Iskandar (militer): Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
|||
(14 revisi perantara oleh 8 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 18:
| term_end = 11 Januari 1987
| president = [[Soeharto]]
| predecessor = [[Sunaryo (militer)|Sunaryo]]
| successor = [[Ibnu Subroto]]
| prior_term =
| pronunciation =
Baris 87:
Usai menamatkan Sekolah Menengah Atas, Iskandar menempuh pendidikan sebagai navigator di kursus navigator yang diadakan di landasan udara Halim Perdanakusuma dan di Amerika Serikat hingga tahun 1953. Ia juga sempat menjalani pendidikan di Sekolah Dasar Perwira dan Sekolah Ilmu Siasat di landasan udara Halim Perdanakusuma pada tahun 1952. Iskandar kemudian ditugaskan sebagai navigator dan perwira operasi. Ia terlibat dalam penumpasan MMC di Jawa Tengah, DI/TII di Aceh, dan gerombolan Kahar Muzakar di Sulawesi Selatan.<ref name=":0" />
Setelah menjadi perwira cadangan di pesawat, Iskandar mengikuti pendidikan lanjutan di Kalijati dalam bidang penerbangan dan peluru kendali. Iskandar kemudian menjadi penerbang. Ia sempat mengikuti operasi penumpasan PRRI dan Permesta di Sulawesi Tengah, Sulawesi Utara, dan Sumatera Barat.<ref name=":0" />
Iskandar kembali bertugas di landasan udara Halim Perdanakusuma sebagai instruktur penerbang dari tahun 1960 hingga 1962 setelah penumpasan PRRI dan Permesta. Menurut Iskandar, masa tersebut merupakan masa yang paling berkesan baginya karena ia harus "menghadapi berbagai bagai macam watak manusia". Masa ini juga ia manfaatkan untuk "senantiasa melakukan mawas diri".<ref name=":1">{{Cite news|last=Oemar|first=Mahadi|date=1976|title=Mengenal Marsekal Muda TNI Iskandar|url=https://books.google.co.id/books?id=ov5WlCRw8ZgC&pg=RA13-PA28|work=AKABRI|issue=29|page=28-30, 42|access-date=23 Desember 2021}}</ref>
Pada saat berlangsungnya [[Operasi Trikora]], Iskandar kembali ditugaskan sebagai penerbang. Ia diminta untuk menerbangkan pesawat pemburu Mustang. Iskandar berangkat pada pukul 22.00 dari lapangan terbang di Ambon dalam keadaan cuaca yang sangat buruk dan sejumlah bagian pada pesawatnya mengalami kerusakan. Akibatnya, Iskandar harus memindahkan tangki bensin dan menurunkan ketinggian pesawat. Iskandar kemudian terbang rendah dan menyusul kawan-kawannya ke Irian Jaya. Ia kembali ke Ambon pada esok harinya dan tiba pada pukul tujuh pagi. Panglima Mandala saat itu, [[Soeharto|Mayjen Soeharto]], mengantarkan dan menjemputnya baik ketika ia berangkat maupun tiba di lapangan terbang Ambon.<ref name=":1"
Iskandar kembali menjalani kursus di Kalijati setelah Operasi Trikora usai. Kursus yang dijalaninya kali ini terkait dengan peluru kendali. Iskandar kemudian ditugaskan untuk mengemban jabatan sebagai Komandan Skuadron Siswa Peluru Kendali. Setelahnya, ia mengemban sejumlah jabatan lain terkait dengan peluru kendali seperti perwira udara pada Wing Persiapan Peluru Kendali dan Komandan Skadron 100 Peluru Kendali.<ref name=":0" />
Dari peluru kendali, Iskandar kemudian ditugaskan ke dalam berbagai jabatan fungsional di landasan udara Halim Perdanakusuma, diantaranya sebagai perwira staf operasi, asisten operasi, dan kepala staf. Iskandar memperoleh pangkat marsekal pertama ketika ditugaskan sebagai Panglima Komando Daerah Udara I yang meliputi Sumatera dan Kalimantan Barat.<ref name=":0" />
Setelah mengemban jabatan sebagai Panglima Komando Daerah Udara I, Iskandar dilantik sebagai [[Akademi Angkatan Udara|Gubernur Akademi Angkatan Bersenjata Bagian Udara]] pada tanggal 16 Oktober 1975.<ref name=":1"/> Iskandar meninggalkan jabatannya tersebut pada tanggal 7 September 1978. Ia kemudian memegang jabatan sebagai Panglima [[Komando Pertahanan Udara Nasional]] hingga tahun 1984.<ref name=":0" />
