Wikipedia:Artikel bagus/Usulan/Muhammad Sangidu
CATATAN PENUTUP
Belum kunjung mendapat satupun suara setuju selama 4 bulan. Hanamanteo Halaman pembicaraan saya 17 Januari 2020 04.30 (UTC)
- Diskusi di bawah adalah arsip dari pengusulan artikel bagus. Terima kasih atas partisipasi Anda. Mohon untuk tidak menyunting lagi halaman ini. Komentar selanjutnya dapat diberikan di halaman pembicaraan artikel.
Pencalonan artikel ini dikembalikan kepada pengusulnya.
- Pengusul: Fandy Aprianto Rohman (b • k • l) · Status: Selesai
Artikelnya sudah memenuhi kriteria Artikel Bagus. Fandy Aprianto Rohman (bicara) 15 September 2019 07.45 (UTC)
- Saran: Gelar seperti K.H., K.R.P.H., tidak perlu ditulis berulang-ulang. Cukup di bagian perkenalan saja. HaEr48 (bicara) 16 September 2019 14.34 (UTC)
- Tag @Fandy Aprianto Rohman @Avelin Mulyati Mimihitam 16 September 2019 14.43 (UTC)
- Sudah dikerjakan
- Tag @Fandy Aprianto Rohman @Avelin Mulyati Mimihitam 16 September 2019 14.43 (UTC)
- @Fandy Aprianto Rohman: Hmm, kalau bisa dicarikan perkiraan tahun lahir tokoh tersebut. flixwito ^(•‿•)^ 14 Oktober 2019 10.12 (UTC)
- Sudah dikerjakan
- Komentar @Fandy Aprianto Rohman @Avelin Mulyati Menurutku dari segi isi artikel ini bagus sekali. Sangat informatif mengenai salah satu tokoh awal pengembang Muhammadiyah yang cukup vital dalam perkembangan Islam di Indonesia. Terima kasih banyak untuk bung Fandy yang bekerja keras mencari tahu tentang topiknya dan menuliskan artikel ini. Informasinya memiliki referensi yang baik, penulisan cukup netral, dan cakupannya sudah luas sesuai kriteria AB. Saran-saranku di bawah ini lebih ke segi penulisan (terutama gaya penulisan dan meminta keterangan mengenai hal-hal yang kurang jelas), agar bisa memenuhi kriteria "Ditulis dengan baik" di Kriteria Artikel Bagus. Mudah-mudahan bisa ditanggapi.
- Coba peringkas/kurangi kalimat-kalimat yang mengulang-ulang informasi yang sama. Contoh bisa dilihat di [1]. Semakin banyak yang bisa diringkas, semakin bagus.
- Apakah ada nama pendek dari "Kiai Penghulu Muhammad Maklum Kamaluddiningrat" dan "Kiai Ma’ruf Ketib Tengah Amin" sehingga setelah pertama kali disebut tidak perlu ditulis nama lengkap berulang-ulang? Apalagi mengingat nama lengkapnya cukup panjang.
- Sudah dikerjakan
- Selain itu, pertimbangkan juga tidak usah mengulang nama lengkap "Muhammad Sangidu", tetapi cukup nama biasanya saja.
- Nama seperti "Dzuhayatin", "Arifin", "Widiyastuti", "Noer", "Ricklefs", dan "Nakamura" perlu memakai nama lengkap ketika pertama kali disebutkan. Kalau perlu disebutkan juga kapasitasnya, misal "sejarawan M. C. Ricklefs".
- Sudah dikerjakan
- "Muhammad Sangidu termasuk cucu dari Raden Wirokromo" Maksudnya "cicit" kan? Karena empat generasi: Raden Wirokromo -> Ronodirdjo (anak) -> Nyai Sebro (cucu) -> Sangidu (cicit).
- Sudah dikerjakan
- Kakek dari Muhammad Sangidu tersebut juga merupakan pembantu sultan dalam bidang keagamaan: maksudnya kakek disini Ronodirdjo atau Wirokromo?
- Sudah dikerjakan Ronodirdjo
- Muhammad Sangidu merupakan Kepala Penghulu Kesultanan Yogyakarta ke-13: apakah bisa disebutkan "Kepala Penghulu" ini tugasnya apa? apakah petugas utama kraton di bidang keagamaan?
- Sudah dikerjakan Sebelumnya sudah ada dalam penjelasan keterangan huruf (i). Diletakkan dalam keterangan agar pembahasan tidak melebar.
- sedulur gawan: dijelaskan artinya dalam tanda kurung.
- Sudah dikerjakan Dijelaskan dalam keterangan huruf (o)
- "Pergantian penghulu tersebut ternyata membawa pengaruh yang cukup signifikan di dalam Kampung Kauman" : kenapa hanya Kampung Kauman dan bukan wilayah lain? Apa ada hubungan khusus dengan pergantian penghulu?
- Pada masa awal-awal penyebaran paham Muhammadiyah memang juga masih fokus di Kauman sendiri dan Yogyakarta.
- Sebelum Muhammadiyah resmi berdiri, masyarakat Kauman itu isinya orang berpaham Islam tradisional semua, bahkan para penghulu sebelum Sangidu juga menganut paham Islam tradisional. Nah, ketika dia diangkat menjadi penghulu ya otomatis Muhammadiyah jadi paham mayoritas di Kauman karena dia sendiri menjadi kadernya (anggota pertama malahan). Kurang lebih 5 tahun awal Muhammadiyah berdiri, mayarakat berpaham Islam tradisional mulai menyusut dan sampai saat ini Kauman di Yogyakarta isinya warga Muhammadiyah semua, sedangkan masyarakat Kauman di wilayah lain (misal: Kauman Solo, Kauman Semarang, Kauman Salatiga) pada saat ini mayoritas berpaham Islam tradisional.
