Undang-Undang Kewarganegaraan India 2019: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Perbarui referensi situs berita Indonesia |
|||
(41 revisi perantara oleh 16 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 14:
| date_signed = {{start date|2019|12|12}}
| signed_by = [[Ram Nath Kovind]]<br/>{{small|[[Presiden India]]}}
| date_effective = {{start date|
| date_commenced =
| bill = Rancangan Undang-Undang Kewarganegaraan (Amandemen), 2019
Baris 30:
| white_paper =
| keywords =
| status =
}}
'''Undang-Undang Kewarganegaraan India 2019'''
[[Partai Bharatiya Janata]] yang pada kampanyenya berjanji dalam manifesto [[Pemilihan umum India 2014|pemilu 2014]] untuk menyediakan "rumah alami" bagi para pengungsi Hindu yang dipersekusi. Kerja keras para pengungsi tersebut dilaporkan di berbagai media massa..<ref>[https://www.bbc.co.uk/news/world-asia-india-34645370 Why Pakistani Hindus leave their homes for India], BBC News, 28 Oktober 2015.</ref><ref>Shreyasee Raj, [https://thediplomat.com/2019/01/safe-but-betrayed-pakistani-hindu-refugees-in-india/ Safe But Betrayed: Pakistani Hindu Refugees in India], The Diplomat, 22 Januari 2019.</ref> Pada tahun 2015, pemerintah mengeluarkan
Undang-
Pengesahan UU menyebabkan aksi demonstrasi di India.<ref name="Sigal Samuel">Sigal Samuel, "[https://www.vox.com/future-perfect/2019/12/12/21010975/india-muslim-citizenship-bill-national-register India just redefined its citizenship criteria to exclude Muslims], "''[[Vox (website)|Vox]]'', 12 Desember 2019.</ref> Kelompok Muslim dan kelompok sekuler memprotes tuduhan diskriminasi agama. Warga [[Assam]] dan negara-negara bagian timur laut lainnya terus memprotes UU ini karena khawatir bahwa imigran ilegal non-Muslim di wilayah mereka akan diizinkan tinggal di negara bagian tersebut.<ref name="angry"/>
Ada juga kekhawatiran yang muncul tentang kurang dimasukkannya beberapa negara non-muslim di negara tetangga India, seperti [[Sri Lanka]], dimana [[Shiv Sena]] dan beberapa tokoh agama khawatir tentang status kewarganegaraan dari warga Hindu berbahasa Tamil yang diizinkan menetap secara hukum di [[Tamil Nadu]] karena diskriminasi
== Sejarah legislasi ==
RUU ini diperkenalkan di Lok Sabha pada 19 Juli 2016 sebagai RUU Kewarganegaraan (Amandemen), 2016. RUU tersebut dirujuk ke Komite Parlemen Bersama pada 12 Agustus 2016. Komite menyerahkan laporannya pada 7 Januari 2019.<ref>{{cite web |title=Explained: Why the Citizenship Amendment Bill is dead, for now |url=https://indianexpress.com/article/explained/explained-why-the-citizenship-amendment-bill-is-dead-for-now-5582573/ |website=Indian express |accessdate=14 Februari 2019}}</ref>
Selanjutnya, Kabinet India menyiapkan RUU Kewarganegaraan (Amandemen), 2019 pada 4 Desember 2019 untuk diperkenalkan di parlemen.<ref name="PRS highlights">{{Cite web |url=https://www.prsindia.org/billtrack/citizenship-amendment-bill-2019 |title=The Citizenship (Amendment) Bill, 2019. Highlights, Issues and Summary |last= |first= |date= |website=PRS Legislative Research |access-date=17 Desember 2019}}</ref><ref>{{cite web
RUU tersebut kemudian disahkan oleh [[Rajya Sabha]] pada 11 Desember 2019 dengan 125 suara mendukung dan 105 suara menentangnya.<ref name=":1">{{Cite news |url=https://www.thehindu.com/news/national/parliament-clears-citizenship-amendment-bill/article30279517.ece |title=After a heated debate, Rajya Sabha clears Citizenship (Amendment) Bill |last=Nath |first=Damini |date=11 Desember 2019 |work=The Hindu |access-date=11 Desember 2019 |last2=Singh |first2=Vijaita |issn=0971-751X}}</ref><ref name=":6">{{Cite web |url=https://timesofindia.indiatimes.com/india/cab-set-to-be-law-as-rs-passes-it-125-99-indefinite-curfew-and-army-in-guwahati/articleshow/72481979.cms |title=CAB set to be law as RS passes it 125-105, indefinite curfew and Army in Guwahati |last= |first= |date=12 Desember 2019 |website=[[The Times of India]] |access-date=12 Desember 2019}}</ref> Mereka yang memilih mendukung termasuk partai sekutu BJP seperti [[Janata Dal (United)]], [[All India Anna Dravida Munnetra Kazhagam|AIADMK]], [[Biju Janata Dal]], [[Partai Negeri Telugu|TDP]] dan [[Partai Kongres YSR|YSR-Congress]], selain [[Partai Bharatiya Janata
Setelah menerima persetujuan dari [[Presiden India]] pada tanggal 12 Desember 2019, RUU tersebut berubah status menjadi [[Undang-undang Parlemen|Undang-undang]].<ref name="assent">{{Cite news |url=https://economictimes.indiatimes.com/news/politics-and-nation/citizenship-amendment-bill-gets-presidents-assent-becomes-act/articleshow/72498176.cms |title=Citizenship (Amendment) Bill gets President's assent, becomes act |date=13 Desember 2019 |work=[[Press Trust of India]] |access-date=13 Desember 2019|via=[[The Economic Times]]}}</ref> Undang-undang ini
== Amandemen ==
Undang-Undang Kewarganegaraan (Amandemen) tahun 2019 mengamandemen Undang-Undang Kewarganegaraan tahun 1955 dengan memasukkan ketentuan berikut dalam pasal 2,
{{quote |Asalkan orang-orang yang termasuk dalam komunitas minoritas, yaitu, Hindu, Sikh, Buddha, Jain, Parsi dan Kristen dari Afghanistan, Bangladesh dan Pakistan, yang telah dikecualikan oleh Pemerintah Pusat oleh atau di bawah
