Xie Xuan
Xie Xuan (Hanzi: 谢玄,343-388) adalah seorang jenderal Dinasti Jin yang terkenal berkat jasanya mengalahkan pasukan kerajaan Qin Awal dalam Pertempuran Feishui sehingga mencegah ambisi Fu Jian, kaisar Qin Awal menaklukkan Jin dan menyatukan Tiongkok.
Kehidupan awal
suntingXie Xuan adalah putra dari Xie Yi yang tidak lain adalah kakak dari Xie An, sang perdana menteri Jin yang terkenal. Ia dilahirkan di Yangxia (sekarang Taikang, Henan). Pada awal kariernya, Xie Xuan dan pamannya melayani sebagai staff Huan Wen, jenderal yang paling berkuasa pada masa itu. Huan Wen sangat terkesan dengan bakat Xie, pernah suatu kali dia berkomentar dengan membandingkannya dengan Wang Xun, salah seorang bawahannya yang lain.
Hingga usianya yang ke-40, Tuan Xie akan mendapatkan panji dan tongkat kuasa seorang jenderal besar, sementara Tuan Wang akan menjadi perdana menteri ketika rambutnya masih hitam, mereka berdua adalah orang yang luar biasa.
Setelah kematian Huan Wen tahun 373, Xie melayani saudara Huan Wen, yaitu Huan Huo. Pada tahun 377, pemerintah kerajaan sedang mencari jenderal yang mampu mempertahankan perbatasan timur laut (sekarang wilayah Jiangsu) dari serbuan Qin Awal. Pamannya, Xie An merekomendasikannya pada kaisar, suatu tindakan yang kontroversial karena melanggar tradisi saat itu mengenai larangan merekomendasikan orang yang berasal dari klan sendiri. Chi Hao, yang sering berselisih dengan Xie An, berkomentar, “Xie An, dengan penilaiannya yang baik, telah membuat langkah yang bagus yang bertentangan dengan sentimen publik, dan saya yakin Xie Xuan tidak akan mengecewakan harapannya.” Chi berkomentar demikian karena dia juga pernah bekerja sebagai bawahan Huan Wen dan mengakui bakat Xie.
Setelah menerima jabatannya, Xie segera merekrut orang-orang gagah untuk membentuk pasukan elit, salah seorang dari mereka adalah Liu Laozhi yang belakangan menjadi asistennya dan komandan garis depan. Akhirnya Xie berhasil membentuk pasukan terbaik di antara pasukan Jin yang dikenal dengan Pasukan Beifu (北府兵). Pasukannya pertama kali unjuk gigi pada tahun 378 ketika pasukan Qin Awal menyerbu kota-kota strategis Jin, yaitu Xiangyang (sekarang Xiangfan, Hubei), Weixing (sekarang Ankang, Shaanxi), dan Pengcheng (sekarang Xuzhou, Jiangsu). Mula-mula pasukan Qin Awal berhasil menduduki Pengcheng lalu menyusul Xiangyang dan Weixing. Tahun 379, Xie merebut kembali Pengcheng dan menggunakannya sebagai basis untuk melancarkan serangan balasan untuk merebut dua kota lainnya serta mengalahkan dua jenderal Qin, Ju Nan dan Peng Chao. Kemenangan ini adalah kemenangan besar pertama bagi Jin atas Qin Awal dan menaikkan moral pasukan Jin.
Pertempuran Feishui
suntingTahun 383, Qin Awal melancarkan serangan besar-besaran untuk menghancurkan Jin. Xie dan pasukan Beifu nya dikirim ke garis depan untuk menghadapi serbuan ini, ia lalu melaporkan hal ini pada pamannya Xie Shi yang menjadi komandan tertinggi. Xie Shi pada mulanya terintimidasi oleh kekuatan Qin yang lebih besar, ia berencana untuk menghalangi laju pasukan Qin tanpa pertempuran besar. Namun setelah mendengar saran Zhu Xu (utusan Qin yang dulunya adalah jenderal Jin yang dipaksa menyerah dan takluk pada Qin dalam pertempuran di Xiangyang, namun masih setia pada Jin), ia memutuskan untuk menghadapi pasukan Qin yang tiba lebih dulu. Xie Xuan dan Liu Laozhi dengan 5000 prajurit pilihan menyerang pasukan Qin yang ditempatkan di Sungai Luojian dan berhasil membunuh komandan musuh disana. Kemenangan ini membuat semangat pasukan Jin semakin berkobar. Ketika gelombang pasukan Qin berikutnya tiba, posisi kedua belah pihak saling berhadapan satu sama lain di seberang sungai Fei.