- Terima kasih penjelasannya. Saranku, dijelaskan sedikit hubungan Kauman dengan pergantian penghulu. Kalau tidak, terbacanya Kauman muncul tiba-tiba di kalimat ini tanpa ada penjelasan. HaEr48 (bicara) 14 November 2019 05.01 (UTC)
- Bangsal Pengulon: "Bangsal Pengulon menjadi tempat yang semakin terbuka bagi umat Islam": sama juga di sini
- Sudah dikerjakan
- mengusung kredo tajdid: perlu dijelaskan apa maksudnya
- Sudah dikerjakan Sebelumnya sudah ada dalam penjelasan keterangan huruf (j)
- rechtspersoon: perlu dijelaskan artinya (mungkin dalam tanda kurung)
- Sudah dikerjakan
- Aku sedang berusaha mengerti maksud paragraf "Dalam surat permohonan ini nama Muhammad Sangidu memang tidak tercantum di dalam surat permohonan tersebut .. dan seterusnya". Apakah maksudnya karena Sangidu tidak punya jabatan apa-apa jadi sebaiknya tidak dimasukkan? Bagaimana dengan keenam murid Ahmad Dahlan yang dimasukkan, apa mereka punya jabatan?
- Sudah dikerjakan Sebenarnya memang seperti itu dan murid Ahmad Dahlan lain telah menjadi abdi dalem keraton, tetapi daripada membuat bingung ya aku hapus saja bagian ini.
- Kronologis: Bagian awal subjudul "Peran dalam pengembangan Muhammadiyah" terjadi sebelum bagian "Pelantikan sebagai penghulu", aku usul bagaimana kalau ditata ulang biar kronologis. Misalnya bagian pertama "Peran dalam berdirinya Muhammadiyah", selanjutnya "Pelantikan sebagai penghulu", dan selanjutnya "Aktivitas di Muhammadiyah".
- Sudah dikerjakan
- Khatib Amin tidak mungkin bisa masuk ke dalam keraton dan bertemu langsung dengan sultan tanpa melewati otoritas hoofdpenghulu: "Khatib Amin" ini nama orang atau nama posisi? Selain itu, perlu dijelaskan relevansi paragraf ini.
- Sudah dikerjakan Gelar atau panggilan lain dari Ahmad Dahlan. Awalnya ditulis demikian agar tidak terlalu banyak juga mengulang "Ahmad Dahlan". Aku ganti "dia".
- sekolah tersebut berganti nama … akibat keputusan pemerintah Hindia-Belanda yang mengeluarkan Wilde Schoolen Ordonantie: Perlu dijelaskan kenapa nama sekolah jadi harus berubah. Apa nama sebelumnya melanggar aturan baru ini? Kalau tidak ada penjelasannya, mending dihapus saja "akibat XXX" nya daripada pembaca bingung
- Sudah dikerjakan
- Adapun TK ABA sendiri berarti “kebun anak-anak”: Maksudnya? Apa maksudnya "Bustanul Athfal" berarti "kebun anak-anak"?
- Sudah dikerjakan
- Sekian dulu. Maaf kalau agak banyak, harap maklum bahwa tujuannya bukan untuk menjatuhkan, tetapi untuk memperbaiki, mengingat artikel ini potensial sekali. Terima kasih banyak. HaEr48 (bicara) 29 Oktober 2019 14.01 (UTC)
- Satu lagi: "Sebelum Muhammadiyah berdiri, gerakan reformasi Islam hanya berpusat di Langgar Kidul ..." maksudnya "gerakan reformasi Islam di Yogyakarta"? ataukah di Nusantara hanya ada satu di Langgar Kidul ini? HaEr48 (bicara) 14 November 2019 05.01 (UTC)
- Sudah dikerjakan
- Satu lagi: "Sebelum Muhammadiyah berdiri, gerakan reformasi Islam hanya berpusat di Langgar Kidul ..." maksudnya "gerakan reformasi Islam di Yogyakarta"? ataukah di Nusantara hanya ada satu di Langgar Kidul ini? HaEr48 (bicara) 14 November 2019 05.01 (UTC)
- Tidak setuju Penulisan masih harus diperbaiki lagi. Untuk apa mengulang-ulang "Muhammad Sangidu" sampai 70 kali? Penulisan gelar juga terlalu banyak, padahal kebanyakan di antaranya tidak begitu diperlukan dalam artikel. Hanamanteo Halaman pembicaraan saya 31 Oktober 2019 03.10 (UTC)
- Komentar Senada dengan komentar-komentar di atas, gaya penulisan (terutama masalah nama atau gelar yang terlalu sering diulang) masih bisa diperbaiki lagi. Saran saya, kecuali di penyebutan pertama, ganti seluruh "Muhammad Sangidu" menjadi "Sangidu" saja atau "dia/ia/-nya". Begitu juga nama-nama lain yang sering disebut seperti "Ahmad Dahlan", cukup "Dahlan" saja atau pakai kata ganti, kecuali untuk penekanan atau untuk membedakan dari "Dahlan" yang lain. Intinya, variasikan penggunaan nama (pendek) dan kata ganti biar tidak terkesan redundan. Untuk yang lain menurut saya tidak ada masalah berarti, sudah layak untuk jadi Artikel Bagus, dan berpotensi untuk dikembangkan lebih lanjut hingga jadi Artikel Pilihan. Masjawad99💬 16 November 2019 05.39 (UTC)
- Diskusi di atas adalah arsip. Terima kasih atas partisipasi Anda. Mohon untuk tidak menyunting lagi halaman ini. Komentar selanjutnya dapat diberikan di halaman pembicaraan artikel.