Kayu Sowang atau disebut juga kayu Soang, kayu suwang (Xanthostemon novaguineensis) adalah tumbuhan endemik Papua. Kayu sowang dapat ditemui di Pegunungan Cyclops yang membentang dari Kota Jayapura hingga Kabupaten Jayapura. Kayu sowang dapat dijadikan arang untuk memasak. Arang dari kayu ini dapat digunakan berkali-kali.[1]

Xanthostemon merupakan salah satu marga dalam famili tumbuhan Myrtaceae yang ditemukan dalam bentuk semak dan pohon. saat ini telah diketahui sebanyak 45-50 spesies Xanthostemon yang tersebar di Kaledonia Baru, Australia, Kepulauan Solomon, Papua Nugini, Indonesia.[2][3]

Deskripsi sunting

Kayu Sowang tergolong kayu yang tahan terhadap serangan perusak kayu yakni rayap tanah, penggerek kayu di laut, cendawan pelapuk putih dan cendawan pelapuk cokelat. Karena sifat kayu sowang yang kuat, kayu sowang sering dieksploitasi oleh masyarakat. Eksploitasi tersebut berasal dari konversi lahan untuk pemukiman dan pembangunan di Jayapura. Eksploitasi berlebihan dan usaha meregenerasi belum berjalan membuat kayu sowang terancam punah.[4]

Morfologi sunting

Habitus dan Daun sunting

Xanthostemon novoguineensis Valet (sowang) dapat ditemukan dalam dua tipe perawakan yaitu dalam bentuk tegakan dan semak. Tumbuhan sowang yang berperawakan tegakan adalah individu yang tumbuh dari biji dan merupakan perawakan sesungguhnya. Tinggi pohon dapat mencapai 40 m dengan diameter dapat mencapai 80 cm. Pepagan dengan bagian dalam berwarna coklat kemerahan, bergetah yang tidak menyolok. Kayu teras keras cokelat tua hingga hitam pekat.[5]

Daun tumbuhan sowang merupakan daun tunggal, phyllotaxis 2/5, bertepi daun rata. Susunan tulang daun meyirip dengan besar sudut tulang daun berkisar 60-80°. Daun pada tumbuhan sowang memiliki intervenium yang menunjukkan adaptasi pada habitat yang cenderung kering. Pada tumbuhan muda, daun umumnya berbentuk elliptic, obelliptic dan kemudian lebih banyak berbentuk obovate pada tumbuhan dewasa, terutama pada ketegori individu tegakan.[6]

Perbungaan dan Bunga sunting

Bunga sowang merupakan salah satu dari 6 jenis Xanthostemon berbunga merah.[2] Bunga sowang berwarna merah dan tersusun dalam perbungaan majemuk berbentuk malai rata yang bersifat aksilar. Perbungaan sowang disusun oleh 3-10 unit perbungaan yang tersusun rapat dan umumnya masing-masing unit perbungaan terdiri atas 3 bunga, sering dijumpai dapat berjumlah 2 atau 4. Daun mahkota berjumlah 5-6 dengan ukuran kecil, terlihat menyisik pada pangkal tangkai sari yang berjumlah 16-18 buah. Kepala sari dihubungkan pada bagian pangkal dengan tangkai sari (basifixed). Daun kelopak berjumlah 4-5, berwarna hijau, kecil dan tidak menyolok.

Buah dan Biji sunting

Buah sowang bersifat dehiscent dengan dasar buah menyatu dengan hipantium. Buah akan pecah menjadi 3 bagian, masing-masing bagian terdiri dari 2 ruang, memiliki 6 ruang. Setiap buah mengandung 30-36 biji. Biji sowang berbentuk bulat pipih dengan diameter 1,5–2 mm, ringan, tidak berbulu dan tidak bersayap. Ukuran biji sowang termasuk dalam kategori biji yang sangat kecil. Tidak semua proses perkecambahan biji berukuran kecil memiliki kemampuan menumbuhkan dan membuat akar berfungsi tepat pada saat dibutuhkan.

Referensi sunting

  1. ^ "Kayu Sowang Tumbuhan Asli Pegunungan Cyclops, yang Kini Terancam Punah". Mongabay Environmental News (dalam bahasa Inggris). 2017-06-16. Diakses tanggal 2020-02-29. 
  2. ^ a b PG, Wilson (1990). "A revision of the genus Xanthostemon (Myrtaceae) in Australia. Telopea 3 (4): 451-476" (PDF). Karakterisasi morfologi Xanthostemon novoguineensis Valeton (Myrtaceae) dari Papua. 1 (3): 466–471. doi:10.13057/psnmbi/m010315.  line feed character di |journal= pada posisi 60 (bantuan); line feed character di |title= pada posisi 52 (bantuan)
  3. ^ MS, MLT, S (eds), Sosef, Hong, Prawiroatmodjo (1998). "Plant resources of South-East Asia 5 (3): Timber Trees: Lesser-Known Timbers. Prosea, Bogor" (PDF). Karakterisasi morfologi Xanthostemon novoguineensis Valeton (Myrtaceae) dari Papua. 1 (3): 466–471. doi:10.13057/psnmbi/m010315.  line feed character di |journal= pada posisi 60 (bantuan); line feed character di |title= pada posisi 19 (bantuan)
  4. ^ S., Wilujeng, (2010). "The effects of forest burning and logging toward regeneration ability of sowang (Xanthostemon novaguineense Valet.) in Cycloop Mountain, Jayapura, Papua. Biodiversitas, 11 (4), 194–199". STUDI AWAL KULTUR BIJI SOWANG (Xanthostemon novaguineense Valet.) SECARA IN-VITRO (e-ISSN : 2541-4208 p-ISSN : 2548-1606): 194–199.  line feed character di |title= pada posisi 22 (bantuan); line feed character di |journal= pada posisi 66 (bantuan)
  5. ^ PG, F, Wilson, Pitisopa (2007). "Xanthostemon melanoxylon (Myrtacea) a new species from the Solomon Islands. Telopea 11 (4): 399-403" (PDF). Karakterisasi morfologi Xanthostemon novoguineensis Valeton(Myrtaceae) dari Papua. 1 (2407-8050): 466–471. doi:10.13057/psnmbi/m01031.  line feed character di |title= pada posisi 38 (bantuan)
  6. ^ ED, Merrill (1952). "Notes on Xanthostemon F. Mueller and Kjelbergiodendron Burret J Arnold Arboretum 33: 150-161" (PDF). Karakterisasi morfologi Xanthostemon novoguineensis Valeton(Myrtaceae) dari Papua Morphological characterization of Xanthostemon novoguineensis Valeton (Myrtaceae) fromPapua. 1 (2407-8050): 466–471. doi:10.13057/psnmbi/m010315.  line feed character di |journal= pada posisi 82 (bantuan); line feed character di |title= pada posisi 37 (bantuan)