Xie Xuan memanfaatkan nafsu Fu Jian yang ingin cepat menang, dikirimnya surat tantangan perang pada Fu Rong, komandan tertinggi Qin yang juga adalah adik Fu Jian yang meminta agar pasukan mereka mundur sedikit untuk memberi tempat bagi pasukan Jin untuk menyeberangi sungai lalu baru berhadapan di medan perang. Setelah mendiskusikan hal ini dengan kakaknya, Fu Rong memerintahkan pasukannya untuk mundur memberi kesempatan pada pasukan Jin menyeberang. Begitu diperintahkan mundur, Zhu Xu yang ditempatkan di belakang segera berseru “Qin sudah kalah !” sehingga pasukan Qin dilanda kepanikan. Pasukan Qin terdiri dari berbagai suku bangsa sehingga semangat berkorban dan bertempur demi pimpinan rendah, maka tidak heran pasukan itu begitu mudah kacau. Pasukan Xie Xuan yang telah tiba di seberang segera menyerang pasukan Qin yang sedang panik itu dengan sengit dan berhasil membunuh Fu Rong yang sedang mengatur kembali pasukannya di garis belakang. Fu Jian melarikan diri bersama sisa pasukannya. Sejak itu Qin Awal tidak menjadi ancaman berarti lagi bagi Jin karena setelah kekalahan Feishui, negeri itu dilanda konflik internal.
Pasca Pertempuran Feishui
suntingAtas jasanya dalam pertempuran ini, Xie Xuan dianugerahi gelar Adipati Xianwu dari Kangle (康乐献县武公). Setelah jenderal besar, Huan Chong wafat pada tahun 384, Xie Xuan dicalonkan untuk menggantikannya, namun ia sadar bahwa keluarga Huan tidak akan senang jika menyerahkan kekuasaan Huan Chong kepada orang lain, maka ia membagi tiga daerah kekuasaan Huan Chong dan membagikannya pada anggota keluarga Huan. Pada akhir tahun itu, Xie kembali memimpin pasukannya dalam rangka pemulihan Tiongkok tengah bersama dengan Huan Shiqian. Dalam waktu singkat ia berhasil memulihkan wilayah selatan Sungai Kuning. Xie juga membantu Fu Pi, putra Fu Jian yang meminta bantuan Jin untuk membantu mempertahankan Yecheng (sekarang Handan, provinsi Hebei) dari serbuan Murong Chui, mantan bawahan ayahnya yang berontak dan mendirikan dinasti Yan Akhir.
Xie berencana untuk melakukan operasi lebih lanjut untuk merebut wilayah utara Sungai Kuning, namun Murong Chui telah membuat parit-parit untuk pertahanan di sana sehingga mempersulit terwujudnya rencana itu. Xie akhirnya membatalkan seluruh rencananya setelah terjadi pemberontakkan yang dilakukan oleh jenderalnya Zhai Liao dan Zhang Yuan pada tahun 386, opini publik saat itu mengatakan bahwa pasukan Beifu sudah usang dan tidak berguna lagi. Ia memindahkan markasnya dari Pengcheng ke Huaiyin (sekarang Huai’an, Jiangsu), namun tentara Jin tetap mempertahankan seluruh wilayah selatan Sungai Kuning.
Tahun berikutnya, Xie sering sakit-sakitan sehingga sulit baginya untuk melakukan kampanye militer lebih lanjut dan beberapa kali ia memohon pengunduran diri dari jabatannya. Belakangan, ia diberi jabatan sebagai gubernur Kuaiji (sekarang Shaoxing, Zhejiang), sebuah jabatan penting namun hampir sebagian besar bertugas mengurusi masalah sipil. Ia meninggal tahun 388 ketika sedang dalam masa baktinya sebagai gubernur Kuaiji.