}}
Bagian baru, pasal 6B, dimasukkan dengan ketentuan lebih lanjut bahwa:
{{quote }}
Golongan warga yang dikecualikan sebelumnya didefinisikan dalam Peraturan Warga Negara Asing (Amandemen), 2015 (dikeluarkan berdasarkan ''UU Warga Negara Asing, 1946''):<ref name="Gazette 553">[http://egazette.nic.in/WriteReadData/2015/165755.pdf The Gazette of India, Issue 553 of 2015], 8 September 2015.</ref>
{{quote |3A. '''Pengecualian golongan warga asing tertentu'''.- (1) Orang-orang yang termasuk dalam komunitas minoritas di Bangladesh dan Pakistan, yaitu, Hindu, Sikh, Buddha, Jain, Parsi dan Kristen yang terpaksa mencari perlindungan di India karena persekusi agama atau takut akan persekusi agama dan masuk ke India pada atau sebelum tanggal 31 Desember 2014
Baris 65 ⟶ 68:
}}
Peraturan tersebut kemudian diubah pada tahun 2016 dengan menambahkan Afghanistan ke daftar negara tersebut.<ref>[http://egazette.nic.in/WriteReadData/2016/170822.pdf ''The Gazette of India'', Issue 495 of 2016], 18 Juli 2016</ref>
== Analisis ==
RUU tersebut mengubah Undang-Undang Kewarganegaraan tahun 1955 untuk memberikan kelayakan kewarganegaraan India bagi para imigran ilegal yang beragama Hindu, Sikh, Buddha, Jain, Parsi dan Kristen dari Afghanistan, Bangladesh dan Pakistan, dan yang memasuki India pada atau sebelum 31 Desember 2014. Ketentuan RUU tersebut tidak termasuk Muslim.<ref>{{Cite news|url=https://www.thehindu.com/news/national/nrc-is-anti-indian-citizen/article30053825.ece|title=NRC is anti-Indian citizen|language=en|first=Sobhana K.|last=Nair|date=23 November 2019|via=www.thehindu.com|newspaper=The Hindu}}</ref><ref>{{Cite news|url=https://www.thehindu.com/news/national/opposition-to-reach-out-to-people-about-pitfalls-of-citizenship-amendment-bill/article30197219.ece|language=en|title=Opposition to reach out to people about 'pitfalls' of Citizenship Amendment Bill|first=Sobhana K.|last=Nair|date=5 Desember 2019|via=www.thehindu.com|language=en|newspaper=The Hindu}}</ref> Undang-undang kewarganegaraan India sebelumnya, Undang-Undang Kewarganegaraan 1955, tidak menjadikan agama sebagai kriteria kelayakan untuk menjadi warga negara.<ref>{{Cite web |url=https://tirto.id/kontroversi-uu-anti-muslim-cab-di-india-yang-ramai-diprotes-enAu|title=Kontroversi UU Anti-Muslim CAB di India yang Ramai Diprotes|date=17 Desember 2019 |website=Tirto.id |access-date=19 Desember 2019}}</ref>
Di bawah UU tersebut, salah satu persyaratan untuk kewarganegaraan melalui naturalisasi adalah bahwa pemohon harus telah tinggal di India selama 12 bulan terakhir, dan selama 11 dari 14 tahun sebelumnya. RUU ini melonggarkan persyaratan 11 tahun sampai lima tahun bagi orang-orang yang memiliki enam agama dan tiga negara yang sama. RUU itu membebaskan wilayah suku Assam, [[Meghalaya]], dan Tripura dari penerapannya. Ini juga membebaskan area yang diatur melalui Izin Jalur Dalam, yang mencakup [[Arunachal Pradesh]], [[Mizoram]], dan [[Nagaland]].<ref name=":2">{{Cite web |url=http://prsindia.org/node/843781/chapters-at-a-glance |title=The Citizenship (Amendment) Bill, 2019 - Bill Summary |last= |first= |date= |website=PRS Legislative Research |language=en |access-date=10 Desember 2019 |archive-date=2019-12-10 |archive-url=https://web.archive.org/web/20191210110416/http://prsindia.org/node/843781/chapters-at-a-glance |dead-url=yes }}</ref><ref>{{Cite web |url=https://indianexpress.com/article/explained/where-the-citizenship-amendment-bill-does-not-apply-parliament-6157094/ |title=Explained: Where the Citizenship (Amendment) Bill does not apply |last=Saha |first=Abhishek |date=9 Desember 2019 |website=The Indian Express |language=en|access-date=10 Desember 2019}}</ref><ref>{{cite web |url=https://www.indiatoday.in/education-today/gk-current-affairs/story/what-is-citizenship-amendment-bill-2016-1372701-2018-10-22 |title=What is the Citizenship (Amendment) Bill 2016? |website=India Today |language=en|accessdate=26 Januari 2019}}</ref> Pencantuman Manipur dalam Izin Jalur Dalam juga diumumkan pada 9 Desember 2019.<ref name=":3">{{Cite web |url=https://timesofindia.indiatimes.com/india/bringing-ilp-for-manipur-3-ne-states-will-be-out-of-cab/articleshow/72449076.cms |title=Bringing ILP for Manipur, 3 NE states will be out of CAB |last=Jain |first=Bharti |language=en|date=10 Desember 2019 |website=The Times of India |access-date=11 Desember 2019}}</ref>
RUU tersebut mencakup ketentuan baru untuk pembatalan pendaftaran [[Kewarganegaraan Luar Negeri India]] (OCI) seperti pendaftaran melalui penipuan, dalam kasus pemegang OCI dijatuhi hukuman penjara selama dua tahun atau lebih dalam waktu lima tahun pendaftaran dan yang membutuhkan dalam kepentingan kedaulatan dan keamanan India. Ini juga termasuk ketentuan tentang pelanggaran hukum yang diberitahukan oleh pemerintah pusat. Ini juga menambah peluang bagi pemegang OCI untuk didengar sebelum pembatalan.<ref name="PRS highlights" />
=== Pengecualian untuk warga muslim ===
