Yudomo Sastrosuhardjo: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
|||
(18 revisi perantara oleh 6 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 36:
|spouse = {{marriage|Sri Mulyaningsih|1977}}
|children = Nadilla Riani<br>Yudith Iradilla<br>Edo
|relations = [[Faisol Izuddin Karimi]] (menantu)
|laterwork =
|signature =
Baris 47:
[[Mayor Jenderal]] [[TNI]] ([[Purnawirawan|Purn.]]) '''Yudomo Sastrosuhardjo''', S.I.P.<ref name=sejarahtni>{{Cite web|date=Januari 2017|title=Pejuang Seroja|url=http://sejarah-tni.mil.id/wp-content/uploads/2017/01/PEJUANG-SEROJA.xlsx|website=Pusat Sejarah TNI|access-date=26 Desember 2021}}</ref> ({{lahirmati||1|3|1949||4|6|1998}}) merupakan seorang perwira tinggi angkatan darat dari Indonesia. Jabatan terakhirnya di lingkungan militer adalah sebagai [[Daftar Panglima Komando Daerah Militer IX/Udayana|Panglima Komando Daerah Militer IX/Udayana]] selama delapan hari, mulai dari pelantikannya pada tanggal 27 Mei 1998 hingga tewas dalam kecelakaan pada tanggal 4 Juni. Dengan masa jabatan hanya delapan hari, Yudomo merupakan pangdam definitif dengan masa jabatan tersingkat sepanjang sejarah.
Lahir pada tahun 1949 dari keluarga [[pegawai negeri]], Yudomo menempuh kariernya di kesatuan [[Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat|Angkatan Darat]] sejak lulus dari [[Akademi Militer|Akademi Angkatan Bersenjata Indonesia (AKABRI)
Yudomo kembali bertugas di Timor Timur sebagai asisten pada Komando Pelaksana Operasi Timor Timur. Ia kemudian pindah dari Timor Timur setelah hampir dua tahun bertugas dan menjabat sebagai [[Komando Resor Militer 162|Komandan Resor Militer (Danrem) 162/Wirabhakti]]. Setelah menjabat sebagai danrem, Yudomo dipromosikan beberapa kali hingga ia mencapai jabatan Asisten Pengamanan [[Kepala Staf TNI Angkatan Darat|Kepala Staf Angkatan Darat]], sebuah jabatan untuk [[Mayor Jenderal|jenderal bintang dua]], pada tahun 1997. Yudomo kemudian dipindahkan dari jabatan asisten pengamanan dan menjadi Panglima Daerah Militer IX/Udayana.
Delapan hari setelah
== Masa kecil dan pendidikan ==
Yudomo dilahirkan pada tanggal 1 Maret 1949 di [[Kabupaten Karanganyar|Karanganyar]] sebagai anak keempat dari sepuluh bersaudara.<ref name="Indonesia7">{{Cite journal|last=The Editors|date=April 1999|title=Current Data on the Indonesian Military Elite: January 1, 1998 {{spnd}} January 31, 1999|url=https://ecommons.cornell.edu/handle/1813/54164|journal=Indonesia|volume=67|pages=152, 157-158}}</ref> Ayahnya, Sastrosuhardjo, merupakan seorang pegawai negeri di Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Karanganyar. Ia menghabiskan masa kecilnya di wilayah Karanganyar.<ref name=":0">{{Cite news|date=5 Juni 1998|title=Selamat Jalan Pak Yud...|url=http://www.kompasdata.id/Search/NewsDetail/18337924|work=Kompas|page=7|access-date=25 Desember 2021|url-access=subscription}}</ref>
== Karier militer ==
Setelah lulus dari sekolah menengah atas, Yudomo melanjutkan pendidikannya ke
Setelah berkiprah sebagai instruktur di AKABRI Bagian Darat, Yudomo mengikuti [[Pusat Pendidikan dan Latihan Pasukan Khusus|pendidikan komando]] di [[Batujajar, Bandung Barat|Batujajar]]. Ia menyelesaikan pendidikan tersebut setelah beberapa bulan dan selanjutnya ditempatkan sebagai komandan peleton di [[Grup 1/Para Komando|Grup I Kopassandha]] dengan komandan grup [[Wismoyo Arismunandar]]. Yudomo diterjunkan ke [[Timor Timur]] dalam rangka [[Operasi Seroja]].
