Xu Da (chinese: 徐達) (1332—1385) adalah seorang jenderal terkenal yang membantu berdirinya Dinasti Ming. Xu Da juga merupakan ayah mertua dari Zhu Di, yang kemudian menjadi kaisar ketiga Dinasti Ming (Kaisar Yongle).[butuh rujukan]

Infobox orangXu Da

Edit nilai pada Wikidata
Posthumous name (en) Terjemahkan武寧 Edit nilai pada Wikidata
Biografi
Kelahiran1332 (Kalender Masehi Gregorius) Edit nilai pada Wikidata
Fengyang County Edit nilai pada Wikidata
KematianFebruari 1385 (Kalender Masehi Gregorius) Edit nilai pada Wikidata (52/53 tahun)
Nanjing Edit nilai pada Wikidata
Tempat pemakamanTomb of Xu Da (en) Terjemahkan Galat: Kedua parameter tahun harus terisi! Edit nilai pada Wikidata
Right chancellor (en) Terjemahkan
1368 –
Left chancellor (en) Terjemahkan
Edit nilai pada Wikidata
Kegiatan
Pekerjaanpolitikus Edit nilai pada Wikidata
Pangkat militerJenderal Besar (1358–) Edit nilai pada Wikidata
4 Oktober 1363Battle of Lake Poyang (en) Terjemahkan Edit nilai pada Wikidata
Keluarga
AnakEmpress Xu (en) Terjemahkan, Xu Yingxu (en) Terjemahkan, Xu Huizu (en) Terjemahkan, Xu Zengshou (en) Terjemahkan Edit nilai pada Wikidata

Awal Kehidupan

sunting

Xu Da berasal dari keluarga petani miskin dari etnis Han, seperti halnya teman sekampung halamannya Zhu ZhongBa (Zhu Yuanzhang). Setelah beranjak dewasa, pada tahun 1353 Xu Da bergabung dengan pemberontak "Serban Merah" dibawah komando Guo Zixing.[butuh rujukan]

Militer

sunting

Xu Da segera mendapat kenaikan pangkat sesaat setelah bergabung dengan "Serban Merah" karena keuletan dan prestasinya. Bahkan sebelum Zhu Yuanzhang bergabung di pasukan, Xu Da sudah menjabat sebagai seorang Jenderal Junior. Xu Da menyarankan kepada Zhu Yuanzhang untuk bergabung dengan "Serban Merah" dan merekomendasikannya kepada atasannya, Guo Zixing.[butuh rujukan]

Setelah Zhu Yuanzhang menjadi Panglima menggantikan Guo Zixing, Xu Da dijadikan jenderal utama oleh Zhu Yuanzhang dan memberikan kontribusi yang sangat besar untuk Zhu, juga menjadi salah satu jenderal pelopor terbentuknya Dinasti Ming.[butuh rujukan]

Prestasi

sunting

Jatuhnya Dinasti Yuan

sunting

Pada tahun 1369, dua tahun setelah berdirinya Dinasti Ming, dengan pasukannya, Xu Da dan wakilnya Lan Yu menyerang Dadu (sekarang Beijing), ibu kota Dinasti Yuan. Kaisar Yuan terpaksa melarikan diri kembali ke wilayah Mongolia bersama dengan semua keluarganya dan sisa pasukan Yuan. Dengan demikian, berakhirlah dominasi bangsa Mongol atas Cina begitu juga dengan Dinasti Yuan.[butuh rujukan]

Hubungan dengan Korea

sunting

Xu Da mengejar sisa pasukan Yuan yang mundur sampai ke Mongolia. Yi Seonggye, yang pada akhirnya mendirikan Dinasti Joseon, pada masa itu adalah seorang Jenderal pasukan Mongol berkebangsaan Korea diperintahkan untuk menghadang pasukan Xu Da. Yi Seonggye mengetahui latar belakang dan prestasi Xu Da, menjadi gentar untuk melawannnya yang kemudian berbalik melawan Mongol bersama - sama dengan pasukan Ming.

Dengan bantuan Seonggye, Xu Da berhasil memasuki wilayah mongolia dan sampai di ibu kota Mongolia, Karakorum. Pada tahun 1370, Karakorum digempur oleh pasukan Ming dan berhasil menangkap ribuan orang penting bangsa Mongol.[butuh rujukan]

Xu Da kemudian membawa pasukannya hingga ke Transbaikalia, sebuah daerah pegunungan di Rusia, tempat terjauh di utara yang pernah dijelajahi pasukan Ming. Sesudah itu, Xu Da kembali ke Cina dan disambut dengan hormat oleh Kaisar Hongwu.

Sebagai Keluarga Kerajaan

sunting

Karena prestasi Xu Da yang gemilang dan juga dianggap sebagai teman baik, Kaisar Hongwu menjodohkan putri Xu Da dengan putra ketiganya Zhu Di, yang kemudian menjadi kaisar ketiga Ming (Kaisar Yongle). Ketika putri Xu Da menikah dengan Zhu Di, maka otomatis Xu Da menjadi anggota keluarga kerajaan, sebagai ayah mertua pangeran. Xu Da mendapatkan kemewahan yang berlimpah dan juga kenaikan pangkat. Tang He, teman baik Xu Da dan juga teman masa kecil Hongwu, menasihatinya bahwa Hongwu bukanlah seperti yang dulu lagi.[butuh rujukan]

Tang He berulang kali mengatakan bahwa segala sesuatu yang diberikan Hongwu pasti ada maksud terselubung, melihat setiap pejabat tinggi dan juga beberapa jenderal pelopor Dinasti Ming sudah disingkirkan oleh Hongwu secara kejam. Akan tetapi Xu Da mengabaikan, dan mengatakan bahwa putrinya menikah dengan pangeran ketiga adalah hal yang baik dan membahagiakan semua orang.[butuh rujukan]

Kematian

sunting

Xu Da sudah lama menderita luka di belakang punggungnya, hasil dari perang pada masa mudanya. Pada umur 50-an, luka itu semakin parah dan bahkan bernanah. Xu Da bahkan tidak bisa makan enak lagi, karena banyaknya pantangan makanan yang bisa menyebabkan infeksi pada lukanya itu, termasuk makanan kesukaannya "Daging Bebek Panggang".[butuh rujukan]

Paranoid Hongwu semakin menjadi - jadi, dia menganggap Xu Da akan menjadi ancaman bagi tahtanya dikemudian hari. Pada tahun 1385, Hongwu bermaksud menyingkirkan Xu Da, tapi takut dianggap sebagai raja yang kejam berhubung jasa Xu Da sangatlah besar bagi kerajaan. Suatu hari Hongwu mengirimi "Daging bebek Panggang" ke kediaman Xu Da dengan dalih sudah lama tidak menjamu teman baiknya itu. Xu Da teringat nasihat Tang He, barulah dia menyadari bahwa semua yang dinasihati temannya itu ternyata benar. Xu Da sekarang sangat mengerti maksud dari Hongwu, yaitu menginginkan kematian dirinya. Daging bebek itu dimakan dengan lahap, beberapa saat kemudian lukanya bereaksi dan menimbulkan rasa sakit yang luar biasa dan meninggal pada saat itu. Xu Da meninggal pada usia ke 53.[butuh rujukan]