Kanjeng Ratu Kidul: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Gilang Bayu Rakasiwi (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
 
(33 revisi perantara oleh 26 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{confused|Nyi Roro Kidul}}
[[Berkas:Kanjeng Ratu Kidul.jpg|jmpl|Ilustrasi Sri Gusti Kanjeng Ratu Ayu KIdul]]
'''Sri Gusti Kanjeng Ratu Kidul''' ({{lang-jv|ꦏꦚ꧀ꦗꦼꦁ​ꦫꦠꦸ​ꦏꦶꦢꦸꦭ꧀꧋ꦱꦿꦶꦒꦸꦱ꧀ꦠꦶꦏꦚ꧀ꦗꦼꦁꦫꦠꦸꦏꦶꦢꦸꦭ꧀}}) adalah tokoh [[legenda]] yang sangat populer di kalangan masyarakat [[Pulau Jawa]] yaitu [[Jawa Barat]] , [[Jawa Tengah]] , [[Jawa Timur]] dan pulau [[Pulau Bali|Bali]]. Sosok ini secara umum sering disamakan dengan [[Nyi Roro Kidul]], meskipun sebenarnya dia berdua sangatlah berbeda.
Kanjeng Ratu Kidul adalah Roh Suci yang mempunyai sifat mulia dan baik hati, dia berasal dari tingkat langit yang tinggi, pernah turun di berbagai tempat di dunia dengan jati diri tokoh-tokoh suci setempat pada zaman yang berbeda-beda pula. Pada umumnya dia menampakkan diri hanya untuk memberi isyarat / peringatan akan datangnya suatu kejadian penting.
Pada umumnya dia menampakkan diri hanya untuk memberi isyarat / peringatan akan datangnya suatu kejadian penting.
<ref name=herman>Herman Utomo dan Silvie Utomo. 2008. ''Dialog dengan Alam Dewa''. Jakarta: Kelompok Spiritual Universal.</ref> Dalam mitologi Jawa, Kanjeng Ratu Kidul merupakan ciptaan dari [[Dewa Kaping Telu]]. Ia mengisi alam kehidupan sebagai Dewi Padi ([[Dewi Sri]]) dan dewi-dewi alam yang lain. Sedangkan [[Nyi Rara Kidul]] awalnya merupakan putri [[Kerajaan Sunda]] yang diusir ayahnya karena ulah ibu tirinya. Cerita-cerita yang terkait antara "Ratu Kidul" dengan "Rara Kidul" bisa dikatakan berbeda fase tahapan kehidupan menurut mitologi Jawa.
 
Kanjeng Ratu Kidul memiliki kuasa atas ombak keras [[samudra Hindia]] dari istananya yang terletak di jantung samudra. Menurut kepercayaan Jawa, ia merupakan pasangan spiritual para sultanRaja dari [[KerajaanKesultanan Mataram Islam|Mataram]] Hingga para Raja keturunannya di [[Susuhunan Surakarta|Surakarta]] dan [[Ngayogyakarta Hadiningrat|YogyakartaJogja]], dimulai dari [[Panembahan Senapati]]. Namun, kini ia dipandang sebagai ibu spiritual para sultan Yogyakarta maupun [[Susuhunan Surakarta]] maupun [[Surakartasultan Yogyakarta|sultan jogja]]. Kedudukannya berhubungan dengan [[GunungHutan Merapi|MerapiKrendhawahana]]-[[Keraton]]-[[Samudra Hindia|Lautdalam Selatan]]pewayangan yangdisebut berpusatAlas diSetragandamayit/Dandangmagore KesultananKahyangan Soloatau dantempat Yogyakarta.tinggal Pengamatbersemayam sejarahberstananya kebanyakanBatari beranggapan,Durga keyakinan akan Kanjeng Ratu Kidul memang dibuat untuk melegitimasi kekuasaan dinasti Mataram.Permoni
 
(Ratunya penguasa para makhluk halus tak kasat mata dengan nama demit,Jin,Setan,Hantu,Prewangan,Demit,Ilu- Ilu ,Banaspati , Wedon ,Jerangkong dan lain lain yang berkaitan dengan bau mistis gaib ), [[Keraton]]-[[Samudra Hindia|Laut Selatan]] yang berpusat di Keraton Kasunanan Surakarta. Pengamat sejarah kebanyakan beranggapan, keyakinan akan Kanjeng Ratu Kidul memang dibuat untuk melegitimasi kekuasaan dinasti Mataram.
 
