Cinta tak berbalas: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Kris Simbolon (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Kris Simbolon (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
 
(4 revisi perantara oleh pengguna yang sama tidak ditampilkan)
Baris 2:
[[Berkas:Dante and beatrice.jpg|jmpl|ka|250px|[[Dante Alighieri|Dante]] memperhatikan [[Beatrice Portinari]] (baju kuning) ketika ia berjalan melewatinya bersama Lady [[Vanna]] (baju merah) dalam lukisan ''Dante and Beatrice'', karya [[Henry Holiday]]]]
 
'''Cinta tak berbalas''' atau '''cinta bertepuk sebelah tangan''' adalah [[Cinta#Pandangan psikologis|cinta]] yang tidak dibalas secara terbuka, tidak ditanggapi, atau tidak dipahami begitu saja, meski si pihak yang mencintai biasanya ingin sekali cintanya dibalas oleh pihak yang dicintai. Pihak yang dicintai mungkin tidak menyadari [[afeksi]] yang dalam dan murni dari pihak yang mencintainya atau mungkin saja secara sadar menolaknya. [[Merriam-Webster|Merriam Webster Online Dictionary]] mendefinisikan kata ''unrequited'' sebagai "tidak berbalas atau dikembalikan."<ref>http://www.merriam-webster.com/dictionary/unrequited</ref>
 
[[Psikiater]] [[Eric Berne]] menyatakan dalam bukunya, ''[[Sex in Human Loving]]'', bahwa, "sejumlah orang berkata bahwa cinta sebelah tangan lebih baik daripada tidak ada, namun seperti setengah bantal roti, cinta sebelah tangan tumbuh semakin keras dan cepat berjamur."<ref>Eric Berne, ''Sex in Human Loving'' (Penguin 1970) hlm. 130</ref> Namun, filsuf [[Nietzsche]] malah berkata bahwa "sesuatu yang tak dapat dilepaskan oleh orang yang mencintai adalah cintanya yang tak terbalaskan, yang tak akan pernah ia lepaskan karena ia masih peduli."<ref>Ini adalah bagaimana R. B. Pippin mendeskripsikan pandangan Nietzsche dalam ''The Persistence of Subjectivity'' (2005) hlm. 326.</ref>
 
== Analisis ==
Ketidakmampuan pelaku untuk mengekspresikan dan memenuhi kebutuhan emosionalnya dapat mendorong munculnya [[emosi|perasaan]] seperti [[depresi (suasana hatipsikologi)|depresi]], kurang [[harga diri|menghargai diri]], [[kegelisahan|gelisah]] dan [[perubahan suasana hati]] cepat antara depresi dan [[euforia]]. Sebagai sebuah perasaan yang universal, dengan perkiraan 98% manusia pernah mengalaminya,<ref name="nytimes1">{{Cite web|last=Goleman |first=Daniel |url=http://query.nytimes.com/gst/fullpage.html?res=9F0CE1DB1E3DF93AA35751C0A965958260 |title=Pain of Unrequited Love Afflicts the Rejecter, Too - NYTimes.com |publisher=New York Times |date=1993-02-09 |accessdate=2010-03-31}}</ref> cinta tak berbalas alaminya sering dijadikan subjek [[budaya masyarakat]]. Sayangnya, film, buku, dan lagu sering memperlihatkan keteguhan pelaku hancur begitu saja ketika orang yang dicintai muncul dalam pikirannya. Keberadaan naskah seperti ini memudahkan pemahaman mengenai sebab seorang pelaku yang cintanya tidak terbalaskan tetap bertahan meski ditolak'.<ref>B. H. Spitzberg/W. R. Cupach, ''The Dark Side of Close Relationships'' (1998) p. 251</ref>
 
[[Cinta platonik|Persahabatan platonik]] memberikan lahan subur untuk cinta tak berbalas.<ref>Spitzberg, p. 311</ref> Objek cinta tak berbalas biasanya adalah seorang teman atau sahabat, seseorang yang sering dijumpai di tempat kerja, sepanjang masa kerja, atau aktivitas lain yang melibatkan banyak orang. Hal seperti ini menciptakan situasi canggung ketika si penyuka kesulitan mengekspresikan perasaannya yang sebenarnya, khawatir bahwa pengungkapannya akan menimbulkan penolakan, memunculkan rasa [[malu]], atau mengakhiri segala komunikasi dengan orang yang dicintai, karena hubungan romantis bisa saja tidak konsisten dengan hubungan pertemanan yang terjadi saat itu.
 
Dalam hal perasaan orang yang diharapkan, bisa dikatakan bahwa mereka mengalami sakit yang sama seperti orang yang mengalami putus hubungan romantis tanpa merasakan manfaat melakukan hubungan seperti itu.{{Citation needed|date=August 2011}}
Baris 19:
Ovid dalam tulisannya, [[Remedia Amoris]], memberikan saran mengenai cara untuk mengatasi cinta tak berbalas. Solusi yang diberikan meliputi jalan-jalan, [[teetotalisme]], turun ke desa, dan (ironisnya) menghindari puisi-puisi cinta'.<ref>A. Grafton et al, ''The Classical Tradition'' (2010) p. 664</ref>
 
[[Dorothy Tennov]] (1979) menyarankan bahwa satu-satunya obat ketika sedang jatuh cinta adalah mendapatkan bukti bahwa target orang yang dicintainya tidak tertarik dengannya.<ref>R. F. Baumeister/S. R. Wotman, ''Breaking Hearts'' (1994) p. 150</ref>
 
== Lihat pula ==
* [[Patah hati]]
* [[Erotomania]]
* [[Krisis eksistensieksistensial]]
* [[Malu asmara]]
* [[Mamihlapinatapai]]