Warga muslim dari Pakistan, Bangladesh dan Afghanistan tidak ditawari kewarganegaraan di bawah UU yang baru.<ref>Helen Regan, Swati Gupta and Omar Khan, "[https://www.cnn.com/2019/12/11/asia/india-citizenship-amendment-bill-intl-hnk/index.html India passes controversial citizenship bill that excludes Muslims]," ''[[CNN News]]''.</ref><ref>Sam Gringlas, "[https://www.npr.org/2019/12/11/787220640/india-passes-controversial-citizenship-bill-that-would-exclude-muslims India Passes Controversial Citizenship Bill That Would Exclude Muslims]", ''[[NPR]]''</ref><ref>[https://www.japantimes.co.jp/news/2019/12/12/asia-pacific/social-issues-asia-pacific/indias-parliament-passes-contentious-citizenship-bill-excluding-muslims/#.XfP3sR-YVNB India's Parliament passes contentious citizenship bill excluding Muslims], ''[[Japan Times]]''</ref> Kritikus mempertanyakan hal tersebut. Amandemen membatasinya pada negara tetangga mayoritas Muslim di India dan, kedua, tidak menyadarinya tentang Muslim yang teraniaya di negara-negara itu, seperti [[Ahmadiyah]] di Pakistan dan [[Hazara]] di Afghanistan dan Pakistan. Dikatakan ada pengungsi dari kelompok-kelompok ini di India, yang belum ditawari bantuan.<ref name="Fair Observer">Nafees Ahmad, [https://www.fairobserver.com/region/central_south_asia/refugees-rights-india-south-asian-world-news-headlines-97021/ The Status of Refugees in India], Fair Observer, 12 September 2017.</ref><ref name="IE explained">[https://indianexpress.com/article/explained/explained-how-to-be-a-citizen-of-india-earlier-now-6165960/ Question & Answer: Citizenship amendment law explained], The Indian Express, 14 Desember 2019.</ref>
Pemerintah India mengatakan bahwa Pakistan, Afghanistan dan Bangladesh adalah negara mayoritas Muslim. Mereka telah mengubah Konstitusi mereka dalam beberapa dekade terakhir untuk mendeklarasikan Islam sebagai agama resmi negara mereka, dan karena itu umat Islam di negara-negara Islam ini "tidak mungkin menghadapi persekusi agama". Pemerintah menyatakan bahwa Muslim tidak dapat "diperlakukan sebagai minoritas yang dianiaya" di negara-negara mayoritas Muslim ini.<ref name="NYTLaw">{{Cite news|url=https://www.nytimes.com/reuters/2019/12/13/world/asia/13reuters-india-citizenship-explainer.html|title=What Does India's New Citizenship Law Mean?|date=13 Desember 2019|work=The New York Times|access-date=19 Desember 2019|issn=0362-4331|archive-date=2019-12-19|archive-url=https://web.archive.org/web/20191219003915/https://www.nytimes.com/reuters/2019/12/13/world/asia/13reuters-india-citizenship-explainer.html|dead-url=yes}}</ref><ref name="BBCClaim">{{Cite news|url=https://www.bbc.com/news/world-asia-50720273|title=Is India's claim about minorities true?|date=12 Desember 2019|access-date=19 Desember 2019}}</ref>
=== Pengecualian untuk imigran dari negara non-muslim ===
Undang-undang ini tidak termasuk negara-negara tetangga non-Muslim di India. Sebagai contoh, Undang-Undang ini tidak pernah membahas tentang pengungsi Hindu dari Sri Lanka. Partai-partai politik seperti [[Dravida Munnetra Kazhagam]] dengan dukungan [[Biju Janata Dal]] dan [[Shiv Sena]] telah menginginkan hak kewarganegaraan otomatis untuk umat Hindu Tamil dari Sri Lanka.<ref>{{Cite web|url=https://www.republicworld.com/india-news/general-news/as-cab-gets-tabled-in-rajya-sabha-exclusion-of-sri-lankan-tamils-caus|title=As CAB gets tabled in Rajya Sabha, exclusion of Sri Lankan Tamils causes dismay|last=World|first=Republic|website=Republic World|access-date=16 Desember 2019}}</ref> Mereka diizinkan [[Pengungsi di India|menetap secara hukum]] di [[Tamil Nadu]] pada 1980-an dan 1990-an karena kekerasan sistemik dari warga Sinhala di pulau tersebut, dan UU ini juga mengecualikan 29.500 warga "Bukit Tamil" (Malaiha), banyak dari mereka yang tinggal di kamp-kamp pengungsi di Tamil Nadu, menikah dengan warga negara India tetapi tidak diakui sebagai warga negara India. Namun keputusan Pengadilan Tinggi bulan Juni 2019 menyatakan bahwa mereka memenuhi syarat untuk kewarganegaraan berdasarkan hukum India yang berlaku. Lebih lanjut, menurut Suryanarayan, situasi dengan pengungsi Hindu Tamil dari Sri Lanka sangat rumit karena dalam kasus-kasus tertentu mereka tidak mencari kewarganegaraan India dan ingin kembali ke negara asalnya.<ref>{{Cite web|url=https://www.eurasiareview.com/16112019-plea-to-render-justice-for-malaiha-hill-country-tamil-refugees-from-sri-lanka-oped/|title=Plea To Render Justice For Malaiha (Hill Country) Tamil Refugees From Sri Lanka – OpEd|author2=SAAG|author1=V. Suryanarayan| date=16 November 2019|website=Eurasia Review|language=en-US|access-date=19 Desember 2019}}</ref>
Undang-undang ini tidak memberikan bantuan kepada para pengungsi Buddha Tibet dari Tiongkok. Mereka datang ke India pada 1950-an dan 1960-an. Status mereka telah menjadi pengungsi selama beberapa dekade, meskipun satu sumber menyatakan bahwa Dalai Lama diberikan suaka politik pada tahun 1959. Menurut laporan [[Komisioner Tinggi Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Pengungsi|UNHCR]] 1992, pemerintah India saat itu menyatakan bahwa mereka tetap menjadi pengungsi dan tidak memiliki hak untuk memperoleh kewarganegaraan India.<ref>{{Cite web|url= https://www.refworld.org/docid/3ae6aab124.html |title=Refworld {{!}} India: 1) Legal status of Tibetan refugees; 2) Rights of Tibetans to Indian nationality|last=untuk Pengungsi|first=Komisioner Tinggi Perserikatan Bangsa-Bangsa|website=Refworld|language=en|access-date=17 Desember 2019}}</ref>
