Wismilak Inti Makmur

perusahaan asal Indonesia
(Dialihkan dari Wismilak)

PT Wismilak Inti Makmur Tbk adalah sebuah produsen rokok yang berkantor pusat di Surabaya. Untuk mendukung kegiatan bisnisnya, hingga akhir tahun 2022, perusahaan ini memiliki 4 fasilitas produksi, 4 sentra logistik regional, dan 22 fasilitas distribusi yang tersebar di seantero Indonesia.[2][1][3]

PT Wismilak Inti Makmur Tbk
Perusahaan publik
Kode emitenIDX: WIIM
IndustriRokok
Didirikan14 Desember 1994; 30 tahun lalu (1994-12-14)
PendiriLie Koen Lie
Tjio Ing Hien
Tjioe Ing Hwa
Oel Bian Hok
Kantor pusatSurabaya, Jawa Timur
Wilayah operasi
Indonesia
Tokoh kunci
Ronald Walla[1]
(Direktur Utama)
Indahtati Widjajadi[1]
(Komisaris Utama)
Produk
Merek
  • Galan
  • Slim
  • Satya
  • Prima
  • Arja
  • Diplomat
  • Evo
  • Robusto
  • Seleccion
PendapatanKenaikan Rp 3,704 triliun (2022)[2]
Kenaikan Rp 305,882 milyar (2022)[2]
Kenaikan Rp 244,506 milyar (2022)[2]
Total asetKenaikan Rp 2,169 triliun (2022)[2]
Total ekuitasKenaikan Rp 1,501 triliun (2022)[2]
PemilikIndahtati Widjajadi (16,14%)
Ronald Walla (15,18%)
Stephen Walla (15,18%)
Gaby Widjajadi (9,34%)
Sugito Winarko (7,30%)
Karyawan
Penurunan 3.257 (2022)[2]
Anak usahaPT Gelora Djaja
PT Gawih Jaya
Situs webwww.wismilak.com

Sejarah

sunting

1962 - 1993

sunting

Perusahaan ini memulai sejarahnya pada tanggal 26 Desember 1962[4][5] saat pasangan suami-istri, Lie Koen Lie (Wisman Ali) dan Liem Sien Nio (Sinta Dewi Sampoerna, anak ketiga dari Liem Seeng Tee, pendiri HM Sampoerna), mendirikan PT Gelora Djaja bersama Oei Bian Hok (Budiono Widjajadi) untuk memproduksi sigaret kretek tangan (SKT). Awalnya, PT Gelora Djaja mengoperasikan sebuah fasilitas produksi di Jl. Petemon Barat, Surabaya dengan hanya 10 orang pegawai untuk memproduksi SKT dengan merek Galan yang merupakan singkatan dari 'tiga sembilan'.

Pada tanggal 5 Maret 1963, PT Gelora Djaja mulai memproduksi rokok dengan merek Wismilak Kretek Special. Nama Wismilak berasal dari 'wish me luck' (bahasa Inggris: doakan aku beruntung), sedangkan logo Wismilak didominasi gambar orang tua yang dimaksudkan agar bisnis ini berumur panjang dan dapat memperoleh keberuntungan melalui kerja keras.[6]

Pada tahun 1966, PT Gelora Djaja membeli lahan seluas satu hektar di Jl. Putro Agung Wetan, Surabaya, dan kemudian membangun fasilitas produksi baru di atas lahan tersebut. Setelah selesai dibangun, fasilitas produksi tersebut mulai dioperasikan dengan mempekerjakan 45 orang. Pada tahun 1976, PT Gelora Djaja mulai mengoperasikan fasilitas produksi baru di atas lahan seluas sepuluh hektar di Jl. Buntaran no. 9, Surabaya, yang masih ditempati dan mempekerjakan ribuan orang hingga saat ini. Pada tanggal 27 November 1979, PT Putri Jaya didirikan untuk memenuhi kebutuhan kemasan kretek dari PT Gelora Djaja. Pada tanggal 4 April 1981, nama PT Putri Jaya diubah menjadi PT Putri Gelora Djaja.

