Mangaraja Soangkupon: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Kris Simbolon (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
 
(5 revisi perantara oleh 3 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Nama Batak|[[Suku Angkola|Angkola]]|[[Siregar]]}}
 
[[Berkas:Soeangkoepon portrait from De Indische Courant 1941.jpg|jmpl]]
'''Abdul Firman Siregar''' [[Gelar (Batak)|gelar]] '''Mangaraja Soangkupon''' ({{Lahirmati|2=26|3=12|4=1885}}—19461885—1946) adalah [[Politikus|politisi]] asal [[Sipirok, Tapanuli Selatan|Sipirok]], [[Kabupaten Tapanuli Selatan|Angkola]] dan anggota [[Volksraad]] [[Hindia Belanda]]. Dalam hal politik, dia adalah [[sekutu]] dari banyak tokoh nasional, yang setelah [[Proklamasi Kemerdekaan Indonesia|kemerdekaan]], menjadi para pemimpin [[Indonesia]], termasuk [[Mohammad Yamin]] dan [[Mohammad Husni Thamrin|M.H. Thamrin]]. Bahkan, ia sempat akan diusulkan menjadi Gubernur Sumatera.<ref>{{Cite web|date=2019-07-18|title=Teuku Hasan Yang Terpaksa Jadi Gubernur|url=https://historia.id/politik/articles/teuku-hasan-yang-terpaksa-jadi-gubernur-DO4wj|website=Historia - Majalah Sejarah Populer Pertama di Indonesia|language=id-ID|access-date=2022-12-16}}</ref>
 
== Kehidupan awal ==
Abdul Firman Siregar lahir di [[Sipirok, Tapanuli Selatan|Sipirok]] pada 26 Desember 1885. Dia adalah anak dari kepala kuria setempat.<ref name="Reid 1979">{{cite book|last1=Reid|first1=Anthony|date=1979|title=The blood of the people : revolution and the end of traditional rule in northern Sumatra|url=https://archive.org/details/bloodofpeoplerev0000reid|location=Kuala Lumpur, New York|publisher=Oxford University Press|isbn=019580399X|page=[https://archive.org/details/bloodofpeoplerev0000reid/page/81 81]}}</ref><ref name="Deli Courant 1939">{{cite news|date=15 February 1939|title=Dr. ABDUL RASJID.|url=https://resolver.kb.nl/resolve?urn=MMKB15:000136037:mpeg21:p00002|work=Deli Courant|language=nl|location=Medan|page=2}}</ref><ref name="Fusayama 2010 32">{{cite book|last1=Fusayama|first1=Takao|date=2010|title=A Japanese memoir of Sumatra, 1945-1946 : love and hatred in the liberation war|location=Jakarta|publisher=Equinox Publishing|isbn=9786028397193}}</ref> Abdul menempuh pendidikan dasar sekolah ber[[bahasa Belanda]] di [[Kota Padang Sidempuan|Padang Sidempuan]]. Pada tahun 1902, saat dia menerima gelar adat sebagai penerus ayahnya, Mangaraja Soangkupon memilih merantau ke [[Keresidenan Sumatra Timur|Sumatra Timur]].<ref name="Reid 1979" /> Adiknya, [[Abdul Rasyid Siregar]], bersekolah di [[School tot Opleiding van Inlandsche Artsen|STOVIA]] dan kemudian memilih menjadi politisi juga.
 
