Pamoedji: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
←Membuat halaman berisi '{{Infobox Officeholder |honorific-prefix = |name = Pamoedji |honorific-suffix = |image = Pamoedji,_Buku_Pelengkap_VI_Pemilihan_Umum_1982,_p217.jpg |imagesize = |caption = |office = Wakil Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia |president = Soeharto |term_start = 10 Desember 1982 |term_end = 12 November 1984 |predecessor = Sabar Kumbino |successor = Luthfi Dahla...'
 
Tidak ada ringkasan suntingan
(8 revisi perantara oleh 3 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 30:
}}
 
[[Komisaris Jenderal Polisi|Letnan Jenderal Polisi]] ([[Purnawirawan|Purn.]]) [[Doktorandus|Drs.]] '''Pamoedji''' ({{lahirmati||17|5|1928||17|6|2007}}) merupakan seorang perwira tinggi polisi dari Indonesia. Ia pernah menjabat sebagai Kepala Daerah Kepolisian (Kadapol) Nusa Tenggara, Kadapol Jawa Timur, dan Deputy (Wakil) Wakil Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia.
 
== Riwayat hidup ==
Pamoedji lahir pada tanggal 17 Mei 1928 di [[Nganjuk]].<ref name=":03">{{cite book|author=General Elections Institution|date=1982|url=https://books.google.co.id/books?id=edVk8oFMZ_cC&pg=PA217|title=Buku Pelengkap VI Pemilihan Umum 1982: Ringkasan Riwayat Hidup dan Riwayat Perjuangan Anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat Hasil Pemilihan Umum 1982 yang Bukan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat|location=Jakarta|pages=217|language=id|url-status=live}}</ref> Ayahnya bernama Soemoadmoedjo. Sesudah menyelesaikan pendidikannya di Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian, ia memulai dinasnya di kepolisian. Pada tanggal 2 Januari 1965, ia dilantik menjadi Kepala Seksi Lalu Lintas Komando Daerah Kepolisian VII/Jaya dengan pangkat komisaris polisi tingkat I. Ia kemudian dipromosikan menjadi ajun komisaris besar polisi beberapa saat kemudian.<ref>{{Cite Pamoedjinews|date=1965|title=Pada dipindahkan2 keDjanuari jbl . telah dilakukan upatjara serah terima...|url=https://books.google.co.id/books?newbks=1&newbks_redir=0&id=SsXnAAAAMAAJ&dq=%22Pada+2+Djanuari+jbl%22&focus=searchwithinvolume&q=%222+Djanuari%22|work=Mingguan Djaja|access-date=5 Juli 2023}}</ref>
 
Pada tanggal 19 Februari 1979, Pamoedji dilantik menjadi Kadapol Nusa Tenggara dengan pangkat brigadir jenderal.<ref>{{Cite news|date=21 Februari 1979|title=Kapolri Letjen Pol Awaluddin: Anggota polri akan ditambah 12 ribu|work=Kompas|page=1}}</ref> Selama bertugas di Nusa Tenggara, Pamoedji menyatakan bahwa masalah terbesar yang dihadapinya adalah masalah mobilitas penduduk.<ref>{{Cite news|date=13 Maret 1981|title=Kesan & Rencana Perhatian Brigjen (Pol) Drs Pamoedji|work=Kompas|page=8}}</ref> Ia juga menghadapi sejumlah masalah terkait dengan kepolisian di Bali, seperti keamanan daerah [[Kuta, Badung|Kuta]] yang banyak dikunjungi oleh turis<ref>{{Cite news|date=10 April 1979|title=Kadapol XV tentang keamanan Kuta|work=Kompas|access-date=5 Juli 2023}}</ref> dan pemecatan dua orang polisi di Bali yang melakukan kekerasan saat memeriksa anak berusia 12 tahun.<ref>{{Cite news|date=8 Agustus 1980|title=Dua anggota polisi di Bali diusulkan untuk dipecat * karena melakukan kekerasan sewaktu memeriksa anak 12 tahun|work=Kompas|access-date=5 Juli 2023}}</ref> Untuk menangani permasalahan keamanan di Bali, Pamoedji merumuskan suatu sistem keamanan bersama yang membagi Bali ke dalam beberapa ''ring.''<ref>{{Cite news|date=28 Januari 1980|title=Sedang dirumuskan, pola pengamanan daerah Bali|work=Kompas|page=8|access-date=5 Juli 2023}}</ref>
 
Pamoedji dipindahkan ke Jawa Timur pada bulan Maret 1984 untuk menjabat sebagai Kepala Daerah Kepolisian Jawa Timur. Pangkatnya naik menjadi mayor jenderal beberapa bulan kemudian. Salah satu tugas besarnya sebagai kadapol adalah mengamankan proses kampanye [[pemilihan umum legislatif Indonesia 1982]]. Pamoedji menyatakan bahwa daerah Jawa Timur merupakan daerah paling aman selama kampanye pemilihan umum.<ref>{{Cite news|date=26 April 1982|title=Kampanye di daerah: Jawa Timur paling aman - Berkat kesadaran masyarakat|work=Kompas|page=1|access-date=5 Juli 2023}}</ref>
 