Pada tanggal 14 Januari 1983, PT Gawih Jaya didirikan untuk memasarkan dan mendistribusikan produk dari PT Gelora Djaja. Nama 'Gawih' berasal dari singkatan 'Galan-Wismilak-Hidup Subur', tiga merek rokok terawal dari PT Gelora Djaja. Pada tahun 1984, PT Gelora Djaja membeli mesin pembuat kretek bermerek Decouflé dari Prancis, sehingga pada tahun 1988, PT Gelora Djaja dapat mulai memproduksi sigaret kretek mesin (SKM). Pada tahun 1989, PT Gelora Djaja meluncurkan Wismilak Diplomat sebagai SKM dengan kemasan hitam dan harga premium pertama di Indonesia.

1994 - 2012

sunting

Pada tanggal 14 Desember 1994, perusahaan ini resmi didirikan untuk memproduksi filter rokok, serta sebagai induk bagi PT Gelora Djaja, PT Gawih Djaja, dan PT Putri Gelora Djaja. Pada tahun 1998, perusahaan ini mendirikan PT Galan Gelora Djaja untuk melanjutkan produksi SKT bermerek Galan di Jl. Karang Bong no. 999, Sidoarjo. Pada tahun 2000, perusahaan ini meluncurkan Wismilak Slim sebagai SKT rendah tar dan rendah nikotin pertama di Indonesia. Pada tahun yang sama, perusahaan ini juga mulai memproduksi cerutu dengan merek Wismilak Premium Cigars, dengan Robusto sebagai varian pertama.

Pada tahun 2002, perusahaan ini mulai mengoperasikan fasilitas produksi baru di Bojonegoro. Pada tahun 2004, perusahaan ini meluncurkan Galan Slim. Setahun kemudian, perusahaan ini meluncurkan SKM berjenis mild. Pada tahun 2008, perusahaan ini mulai membangun fasilitas produksi baru di Jl. Buntaran, Surabaya. Pada tahun 2009, perusahaan ini meluncurkan Wismilak Diplomat Anniversary.

Pada tahun 2010, melalui Wismilak Foundation, perusahaan ini meluncurkan kompetisi kewirausahaan pemuda bertajuk Diplomat Success Challenge (DSC) dengan hadiah berupa hibah modal usaha, edukasi, dan pendampingan. Para peserta DSC juga dapat bergabung ke dalam jaringan alumni Diplomat Entrepreneur Network (DEN).[7] Pada tahun 2011, perusahaan ini meluncurkan kretek mild dengan merek Galan Mild. Pada tahun yang sama, perusahaan ini mulai memproduksi dua varian baru Wismilak Premium Cigars, yakni Corona dan Petit Corona. Pada tahun 2012, perusahaan ini mendivestasi PT Putri Gelora Djaja dan resmi melantai di Bursa Efek Indonesia.[8] Perusahaan ini sebenarnya telah berencana untuk melantai di bursa sejak bulan Januari 1995, tetapi kemudian dibatalkan karena terjadinya krisis keuangan 1997-1998.[9] Pada tahun 2012 juga, perusahaan ini meluncurkan Wismilak Diplomat Mild.

2013 - sekarang

sunting

Pada tahun 2014, perusahaan ini mulai mengoperasikan fasilitas produksi baru di Kertosono, Nganjuk dan meluncurkan Wismilak Diplomat Mild Menthol. Pada tahun 2016, perusahaan ini mulai mengoperasikan fasilitas produksi keduanya di Bojonegoro. Pada tahun 2017, perusahaan ini bermitra dengan PT Celanese Indonesia untuk mengembangkan bisnis produksi filter rokok. Perusahaan ini juga menguji coba produk Diplomat Impact (SKM) dan Wismilak Dirgha (SKT). Pada tahun 2019, fasilitas produksi milik perusahaan ini di Surabaya mendapat izin untuk beroperasi sebagai kawasan berikat. Perusahaan ini kemudian juga meluncurkan Diplomat Evo.

