Umpatan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
InternetArchiveBot (bicara | kontrib)
Rescuing 2 sources and tagging 0 as dead.) #IABot (v2.0.8
Kris Simbolon (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
 
(21 revisi perantara oleh 14 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
[[File:Twemoji12 1f92c.svg|jmpl|kanan|[[Emoji]] yang digunakan di [[jejaring sosial]] untuk mengekspresikan kemarahan atau frustrasi pengirim. Tergantung pada desain masing-masing platform, itu mungkin terdiri dari wajah memerah, mengerutkan kening dan simbol-simbol acak berwarna putih (seperti @#$%&, yang mewakili umpatan) di atas bilah hitam yang menutupi mulut, menunjukkan seseorang yang mengeluarkan sumpah serapah atau kata-kata [[penghinaan]].]]
{{Penyensoran}}
'''Umpatan''', '''kata-kata kotor/kasar''', '''ucapan jorok/cabul/carut''', '''sumpah serapah''', '''caci-maki,''', atau '''ungkapan tidak senonoh''' adalah ungkapan bahasa yang [[Masyarakat|secara sosial]] bersifat ofensifmenyerang, menghina, menistakan, atau merendahkan orang lain.<ref>{{Cite web|url=http://www.merriam-webster.com/dictionary/profanity|title=Definition of Profanity|last=|first=|date=|website=Merriam-Webster Online Dictionary|access-date=2014-08-31}}</ref>
 
Dalam hal ini, umpatan adalah bahasa yang umumnya secara [[budaya]] bersifat sangat tidak sopan, kasar, atau menyinggung. Umumnya berkaitterkait dengan [[Peyoratif|penghinaan terhadap orang lain]], atau berkait dengan perasaan yang kuat terhadap sesuatu.
 
Dalam pengertiannya yang lebih tua dan lebih harfiah, "umpatan" terkadang juga merujuk pada istilah yang bersifat suci, yang menyiratkan sesuatu yang layak dihormati, namun digunakan untuk [[Desekrasi|menghilangkan kesucian ucapan tersebut]] atau menyebabkan penistaan agama.<ref name="Longman - profanity">{{Cite web|url=http://www.ldoceonline.com/dictionary/profanity|title=Definition of profanity|last=|first=|date=|website=|publisher=Longman Dictionary of Contemporary English – online|access-date=11 September 2014}}</ref>
Baris 10 ⟶ 11:
 
=== Bahasa Inggris ===
Kebanyakan umpatan dalam bahasa Inggris [[Etimologi|berasal dari]] kata-kata dalam bahasa berumpun Jermanik, bukan Latin.<ref>{{Cite web|url=https://blog.oxforddictionaries.com/2015/06/17/swear-words-etymology-and-the-history-of-english/|title=Swear words, etymology, and the history of English {{!}} OxfordWords blog|date=17 June 2015|website=OxfordWords blog|access-date=2 October 2018|archive-date=2018-10-02|archive-url=https://web.archive.org/web/20181002180939/https://blog.oxforddictionaries.com/2015/06/17/swear-words-etymology-and-the-history-of-english/|dead-url=yes}}</ref>{{OR}} ''Shit'' berasal dari bahasa Jermanik,<ref>{{OEtymD|shit}}</ref> begitu pula ''fuck''.<ref>{{OEtymD|fuck}}</ref> Alternatif lainnya justru lebih banyak berasal dari bahasa Latin, seperti [[Buang air besar|''defecate'']] atau [[Ekskresi|''excrete'']] "buang air", maupun [[Fornikasi|''fornicate'']] atau [[Persetubuhan|''copulate'']] "berhubungan seks", banyak digunakan dalam konteks yang bersifat teknis. Oleh karena itu, umpatan seringkali disebut dalam ragam informal sebagai "Anglo-Saxon".<ref>{{Cite web|url=https://en.oxforddictionaries.com/definition/anglo-saxon|title=Definition of Anglo-Saxon|publisher=Oxford Dictionaries|access-date=27 October 2018|archive-date=2018-10-27|archive-url=https://web.archive.org/web/20181027185741/https://en.oxforddictionaries.com/definition/anglo-saxon|dead-url=yes}}</ref> Hal ini tidak selalu mengikuti. Misalnya, kata ''wanker'' dianggap umpatan, namun hanya sampai pertengahan abad ke-20.<ref name="early">A Dictionary of Slang and Unconventional English: Colloquialisms and Catch Phrases, Fossilised Jokes and Puns, General Nicknames, Vulgarisms and Such Americanisms As Have Been Naturalised. Eric Partridge, Paul Beale. Routledge, 15 Nov 2002</ref><ref>[http://www.etymonline.com/index.php?term=wank&allowed_in_frame=0 ''wank'']. [[Online Etymology Dictionary]].</ref>
 