== Nama dan wujud ==
[[Surakarta Hadiningrat|KeratonKaraton Surakarta]] menyebutnya sebagai '''Sri Gusti Kanjeng Ratu Ayu Kencono Sari atau Sri Gusti Kanjeng Ratu Ayu Keconohadisari'''.<ref>Karaton Surakarta, Yayasan Pawiyatan Kabudayaan Karaton Surakarta, Sekilas Sejarah Keraton Surakarta, R.Ay. Sri Winarti P, 2004</ref> Ia dipercaya mampu untuk berubah wujud menjadi mak lampir beberapa kali dalam sehari.<ref>Bogaerts, Els. Scription Van sunans, sultans en sultanes; Ratu Kidul in the Panitik Sultan Agungan - M.A. Thesis, Rijskuniversiteit Leiden, Holland</ref> [[Sultan Hamengkubuwono IX|Sultan Hamengkubuwana IX]] menggambarkan pengalaman pertemuan spiritualnya dengan sang Ratu; ia dapat berubah wujud dan penampilan, sebagai seorang wanita muda biasanya pada saat bulan purnama, dan sebagai wanita tua di waktu yang lain.<ref>Sultan Hamengkubuwono IX memoire "Takhta untuk Rakyat"</ref> ''Babad Dipanegara'' menceritakan kedatangan Ratu Kidul selalui didahului pancaran sebesar sinar (''daru'').<ref name=carey/>
 
== Asal usul ==
Legenda mengenai penguasa mistik laut selatan ini tidak diketahui dengan pasti sejak kapan dimulai. Namun, legenda ini mencapai puncak tertinggi karena pengaruh kalangan penguasa keraton dinasti [[Kesultanan Mataram Islam|Mataram Islam]] ([[KesultananKasunanan YogyakartaSurakarta|Kasunanan Surakarta Hadiningrat]] dan [[KasunananKasultanan SurakartaYogyakarta|Kesultanan Jogja]]). Dalam kepercayaan tersebut, Kanjeng Ratu Kidul merupakan "istri spiritual" bagi raja-raja kedua keraton tersebut. Pada saat tertentu, keraton memberikan persembahan di [[Pantai Parangkusumo|Pantai Parangkusuma]], [[Bantul]], Pantai Parangtritis Bantul dan di [[Paranggupito, Wonogiri|Pantai Paranggupita]], [[Wonogiri]]. ''Panggung Sanggabuwana'' diartinya komplekdalam kratonartian SurakartaBahasa dipercayaIndonesia merupakanyaitu tempatPanggung bercengkeramaPenyangga antaradunia Sunanatau (raja)Jagad denganRaya'' Kanjengdi Ratu.kompleks Konon,[[Keraton SangSurakarta RatuHadiningrat|Karaton tampilKasunanan sebagai perempuan mudaSurakarta]] dan cantik''Panggung padaKrapyak'' saatdi bulanKeraton mudaYogyakarta hinggaHadiningrat purnama,dipercaya terapimerupakan berangsur-angsurtempat menuabercengkerama pada saat bulan menuju bulan mati.antara
 
Sri Gusti Kanjeng Sinuwun Susuhunan Pakubuwowono hingga Sri Gusti Kanjeng Sinuwun Sultan Hamengkubuwono (raja) dengan Kanjeng Ratu. Konon, Sang Ratu tampil sebagai perempuan muda dan cantik pada saat bulan muda hingga purnama, terapi berangsur-angsur menua pada saat bulan menuju bulan mati.
=== Kanjeng Ratu Kidul dan Nyi Roro Kidul ===
 