Pada semester pertama tahun 2020, di tengah pandemi COVID-19, perusahaan ini berhasil mencatatkan kenaikan laba bersih sebesar 409% persen menjadi Rp 43,6 miliar.[10] Padahal pada semester pertama tahun sebelumnya, perusahaan ini hanya berhasil mencatatkan laba bersih sebesar Rp 8,55 miliar. Sekretaris perusahaan ini, Surjanto Yasaputera, pun mengakui bahwa kenaikan tersebut didorong oleh dua produk yang baru dirilis, yakni Wismilak Satya (SKT) dan Diplomat Evo (SKM). Perusahaan ini kemudian langsung memperluas jangkauan distribusinya di Pulau Sumatera.

Pada tahun 2021, perusahaan ini meluncurkan produk SKT baru dengan merek Galan Prima, yang sudah diluncurkan kembali sejak 10 tahun pada tahun 2011. Pada tahun 2022, perusahaan ini juga meluncurkan produk SKT baru dengan merek Wismilak Arja.[2][1] Pada semester pertama tahun 2022, laba bersih perusahaan ini kembali naik sebesar 30,33% menjadi Rp 82,16 miliar. Padahal pada semester pertama tahun sebelumnya, perusahaan ini hanya berhasil mencatatkan laba bersih sebesar Rp 63,04 miliar. Sementara perusahaan publik lain yang juga bergerak di bidang produksi rokok mengalami penurunan laba bersih.[11]

Pada 30 September 2023, Muhammad Warsianto, yang menjadi penjabat direktur PT Wismilak inti Makmur, tutup usia.[12] Pada tahun 2024, Wismilak meluncurkan varian baru SKM Diplomat Evo dengan rasa buah, Mango Squizz dab Berry Squizz, serta Wismilak Arja Mangga Arumanis untuk segmen SKT dengan rasa buah.

Sejak kegemilangan Wismilak pada tahun 2020 hingga sekarang, merek rokok seperti Wismilak Arja dan Diplomat Evo dianggap sebagai penantang serius dari Minak Djinggo dan Clas Mild (Nojorono Tobacco International) serta Dji Sam Soe dan A Mild (HM Sampoerna).

Kantor pusat

sunting

Pada tahun 1993, perusahaan ini mulai menempati gedung kantor pusat baru yang terletak di sudut Jl. Darmo dan Jl. dr. Soetomo di Surabaya. Gedung yang diberi nama Grha Wismilak tersebut adalah sebuah bangunan bergaya kolonial setinggi dua lantai dan diperkirakan dibangun pada dekade 1920-an. Bangunan tersebut merupakan cagar budaya yang dilindungi oleh Pemerintah Kota Surabaya. Bila diperhatikan dari luar, fasad gedung bercat putih tersebut seolah hanya satu lantai. Di dindingnya, terdapat ornamen jendela dengan kaca patri bersegi lima.[13]

Lantai pertama dari gedung tersebut terbuat dari batu alam, sedangkan lantai keduanya terbuat dari kayu. Pada zaman dulu, bangunan dua lantai masih sangat langka. Total luas lantai dari gedung asli adalah 999,89 meter persegi, dengan lantai satu seluas 495 meter persegi, sementara lantai dua seluas 504,64 meter persegi. Menurut salah satu staf yang bekerja di sana, gedung tersebut dipindahtangankan ke perusahaan ini pada tanggal 3 Juli 1993 dari ahli warisnya. Sehingga muncul dugaan bahwa sebenarnya gedung tersebut adalah milik pribadi, tetapi lama tidak dihuni, sehingga kemudian sempat ditempati oleh Polisi Istimewa.

Bila dilihat dari depan, pintu utama gedung tersebut menghadap ke sudut jalan. Di lantai satu, dari pintu utama, bila berjalan lebih jauh akan ditemukan empat ruangan yang luas. Saat ini, keempat ruang tersebut difungsikan sebagai musholla, tempat terima tamu, dan ruang kantor. Untuk menuju lantai dua, ada satu tangga yang terbuat dari kayu dengan pegangan besi. Begitu sampai di atas, akan tampak jelas lantai kayu yang sampai saat ini masih terawat dengan baik. Di lantai dua, saat ini ditempati oleh Subdivisi Pemasaran Lapangan, Departemen Layanan Pemasaran, dan Departemen EDP. Di lantai dua juga terdapat selasar yang dapat digunakan untuk menyaksikan lalu lintas di Jl. Darmo dan Jl. dr. Soetomo.