Pada tahun 1906, Mangaraja Soangkupon dipilih menjadi kepala subdistrik ({{lang-nl|onderdistrictshoofd}}) di [[Sosa Julu, Padang Lawas|Sosa Julu]].<ref>{{cite news|date=7 September 1906|title=Nederlandsch-Indië.|url=https://resolver.kb.nl/resolve?urn=MMKB19:002082205:mpeg21:p00002|work=Sumatra-bode|language=nl|location=Padang|page=2}}</ref> Pada tahun 1910, Mangaraja Soangkupon berangkat ke Eropa untuk mendaftar ke sekolah guru di [[Leiden]].<ref name="Reid 1979" /> Dia kembali ke Sumatra pada tahun 1914 dan segera bekerja di surat kabar ''[[Pewarta Deli]]''.<ref name="Reid 1979" />
Baris 17 ⟶ 18:
Dalam pelaksanaan Volksraad, yang secara struktur, kurang merepresentasikan kepentingan pribumi dan malah didominasi orang Eropa, Mangaraja Soangkupon termasuk ke dalam kubu anggota pribumi yang nasionalis.<ref>{{cite book|last1=Wanti|first1=Irini Dewi|last2=Widarni|first2=Elly|last3=Wibowo|first3=Agus Budi|first4=Seno|first5=Djuniat|last6=Setiawan|first6=Irvan|date=1996|url=https://repositori.kemdikbud.go.id/14687/|title=Enam pahlawan nasional asal Aceh.|location=Jakarta|publisher=Balai Kajian Sejarah dan Nilai Tradisional Banda Aceh|pages=83–4|language=id}}</ref> Bahkan pada penghujung tahun 1927, Mangaraja Soangkupon pernah mengusulkan [[Amendemen|amandemen]] kuota suara dan keanggotaan Volksraad. Dia berpendapat bahwa berdasarkan proporsi populasi penduduk pada saat itu, jika orang-orang Eropa mendapat kuota 25 kursi di Volksraad, maka dengan perhitungan yang sama, orang-orang pribumi seharusnya mendapat kuota 7100 kursi.<ref>{{cite news|date=10 December 1927|title=Twee verdedigers. Heftige Inlandsche aanvallen op Europeesche pers.— Het vertrouwen in den Landvoogd. Soeangkoepon.|url=https://resolver.kb.nl/resolve?urn=MMKB23:001713106:mpeg21:p00003|work=De Locomotief|language=nl|location=Semarang}}</ref><ref>{{cite news|date=13 December 1927|title=De wijziging der Indische Staatsregeling. Overzicht.|url=https://resolver.kb.nl/resolve?urn=ddd:010278945:mpeg21:p005|work=De Indische courant|language=nl|location=Surabaya|page=5}}</ref> Sebagai balasan, seorang Eropa anggota Volksraad menjawab bahwa [[sistem parlementer]], termasuk Volksraad di dalamnya, adalah produk pemikiran orang Barat dan kurang cocok untuk orang Timur.<ref>{{cite news|date=9 December 1927|title=FELLE DEBATTEN.|url=https://resolver.kb.nl/resolve?urn=MMKB23:001713103:mpeg21:p00009|work=De Locomotief|language=nl|location=Semarang}}</ref>
[[Berkas:Kajawen_21_1927-05-26_-_Abdoel_Firman_gelar_Maharadja_Soangkoepon.jpg|kiri|jmpl|Potret Mangaraja Soangkupon pada tahun 1920-an.]]
Di dalam Volksraad, para pemimpin Belanda berupaya memecah para pribumi ke dalam kubu "evolusioner" yang dianggap baik dan kubu "revolusioner" yang dianggap buruk karena terdiri atas para pribumi yang nasionalis. Para pemimpin Belanda di Volksraad berusaha mengadu domba antar kedua kubu tersebut.<ref>{{cite journal|date=1 August 1928|title=UIT DEN VOLKSRAAD.|url=https://resolver.kb.nl/resolve?urn=MMALET01:000471012:00001|journal=Maandblad van de Vereeniging voor Vrouwenkiesrecht in Nederlandsch-Indië, jrg 2, 1927-1928.|language=nl|volume=2|issue=10|pages=1–2}}</ref> Soangkupon beralih ke posisi yang semakin radikal selama jabatannya di Volksraad.<ref name="Reid 1979 65">{{cite book|last1=Reid|first1=Anthony|date=1979|title=The blood of the people : revolution and the end of traditional rule in northern Sumatra|url=https://archive.org/details/bloodofpeoplerev0000reid|location=Kuala Lumpur, New York|publisher=Oxford University Press|isbn=019580399X|page=[https://archive.org/details/bloodofpeoplerev0000reid/page/65 65]}}</ref>
 
