Pembicaraan:Petahana: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
k →Untitled: clean up, replaced: disini → di sini (2), yg → yang (40) |
||
(15 revisi perantara oleh 8 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
==Untitled==
Asalnya dari bahasa mana kata petahana ini?
kenapa tidak disebutkan sekalian?
kenapa membuat kata baru
memang konyol Indonesia ini.{{tanpattd|114.79.3.214}}
:Mari, sudah saya lengkapi sejarah kata ini. Silakan disandingkan, kata buatan Anda atau Salomo Simanungkalit yang akan berterima. ‑[[User:Bennylin|<span style="font:small-caps 1.3em Garamond,Times,serif;color:#227722;letter-spacing:0.1em;">Bennylin</span>]] <sup><small>【[[Pembicaraan pengguna:Bennylin|mufakat]]】</small></sup> 23.16, 30 September 2012 (WIB)
---
Kayaknya ''inkamben'' lebih intuitif daripada petahana
Sptnya Malaysia jauh lebih pintar daripada Indonesia dalam hal penerjemahan efisien, setidaknya mereka gak perlu buka kamus lagi, langsung tau
---
:Kata petahana itu sama sekali bukan kata baru bentukan wikipedia. Coba anda baca [http://ratuku.wordpress.com/2012/04/18/petahana-itu-incumbent/
* Coba saya tengahi saja ya dispute ini dgn jelas, kalau saya amati jika dibaca artinya dgn baik 'tahana' = kedudukan (posisi/position) atau martabat (harga diri/honor). kedudukan bukan berarti menunjukkan seseorang (dgn 'pe-') adalah
FYI, saya melihat ada kejadian seru antar admin di en.wiktionary bagian 'incumbent', mereka saling bertempur merevisi link versi Indonesian ke petahana dan inkamben,
Semoga membantu penjelasan ini bagi semua.
:Aneh, kenapa dihapus bagian ini, padahal nyatanya memang dipertentangkan dan memang itu
Sbg tambahan, saya amati sdr. Salomo juga melakukan 'pelanggaran' terhadap tata bahasa kita yang sudah jamak dilakukan sejak dulu kala, yaitu proses peluruhan utk prefix tertentu dari kata dasar yang diawali oleh huruf tertentu spt: t, p, k, dst.
Contoh (dgn prefix pe-): kacau -> pe-ngacau (k->ng), pantau -> pe-mantau (p->m), takut -> pe-nakut (t->n). Anda bisa cari contoh2 lainnya, tidak akan jauh beda dgn 'fenomena unik' bahasa kita ini.
Melihat contoh2 peluruhan kata yang sudah umum tsb diatas, saya bingung mengapa ia tidak menulis "pe-nahana" dan malah "pe-tahana" utk kata dasar "tahana" (di KBBI tidak ada contoh dgn prefix "pe-" utk kata dasar ini sbg rujukan). Apa dia lupa kita punya sistem peluruhan konsonan jika diaplikasikan dgn prefix tertentu? Padahal katanya sesuai artikel di referensi dia rajin membuka kamus KBBI, koq bisa terlewat hal yang sangat dasar ini? Terbukti gelar keahlian tidak membuat seseorang lebih cermat/teliti dibanding yang biasa2 saja. Lagipula KBBI pun belum memberi 'ijin resmi' kpd kata 'petahana' sbg kata resmi (tidak ada rujukannya di KBBI Internet, termasuk deskripsi di kata dasarnya 'tahana'), jadi memang masih ''disputable'' meski coba/sedang dipopulerkan utamanya lewat media cetak/tulisan saat ini.
Btw, dia juga menyebut 'takhta', menurut saya dibanding 'tahana', kata ini lebih dekat dgn arti ''incumbent'', atau penguasa/yg (sedang) berkuasa, krn sang penguasa memang menduduki takhta (kekuasaan), tak peduli cara mendapatkannya ber-tahana (bermartabat/mulia) atau tidak. Incumbent tidak ada urusannya dgn kemuliaan/martabat/kedudukan - ini soal siapa yang berkuasa diatas takhta/jabatan politik semata. Sayangnya, 'takhta' pun tidak punya rujukan prefix 'pe-' dlm KBBI, krn memang sudah dipakai 'pe-nguasa' (orang yang menguasai 'takhta'/kekuasaan) dari kata dasar 'kuasa'. Setidaknya, jika dia mengusulkan 'pe-nakhta' (sbg persamaan kata 'penguasa' yang sudah lama ada) akan lebih sedikit mengundang kontroversi dibandingkan 'pe-tahana'. Tapi nanti padanan yang lebih mudah scr fonetik yaitu 'inkamben' akan tetap muncul sbg pesaing juga (merujuk langsung ke asal kata asingnya ''incumbent'', dgn cara ''transcription''/transkripsi atau alih-bunyi/lafal/eja). Jadi kalau ditanya pendapat saya, maka saya setuju saja ''incumbent'' padanan katanya 'penguasa' (orang yang sedang berkuasa (atas jabatan/kekuasaan politik tertentu)) supaya tidak menimbulkan polemik berkepanjangan lebih lanjut lagi. Setidaknya kata lama ini lebih mudah dipahami daripada kata2 bentukan baru yang membuat sebagian dari kita (yg bukan orang politik) mengerenyitkan dahi ketika mendengar/membaca kata bentukan baru tsb.
Hanya pendapat bersahaja dari pengamat bahasa kelas 'gurem'.[[Istimewa:Kontribusi pengguna/202.70.63.219|202.70.63.219]] 6 Oktober 2012 21.48 (UTC)
|