Wanita di Thailand
Wanita di Thailand adalah salah satu dari kaum wanita pertama di Asia yang meraih hak suara pada 1932. Mereka diwakilkan dalam politik Thailand.[2][3] Yingluck Shinawatra, seorang wanita, menjadi perdana menteri dari 2011 sampai 2014. Peran wanita dalam pembangunan nasional Thailand tak sepenuhnya berdiri. Faktor-faktor yang berdampak pada keikutsertaan wanita dalam bidang sosio-ekonomi meliputi "kesadaran kesenjangan gender dalam kebijakan dan proses perencanaan" dan stereotipe sosial.[4]
Indeks Ketidaksetaraan Gender | |
---|---|
Nilai | 0.360 (2012) |
Peringkat | 66 |
Kematian ibu (per 100,000) | 48 (2010) |
Wanita dalam parlemen | 15.7% (2012) |
Perempuan di atas 25 tahun dengan pendidikan menengah | 29.0% (2010) |
Wanita dalam tenaga kerja | 63.8% (2011) |
Indeks Ketimpangan Gender Global[1] | |
Nilai | 0.6928 (2013) |
Peringkat | 65 dari 144 |
Referensi
sunting- ^ "The Global Gender Gap Report 2013" (PDF). World Economic Forum. hlm. 12–13.
- ^ Kesalahan pengutipan: Tag
<ref>
tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernamaTDRI
- ^ Kesalahan pengutipan: Tag
<ref>
tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernamaIwanaga
- ^ Kesalahan pengutipan: Tag
<ref>
tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernamaGS
Bacaan tambahan
sunting- Macan-Markar, Marwaan. Battered Women, No Longer Alone Diarsipkan 2009-08-08 di Wayback Machine., Rights-Thailand, ipsnews.net, November 24, 2005
- Praparnun, Yada Gender Sensitivity & Accountability in Thai Government Policy Formulation, Implementation & Evaluation from an Historical Perspective, Paper for presentation at the IAFFE 2009 conference in Boston, USA
Pranala luar
suntingWikimedia Commons memiliki media mengenai Women of Thailand.
- Women's Organisations Thailand Diarsipkan 2019-09-15 di Wayback Machine.