Pada awal tahun 1982, Pamoedji melancarkan operasi Parkit Merah dan Tamen yang merupakan operasi gabungan untuk menumpas kejahatan di Jawa Timur. Operasi tersebut ditingkatkan intensitasnya setelah empat bulan berjalan. Menurut Pamoedji, setidaknya 67 kriminal tertembak dalam operasi ini.<ref>{{Cite news|date=18 Agustus 1982|title=Operasi Gabungan Menumpas Kejahatan di Jawa Timur * 67 Penjahat Tertembak|work=Kompas|page=1}}</ref> Tindakan tersebut berhasil menurunkan angkat kriminalitas dan mendorong penjahat untuk menyerahkan diri.<ref>{{Cite news|date=12 November 1982|title=Lagi, residivis menyerahkan diri *Kuantitas kejahatan di Jatim menurun drastis|work=Kompas|page=8}}</ref><ref>{{Cite news|date=18 Juni 1983|title=Menjemput Bandit di Jalan Pintas|url=https://books.google.co.id/books?id=KKvNDwAAQBAJ&pg=PA62|work=Tempo|access-date=5 Juli 2023}}</ref>
 
Pamoedji kembali memperoleh promosi jabatan sebagai Deputy (Wakil) Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia pada tanggal 10 Desember 1982.<ref name=":4">{{Cite news|date=11 Desember 1982|title=Pelantikan Deputi Kapolri Baru|url=http://www.kompasdata.id/Search/NewsDetail/19434598|work=[[Kompas (surat kabar)|Kompas]]|page=1|access-date=21 September 2021|url-access=subscription}}</ref> Selama bertugas sebagai wakil kepala kepolisian, Pamoedji secara tegas menolak keberadaan [[penembakan misterius]].<ref>{{Cite book|date=2008|url=https://books.google.co.id/books?newbks=1&newbks_redir=0&id=K-UMAQAAMAAJ|title=Apakah Soeharto pahlawan?|publisher=Bio Pustaka|isbn=978-602-8097-03-1|pages=49|language=id|url-status=live}}</ref> Ia juga ikut dalam rapat antara kepolisian Indonesia dan Malaysia di Bandung pada bulan Februari 1984, yang membicarakan tentang latihan bersama Aman Malindo IV dan konsepsi penanggulangan kejahatan di wilayah perbatasan kedua negara.<ref>{{Cite news|date=19 Juli 1984|title=Rapat Polisi Dua Negara|work=Kompas|access-date=5 Juli 2023}}</ref>
 
Setelah menjabat selama dua tahun, pada tanggal 12 November 1984 Pamoedji menyerahkan jabatannya kepada Kapolri. Jabatan wakil kepala kepolisian ditiadakan dan wewenangnya diserahkan kepada beberapa deputi.<ref>{{Cite news|date=13 November 1984|title=Prestasi polisi di masa kini, prestisenya di masa nanti|url=http://www.kompasdata.id/Search/NewsDetail/19364948|work=[[Kompas (surat kabar)|Kompas]]|page=12|access-date=21 September 2021|url-access=subscription}}</ref>
 
Selain bertugas di kepolisian, Pamoedji juga terlibat dalam organisasi olahraga. Ia terpilih menjadi Ketua Persatuan Olahraga Berkuda se-Indonesia untuk masa jabatan 1982-1987.<ref>{{Cite book|last=Soehardjono|first=Prof Dr Ir Muladno, MSA, Dr drh Soehadji, Prof Dr Ir Sri Bandiati, MS, drh Wirasmono Soekotjo, & Oetari|date=2019-01-04|url=https://books.google.co.id/books?id=DP6CDwAAQBAJ&pg=PA271|title=Sejarah Pembentukan Kuda Pacu Indonesia: Rumpun Baru Kuda Indonesia Karya Anak Bangsa|publisher=Gramedia Pustaka Utama|isbn=978-602-06-2244-6|pages=271|language=id|url-status=live}}</ref>
 
== Kematian ==
[[Berkas:Drs. Pamoedji - TMPNU Kalibata.jpg|jmpl|Makam Pamoedji di Taman Makam Pahlawan Kalibata]]
Pamoedji wafat pada tanggal 17 Juni 2007. Ia dimakamkan di [[Taman Makam Pahlawan Nasional Utama Kalibata]].<ref name="pahlawancenter">{{cite web|title=Daftar Makam Tahun 2006-2007|url=http://pahlawancenter.com/daftar-makam-provinsi/jakarta/tmpn-utama-kalibata/daftar-makam-tahun-2006-2007/|website=Pahlawan Center|publisher=Direktorat Kepahlawanan, Keperintisan, dan Kesetiakawanan Sosial|archive-url=https://web.archive.org/web/20131015174646/http://pahlawancenter.com:80/daftar-makam-provinsi/jakarta/tmpn-utama-kalibata/daftar-makam-tahun-2006-2007/|archive-date=15 Oktober 2013|access-date=5 Juli 2023|quote=308, DRS PAMUIJI [sic], W-273, 17-06-2007, KOMJEN POL, MABES POL}}</ref>
 
== Tanda jasa ==
Sebagai seorang perwira kepolisian, Sutadi memperoleh sejumlah satyalancana dan bintang atas jasa dan pengabdiannya. Berikut ini adalah daftar satyalancana dan bintang yang diperolehnya:<ref name="main1" />
{{col|21}}
{{unbulleted list
|{{Ribbon devices|number=0|type=service-star|ribbon=Bintang Bhayangkara Pratama rib.svg|width=106}} [[Bintang Bhayangkara|Bintang Bhayangkara Pratama]] (26 Maret 1988)<ref>{{Cite news|date=April 1988|title=Bintang Bhayangkara untuk Enam Pati Polri|url=https://books.google.co.id/books?id=pOjKYnCN1o8C&pg=RA8-PA70|work=Mimbar Kekaryaan|issue=208|page=70|access-date=28 Desember 2022}}</ref>
}}