Insiden Honnoji: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k bot Menambah: ko:혼노지의 변 |
kTidak ada ringkasan suntingan Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
||
(24 revisi perantara oleh 18 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Infobox Military Conflict
| conflict = Insiden Honnoji
| image = [[Berkas:
| caption = Honnoji yang telah dibangun kembali, tempat Nobunaga menemui ajal.
| date = [[21 Juni]] [[1582]]
Baris 9:
| combatant1 = '''Pasukan Oda'''
| combatant2 = '''Pasukan Akechi'''
| commander1 = [[Oda Nobunaga]]
| commander2 = [[Akechi Mitsuhide]]
| strength1=100
| strength2=13.000
Baris 17:
}}
'''Insiden Honnoji''' (本能寺の変, ''Honnōji-no-hen'') adalah sebuah insiden berdarah di mana [[Oda Nobunaga]], ''[[daimyo]]'' [[Owari]], yang dikenal sebagai peletak dasar persatuan [[Jepang]] pada [[Zaman Sengoku]], dikudeta oleh bawahan kepercayaanya, yaitu [[Akechi Mitsuhide]]. Di tengah bangunan yang dilalap api Nobunaga melakukan ''[[seppuku]]''. Peristiwa itu terjadi pada [[21 Juni]] [[1582]] di [[
== Latar belakang ==
Baris 27:
== Pengkhianatan Akechi ==
Begitu menerima perintah, Akechi Mitsuhide kembali ke markas besarnya, [[Istana Sakamoto]] di
Kemudian, Mitsuhide memimpin pasukannya ke Kyoto dengan alasan Nobunaga ingin menyaksikan parade militer. Tidak ada yang curiga sepanjang jalan yang dilalui pasukan Mitsuhide karena bukan pertama kalinya Nobunaga melakukan parade militer untuk memamerkan kekuatan pasukannya yang terlatih baik dan diperlengkapi senjata api, selain itu Mitsuhide pun dikenal sebagai salah satu bawahan yang paling dipercaya olehnya. Akhirnya ketika tiba di dekat Honnoji, Mitsuhide berseru pada pasukannya, “Musuh berada di Honnoji!”
Baris 33:
Sebelum fajar menyingsing, pasukan Mitsuhide telah mengepung rapat-rapat kuil itu. Panah-panah api ditembakkan sehingga api menjalar membakar bangunan itu. Nobunaga dan para pengawalnya melawan dengan gigih namun karena dalam keadaan tidak siap dan kalah jumlah mereka bukan tandingan para pemberontak itu. Dalam kuil yang terbakar itu Nobunaga yang telah terluka parah melakukan seppuku, pengawalnya yang setia, [[Mori Ranmaru]], juga turut gugur ketika membela atasannya. Setelah menghancurkan Honnoji, Mitsuhide menyerang [[Istana Nijo]] yang terletak tidak jauh dari situ, di mana [[Oda Nobutada]], putra sulung dan calon penerus Nobunaga, bermalam. Nobutada pun mengikuti jejak ayahnya melakukan seppuku di istana yang telah terkepung itu.
Mitsuhide berusaha membujuk para bawahan klan Oda di daerah sekitarnya untuk mengakui kepemimpinannya. Sasaran Mitsuhide berikutnya adalah [[Istana Azuchi]] milik Nobunaga,
== Alasan di balik pemberontakan ==
Hingga saat ini alasan yang pasti pemberontakan Mitsuhide masih menjadi misteri dan penuh kontroversi. Teori-teori sejarah pada umumnya mengatakan bahwa latar belakang pemberontakan ini adalah dendam pribadi, ambisi yang terlalu dini untuk menguasai Jepang, dan mengamankan kedudukan kaisar yang semakin tidak dipandang oleh Nobunaga
Ada yang menyebutkan Nobunaga berencana untuk mengalihkan Provinsi Tamba milik Mitsuhide pada Mori Ranmaru. Hal ini membuatnya gelisah apalagi mengingat sebelumnya Nobunaga juga telah mengasingkan dua bawahan seniornya yaitu [[Sakuma Nobumori]] dan [[Hayashi Hidesada]]. Mitsuhide khawatir cepat atau lambat ia pun akan mengalami nasib yang sama seperti kedua orang itu. Menurut catatan Zaman Edo lainnya, ketika Mitsuhide sedang menaklukan Provinsi Tamba tahun [[1577]], ibunya sedang berada di [[Istana Yagami]] milik klan Hatano sebagai jaminan keselamatan mereka bila menyerah. Namun Nobunaga malah menghukum mati pemimpin mereka, Hatano Hideharu dan adiknya setelah mereka menyerahkan diri. Hal ini tentu memicu kemarahan para pengikut klan Hatano sehingga mereka membalas dengan menghukum mati ibu Mitsuhide. Mitsuhide sangat marah dan menaruh dendam pada Nobunaga sejak insiden ini.
Apapun alasan Mitsuhide memberontak, niat itu baru terlihat jelas dalam pertemuan di Renga dengan beberapa penyair sebelum kudeta terjadi. Dalam sebuah lirik puisi yang digubahnya berbunyi,
''Toki wa ima, ame ga shitashiru satsukikana.'' (時は今 雨がした滴る皐月かな)
Secara harafiah artinya, “''kinilah saatnya, bulan kelima ketika hujan turun''”,
土岐は今 天が下治る 皐月かな
Baris 59 ⟶ 57:
Shibata Katsuie dan [[Sassa Narimasa]] saat itu sedang sibuk menghadapi serangan balasan klan Uesugi di [[Echizen]] sehingga gerakan mereka tersendat selama beberapa waktu. Ketika ia kembali, Hideyoshi sudah mengkukuhkan posisinya di antara para pengikut Oda. Sejak itu perseteruannya dengan Hideyoshi makin meruncing hingga berujung pada [[Pertempuran Shizugatake]] tahun berikutnya. Dalam pertempuran ini, ia kalah dan melakukan seppuku bersama istrinya, Putri [[Oichi]] (adik Nobunaga).
Ketidakberuntungan juga menimpa Takigawa Kazumasu. Klan Hojo menyerangnya dengan gencar begitu mereka mendengar kabar kematian Nobunaga sehingga ia kehilangan banyak wilayahnya. Sejak itulah pamornya sebagai salah satu jenderal terbaik klan Oda mulai pudar. Ia memihak Shibata Katsuie dalam Pertempuran Shizugatake. Setelah kematian Katsuie ia mengabdi pada Hideyoshi namun
Maka pihak yang paling beruntung atas insiden ini tidak lain adalah Hideyoshi. Ia berhasil menegakkan supremasinya dan mengalahkan lawan-lawannya. Putra-putra Nobunaga sering yang bertikai antara sesamanya tidak satupun mampu melanjutkan kekuasaan ayahnya. Hideyoshi menetapkan putra Nobutada, yaitu [[Oda Hidenobu]] (Samboshi), sebagai penerus sah klan Oda. Namun pada kenyataannya Hidenobu hanyalah berfungsi sebagai boneka bagi Hideyoshi untuk menumpuk kekuasaan untuk dirinya sendiri.
Baris 68 ⟶ 66:
[[Kategori:Sejarah Jepang|H]]
[[Kategori:Pertempuran|H]]
|