Selain itu, undang-undang itu mengecualikan pengungsi Hindu dan Buddha dari Nepal dan Bhutan. Ada laporan bahwa Bhutan mendiskriminasi umat Hindu yang tinggal di negara itu melalui masyarakat yang hanya beragama Buddha dan saat ini ada ribuan [[Lhotshampa|pengungsi Buddha dan Hindu]] dari Bhutan yang tinggal di kamp-kamp di Nepal yang tidak dapat memperoleh kewarganegaraan baik untuk Bhutan, Nepal atau India, dan secara efektif tidak memiliki kewarganegaraan.<ref>{{Cite web|url=https://mainecampus.com/2019/04/dying-to-go-home-the-past-and-future-of-the-lhotshampa-of-bhutan/|title=Dying to go home: The past and future of the Lhotshampa of Bhutan – The Maine Campus|last=Baertlein|first=Owen|language=en-US|access-date=19 Desember 2019}}</ref>
== Akibat ==
=== Demonstrasi ===
{{main|Demonstrasi Undang-Undang Kewarganegaraan India 2019}}
[[Berkas:Locals protest against CAB CAA.jpg|jmpl|
[[Berkas:Anti CAA NRC protestors.jpg|jmpl|Masyarakat lokal dan mahasiswa [[Jamia Millia Islamia]] berunjuk rasa menolak CAA/NRC di [[New Delhi]] pada 15 Desember 2019<ref>{{Cite web|url=https://timesofindia.indiatimes.com/videos/city/delhi/demonstration-was-not-held-in-campus-locals-too-participated-in-it-jamia-millia-islamia-pro/videoshow/72652142.cms|title=Demonstration was not held in campus, locals too participated in it: Jamia Millia Islamia PRO {{!}} City - Times of India Videos|website=The Times of India|language=en|access-date=15 Desember 2019}}</ref><ref>{{Cite web|url=https://www.indiatoday.in/india/story/anti-caa-protest-not-held-in-campus-jamia-admin-1628430-2019-12-15|title=Anti-CAA protest not held in campus, says Jamia admin|last=|first=|date=15 Desember 2019|lang=en|website=India Today|archive-url=|archive-date=|access-date=15 Desember 2019}}</ref>|alt=|ka]]
Baris 75 ⟶ 98:
Akses internet dibatasi di negara bagian Assam. Jam malam diberlakukan di Assam dan Tripura karena aksi protes.<ref>{{Cite news |url=https://www.bbc.com/news/world-asia-india-50739593 |title='Anti-Muslim' citizenship law challenged in India court |date=12 Desember 2019 |access-date=12 Desember 2019 |language=en-GB}}</ref> Namun, [[Angkatan Darat India|tentara]] harus bergegas untuk mengerahkan pasukan karena para demonstran menentang jam malam itu. Layanan kereta api ditangguhkan dan beberapa maskapai penerbangan mulai menawarkan penggantian biaya penjadwalan atau pembatalan di daerah-daerah tersebut.<ref>{{Cite news |url=https://www.bbc.com/news/world-asia-india-50754065 |title=India calls in army as citizenship protests grow |date=12 Desember 2019 |access-date=12 Desember 2019 |language=en-GB}}</ref> Pejabat melaporkan bahwa setidaknya dua orang tewas setelah bentrokan dengan polisi di Guwahati.<ref>{{Cite news |url=https://www.bbc.com/news/world-asia-india-50754065 |title=Two dead as Indian police clash with protesters |date=12 Desember 2019 |access-date=12 Desember 2019 |language=en-GB}}</ref>
Pada 15 Desember, polisi secara paksa menyerbu kampus Universitas [[Jamia Millia Islamia]], tempat aksi protes terjadi, dan menahan para mahasiswa. Polisi menggunakan pentungan dan gas air mata pada para mahasiswa.<ref>{{
Pada 16 Desember, setelah aksi protes memasuki hari kelima, Perdana Menteri [[Narendra Modi]] meminta semua pihak menahan diri dalam kicauan tweet yang mengatakan "Tidak ada orang India yang khawatir tentang UU ini. UU ini hanya untuk mereka yang telah menghadapi persekusi selama bertahun-tahun di luar negeri dan tidak memiliki tempat lain kecuali India."<ref>{{
Akibat dari aksi demonstrasi ini, [[Amerika Serikat]], [[Britania Raya]], [[Israel]], [[Kanada]], [[Prancis]], dan [[Uni Emirat Arab]]<ref>{{Cite web |url=https://internasional.republika.co.id/berita/q2lyrt459/uea-terbitkan-peringatan-perjalanan-ke-india|title=UEA Terbitkan Peringatan Perjalanan ke India |date=16 Desember 2019 |website=Republika Online|access-date=17 Desember 2019}}</ref> mengeluarkan peringatan perjalanan untuk warganya yang mengunjungi wilayah timur laut India, memberitahu warga mereka untuk "berhati-hati". Kepala Menteri negara bagian India di [[Benggala Barat]], [[Punjab]], Kerala, [[Madhya Pradesh]], dan [[Chhattisgarh]] mengatakan mereka tidak akan menerapkan hukum tersebut.<ref name="auto1"/><ref>{{Cite web |url=https://in.usembassy.gov/travel-alert-for-u-s-citizens-protests-in-northeastern-states-121319/ |title=Travel Alert for U.S. Citizens: Protests in Northeastern States |date=13 Desember 2019 |website=Kedubes dan Konsulat AS di India|language=en-US |access-date=14 Desember 2019}}</ref><ref>{{Cite news |url=https://www.thehindu.com/news/national/anti-citizenship-act-protests-us-uk-france-israel-issue-travel-advisories/article30304634.ece |title=Anti-Citizenship Act protests: U.S., U.K., France, Israel issue travel advisories |date=14 Desember 2019 |work=The Hindu |access-date=14 Desember 2019|others=Special Correspondent |language=en|issn=0971-751X}}</ref>▼
=== Dukungan terhadap UU ===