Pada akhir bulan Juni 1986, Iskandar dilantik sebagai Ketua Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional dengan pangkat marsekal madya.<ref>{{Cite news|date=28 Juni 1986|title=Marsdya Iskandar dilantik jadi ketua lapan yang baru|url=http://www.kompasdata.id/Search/NewsDetail/18998127|work=[[Kompas (surat kabar)|Kompas]]|page=12|access-date=23 Desember 2021|url-access=subscription}}</ref> Ia menjabat selama beberapa bulan saja, karena pada awal tahun 1987 ia meninggal dunia.<ref name=":2">{{Cite news|date=17 Januari 1987|title=Meninggal dunia ketua Lapan|url=https://majalah.tempo.co/read/album/30547/meninggal-dunia-ketua-lapan|work=[[Tempo.co]]|access-date=23 Desember 2021|last=Administrator}}</ref>
== Wafat ==
Iskandar wafat akibat serangan jantung pada tanggal 11 Januari 1987 di Rumah Sakit Pusat Angkatan Udara Halim Perdanakusuma. Jenazahnya disemayamkan di rumah duka oleh Menteri [[Ginandjar Kartasasmita]] pada hari yang sama sebelum dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata dengan dipimpin oleh KSAU Marsdya [[Oetomo]].<ref name=":2"/> Saat pemakaman di Taman Makam Pahlawan Kalibata dihadiri pula oleh Panglima ABRI, Jenderal TNI [[Leonardus Benyamin Moerdani]] (Benny Moerdani).{{berdasarkan kesaksian keluarga yang hadir saat di pemakaman}}
== Keluarga ==
Iskandar menikah dengan Ida Dalfa pada tanggal 4 Maret 1964 di Sukabumi. Keluarganya memiliki 3 anak perempuan dan 1 anak laki laki.<ref name=":1"
== Penghargaan ==
Ia mendapatkan penghargaan baik dari dalam maupun luar negeri, diantaranya;{{sfn|Lembaga Pemilihan Umum|1983|p=891-892}}
{| style="margin:1em auto; text-align:center;"
|-
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Pita (Ribbon) Bintang Sakti.png|width=100}}
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Bintang Yudha Dharma Nararya.gif|width=100}}
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Pita (Ribbon) Bintang Swa Bhuwana Paksa Nararya.png|width=100}}
|-
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Satyalencana Kesetiaan XXIV.gif|width=100}}
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Satyalencana Kesetiaan XVI.gif|width=100}}
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Pita (Ribbon) Satyalencana Kesetiaan VIII.png|width=100}}
|-
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Satyalencana G.O.M. II.gif|width=100}}
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Satyalencana G.O.M. IV.gif|width=100}}
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Satyalancana G.O.M. V.gif|width=100}}
|-
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Satya Lencana GOM VI.gif|width=100}}
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Satyalencana GOM VII.gif|width=100}}
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Satyalencana Satya Dharma.png|width=100}}
|-
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Pita (Ribbon) Satyalencana Dwidya Sistha.png|width=100}}
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Satya Lencana Penegak.gif|width=100}}
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=ROK Order of National Security Merit (Cheon-Su) Ribbon.png|width=100}}
|}
{| class="wikitable" width="70%" style="margin:1em auto; text-align:center;"
!Baris ke-1
| colspan="1"|[[Bintang Sakti]]
| colspan="1"|[[Bintang Yudha Dharma|Bintang Yudha Dharma Nararya]]
| colspan="1"|[[Bintang Swa Bhuwana Paksa|Bintang Swa Bhuwana Paksa Nararya]]
|-
!Baris ke-2
| colspan="1"|[[Satyalancana Kesetiaan]] 24 Tahun
| colspan="1"|[[Satyalancana Kesetiaan]] 16 Tahun
| colspan="1"|[[Satyalancana Kesetiaan]] 8 Tahun
|-
!Baris ke-3
| colspan="1"|[[Satyalancana G.O.M II]]
| colspan="1"|[[Satyalancana G.O.M IV]]
| colspan="1"|[[Satyalancana G.O.M V]]
|-
!Baris ke-4
| colspan="1"|[[Satyalancana G.O.M VI]]
| colspan="1"|[[Satyalancana G.O.M VII|Satyalancana GOM VII]]
| colspan="1"|[[Daftar tanda kehormatan di Indonesia#Bekas|Satyalancana Satya Dharma]]
|-
!Baris ke-5
| colspan="1"|[[Satyalancana Dwidya Sistha]]
| colspan="1"|[[Satyalancana Penegak]]
| colspan="1"|[[:en:Order of National Security Merit#Grades|Order of National Security Merit - 3rd Class (Cheon-su Medal)]] - Korea Selatan
|}
== Referensi ==
{{reflist}}
[[Kategori:Gubernur Akademi Angkatan Udara]]
|