harb (bahasa Arab: وحشي بن حرب, Julukan: Abu Dasamah) adalah seorang mantan budak Jubair bin Muth'im sebelum menjadi orang merdeka dan seorang sahabat Nabi.[3] Dia menjadi terkenal karena mampu membunuh paman Nabi Muhammad yang memiliki julukan "Singa Allah" yakni, Hamzah bin Abdul Muthalib dan ia juga berhasil membunuh Musailamah al-Kazzab saat pertempuran Yamamah pada zaman Khalifah Abu Bakar.
Wahsyi bin Harb | |
---|---|
Meninggal | Homs[1] |
Kebangsaan | Afro-Arab |
Dikenal atas |
|
Nama
suntingWahsyi (وحشي, memiliki arti nama "yang buas" atau "yang liar").[4]
Kemerdekaan dari perbudakan
suntingWahsyi merupakan budak dari Hindun. Ia dijanjikan kemerdekaan dari perbudakan apabila mampu membunuh salah datu dari dua sahabat Muhammad yaitu Ali bin Abi Thalib atau Hamzah. Permintaan ini diberikan oleh Hindun sebagai balas dendam atas kematian ayahnya pada Pertempuran Badar. Wahsyi mengatakan kepada Hindun bahwa Ali bin Abi Thalib merupakan orang yang sulit dilawan dalam pertarungan karena memiliki kewaspadaan yang tinggi, Sedangkan Hamzah menurutnya sangat brutal dalam pertempuran dan tidak memerhatikan sekelilingnya sehingga ia dapat menyerangnya ketika sedang lengah. Mendengar jawaban tersebut, Hindun merasa puas dan menjanjikan kemerdekaan Wahsyi jika ia mampu membunuh Hamzah. Wahsyi kemudian ikut dalam Pertempuran Uhud. Ia mengikuti Hamzah dengan bersembunyi di balik pepohonan dan bebatuan agar tidak terlihat. Setelah dekat dengan Hamzah yang sedang bertarung, Wahsyi melempar lembing yang mengenai pinggang Hamzah dan tembus hingga ke antara kedua kakinya. Hamzah kemudian menyerang Wahsyi tetapi tidak mampu menyelesaikannya karena rasa sakit yang dialami akibat tusukan lembing. Hamzah kemudian meninggal dan Wahsyi mencabut lembing dari tubuh Hamzah dan kembali ke pasukan Quraisy untuk menunggu kemerdekaannya.
Memeluk Islam dan membunuh Musailamah
suntingSetelah berakhirnya Pertempuran Uhud, Wahsyi dibebaskan dan hidup di Makkah. Namun setelah Pembukaan Makkah oleh umat Muslim, Wahsyi melarikan diri ke Ta'if. Setelah Ta'if dikuasai oleh umat Muslim, Wahsyi menemui Muhammad untuk mengucapkan syahadat. Setelah Muhammad mengenali dirinya sebagai pembunuh pamannya yaitu Hamzah, Muhammad menyatakan bahwa ia tidak akan melihat Wahsyi hingga hari kebangkitan terjadi karena mengingat musibah yang menimpa Hamzah. Setelah Muhammad meninggal, Wahsyi mengikuti pertempuran Yamamah pada tahun 632 M. Ia berhasil membunuh Musailamah al-Kazzab yang mengaku sebagai nabi. Senjata yang digunakan untuk membunuh Musailamah adalah lembing yang sama yang digunakannya ketika membunuh Hamzah.[5]
Pranala luar
suntingReferensi
sunting- ^ http://hadith.islam-db.com/narrators/8146/%D9%88%D8%AD%D8%B4%D9%8A-%D8%A8%D9%86-%D8%AD%D8%B1%D8%A8
- ^ The life of Muhammad: Battle of Uhud. Pakistan Branch, Oxford University Press. 2001. ISBN 978-0196360331.
- ^ History of al-Tabari Vol. 7, The: The Foundation of the Community: Muhammad At Al-Madina A.D. 622-626/Hijrah-4 A.H. (dalam bahasa Inggris). SUNY Press. 2015-06-11. ISBN 978-1-4384-1239-9.
- ^ "Sahaba names: Wahshi". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-09-10. Diakses tanggal 6 March 2018.
- ^ The life of the Prophet (Arabic: Al-Sirah al-Nabawiyyah) - Ibn Ishaq and Ibn Hisham; Cairo, Mustafà al-Bābī al-Halabī