▲Pada 15 Desember, polisi secara paksa menyerbu kampus Universitas [[Jamia Millia Islamia]], tempat aksi protes terjadi, dan menahan para mahasiswa. Polisi menggunakan pentungan dan gas air mata pada para mahasiswa.<ref>{{cite news |title=Demo Anti UU Kewarganegaraan Meluas, Polisi India Serbu Kampus dan Pukuli Mahasiswa|url=https://www.merdeka.com/dunia/demo-anti-uu-kewarganegaran-meluas-polisi-india-serbu-kampus-dan-pukuli-mahasiswa.html|last=Ariyanti |first=Hari|accessdate=16 Desember 2019 |work=Merdeka.com|date=17 Desember 2019}}</ref> Lebih dari seratus mahasiswa terluka dan jumlah yang sama ditahan. Tindakan polisi itu dikritik secara luas, dan mengakibatkan protes reaksioner di seluruh India.<ref name="Reuters16Dec">{{cite news |title=India citizenship law protests spread across campuses |url=https://www.reuters.com/article/us-india-citizenship-protests/india-citizenship-law-protests-spread-across-campuses-idUSKBN1YK0DD |accessdate=16 Desember 2019 |work=Reuters |date=16 Desember 2019 |language=en}}</ref>
Unjuk rasa mendukung Undang-Undang Amandemen dipimpin oleh para pemimpin BJP di Benggala Barat, yang menuduh bahwa pemerintah negara memblokir mereka. Mereka juga menuduh Ketua Menteri [[Mamata Banerjee]] salah informasi warga negara tentang undang-undang baru.<ref>[https://timesofindia.indiatimes.com/city/kolkata/bjp-takes-out-rallies-in-west-bengal-in-support-of-citizenship-law/articleshow/72841641.cms BJP takes out rallies in West Bengal in support of citizenship Law], The Times of India 17 Desember 2019. Diakses tanggal 21 Desember 2019.</ref>
Pada 21 Desember 2019 akademisi dan cendikiawan mengeluarkan pernyataan bersama mendukung UU tersebut. Dikatakan, Amendemen itu "memenuhi permintaan lama untuk menyediakan perlindungan bagi minoritas agama yang dipersekusi dari Pakistan, Bangladesh dan Afghanistan" oleh "partai-partai politik seperti Kongres, CPI-M, memotong spektrum ideologis". Ia menambahkan bahwa Undang-Undang Yang diubah "membela minoritas yang dilupakan dan menegakkan etos peradaban India".<ref>{{cite news |last1=IANS |title=Academics, intellects issue joint statement supporting CAA |url=https://www.outlookindia.com/newsscroll/academics-intellects-issue-joint-statement-supporting-caa/1691134 |accessdate=21 Desember 2019 |agency=Outlook India |date=21 Desember 2019}}</ref>
▲Pada 16 Desember, setelah aksi protes memasuki hari kelima, Perdana Menteri [[Narendra Modi]] meminta semua pihak menahan diri dalam kicauan tweet yang mengatakan "Tidak ada orang India yang khawatir tentang UU ini. UU ini hanya untuk mereka yang telah menghadapi persekusi selama bertahun-tahun di luar negeri dan tidak memiliki tempat lain kecuali India."<ref>{{cite news |title=Kerusuhan akibat UU Kewarganegaraan Kontroversial, PM India Minta Semua Menahan Diri|url=https://internasional.kompas.com/read/2019/12/17/13064371/kerusuhan-akibat-uu-kewarganegaraan-kontroversial-pm-india-minta-semua?page=all |accessdate=17 Desember 2019 |work=Kompas|via=BBC Indonesia |date=16 Desember 2019}}</ref><ref>{{Cite web|url=https://twitter.com/narendramodi/status/1206492850378002432|title=I want to unequivocally assure my fellow Indians that CAA does not affect any citizen of India of any religion. No Indian has anything to worry regarding this Act. This Act is only for those who have faced years of persecution outside and have no other place to go except India.|last=Modi|first=Narendra|date=16 Desember 2019|website=@narendramodi|language=en|access-date=17 Desember 2019}}</ref>
=== Pembatalan ===
Tidak ada permainan yang mungkin dilakukan pada hari keempat pertandingan bola [[kriket]] antara Assam dan Services di Piala Ranji 2019-20 karena aksi demonstrasi ini.<ref>{{cite web |url=https://sportstar.thehindu.com/cricket/ranji-trophy-2019-20-day-four-games-in-assam-and-tripura-suspended-due-to-curfew-citizenship-amendment-bill/article30284054.ece |title=Ranji Trophy 2019-20: Day four game in Assam suspended due to curfew over CAB |work=Sport Star |accessdate=12 Desember 2019}}</ref> KTT India-[[Jepang]] di Guwahati, yang seharusnya dihadiri oleh [[Shinzō Abe]] juga dibatalkan.<ref>{{Cite news |url=https://www.thehindu.com/news/international/india-japan-guwahati-summit-cancelled/article30294202.ece |title=India-Japan Guwahati summit cancelled in view of protests |last=Bhattacherjee |first=Kallol |date=13 Desember 2019|work=The Hindu |access-date=13 Desember 2019|issn=0971-751X}}</ref><ref>{{Cite news|url=https://www.liputan6.com/global/read/4134204/ruu-kewarganegaraan-baru-sah-picu-ricuh-pm-shinzo-abe-tunda-agenda-ke-india|title=RUU Kewarganegaraan Baru Sah Picu Ricuh, PM Shinzo Abe Tunda Agenda ke India|date=14 Desember 2019|work=[[Liputan6.com]]|access-date=17 Desember 2019|editor-last=Yulianingsih|editor-first=Tanti|first=Benedikta Miranti|last=T.V|language=id}}</ref>
▲Akibat dari aksi demonstrasi ini, [[Amerika Serikat]], [[Britania Raya]], [[Israel]], [[Kanada]], [[Prancis]], dan [[Uni Emirat Arab]]<ref>{{Cite web |url=https://internasional.republika.co.id/berita/q2lyrt459/uea-terbitkan-peringatan-perjalanan-ke-india|title=UEA Terbitkan Peringatan Perjalanan ke India |date=16 Desember 2019 |website=Republika Online|access-date=17 Desember 2019}}</ref> mengeluarkan peringatan perjalanan untuk warganya yang mengunjungi wilayah timur laut India, memberitahu warga mereka untuk "berhati-hati"