=== Kanjeng Ratu Kidul dan Nyi RoroRara Kidul ===
Dalam [[kejawen|keyakinan orang Jawa]], Kanjeng Ratu Kidul memiliki pembantu setia bernama Nyai atau [[Nyi Rara Kidul]]. Nyi Rara Kidul menyukai warna hijau dan dipercaya suka mengambil orang-orang yang mengenakan pakaian hijau yang berada di pantai wilayahnya untuk dijadikan pelayan atau pasukannya. Karena itu, pengunjung pantai wisata di selatan Pulau Jawa, baik di Pelabuhan Ratu, Pangandaran, Cilacap, pantai-pantai di selatan Yogyakarta, hingga Semenanjung Purwa di ujung timur, selalu diingatkan untuk tidak mengenakan pakaian berwarna hijau.
 
Di kalangan masyarakat Sunda berkembang anggapan bahwa, Ratu Kidul merupakan titisan dari seorang putri [[Kerajaan Sunda|Pajajaran]] yang bunuh diri di laut selatan karena diusir oleh keluarganya karena ia menderita penyakit yang membuat anggota keluarga lainnya malu. Dalam kepercayaan Jawa, berkembang anggapan bahwa tokoh ini dianggap bukanlah Ratu Laut Selatan yang sesungguhnya, melainkan diidentikkan dengan [[Nyi Rara Kidul]], pembantu setia Kanjeng Ratu Kidul. Hal ini berdasarkan kepercayaandugaan bahwa Ratu Kidul berusia jauh lebih tua dan menguasai Laut Selatan jauh lebih lama sebelum sejarah Kerajaan Pajajaran
 
Menurut pengalaman seorang spiritualis pada tahun 1998, ia bertemu dengan Kanjeng Ratu Kidul di pantai Parang Tritis, [[Yogyakarta]]. Saat itu, Eyang Ratu Kidul didampingi oleh [[Nyi Roro Kidul|Nyi Rara Kidul]]. Keduanya persis tetapi Eyang Ratu Kidul kulitnya kuning langsat, sementara Nyi RoroRara Kidul agak coklat. Selain itu, Eyang ratu Kidul mempunyai aura putih jernih dan gemerlapan seperti berlian, bulat mengelilingi seluruh tubuhnya. Sedangkan aura Nyi RoroRara Kidul berwarna putih susu seperti cahaya lampu neonputih, tipis putih mengikuti postur tubuhnya. Ia diberi penjelasan bahwa [[Nyi Roro Kidul|Nyi Rara Kidul]] adalah patih atau kepala pengawalnya. Nyi RoroRara Kidul adalah makhluk halus jenis jin yang mengabdi dan berguru kepada Eyang ratu. Nyi RoroRara Kidul ditugaskan untuk mengontrol dan meredam angkara murka dari makhluk-makhluk gaib jenis jin dan kekuatan gaib serta ilmu gaib yang berada disepanjang pantai selatan Pulau Jawa.
 
=== Sri Gusti Kanjeng Ni Mas Ayu Ratu Anginangin ===
Menurut pengalaman seorang spiritualis pada tahun 1998, ia bertemu dengan Kanjeng Ratu Kidul di pantai Parang Tritis, [[Yogyakarta]]. Saat itu, Eyang Ratu Kidul didampingi oleh [[Nyi Roro Kidul]]. Keduanya persis tetapi Eyang Ratu Kidul kulitnya kuning langsat, sementara Nyi Roro Kidul agak coklat. Selain itu, Eyang ratu Kidul mempunyai aura putih jernih dan gemerlapan seperti berlian, bulat mengelilingi seluruh tubuhnya. Sedangkan aura Nyi Roro Kidul berwarna putih susu seperti cahaya lampu neon, tipis putih mengikuti postur tubuhnya. Ia diberi penjelasan bahwa [[Nyi Roro Kidul]] adalah patih atau kepala pengawalnya. Nyi Roro Kidul adalah makhluk halus jenis jin yang mengabdi dan berguru kepada Eyang ratu. Nyi Roro Kidul ditugaskan untuk mengontrol dan meredam angkara murka dari makhluk-makhluk gaib jenis jin dan kekuatan gaib serta ilmu gaib yang berada disepanjang pantai selatan Pulau Jawa.
Dalam ''Serat DarmogandulDarmogandhul'', sebuah karya [[sastra Jawa Baru]] yang menceritakan jatuhnya [[Majapahit]] akibat serbuan [[Kerajaan Demak]], Ni Mas Ratu Anginangin adalah ratu seluruh makhluk halus di [[pulau Jawa]] dan memiliki kerajaan di laut selatan. Hampir seluruh isi Serat Darmagandul merupakan bentuk turunan dari cerita babad Kadhiri.
<ref name=Asep sunanta/>
{{cquote|''SamuksaneSamuksone Sang Prabu JayabayaJoyoboyo lan putrane putri kang aran Ni Mas Ratu Pagêdhongan, Buta LocayaLocoyo lan kiyai Tunggulwulung ugaugo padhapodho muksa; Ni Mas Ratu Pagêdhongan dadi ratuning dhêmit nusanuso JawaJowo, kuthanekuthone anaono sagarasegoro kidul sartasarto jêjuluk Ni Mas Ratu Anginangin. Sakabehe lêlêmbut kang anaono ing lautan dharatan sarta kanan keringe tanah JawaJowo, kabeh padhapodho sumiwi marang Ni Mas Ratu Anginangin.''}}
 