Gedung baru kemudian diresmikan pada tanggal 9 September 2009 oleh direktur utama perusahaan ini, Willy Walla. Gedung baru tersebut berlantai empat dengan tambahan lantai atap dan lantai atas. Lantai satu seluas 533,61 meter persegi, sementara lantai dua sampai empat seluas 583,86 meter persegi. Sedangkan luas lantai atap mencapai 522,8 meter persegi, sementara luas lantai atas hanya 137 meter persegi.

Pada 16 Agustus 2023, bangunan ini digeledah oleh Subdit Tipikor Ditreskrimsus Polda Jatim karena adanya temuan dan laporan terkait pemalsuan akta otentik hingga dugaan kasus korupsi. Manajemen tak terima atas penyitaan tersebut karena gedung tersebut telah dibeli oleh PT Gelora Djaja pada tahun 1993 secara sah dengan status bersertifikat, sesuai mekanisme hukum dan perundang-undangan yang berlaku. Seperti diketahui, pada hari Senin 14 Agustus 2023, Kepolisian Daerah Jawa Timur telah melakukan tindakan penggeledahan dan usaha penyitaan Gedung Grha Wismilak yang masih aktif beroperasi sebagai kantor administrasi.

Manajemen Wismilak membenarkan berita yang menyangkut tindakan penggeledahan dan usaha penyitaan yang dilakukan Kepolisian Daerah Jawa Timur.[14]

Produk

sunting

Sigaret Kretek Tangan

sunting
Kemasan Diluncurkan Tar Nikotin
Wismilak Special 1962 36 MG 2.2 MG
Wismilak Satya 2019 38 MG 2.5 MG
Wismilak Arja 2022 38 MG 2.2 MG
Galan Kretek 2003
Galan Prima 2011
Wismilak Slim 2000 20 MG 1.5 MG
Wismilak Arja Mangga Arumanis 2024

Sigaret Kretek Mesin

sunting
Kemasan Diluncurkan Tar Nikotin
Galan International 12 2004
Wismilak Filter 2021
Wismilak Diplomat 12 1989 35 MG 1.7 MG
Wismilak Diplomat 16 1997 35 MG 1.7 MG
Wismilak Diplomat Mild 16 2012 13.5 MG 1 MG
Wismilak Diplomat Mild Menthol 16 2014 9 MG 0.7 MG
Wismilak Diplomat Mild Berry Spark 16 2024 9 MG 0.7 MG
Wismilak Diplomat Mild Berry Spark 12 2024 9 MG 0.7 MG
Wismilak Diplomat Impact 16 2016 20 MG 1.3 MG
Wismilak Diplomat Evo 16 2019 16 MG 1 MG
Wismilak Diplomat Evo 12 2023 16 MG 1 MG
Wismilak Diplomat Evo Sopra 16 2023 14 MG 1 MG
Wismilak Diplomat Evo Berry Squizz 12 2024
Wismilak Diplomat Evo Mango Squizz 12

Cerutu

sunting
  • Wismilak Premium Cigar
  • Wismilak Premium Seleccion Corona Tube
  • Wismilak Premium Seleccion Petit Corona Tube
  • Wismilak Premium Seleccion Robusto Tube

Produk dihentikan

sunting
  • Galan Mild
  • Galan Filter
  • Galan Premium
  • Galan Sahabat
  • Galan Slim
  • Galan Special
  • Galan Sliding Pack
  • MilDay
  • Mister Slim
  • Wismilak Dirgha
  • Wismilak Mild
  • Wismilak Lights
  • Wismilak Master SP
  • Wismilak Diplomat 1'15

Referensi

sunting

Lihat Juga

sunting

Tautan Luar

sunting

Socials Media

sunting