=== Dampak terhadap pengungsi ===
Keluarga pengungsi Hindu di Assam, yang hidup sejak tahun 1960-an di sebuah kamp pengungsi dan yang sejauh ini ditolak kewarganegaraannya oleh India, mengatakan bahwa amandemen UU itu "menyalakan harapan" pada awalnya. Mereka menambahkan bahwa aksi protes baru-baru ini terhadap UU dan tuntutan untuk pembatalan telah membuat mereka takut akan masa depan mereka.<ref>{{Cite web|url=https://www.telegraphindia.com/states/north-east/swing-between-hope-despair-in-assam/cid/1726282|title=Swing between hope & despair|website=Telegraph India|date=13 Desember 2019|access-date=24 Desember 2019}}</ref> In New Delhi, about 600 refugees from Pakistan living in a camp consisting of tiny shanties celebrated the new law.<ref>{{cite news|url=https://www.thenational.ae/world/asia/pakistani-hindu-migrants-celebrate-indian-citizenship-promise-while-muslims-protest-1.951268 |title=Pakistani Hindu migrants celebrate Indian citizenship promise while Muslims protest|website=The National|first=Taniya|last=Dutta |date=14 Desember 2019}}</ref> Delegasi pengungsi Sikh yang telah tiba dari Afghanistan tiga dekade lalu berterima kasih kepada pemerintah India karena telah mengubah undang-undang kewarganegaraan. Mereka menyatakan UU yang diamandemen akan memungkinkan mereka pada akhirnya memperoleh kewarganegaraan India dan "bergabung dengan arus utama".<ref>{{cite news|url=https://www.indiatoday.in/india/story/citizenship-law-will-be-implemented-so-will-be-nrc-nadda-after-meeting-refugees-from-afghanistan-1629771-2019-12-19 |title=Citizenship law will be implemented, so will be NRC: Nadda after meeting refugees from Afghanistan|website=India Today|date=19 Desember 2019}}</ref>
=== Implementasi ===
Menteri dari Kabinet Modi Mansukh Mandaviya memberikan sertifikat kewarganegaraan kepada tujuh pengungsi dari Pakistan pada 20 Desember 2019.<ref>{{cite news |title=Union Minister gives citizenship papers to Pak refugees |url=https://www.outlookindia.com/newsscroll/union-minister-gives-citizenship-papers-to-pak-refugees/1691133 |accessdate=21 Desember 2019 |agency=Outlook India |date=21 Desember 2019|language=en}}</ref>
Kepala Menteri negara bagian [[Benggala Barat]], [[Punjab]], Kerala, [[Madhya Pradesh]], [[Rajasthan]] dan [[Chhattisgarh]], yang semuanya merupakan anggota non-BJP mengatakan mereka tidak akan menerapkan hukum tersebut.<ref name="auto1"/> Negara bagian Benggala Barat dan [[Kerala]] juga menunda semua kegiatan yang berkaitan dengan persiapan dan pembaruan Daftar Penduduk Nasional yang diperlukan untuk Sensus serta pelaksanaan Daftar Nasional Warga Negara India.<ref>{{Cite web|url=https://www.indiatoday.in/india/story/caa-narc-protest-after-west-bengal-kerala-too-puts-hold-npr-work-1630230-2019-12-20|title=After West Bengal, Kerala too puts on hold NPR work|last=ThiruvananthapuramDecember 20|first=Press Trust of India|last2=December 20|first2=2019UPDATED:|website=India Today|language=en|access-date=21 Desember 2019|last3=Ist|first3=2019 23:25}}</ref>
Padahal, menteri dalam negeri India menegaskan pemerintah negara bagian tidak bisa mencabut atau membatalkan UU Kewarganegaraan yang baru.<ref name="Outlook MP 19 Dec">{{cite news |title=Sporadic protests in MP against CAA |url=https://www.outlookindia.com/newsscroll/sporadic-protests-in-mp-against-caa/1689856 |accessdate=21 Desember 2019 |work=outlookindia.com/ |date=19 Desember 2019}}</ref>
=== Upaya hukum ===
Sidang pertama oleh [[Mahkamah Agung India]] mengenai 60 petisi yang menentang UU tersebut diselenggarakan pada 18 Desember 2019. Selama sidang pertama, MA menolak untuk membatalkan Undang-Undang Kewarganegaraan yang sudah diamandemen. MA telah menetapkan 22 Januari 2020 sebagai tanggal sidang berikutnya.<ref>{{Cite news|url=https://www.antaranews.com/berita/1214848/pengadilan-india-tolak-penghentian-implementasi-uu-kewarganegaraan|title=Pengadilan India tolak penghentian implementasi UU kewarganegaraan |date=18 Desember 2019 |work=[[Lembaga Kantor Berita Nasional Antara|ANTARA News]] |access-date=20 Desember 2019|via=Reuters|last=Pramudyani|first=Yashinta Difa|editor-last=Andriana|editor-first=Maria D}}</ref>
== Reaksi ==
Undang-Undang ini menuai kontroversi yang meluas di India dan luar negeri karena melanggar [[Konstitusi India]] yang sekuler dan janji kesetaraannya atas agama manapun berdasarkan Pasal 14 Konstitusi tersebut.<ref name="BBC secularism">[https://www.bbc.co.uk/news/world-asia-india-50670393 Citizenship Amendment Bill: India's new 'anti-Muslim' law explained], BBC News, 11 Desember 2019. "Opponents of the bill say it is exclusionary and violates the secular principles enshrined in the constitution. They say faith cannot be made a condition of citizenship."</ref><ref>Sumit Ganguly, [https://foreignpolicy-com.ezproxye.bham.ac.uk/2019/12/11/secularism-is-dying-in-india/ Secularism Is Dying in India] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20200413202747/https://login.ezproxye.bham.ac.uk/login?url=https%3A%2F%2Fforeignpolicy.com%2F2019%2F12%2F11%2Fsecularism-is-dying-in-india%2F |date=2020-04-13 }}, Foreign Policy, 11 Desember 2019.</ref><ref name=Ramakrishnan>[https://www.thequint.com/news/politics/nobel-laureate-venkatraman-ramakrishnan-slams-amit-shah-argument-condemns-cab?utm_source=wru&utm_medium=alsoread Nobel Winner Ramakrishnan Slams Amit Shah’s Argument, Condemns CAB], The Quint, 13 Desember 2019.</ref>
