Yudas (saudara Yesus)

Yudas, saudara Yesus dalam Alkitab
(Dialihkan dari Yudas, saudara Yesus)

Yudas (bahasa Ibrani: יְהוּדָה‎, Yehudah; bahasa Yunani: Ιουδας, Ioudas; bahasa Inggris: Jude, Judas) adalah salah seorang dari keempat saudara laki-laki Yesus menurut Perjanjian Baru Alkitab Kristen. Ia dianggap sebagai penulis Surat Yudas yang diakui sebagai salah satu bagian Alkitab Kristen, meskipun dalam pembuka surat itu ia tidak menyebut hubungan kekerabatannya dengan Yesus Kristus, melainkan hanya dengan Yakobus, saudara Yesus yang lain dengan kata-kata "Yudas, hamba Yesus Kristus dan saudara Yakobus".[1][2][3] Pada umumnya kalangan Katolik meyakini bahwa Yudas ini adalah orang yang sama dengan Rasul Yudas.[4]

Perjanjian Baru

sunting

Namanya hanya dicatat 1 kali dalam Injil Matius dan 1 kali dalam Injil Markus dalam konteks yang sama:

  1. "Bukankah Ia ini anak tukang kayu? Bukankah ibu-Nya bernama Maria dan saudara-saudara-Nya: Yakobus, Yusuf, Simon dan Yudas? Dan bukankah saudara-saudara-Nya perempuan semuanya ada bersama kita?" (Matius 13:55–56)
  2. "Bukankah Ia [Yesus] ini tukang kayu, anak Maria, saudara Yakobus, Yoses, Yudas dan Simon? Dan bukankah saudara-saudara-Nya yang perempuan ada bersama kita?" (Markus 6:3)

Beberapa kalangan Protestan, seperti R.V. Tasker[5] dan D. Hill,[6] umumnya menghubungan "saudara-saudara" ini dengan teks Matius 1:25 sebagai indikasi bahwa Yusuf "tidak bersetubuh dengan dia sampai ia melahirkan anaknya laki-laki" dan implikasinya adalah Yusuf dan Maria melakukan hubungan suami istri yang normal setelahnya. Tetapi banyak kalangan Kristen (Katolik Roma, Kristen Timur, dan beberapa Protestan) mempercayai bahwa "saudara-saudara Yesus" bukanlah anak-anak biologis Maria, yang mana merupakan bagian dari doktrin keperawanan abadi Maria. K. Beyer mengemukakan bahwa kata Yunani ἕως οὗ (sampai) setelah suatu rangkaian kata negatif biasanya sama sekali tidak memberi petunjuk mengenai apa yang terjadi setelah batas waktu yang disebutkan.[7]

Keturunannya

sunting

Hegesippus, seorang penulis Kristen pada abad ke-2 menyebutkan tentang keturunan Yudas yang hidup pada zaman Kaisar Romawi Domitian (81-96). Eusebius dari Kaisarea menuliskan hal ini dalam karyanya Historia Ecclesiae (Jilid III, bab 19-20):

"Tetapi ketika Domitian yang sama ini memerintahkan agar keturunan raja Daud harus dihukum mati, sebuah tradisi kuno menyatakan bahwa sejumlah kelompok ajaran sesat (heresi) menyampaikan tuduhan terhadap keturunan Yudas (dikatakan sebagai saudara laki-laki sang Juruselamat menurut daging), dengan alasan bahwa mereka berada dalam garis keturunan Daud dan berhubungan keluarga dengan Kristus sendiri. Hegesippus mengutarakan fakta-fakta ini dengan kata-kata demikian:

"Dari keluarga Tuhan, yang masih hidup adalah cucu-cucu Yudas, yang dikatakan sebagai saudara Tuhan menurut daging.
"Disampaikan informasi bahwa mereka termasuk ke dalam keluarga Daud, dan mereka dihadapkan kepada kaisar Domitian oleh Evocatus. Karena Domitian takut akan kedatangan Kristus, sebagaimana Herodes juga takut akan hal itu. Dan ia menanyai mereka apakah mereka keturunan Daud, dan mereka mengaku itu benar. Kemudian ia menanyai berapa jumlah tanah yang mereka miliki, atau jumlah uang yang mereka punyai. Atas kedua pertanyaan itu mereka menjawab mereka hanya mempunyai 9000 denarius, setengah dari itu dimiliki bersama oleh mereka masing-masing;
dan harta mereka tidak terdiri dari perak, melainkan sebidang tanah yang luasnya hanya 39 aker, dan dari tanah itu mereka mendapatkan uang untuk membayar pajak serta menyokong hidup mereka dengan kerja mereka sendiri."

Kemudian mereka menunjukkan tangan-tangan mereka, mempertontonkan kekasaran tubuh dan penebalan kulit di tangan karena pekerjaan berat yang terus menerus sebagai bukti pencarian nafkah mereka. Dan ketika mereka ditanya mengenai Kristus dan kerajaan-Nya, macam apa dan dimana dan kapan akan muncul, mereka menjawab bahwa itu bukanlah kerajaan sementara maupun di bumi, melainkan di surga dan atas malaikat, yang akan muncul di akhir zaman, ketika ia akan datang dengan kemuliaan untuk menghakimi orang hidup dan mati, dan memberikan kepada setiap orang sesuai pekerjaan masing-masing. Setelah mendengar hal itu, Domitian tidak memberikan hukuman atas mereka, melainkan, menganggap rendah mereka sebagai tidak berharga, ia melepaskan mereka, dan dengan surat perintah menghentikan penganiayaan atas Gereja.

Tetapi ketika mereka dilepaskan, mereka memimpin gereja-gereja karena mereka adalah saksi-sakti dan juga sanak saudara Tuhan. Dan dalam kedamaian, mereka hidup sampai pada zaman [kaisar] Trajan. Hal-hal ini disampaikan oleh Hegesippus.[8]

Eusebius juga menyatakan (dalam jilid III, Bab 32,5f.), bahwa mereka mati syahid di bawah kaisar Trajan.

Epifanius dari Salamis, dalam bukunya "Panarion", menyebut seorang bernama Yudah Kyriakos, cicit laki-laki dari Yudas, sebagai uskup Yerusalem dari kalangan orang Yahudi, yang masih hidup setelah Perang Bar Kokhba.

Lihat pula

sunting

Referensi

sunting
  1. ^ Thomas Patrick Halton, On Illustrious Men, Volume 100 of Fathers of the Church:a new translation, CUA Press, 1999 p.11
  2. ^ See Richard Bauckham, Jerome and the Early Church Fathers
  3. ^ Yudas 1:1
  4. ^ (Inggris) Bechtel, F. (1907). "The Brethren of the Lord". The Catholic Encyclopedia. New York: Robert Appleton Company. 
  5. ^ (Inggris) Tasker, R.V. (1961), The Gospel according to Saint Matthew, InterVarsity Press, hlm. 36 
  6. ^ (Inggris) Hill D. (1972), The Gospel of Matthew, London: Marshall, Morgan and Scott, hlm. 80 
  7. ^ (Inggris) Raymond E. Brown (1999), The Birth of the Messiah, Doubleday, hlm. 132, ISBN 978-0-385-49447-2 
  8. ^ Riwayat bapa-bapa gereja