Wikipedia:Artikel Pilihan/14 2017
Sepuluh Perintah Allah dalam Katolik Roma dipandang penting untuk pertumbuhan dan kesehatan rohani yang baik, serta berfungsi sebagai dasar keadilan sosial Katolik. Sepuluh Perintah Allah dibahas dalam tulisan-tulisan Gereja yang paling awal; Katekismus menyatakan bahwa Sepuluh Perintah Allah telah "menempati suatu tempat utama" dalam pengajaran iman sejak zaman Agustinus dari Hippo (tahun 354–430 M). Katekismus pertama yang digunakan secara luas dalam Gereja pada tahun 1566 menyediakan "pembahasan yang menyeluruh mengenai masing-masing perintah", tetapi memberikan penekanan yang lebih besar pada ketujuh sakramen. Ajaran Gereja mengenai Sepuluh Perintah Allah utamanya didasarkan pada Perjanjian Baru dan Lama serta tulisan-tulisan para Bapa Gereja awal. Dalam Perjanjian Baru, Yesus membebaskan para pengikutnya dari 613 peraturan, namun tetap mempertahankan Sepuluh Perintah Allah. Sepuluh Perintah Allah menginstruksikan semua orang agar menjalin hubungan dalam kasih kepada Allah dan kasih kepada sesama sesuai rangkuman oleh Yesus dalam dua "Perintah yang Utama". Tiga perintah pertama dari Sepuluh Perintah Allah menuntut penghormatan terhadap nama Allah, peringatan Hari Tuhan, dan melarang pemujaan allah lain. Perintah lainnya berkaitan dengan hubungan antar pribadi manusia, misalnya antara orang tua dan anak; perintah-perintah lain ini termasuk larangan berbohong, mencuri, membunuh, berzina, dan keinginan akan hal-hal yang dilarang. (Selengkapnya...)