=== Domestik ===
[[Badan intelijen|Badan intelijen asing]] India [[Sayap Penelitian dan Analisis|R&AW]] menyatakan keprihatinannya saat menggulingkannya di depan komite bersama parlemen, dan telah menyatakan bahwa RUU tersebut dapat digunakan oleh agen-agen badan intelijen asing untuk menyusup secara legal ke India.<ref name="RAW">{{cite news |title=CAB Could Be Misused By Foreign Agents to Infiltrate India, RAW Had Said |url=https://thewire.in/security/cab-could-be-misused-by-foreign-agents-to-infiltrate-india-raw-had-said |accessdate=18 Desember 2019 |work=The Wire |language=en|date=9 Desember 2019}}</ref> Mantan [[Solisitor Umum India]] Harish Salve mengatakan bahwa RUU itu tidak melanggar Pasal 14, Pasal 25 dan Pasal 21 Konstitusi India.<ref>{{Cite web |url=https://www.freepressjournal.in/india/harish-salve-says-cab-is-pro-minorities-does-not-violate-article-1415-or-21 |title=Harish Salve says CAB is pro-minorities, does not violate Article 14,15 or 21 |date=11 Desember 2019 |website=[[The Free Press Journal]] |access-date=12 Desember 2019|language=en}}</ref> Dia menunjukkan bahwa Pasal 15 dan Pasal 21 berlaku hanya untuk entitas yang tinggal di India, bukan untuk mereka yang ingin masuk ke India. Salve mengatakan bahwa RUU itu tidak melanggar sekularisme dan menggambarkannya sebagai ketentuan 'khusus' yang dirancang untuk mengatasi masalah tertentu.<ref>{{Cite web |url=https://swarajyamag.com/insta/watch-noted-lawyer-harish-salve-explains-rationale-behind-cab-and-dispels-myths-being-perpetrated-by-bills-critics |title=Watch: Noted Lawyer Harish Salve Explains Rationale Behind CAB And Dispels Myths Being Perpetrated By Bill's Critics |date=11 Desember 2019 |website=Majalah Swarajya|access-date=18 Desember 2019}}</ref>
Sebuah petisi yang menentang RUU tersebut ditandatangani oleh lebih dari 1.000 ilmuwan dan cendekiawan India.<ref name="auto">[https://www.indiatoday.in/india/story/over-1-000-scientists-scholars-sign-petition-demanding-withdrawal-citizenship-bill-1627101-2019-12-10 India will become unconstitutional ethnocracy: Over 1,000 scholars, scientists seek withdrawal of Citizenship Bill], ''[[India Today]]''</ref> RUU itu ditentang oleh [[Kongres Nasional India]], yang mengatakan akan menciptakan ketegangan [[Komunalisme (Asia Selatan|komunal]] dan mempolarisasi India.<ref name="Al Jazeera">{{cite news |title=What you should know about India's 'anti-Muslim' citizenship bill |newspaper=Al Jazeera |date=9 Desember 2019 |url=https://www.aljazeera.com/news/2019/12/india-anti-muslim-citizenship-bill-191209095557419.html}}</ref>
[[Liga Muslim India]] mengajukan petisi kepada [[Mahkamah Agung India]] untuk menyatakan UU itu ilegal.<ref name="bbc">{{cite news |title='Anti-Muslim' citizenship law challenged in India court |url=https://www.bbc.com/news/world-asia-india-50739593 |accessdate=17 Desember 2019 |work=BBC |date=12 Desember 2019}}</ref>
Undang-undang ini dikritik di India dan di luar negeri oleh para pengamat yang mengklaim bahwa itu melanggar [[Konstitusi India]] dan janji kesetaraan atas agama di bawah [[Pasal 14 Konstitusi India|Pasal 14]].<ref>{{Cite web|url=https://www.thequint.com/news/politics/nobel-laureate-venkatraman-ramakrishnan-slams-amit-shah-argument-condemns-cab|title=Nobel Winner Ramakrishnan Slams Amit Shah's Argument, Condemns CAB|date=11 Desember 2019|website=The Quint|access-date=19 Desember 2019}}</ref> Menurut [[Nitin Gadkari]], Undang-Undang Amendemen Kewarganegaraan diperlukan karena India bukan negara Hindu.<ref>{{Cite web|url=https://www.telegraphindia.com/india/hindus-have-only-india-nitin-gadkari/cid/1728319|title=Hindus have only India: Nitin Gadkari|website=Telegraph India|date=19 Desember 2019|access-date=23 Desember 2019}}</ref>
Pengamat menyatakan keprihatinan bahwa orang-orang yang tidak dapat menghasilkan dokumen yang diperlukan untuk membuktikan kewarganegaraan mereka dan dimasukkan dalam NRC akan diterima sebagai migran dan diberikan kewarganegaraan India di bawah RUU asalkan mereka memiliki identitas apa pun kecuali Muslim; yang terakhir akan berisiko menjadi [[Tak bernegara|hilangnya kewarganegaraan]] karena mereka tidak termasuk dalam RUU tersebut.<ref>{{Cite web |url=https://indianexpress.com/article/opinion/columns/this-land-is-mine-citizenship-amendment-bill-6160570/ |title=If Parliament passes the Citizenship Amendment Bill, India's constitutional structure, as we know it, will lose its soul |date=11 Desember 2019 |website=The Indian Express |language=en-US |access-date=11 Desember 2019}}</ref><ref>{{Cite web |url=https://www.livemint.com/opinion/online-views/the-rajya-sabha-must-play-its-envisaged-role-11575996673786.html |title=Opinion: The Rajya Sabha must play its envisaged role |date=10 Desember 2019 |website=LiveMint}}</ref>
