Wawancara netral adalah suatu pendekatan dalam wawancara yang bertujuan untuk memaksimalkan keandalan informasi yang diperoleh dari wawancara, dengan memastikan bahwa data yang dikumpulkan benar-benar berasal dari wawancara itu sendiri, bukan dari pengaruh pewawancara.[1] Teknik ini dirancang untuk mengurangi berbagai faktor yang dapat mengancam validitas dan reliabilitas dalam wawancara, serta untuk meningkatkan tingkat kepercayaan data yang dikumpulkan.[2]

Wawancara netral berfokus pada teknik wawancara yang meminimalkan pengaruh pewawancara, seperti:

  • Asumsi dan pertanyaan yang mengarah: Menghindari pertanyaan yang dapat memandu atau memengaruhi jawaban wawancara.
  • Prasangka atau framing: Tidak memberi konteks atau kerangka tertentu yang bisa membatasi cara peserta berpikir tentang suatu topik.
  • Presuposisi: Menghindari pertanyaan yang mengandung anggapan yang sudah dibuat sebelumnya oleh pewawancara.
  • Metafora tak terucapkan: Menghindari penggunaan bahasa yang dapat membentuk atau mengarahkan pemikiran peserta tanpa mereka sadari.
  • Aspek nonverbal: Mengurangi pengaruh elemen nonverbal seperti paralanguage (intonasi suara, kecepatan bicara) dan gestur yang bisa mempengaruhi interpretasi peserta.[3]
  1. ^ Seidman, I. (2006) Interviewing as qualitative research: A guide for researchers in education and the social sciences. New York, NY: Teachers College Press.
  2. ^ Lincoln, Y.S. & Guba, E.G. (1985). Naturalistic Inquiry. Newbury Park, CA: Sage Publications.
  3. ^ Tosey, Paul (2015-07-31). And what kind of question is that? Thinking about the function of questions in qualitative interviewing. Edward Elgar Publishing. ISBN 978-1-78100-924-6.