꧋''ꦱꦩꦸꦏ꧀ꦱꦺꦴꦤꦺꦱꦁꦥꦿꦧꦸꦗꦺꦴꦪꦺꦴꦧꦺꦴꦪꦺꦴꦭꦤ꧀ꦥꦸꦠꦿꦤꦺꦥꦸꦠꦿꦶꦏꦁꦄꦫꦤ꧀ꦤꦶꦩꦱ꧀ꦫꦠꦸꦥꦒꦼꦣꦺꦴꦔꦤ꧀‌ꦧꦸꦠꦭꦺꦴꦕꦺꦴꦪꦺꦴꦭꦤ꧀ꦏꦶꦪꦻꦠꦸꦁꦒꦸꦭ꧀ꦮꦸꦭꦸꦁꦈꦒꦺꦴꦥꦺꦴꦣꦺꦴꦩꦸꦏ꧀ꦱ;ꦤꦶꦩꦱ꧀ꦫꦠꦸꦥꦒꦼꦣꦺꦴꦔꦤ꧀ꦝꦣꦶꦫꦠꦸꦤꦶꦁꦣꦼꦩꦶꦠ꧀ꦤꦸꦱꦺꦴꦗꦺꦴꦮꦺꦴ꧈ꦏꦸꦛꦺꦴꦤꦺꦎꦤꦺꦴꦱꦼꦒꦺꦴꦫꦺꦴꦏꦶꦢꦸꦭ꧀ꦱꦂꦠꦺꦴꦗꦼꦗꦸꦭꦸꦏ꧀ꦤꦶꦩꦱ꧀ꦫꦠꦸꦄꦔꦶꦤꦔꦶꦤ꧀꧈ꦱꦏꦧꦺꦲꦺꦊꦊꦩ꧀ꦧꦸꦠ꧀ꦏꦁꦎꦤꦺꦴꦆꦁꦭꦻꦴꦠꦤ꧀ꦝꦫꦠꦤ꧀ꦱꦂꦠꦏꦤꦤ꧀ꦏꦼꦫꦶꦔꦺꦠꦤꦃꦗꦺꦴꦮꦺꦴ꧈ꦏꦧꦺꦃꦥꦺꦴꦣꦺꦴꦱꦸꦩꦶꦮꦶꦩꦫꦁꦤꦶꦩꦱ꧀ꦫꦠꦸꦄꦔꦶꦤꦔꦶꦤ꧀꧈''
=== Ni Mas Ratu Anginangin ===
}}
Dalam ''Serat Darmogandul'', sebuah karya [[sastra Jawa Baru]] yang menceritakan jatuhnya [[Majapahit]] akibat serbuan [[Kerajaan Demak]], Ni Mas Ratu Anginangin adalah ratu seluruh makhluk halus di [[pulau Jawa]] dan memiliki kerajaan di laut selatan. Hampir seluruh isi Serat Darmagandul merupakan bentuk turunan dari cerita babad Kadhiri.
{{cquote|''Samuksane Sang Prabu Jayabaya lan putrane putri kang aran Ni Mas Ratu Pagêdhongan, Buta Locaya lan kiyai Tunggulwulung uga padha muksa; Ni Mas Ratu Pagêdhongan dadi ratuning dhêmit nusa Jawa, kuthane ana sagara kidul sarta jêjuluk Ni Mas Ratu Anginangin. Sakabehe lêlêmbut kang ana ing lautan dharatan sarta kanan keringe tanah Jawa, kabeh padha sumiwi marang Ni Mas Ratu Anginangin.''}}
{{cquote|Saat moksanya Sang Prabu Jayabaya dan putrinya yang bernama Ni Mas Ratu Pagedhongan, [[Buta Locaya]] dan [[Kyai Tunggul Wulung]] juga sama-sama [[moksa]]. Ni Mas Ratu Pagedhongan menjadi ratu makhluk halus pulau Jawa, kotanya berada di laut selatan serta dijuluki Ni Mas Ratu Anginangin. Seluruh makhluk halus yang ada di lautan daratan serta kanan-kirinya tanah Jawa, semua sama-sama takluk kepada Ni Mas Ratu Anginangin.}}
 
