Wajib militer di Singapura
Wajib militer di Singapura atau Perkhidmatan Negara (bahasa Inggris: National Service, singkatan: NS) adalah suatu kewajiban untuk para pria penyandang Warga Negara Singapura dan izin tinggal tetap generasi kedua setelah mencapai usia 18 tahun.
Mereka yang diharuskan menjalani wajib militer sepenuh waktu (disebut Full Time National Servicemen, NSF) selama dua tahun akan berdinas di Angkatan Bersenjata Singapura (Singapore Armed Forces, SAF), Kepolisian Singapura (Singapore Police Force, SPF), atau Pasukan Pertahanan Sipil Singapura (Singapore Civil Defence Force, SCDF).
Apabila seseorang yang wajib mengikuti wamil ini sudah selesai menjalani dinasnya secara penuh, maka dia dianggap "sedia beroperasi", dan setelah itu dikenal sebagai Operationally-Ready National Serviceman (NSman) atau seorang Pedinas Nasional yang siap beroperasi. Para NSman ini mirip dengan reservis atau pasukan cadangan di negara lain. Mereka berjumlah sekitar 80% dari total jumlah angkatan bersenjata Singapura. Mereka menjadi tulang punggung Angkatan Bersenjata Singapura.
Mayoritas para pewamil ini bertugas di Angkatan Darat. Alasannya ialah karena AD membutuhkan tenaga lebih banyak daripada AL, AU, Kepolisian Singapura ataupun angkatan lainnya.
Setiap tahun, para pewamil ini dipilih untuk melalui latihan tahap tinggi atau rendah sampai mencapai usia 40 atau 50 tahun, tergantung pada pangkat mereka. Latihan intensif atau 'tahap tinggi' melibatkan operasi dalam Latihan Dalam Markas (In-Camp Training, ICT) selama tujuh hari atau lebih, sementara latihan 'tahap rendah' pula memaksudkan sesi latihan selama enam hari ke bawah.
Singapura termasuk salah satu negara di mana masa wajib militer melebihi 18 bulan dan sesudahnya ada usia wajib sebagai prajurit cadangan sampai 40 untuk pangkat rendah dan 50 tahun untuk para perwira.
Sebelum bulan Juni 2004, Singapura bahkan memiliki wamil sampai 30 bulan. Pada dasawarsa 1960-an dan 1970-an, para perwira ini bahkan diwajibkan untuk bertugas selama 36 bulan atau tiga tahun untuk mempersiapkan mereka menduduki jabatan kepemimpinan.
Kontroversi wajib militer Singapura dan Warga Negara Indonesia
suntingKarena di Singapura para pemegang kartu izin tinggal tetap (permanent residence card) juga diwajibkan mengikuti wajib miiter, maka pada bulan November 2014 hal ini mengundang kontroversi di Indonesia. Pada acara latihan bersama antara pewamil Singapura dan Angkatan Darat Indonesia, diketahui ada dua WNI yang ikut berlatih. Mereka lalu diberhentikan dalam mengikuti latihan bersama dan Indonesia melontarkan protes ke Singapura, sementara kedua pewamil ini dideportasi.[1][2][3]
Di dalam kebudayaan populer
suntingSastra
sunting- From Boys To Men: A Literary Anthology Of National Service In Singapore disunting oleh Koh Buck Song dan Umej Bhatia (2002) - Kumpulan 50 karya puisi, prosa dan skrip sandiwara oleh 30 penulis, dari 1967 sampai 2002, pada hari jadi ke-35 wajib militer di Singapura. Antologi ini memuat bebera karya yang memiliki potensi, dan temanya mengenai dilema wajib militer seperti The Fragrance Of Lallang, sebuah sonet oleh Koh Buck Song.
Film
sunting- Army Daze disutradarai oleh Ong Keng Sen (1996)
- Ah Boys to Men disutradarai oleh Jack Neo (2012–2013)
Sandiwara
sunting- Army Daze oleh Michael Chiang (1987, 2006)
- Full Tank! (2008)
- Radio Silence (2008)
- Botak Boys (2008)
- Charged (2010)
Film dokumenter
suntingReferensi
sunting- ^ http://nasional.kompas.com/read/2014/11/13/13063761/Panglima.TNI.Benarkan.2.WNI.Ikut.Wajib.Militer.di.Singapura
- ^ http://www.cnnindonesia.com/internasional/20141112182013-106-11108/wajib-militer-nasib-pr-di-singapura/
- ^ http://www.koran-sindo.com/read/924149/149/ikut-wamil-singapura-wni-dideportasi[pranala nonaktif permanen]