=== Internasional ===
[[Kantor Komisaris Tinggi Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Hak Asasi Manusia|Kantor Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia]] (OHCHR) mengkritik UU tersebut dan menyebutnya "sifat diskriminatif secara fundamental". Ia menambahkan, "Meskipun undang-undang naturalisasi India yang lebih luas tetap ada, amandemen ini akan memiliki efek diskriminatif pada akses individu terhadap status warga negaranya."<ref>{{cite web |title=New citizenship law in India 'fundamentally discriminatory': UN human rights office |url=https://news.un.org/en/story/2019/12/1053511 |website=UN News |publisher=news.un.org |accessdate=17 Desember 2019 |language=en |date=13 Desember 2019}}</ref>
Perdana Menteri Pakistan [[Imran Khan]] mengkritik UU tersebut karena "melanggar semua norma hukum hak asasi manusia internasional dan perjanjian bilateral dengan Pakistan".<ref>{{Cite web |url=https://www.indiatoday.in/india/story/imran-khan-tweet-on-citizenship-amendment-bill-1626982-2019-12-10 |title=Imran Khan blasts Citizenship Amendment Bill, says it violates bilateral agreements |last= |first= |language=en|date=10 Desember 2019 |website=India Today |access-date=18 Desember 2019}}</ref> Menteri Luar Negeri Bangladesh, [[AK Abdul Momen|A. K. Abdul Momen]] mengatakan bahwa UU ini dapat melemahkan karakter bersejarah India sebagai negara sekuler dan menyangkal bahwa minoritas menghadapi persekusi agama di negaranya.
<ref>{{Cite web |url=https://www.nationalheraldindia.com/news/citizenship-law-could-weaken-indias-secular-character-says-bangladeshs-foreign-minister-ak-abdul-momen |language=en|title=Citizenship Amendment Bill could weaken India's secular character, says Bangladesh's Foreign Minister |last= |first= |date=12 Desember 2019 |website=National Herald |access-date=13 Desember 2019}}</ref>
== Catatan ==
Baris 91 ⟶ 153:
== Referensi ==
{{reflist}}
== Kepustakaan ==
* {{citation |title=Universal's The Citizenship Act, 1955 |publisher=Universal Law Publishing Co. |year=2004 |url=https://www.refworld.org/pdfid/410520784.pdf |via=UNHCR |ref={{sfnref|Universal's The Citizenship Act, 1955|2004}}}}
* {{citation |first=Kanchan |last=Gupta |title=Beyond the poll rhetoric of BJP's contentious Citizenship Amendment Bill |publisher=Observer Research Foundation |date=2019 |url=https://www.orfonline.org/research/beyond-poll-rhetoric-bjps-contentious-citizenship-amendment-bill-50499/}}
* {{citation |last1=Poddar |first1=Mihika |title=The Citizenship (Amendment) Bill, 2016: international law on religion-based discrimination and naturalisation law |journal=Indian Law Review |volume=2 |issue=1 |year=2018 |pages=108–118 |doi=10.1080/24730580.2018.1512290}}
* {{citation |last1=Ranjan |first1=Amit |title=National Register of Citizen Update: History and its impact |journal=Asian Ethnicity |year=2019 |pages=1–17 |doi=10.1080/14631369.2019.1629274}}
* {{citation |last=Roy |first=Anupama |title=Mapping Citizenship in India |url=https://books.google.com/books?id=AoAyDwAAQBAJ |year=2010 |publisher=OUP India |isbn=978-0-19-908820-1}}
* {{citation |first=Roy |last=Anupama |title=The Citizenship (Amendment) Bill, 2016 and the Aporia of Citizenship |journal=Economic and Political Weekly |volume=54 |number=49 |date=14 Desember 2019 |url=https://www.epw.in/journal/2019/49/perspectives/citizenship-amendment-bill-2016-and-aporia.html}}
* {{citation |last=Roy |first=Haimanti |title=Partitioned Lives: Migrants, Refugees, Citizens in India and Pakistan, 1947-65 |url=https://books.google.com/books?id=xvqfuAAACAAJ |year=2013 |publisher=OUP India |isbn=978-0-19-808177-7 }}
* {{citation |last=Sarker |first=Shuvro Prosun |title=Refugee Law in India: The Road from Ambiguity to Protection |url=https://books.google.com/books?id=D0UwDwAAQBAJ&pg=PA196 |year=2017 |publisher=Springer |isbn=978-981-10-4807-4}}
* {{citation |last1=Sharma |first1=Chetna |title=Citizenship Amendment Bill 2016: Continuities and contestations with special reference to politics in Assam, India |journal=Asian Ethnicity |volume=20 |issue=4 |year=2019 |pages=522–540 |doi=10.1080/14631369.2019.1601993}}
== Pembacaan lebih lanjut ==
Baris 96 ⟶ 169:
== Pranala luar ==
* [https://indianfrro.gov.in/frro/Notifications_dated_7.9.2015.pdf
* [https://www.hrln.org/admin/issue/subpdf/Refugee_populations_in_India.pdf Report of Refugee Populations in India], Human Rights Law Network, November 2007.
* [http://prsindia.org/sites/default/files/bill_files/
* [http://prsindia.org/sites/default/files/bill_files/
* [http://prsindia.org/sites/default/files/bill_files/Citizenship%
* [http://prsindia.org/sites/default/files/bill_files/Citizenship%20%28A%29%20Bill%2C%202019%20as%20passed%20by%20LS.pdf RUU Kewarganegaraan (Amandemen) sebagaimana disahkan oleh Lok Sabha, 2019] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20210121101133/http://prsindia.org/sites/default/files/bill_files/Citizenship%20%28A%29%20Bill%2C%202019%20as%20passed%20by%20LS.pdf |date=2021-01-21 }}, PRS Legislative Research, 2019.
[[Kategori:India dalam tahun 2019]]
|