== Sejarah ==
Umpatan dalam bahasa Inggris mulai banyak digunakan sebagai bagian dari bahasa lisan pada abad pertengahan. Kata ''fuck'' digunakan dalam bahasa Inggris pada abad ke-15, meskipun penggunaan di awal abad ke-13 tidak digunakan untuk tujuan memaki orang. Kata ''shit'' adalah umpatan tertua yang digunakan, merujuk dari bahasa-bahasa Jerman dan Skandinavia .<ref>{{Cite news|url=https://newrepublic.com/article/116713/swear-word-history-where-your-favorite-curses-came|title=Swearing: The Fascinating History of Our Favorite Four-Letter Words|last=Wiles|first=Kate|date=2014-02-23|work=The New Republic|access-date=2019-03-18|issn=0028-6583}}</ref>
 
== Penelitian ==
Analisis rekaman percakapan menunjukkan bahwa kurang lebih 80–90 kata yang diucapkan orang setiap hari—0,5–0,7% dari semua kata—adalah umpatan, dengan penggunaan dari 0–3,4%. Sebagai perbandingan, kata ganti orang pertama jamak (''kami'' dan ''kita'') membentuk 1% dari kalimat yang diucapkan. <ref name="Jay">{{Cite journal|last=Jay|first=T.|year=2009|title=The Utility and Ubiquity of Taboo Words|url=http://www.psychologicalscience.org/journals/pps/4_2_inpress/Jay.pdf|journal=Perspectives on Psychological Science|volume=4|issue=2|pages=153–161|doi=10.1111/j.1745-6924.2009.01115.x|pmc=|pmid=|access-date=2012-11-19}}</ref>
 
Jajak pendapat terhadap tiga negara yang dilakukan oleh Angus Reid Public Opinion pada Juli 2010 menemukan bahwa orang Kanada lebih sering mengumpat daripada orang Amerika dan Inggris ketika berbicara dengan teman-temannya, tetapi orang Inggris lebih banyak mendengar orang asing mengumpat saat bercakap daripada orang Kanada maupun Amerika.<ref name="ARPO">{{Cite web|url=http://www.angus-reid.com/wp-content/uploads/2010/08/2010.08.04_Swearing.pdf|title=Canadians Swear More Often Than Americans and British|last=Reid|first=Angus|date=2010|website=|access-date=2012-11-19|archive-date=2012-03-08|archive-url=https://web.archive.org/web/20120308033208/http://www.angus-reid.com/wp-content/uploads/2010/08/2010.08.04_Swearing.pdf|dead-url=yes}}</ref>
Baris 22 ⟶ 23:
Metode penelitian didasarkan pada pengaruh psikologi, serta menggunakan mekanisme linguistik dan neurologis. "Perilaku fungsional serupa dapat diamati pada simpanse, dan dapat berkontribusi pada pemahaman kita," catat penulis ''New York Times'', Natalie Angier.<ref name="angier">{{Citation|title=Cursing is a normal function of human language, experts say|last=Angier|first=Natalie|journal=New York Times|url=http://www.sfgate.com/news/article/Cursing-is-a-normal-function-of-human-language-2567316.php|date=2005-09-25|access-date=2012-11-19}}</ref> Angier juga mencatat bahwa mengumpat adalah teknik mengelola amarah yang tersebar luas tetapi mungkin kurang dihargai; bahwa "Laki-laki pada umumnya lebih suka mengumpat daripada perempuan, sementara petinggi perguruan tinggi lebih banyak mengumpat daripada pustakawan atau stafnya."<ref name="angier" /> Mengumpat umumnya berakar dari kebiasaan mengucap cabul yang tidak disengaja atau lebih suka memberi komentar yang secara sosial dianggap tidak pantas dan merendahkan orang lain.
 