Usai bertugas di Kopassandha, Yudomo dipindahtugaskan ke lingkungan [[Komando Daerah Militer II/Sriwijaya]] pada tahun 1988, yang
Yudomo kemudian ditarik dari lingkungan [[Komando Daerah Militer II/Sriwijaya]] dan dipindahkan ke [[Komando Daerah Militer IX/Udayana]]. Di kodam tersebut, Yudomo yang berpangkat letkol kemudian dilantik menjadi Asisten Operasi Komando Pelaksana Operasi Timor Timur pada tanggal 18 Maret 1992.<ref>{{Cite news|last=Baidlawi|first=Masduki|date=14 Maret 1992|title=Yang Tak Tanggap dan Dimahmilkan|url=https://books.google.co.id/books?id=tjhwAAAAMAAJ|work=Antara|access-date=25 Desember 2021}}</ref> Pangkatnya kemudian dinaikkan menjadi kolonel pada tanggal 2 Oktober 1992.<ref>{{Cite news|date=5 Oktober 1992|title=Dili: Pangkolakops Timtim Brigjen TNI Theo Syafei melantik kenaikan pangkat enam perwira menengah di lingkungan Kolakops Timtim|url=http://www.kompasdata.id/Search/NewsDetail/18700822|work=Kompas|page=13|access-date=25 Desember 2021|url-access=subscription}}</ref>
Yudomo dipindahkan ke Jakarta sebagai Asisten Sosial Politik Kepala Staf [[Komando Daerah Militer Jayakarta|Daerah Militer Jayakarta]] di selama beberapa bulan. Setelahnya, ia kembali dipindahkan ke Kodam Udayana sebagai Komandan Resor Militer (Danrem) 162/Wirabhakti pada tanggal 28 Juli 1994.<ref name="Indonesia6">{{Cite journal|last=The Editors|date=Oktober 1995|title=Current Data on the Indonesian Military Elite: September 1, 1993 {{spnd}} September 30, 1995|url=https://ecommons.cornell.edu/handle/1813/54063|journal=Indonesia|volume=60|pages=145}}</ref> Saat menjabat sebagai danrem, Yudomo mengadakan
Usai mengemban tugas sebagai danrem, Yudomo dipindahkan ke kesatuan [[Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat]] sebagai Kepala Staf [[Divisi Infanteri 2/Kostrad|Divisi Infanteri II Kostrad]]. Beberapa bulan berselang setelah pengangkatannya di Kostrad, pada bulan September beredar kabar bahwa Yudomo akan dipromosikan menjadi Kepala Staf [[Garnisun Tetap I/Jakarta|Garnisun Jakarta]].<ref>{{Cite news|date=5 September 1996|title=Pergantian Kepala BIA tidak Ada Kaitan dengan Kerusuhan 27 Juli|url=http://www.kompasdata.id/Search/NewsDetail/18301067|work=Kompas|page=14|access-date=25 Desember 2021|url-access=subscription}}</ref> Ia akhirnya dilantik sebagai Kepala Staf Garnisun Jakarta pada tanggal 14 November 1996.<ref name=":1" /><ref>{{Cite news|date=15 Oktober 1996|title=Temuan Komnas HAM: Pemerintah Menilai Ada yang Belum Jelas|url=http://www.kompasdata.id/Search/NewsDetail/18304229|work=Kompas|page=1|access-date=25 Desember 2021|url-access=subscription}}</ref