Orang-orang Eropa di Volksraad mempersekusi anggota [[Partai Nasional Indonesia]] pimpinan [[Soekarno|Sukarno]] dan banyak di antaranya yang bergabung dalam kubu [[Sauvinisme|sauvinistik]] pro Eropa, yang dinamai Klub Tanah Air ({{lang-nl|Vaderlandsche Club}}). Sebagai respons, pada Januari 1930, [[Mohammad Husni Thamrin]] membentuk kelompok nasionalis yang dinamai Fraksi Nasional ({{lang-nl|Fractie Nationaal}}), yang terdiri dari Mangaraja Soangkupon, R. P. Suroso, Dwijo Sewoyo, Mukhtar, Datuk Kayo, Sutadi, dan Pangeran Ali. Tujuan utama mereka adalah memerdekakan Indonesia dari Belanda sesegera mungkin dan menghadapi bersama taktik [[politik pecah belah]] buatan Belanda.<ref>{{cite book|last1=Sufi|first1=Rusdi|date=1998|url=https://repositori.kemdikbud.go.id/12736/|title=Gerakan nasionalisme di Aceh (1900-1942)|location=Banda Aceh|publisher=Balai Kajian Sejarah dan Nilai Tradisional Banda Aceh|isbn=979-95312-4-1|pages=48–9|language=id}}</ref><ref>{{cite book|last1=Agung|first1=Ide Anak Agung Gde|date=1993|title=Kenangan masa lampau : zaman kolonial Hindia Belanda dan zaman pendudukan Jepang di Bali|location=Jakarta|publisher=Yayasan Obor Indonesia|isbn=9789794611562|edition=1|page=106|language=id}}</ref> Pada Juni 1931, Mangaraja Soangkupon terpilih kembali sebagai anggota Volksraad.<ref name="Regerings-almanak 1939" /> Pada pemilihan kali ini, dr. Abdul Rasyid Siregar, adik dari Mangaraja Soangkupon, juga terpilih sebagai anggota.<ref name="Regerings-almanak 1939" /> Pada Juni 1935, Mangaraja Soangkupon kembali terpilih sekali lagi sebagai anggota Volksraad.<ref name="Regerings-almanak 1939" /> Selama periode ini, Mangaraja Soangkupon menjadi panitia reformasi pendidikan bersama [[Loa Sek Hie]], [[Oto Iskandar di Nata]], dan beberapa anggota Volksraad lainnya<ref>{{cite journal|date=1935|title=COMMISSIES AD HOC.|url=https://resolver.kb.nl/resolve?urn=MMKB26:000894001:00005|journal=Regerings-almanak voor Nederlandsch-Indië, 1935.|language=nl|volume=2|page=79}}</ref>
Baris 32 ⟶ 33:
 