Peneliti dari Universitas Keele, Stephens, Atkins, dan Kingston membuktikan bahwa mengumpat dapat mengurangi pengaruh gangguan fisik dan psikis.<ref name="Stephens">{{Cite journal|last=Richard Stephens|last2=John Atkins|last3=Andrew Kingston|last-author-amp=yes|year=2009|title=Swearing as a Response to Pain|volume=20|issue=12|pages=1056–60|doi=10.1097/wnr.0b013e32832e64b1}}</ref> Stephens berkata, "Saya akan menyarankan orang untuk mengumpat, jika mereka melukai diri mereka sendiri". <ref name="joelving">
{{Citation|journal=Scientific American|last=Joelving|first=Frederik|url=http://www.scientificamerican.com/article.cfm?id=why-do-we-swear|title=Why the #$%! Do We Swear? For Pain Relief|date=2009-07-12|access-date=2012-11-19}}</ref> Namun, terlalu sering menggunakan kata-kata umpatan justru mengurangi pengaruh ini.<ref name="joelving" /> Tim peneliti Keele memenangkan [[Hadiah Ig Nobel|Hadiah Nobel Perdamaian Ig]] pada tahun [[Daftar pemenang Hadiah Ig Nobel|2010 untuk penelitian mereka]] .
 
Baris 29 ⟶ 30:
Ahli saraf Antonio Damasio mencatat bahwa meskipun orang dapat kehilangan kata-kata karena kerusakan pada wilayah otak yang mengontrol bahasa, pasien masih dapat mengumpat.<ref>[[António Damásio|Damasio, Antonio]] (1994) [[Kesalahan Descartes: Emosi, Alasan, dan Otak Manusia|Descartes' Error: Emotion, Reason, and the Human Brain]]. {{ISBN|978-0-399-13894-2}}</ref>
 
Sekelompok peneliti dari Wright State University mempelajari alasan orang bersumpah di dunia maya dengan mengumpulkan cuitan yang dikirim melalui media sosial [[twitter]]. Mereka menemukan bahwa umpatan dikaitkan dengan emosi negatif seperti kesedihan (21,83%) dan kemarahan (16,79%) sehingga menunjukkan orang-orang di dunia maya banyak menggunakan umpatan untuk mengekspresikan kesedihan dan kemarahan mereka kepada orang lain.<ref>[http://time.com/8760/cursing-study-10-lessons-about-how-we-use-swear-words-on-twitter/ "#Cursing Study: 10 Lessons About How We Use Swear Words on Twitter"]. Retrieved 2015-01-05.</ref> <ref>[http://wiki.knoesis.org/index.php/Cursing_in_English_on_Twitter "Cursing in English on Twitter"] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20150105213905/http://wiki.knoesis.org/index.php/Cursing_in_English_on_Twitter |date=2015-01-05 }}. Retrieved 2015-01-05.</ref>
 
Tim peneliti interdisipliner dari [[Universitas Warsawa]] menyelidiki umpatan dwibahasa: "Mengapa lebih mudah mengumpat dalam bahasa asing?" Mereka mengungkapkan bahwa [[bilingual]] (orang-orang yang dapat berbicara dua bahasa) dapat berkata lebih kasar ketika mereka beralih ke bahasa kedua mereka, tetapi dapat menghaluskan ucapan ketika beralih ke bahasa ibu mereka, tetapi hanya signifikan dalam kasus etnofaulisme (cercaan etnis) membuat ilmuwan menyimpulkan bahwa beralih ke bahasa kedua membebaskan bilingual dari norma-norma dan tekanan sosial (baik dari dirinya sendiri maupun yang dipaksakan) seperti norma-norma politik, sehingga membuat mereka rentan mengumpat dan menyinggung perasaan orang lain. <ref name="ParadowskiGawinkowskaBilewicz2013">{{Cite journal|year=2013|title=Second language as an exemptor from sociocultural norms. Emotion-Related Language Choice revisited|journal=PLoS ONE|volume=8|issue=12|pages=e8122|doi=10.1371/journal.pone.0081225|pmc=3859501|pmid=24349044}}</ref>
 