Yudomo memperoleh promosi untuk jabatan menjadi [[Mayor Jenderal|mayor jenderal]] pada tanggal 4 Agustus 1997.<ref>{{Cite news|date=Agustus 1997|title=155 Perwira Tinggi ABRI Naik Pangkat|url=https://books.google.co.id/books?id=PJXP7Pjq5AYC&pg=RA4-PA70|work=Mimbar Kekaryaan|issue=320|page=70|access-date=19 Juli 2021}}</ref> Delapan hari kemudian, ia secara resmi diangkat menjadi Asisten Pengamanan Kepala Staf Angkatan Darat.<ref>{{Cite news|date=
[[Berkas:H._Yudomo_-_TMP_Kalibata.jpg|jmpl|Makam Yudomo Sastrosuhardjo di [[Taman Makam Pahlawan Nasional Utama Kalibata]]]]
Yudomo dilantik menjadi Panglima Daerah Militer IX/Udayana pada tanggal 27 Mei 1998, menggantikan Mayjen TNI [[Syahrir MS]] yang diangkat menjadi [[Komandan Jenderal Komando Pasukan Khusus|Danjen Kopassus]].<ref>{{Cite news|date=28 Mei 1998|title=Sari Berita Sosial-Politik: Serah Terima Pangdam IX/Udayana|url=http://www.kompasdata.id/Search/NewsDetail/18337744|work=Kompas|page=3|access-date=25 Desember 2021|url-access=subscription}}</ref> Delapan hari setelah Yudomo dilantik, ia melakukan kunjungan ke wilayah Timor Timur untuk meninjau sejumlah pos operasi penting.<ref name=":2">{{Cite news|date=24 Juni 2010|title=Hari Kamis di Bulan Juni, 12 Tahun Lalu|url=https://nasional.kompas.com/read/2010/06/24/21012823/~Nasional|work=[[Kompas.com]]|access-date=25 Desember 2021}}</ref>
Yudomo berangkat dari Pangkalan Udara (Lanud) Dili pada pukul 07.16 WITA ke [[Kabupaten Baucau]]. Setelah meninjau kodim di [[Baucau]], Yudomo melanjutkan perjalanannya ke [[Kabupaten Viqueque]]. Di Viqueque, Yudomo bertemu jajaran Kotisdenpur (Komando Taktis Detasemen Tempur).
Wafatnya Yudomo membuat jabatan Panglima Daerah Militer IX/Udayana menjadi lowong. Jabatan tersebut dirangkap oleh Jenderal Subagyo terhitung mulai dari hari tewasnya Yudomo. Jabatan tersebut akhirnya diisi secara definitif oleh Mayor Jenderal TNI [[Adam Damiri|Adam Rachmat Damiri]].<ref name="Indonesia7" />
== Keluarga ==
Yudomo menikah dengan Sri Mulyaningsih pada tanggal 7 Juli 1977. Pasangan tersebut memiliki tiga anak yang bernama Nadilla Riani, Yudith Iradilla, dan Edo. Edo wafat ketika ia masih duduk di kelas empat [[sekolah dasar]]. Saat Yudomo wafat, Nadilla Riani baru saja lulus dari [[SMA Negeri 39 Jakarta]], sedangkan Yudith Iradilla masih berkuliah di Politeknik [[Universitas Indonesia]].<ref name=":0" /> Presiden Indonesia saat itu, [[B. J. Habibie|Habibie]], kemudian mengangkat Nadilla dan Yudith beserta dengan anak-anak dari korban kecelakaan helikopter tersebut sebagai anak asuh mereka.<ref name=":02" />
== Referensi ==
Baris 92 ⟶ 93:
|before=Kolonel Inf. Suwandi|after=Kolonel Inf. Iping Somantri|years=1994{{spnd}}1995}}
{{End}}
{{Artikel bagus}}
[[Kategori:Tokoh militer Indonesia]]
[[Kategori:Tokoh TNI]]
|