Wahyu 8
Wahyu 8 (disingkat "Why 8") adalah bagian dari Wahyu kepada Yohanes, kitab terakhir dalam Perjanjian Baru di Alkitab Kristen.[1][2] Pengarangnya diyakini adalah Yohanes bin Zebedeus, seorang dari Keduabelas Rasul Yesus Kristus.[3] Berisi penglihatan Yohanes akan peristiwa yang terjadi di sorga setelah keenam meterai pertama dibuka sampai peniupan empat dari tujuh sangkakala.[4][5]
Wahyu 8 | |
---|---|
Kitab | Kitab Wahyu |
Kategori | Apokalips |
Bagian Alkitab Kristen | Perjanjian Baru |
Urutan dalam Kitab Kristen | 27 |
Teks
sunting- Naskah aslinya ditulis dalam bahasa Yunani Koine.
- Sajumlah naskah kuno tertua yang memuat bagian pasal ini dalam bahasa Yunani kuno adalah
- Papirus 115 (~ 275 M; terlestarikan: ayat 3-8, 11-13)
- Codex Sinaiticus (~330-360 M)
- Codex Alexandrinus (~400-440 M)
- Codex Ephraemi Rescriptus (~450 M; terlestarikan: ayat 1-4)
- Pasal ini dibagi atas 13 ayat.
Struktur
suntingTerjemahan Baru (TB) membagi pasal ini
- Wahyu 8:1–5 = Meterai ketujuh dibuka; kesunyian di sorga
- Wahyu 8:6–13 = Keempat sangkakala yang pertama
Ayat 1
sunting- Dan ketika Anak Domba itu membuka meterai yang ketujuh, maka sunyi senyaplah di sorga, kira-kira setengah jam lamanya. (TB)[6]
Ayat 2
sunting- Lalu aku melihat ketujuh malaikat, yang berdiri di hadapan Allah, dan kepada mereka diberikan tujuh sangkakala. (TB)[7]
Pembukaan meterai yang ketujuh memulaikan tujuh sangkakala hukuman; jadi, sangkakala hukuman itu adalah meterai yang ketujuh. Sangkakala hukuman adalah hukuman yang bersifat sebagian (Wahyu 8:1–9:21; Wahyu 11:15–19), sementara hukuman dari ketujuh cawan itu (Wahyu 16:1–21) lebih hebat lagi. Sangkakala hukuman yang ketujuh akan mengumumkan tujuh cawan hukuman (Wahyu 16:1–21). Kesenyapan di sorga terjadi karena kengerian kedatangan hukuman-hukuman atas dosa.[8]
Ayat 3
sunting- Maka datanglah seorang malaikat lain, dan ia pergi berdiri dekat mezbah dengan sebuah pedupaan emas. Dan kepadanya diberikan banyak kemenyan untuk dipersembahkannya bersama-sama dengan doa semua orang kudus di atas mezbah emas di hadapan takhta itu. (TB)[9]
Doa-doa orang kudus yang disinggung berulang-ulang (Wahyu 5:8; Wahyu 8:3–4) menunjukkan bahwa doa syafaat dari orang percaya sangat penting dalam pembinasan kejahatan dan penegakan kebenaran di atas bumi (Wahyu 5:8)
- 1) Yohanes menyebut doa-doa dari semua orang kudus. Demikianlah, doa orang kudus dari masa kesengsaraan besar di bumi digabung dengan doa orang kudus di sorga (bandingkan Wahyu 6:9–11). Orang kudus di sorga menaruh perhatian besar terhadap peristiwa-peristiwa yang terjadi di bumi.
- 2) Perhatikanlah bahwa dalam satu arti Allah menyimpan doa-doa kita. Sekalipun Tuhan tampaknya tidak menjawab semua doa kita secara langsung, Ia tidak mengesampingkannya, melainkan Ia menyimpannya bagi suatu saat yang tepat untuk menggenapinya.[8]
Ayat 11
suntingLihat pula
suntingReferensi
sunting- ^ Merrill C. Tenney. 1995. Survei Perjanjian Baru. Malang: Yayasan Penerbit Gandum Mas.
- ^ Peter Wongso. 1999. Eksposisi Doktrin Alkitab: Kitab Wahyu. Malang: Seminari Alkitab Asia Tenggara.
- ^ Willi Marxsen. Introduction to the New Testament. Pengantar Perjanjian Baru: pendekatan kristis terhadap masalah-masalahnya. Jakarta:Gunung Mulia. 2008. ISBN 9789794159219.
- ^ John Drane. Introducing the New Testament. Memahami Perjanjian Baru: Pengantar historis-teologis. Jakarta:Gunung Mulia. 2005. ISBN 9794159050.
- ^ C. Groenen. 1984. Pengantar ke Dalam Perjanjian Baru. Yogyakarta: Kanisius. Hlm.394-398.
- ^ Wahyu 8:1 - Sabda.org
- ^ Wahyu 8:2 - Sabda.org
- ^ a b The Full Life Study Bible. Life Publishers International. 1992. Teks Penuntun edisi Bahasa Indonesia. Penerbit Gandum Mas. 1993, 1994.
- ^ Wahyu 8:3 - Sabda.org
- ^ Wahyu 8:11 - Sabda.org
Pranala luar
sunting
- (Indonesia) Teks Wahyu 8 dari Alkitab SABDA
- (Indonesia) Audio Wahyu 8
- (Indonesia) Referensi silang Wahyu 8
- (Indonesia) Komentari bahasa Indonesia untuk Wahyu 8
- (Inggris) Komentari bahasa Inggris untuk Wahyu 8