=== Jenis-jenis umpatan ===
Baris 43 ⟶ 44:
 
== Eufemisme ==
{{utama|Eufemisme}}
[[Eufemisme]] dibuat dengan mengubah atau menghilangkan kata-kata dan ekspresi yang bersifat mengumpat agar tidak diketahui masyarakat sebagai "tidak sopan". Meskipun eufemisme sering diterima dalam situasi yang tidak boleh ada kata-kata tersebut (termasuk radio), beberapa orang masih menganggapnya sebagai umpatan. Pada tahun 1941, seorang hakim mengancam seorang pengacara dengan penghinaan terhadap pengadilan karena menggunakan kata ''darn''.<ref>{{Cite book|last=Montagu|first=Ashley|author-link=Ashley Montagu|title=The Anatomy of Swearing|publisher=University of Pennsylvania Press|year=2001|location=Philadelphia|page=298|url=|isbn=0-8122-1764-0}}</ref><ref name="Phrase Finder minced">{{Cite web|url=http://www.phrases.org.uk/meanings/minced-oath.html|title=Minced oath|publisher=The Phrase Finder}}</ref>
 
== Pengaruh terhadap masyarakat ==
Baris 51 ⟶ 53:
 
== Lihat pula ==
 
* [[Penyensoran]]
* [[Sarkasme]]
Baris 59 ⟶ 60:
 
=== Daftar pustaka ===
{{refbegin}}
 
* {{Cite book|last=Bulcke|first=Camille|year=2001|title=An English-Hindi Dictionary|edition=3rd|location=Ramnagar, New Delhi|publisher=Chand|isbn=81-219-0559-1|orig-year=1968}}
* {{Cite journal|last=Almond|first=Ian|year=2003|title=Derrida and the Secret of the Non-Secret: On Respiritualising the Profane|url=http://litthe.oxfordjournals.org/content/17/4/457.abstract|journal=Literature and Theology|volume=17|issue=4|pages=457–471|doi=10.1093/litthe/17.4.457}}
Baris 67 ⟶ 68:
* Richard A Spears. ''Forbidden American English''. 1990.
* Sterling Johnson. ''Watch Your F*cking Language''. 2004.
* Geoffrey Hughes. ''Swearing:A Social History of Foul Language, Oaths and Profanity in English''. 2004, first published in 1991 by Blackwell.<ref>{{Cite book|url=https://books.google.co.in/books?id=yR1sZmrIBeoC&printsec=frontcover&dq=profanity&hl=en&sa=X&ved=0ahUKEwiJ6_a5kMzgAhUIinAKHWq1AlsQ6AEILjAB#v=onepage&q=hindi&f=false|title=Swearing: A Social History of Foul Language, Oaths and Profanity in English|last=Hughes|first=Geoffrey|date=1998-03-26|publisher=Penguin UK|isbn=9780141954325|language=en}}</ref>.
* Ruth Wajnryb. ''Expletive Deleted: A Good Look at Bad Language''. 2005.
* Jesse Sheidlower. ''The F-Word''. 2009. (3rd ed.)
Baris 73 ⟶ 74:
* {{Cite web|url=http://www.bad-language.com/arse|title=Swearing is bad?|last=Stollznow|first=Karen|authorlink=Karen Stollznow|archive-url=https://web.archive.org/web/20070521231712/http://www.bad-language.com/arse|archive-date=2007-05-21}}
* Tony McEnery, ''Swearing in English: bad language, purity and power from 1586 to the present'', [[Routledge]], 2006 {{ISBN|0-415-25837-5}}.
{{refend}}
 
== Pranala luar ==
Baris 81 ⟶ 83:
 
[[Kategori:Umpatan| ]]
[[Kategori:Penistaan agamaHujatan]]
[[Kategori:Kecabulan]]
[[Kategori:Penyensoran]]
[[Kategori:Penistaan agama]]
[[Kategori:Konotasi]]
[[Kategori:Perundungan]]