(2 revisi perantara oleh 2 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 2:
== Tujuan ==
Sebuah perusahaan melakukan divestasi dengan tujuan sebagai berikut:<ref>{{Cite webnews|last=Choirul Anwar|first=Muhammad Choirul|date=2021-10-13|title=Divestasi adalah Kebalikan Investasi, Ini Pengertian dan Dampaknya Halaman all|url=https://money.kompas.com/read/2021/10/13/113803626/divestasi-adalah-kebalikan-investasi-ini-pengertian-dan-dampaknya|websitework=KOMPAS[[Kompas.com]]|language=id|access-date=2021-11-19|editor-last=Anwar|editor-first=Muhammad Choirul}}</ref>
# Mengurangi beban dan menambah pendapatan. Beban aset yang dimaksud seperti pajak, biaya perawatan, dan lainnya.
Baris 22:
== Contoh kasus ==
Contoh kasus divestasi di Indonesia dapat dilihat pada perusahaan [[Badan usaha milik negara|BUMN]] [[Inalum]] dengan PT. Vale Indonesia (PTVI). PTVI mendivestasikan 20% sahamnya ke Inalum. Divestasi 20% saham PTVI merupakan kewajiban dari amandemen Kontrak Karya (KK) pada tahun 2014 antara PTVI dan pemerintah yang harus dilaksanakan lima tahun setelah amandemen tersebut. Kontrak karya PTVI akan berakhir pada akhir 2025 dan dapat diubah atau diperpanjang menjadi Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK) sesuai peraturan perundang-undangan.<ref>{{Cite webnews|last=Friana|first=Hendra|date=21 Januari 2020|title=MIND ID Sudah Sepakati Harga Divestasi 20% Saham Vale|url=https://tirto.id/mind-id-sudah-sepakati-harga-divestasi-20-saham-vale-et6F|websitework=tirto[[Tirto|Tirto.id]]|language=id|access-date=21 November 2021}}</ref>
Selain itu, kasus divestasi dapat ditemui pula pada divestasi PT Freeport Indonesia dengan Inalum. Inalum kini memegang 51,23% saham Freeport. Kepemilikan saham tersebut terdiri dari 41.23% untuk Inalum dan 10% untuk Pemerintah Daerah Papua. Saham Pemerintah Daerah Papua akan dikelola oleh perusahaan khusus PT Indonesia Papua Metal dan Mineral (IPPM) yang 60% sahamnya akan dimiliki oleh Inalum dan 40% oleh BUMD Papua.<ref>{{Cite webnews|last=Martin Pratama|first=Akhdi Martin|date=21 Desember 2018|title=Resmi, Indonesia Kuasai 51 Persen Saham Freeport|url=https://ekonomi.kompas.com/read/2018/12/21/181353426/resmi-indonesia-kuasai-51-persen-saham-freeport|websitework=KOMPAS[[Kompas.com]]|language=id|access-date=21 November 2021|editor-last=Jatmiko|editor-first=Bambang Priyo}}</ref> Sementara itu, untuk mendapatkan 51,23% saham tersebut memerlukan dana sebesar 54 triliun rupiah. Untuk mendapatkan saham tersebut, Inalum menerbitkan surat utang global sebanyak US$ 4 miliar. Dimana, sebanyak US$ 3,85 miliar digunakan untuk membeli saham dan US$ 150 juta untuk refinancing.<ref>{{Cite webnews|last=Afriyadi|first=Achmad Dwi|date=21 Desember 2018|title=Sumber Duit Inalum untuk Beli Saham Freeport Rp 54 T|url=https://finance.detik.com/energi/d-4353606/sumber-duit-inalum-untuk-beli-saham-freeport-rp-54-t|websitework=detikfinance[[Detik.com|detikcom]]|language=id|access-date=21 November 2021}}</ref> Selain divestasi saham sebesar 51%, Freeport juga berkomitmen untuk membangun smelter dalam 5 tahun ke depan hingga Januari 2022 atau 5 tahun sejak Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK) diterbitkan.<ref>{{Cite journal|last=Yoesry|first=Erni|date=2019-04-04|title=Divestasi PT Freeport Indonesia|url=http://jhp.ui.ac.id/index.php/home/article/view/1915|journal=Jurnal Hukum & Pembangunan|publisher=Fakultas Hukum, Universitas Indonesia|volume=49|issue=1|page=172|pages=153–179|doi=10.21143/jhp.vol49.no1.1915|issn=2503-1465|access-date=2021-11-21|archive-date=2021-11-21|archive-url=https://web.archive.org/web/20211121154317/http://jhp.ui.ac.id/index.php/home/article/view/1915|dead-url=yes}}</ref>
== Metode divestasi ==
Beberapa perusahaan menggunakan teknologi untuk memfasilitasi proses divestasi beberapa [[divisi]]. Mereka mempublikasikan informasi tentang divisi mana saja yang ingin mereka jual pada situs resmi mereka sehingga dapat dilihat oleh perusahaan lain yang sekiranya tertarik untuk membeli divisi tersebut. Sebagai contoh, Alcoa telah mendirikan sebuah ''onlineruang showroom''pamer daring yang menampilkan divisi yang mereka jual. Dengan melakukan komunikasi secara ''online'', Alcoa telah mengurangi biaya yang dibutuhkan untuk membiayai divisi yang bergerak pada hotel, usaha transportasi, dan urusan pertemuan.