== Kembali ke Sumatera ==
Selama [[Pendudukan Jepang di wilayah Hindia Belanda|masa pendudukan Jepang di Hindia Belanda]], Mangaraja Soangkupon kembali ke Sumatera. Sebagaimana para nasionalis Indonesia lainnya, dia bersedia bekerja bersama pemerintah Jepang dan ditugaskan sebagai Kepala BOMPA (Badan Oentoek Membantu Pertahanan Asia).<ref name="Fusayama 2010 95-9">{{cite book|last1=Fusayama|first1=Takao|date=2010|title=A Japanese memoir of Sumatra, 1945-1946 : love and hatred in the liberation war|location=Jakarta|publisher=Equinox Publishing|isbn=9786028397193|pages=95–9}}</ref><ref>{{cite journal|date=21 September 1946|title=Sumatra en wat daar gebeurd is|url=https://resolver.kb.nl/resolve?urn=MMKB16:003992007:00001|journal=De stem van Nederland; voorheen Londensch Vrij Nederland-onafhankelijk weekblad voor alle Nederlanders.|language=nl|volume=7|issue=7|pages=4–6}}</ref> Pada November 1943, sebagai upaya pemberian otonomi terbatas bagi orang-orang Indonesia, didirikanlah Dewan Rakyat Sumatera Timur yang direncanakan akan dipilih secara tahunan. Pada tahun pertama, Mangaraja Soangkupon terpilih sebagai anggota; [[Hamka]] adalah salah satu anggota pada periode ini. Tahun berikutnya, 1944, Tengku Mansyur terpilih sebagai ketua.<ref name="Fusayama 2010 32" /> Pada tahun 1945, Mangaraja Soangkupon tidak lagi bersimpati kepada Jepang.<ref name="Reid 1979 110">{{cite book|last1=Reid|first1=Anthony|date=1979|title=The blood of the people : revolution and the end of traditional rule in northern Sumatra|url=https://archive.org/details/bloodofpeoplerev0000reid|location=Kuala Lumpur, New York|publisher=Oxford University Press|isbn=019580399X|page=[https://archive.org/details/bloodofpeoplerev0000reid/page/110 110]}}</ref> Setelah kekalahan Jepang di Perang Dunia II, Mangaraja Soangkupon bersama tokoh Sumatra Timur lainnya, seperti [[Teuku Mohammad Hasan]] dan Tengku Hafas, membantu menyusun penyerahan diri pejabat-pejabat lokal Jepang di Sumatera Timur kepada Pasukan Inggris.<ref name="Fusayama 2010 53-4">{{cite book|last1=Fusayama|first1=Takao|date=2010|title=A Japanese memoir of Sumatra, 1945-1946 : love and hatred in the liberation war|location=Jakarta|publisher=Equinox Publishing|isbn=9786028397193|pages=53–4}}</ref><ref name="Reid 1979 164-5">{{cite book|last1=Reid|first1=Anthony|date=1979|title=The blood of the people : revolution and the end of traditional rule in northern Sumatra|url=https://archive.org/details/bloodofpeoplerev0000reid|location=Kuala Lumpur, New York|publisher=Oxford University Press|isbn=019580399X|pages=[https://archive.org/details/bloodofpeoplerev0000reid/page/164 164]-5}}</ref>
 
Selama masa [[Revolusi Nasional Indonesia]], Mangaraja Soangkupon dipilih sebagai [[residen]] di [[Medan]], bersama [[Luat Siregar]] dan [[Abdoe'lxarim M.S.]].<ref name="Reid 1979 170-3">{{cite book|last1=Reid|first1=Anthony|date=1979|title=The blood of the people : revolution and the end of traditional rule in northern Sumatra|url=https://archive.org/details/bloodofpeoplerev0000reid|location=Kuala Lumpur, New York|publisher=Oxford University Press|isbn=019580399X|pages=[https://archive.org/details/bloodofpeoplerev0000reid/page/170 170]-3}}</ref><ref name="Fusayama 2010 194-200">{{cite book|last1=Fusayama|first1=Takao|date=2010|title=A Japanese memoir of Sumatra, 1945-1946 : love and hatred in the liberation war|location=Jakarta|publisher=Equinox Publishing|isbn=9786028397193|pages=194–200}}</ref> Pada masa itu, kesehatannya semakin menurun akibat [[Diabetes|penyakit diabetes]] yang dideritanya dan masalah kesehatan lainnya.<ref name="Fusayama 2010 194-200" /> Mangaraja Soangkupon meninggal pada awal tahun 1946 di Medan.<ref name="Fusayama 2010 194-200" /><ref name="Reid 1979" />
 
== Referensi ==
Baris 43 ⟶ 44:
[[Kategori:Marga Siregar]]
[[Kategori:Tokoh dari Tapanuli Selatan]]
[[Kategori:Tokoh dari Padang SidempuanPadangsidimpuan]]
[[Kategori:Tokoh dari Medan]]
[[Kategori:Tokoh SumatraSumatera Utara]]