[[Serat Centhini]] juga menyebut nama Ratu Anginangin sebagai pemilik istana di laut selatan. Buaya putih penjelmaan [[Dewata Cengkar|Prabu Dewatacengkar]], raja [[Medang Kamulan]] sebelum kedatangan [[Aji Saka]], adalah musuhnya. Ia memberi gelar [[Jaka Linglung]] yang saat itu masih belum memiliki nama sebagai Linglung Tunggulwulung dan menjodohkannya dengan [[Nyai Blorong]]. Serat Centhini menulis kesediaan Ratu Anginangin menjadi tunangan Aji Saka atas perantaraan Jaka Linglung.<ref>{{cite book|url=|authors=|title=Centhini: Tambangraras-Amongraga, Jilid I, hal. 67-76|first=Ngabei|last=Ranggasutrasna|year=1991|location=Jakarta|issn=|isbn=979-407-358-X|publisher=Balai Pustaka|date=|accessdate=}}</ref>
 
=== R.Ay Ajar Cemara Tunggal ===
Sebuah cerita rakyat dari Jawa Barat menceritakan seorang penerawang pria bernama Ajar Cemara Tunggal dari Gunung Kombang di [[Kerajaan Pajajaran]]. Sebenarnya, ia adalah seorang wanita cantik, bibi buyut dari Raden Jaka Suruh. Ia mengubah dirinya menjadi dukun dan memberitahu Raden Jaka Suruh untuk menuju timur [[pulau Jawa]] dan mendirikan kerajaan di lokasi sebuah pohon maja yang hanya memiliki buah satu butir. Karena buah maja rasanya pahit, kerajaan yang didirikannya bernama [[Majapahit]]. Cemara Tunggal berjanji akan menikahi pendiri Majapahit dan setiap penerus dari garis keturunan yang sulung untuk membantu mereka dalam setiap permasalahan. Roh Cemara Tunggal dianggap menjadi "ratu-lelembut dari selatan" yang menguasai seluruh lelembut.<ref>Babad Tanah Jawi by Dr. J.J. Ras - ISBN 90-6765-218-0 (7:16 - 9:1)</ref>
 
Baris 37 ⟶ 44:
 
=== ''Babad Dipanegara'' ===
''Babad Dipanegara'' mengisahkan pertemuan antara Ratu Kidul dengan [[Pangeran Diponegoro]] sebanyak dua kali, yaitu pada tahun [[1805]] dan pertengahan Juli [[1826]]. Pertemuan pertama terjadi di Gua Langse, [[Parangtritis, Kretek, Bantul|Pantai Parangtritis]] di selatan [[Daerah Istimewa Yogyakarta|Yogyakarta]], pada saat Pangeran Diponegoro tengah bersamadi sehingga Ratu Kidul tidak berkeingnanberkeinginan untuk mengganggu. Pertemuan kedua berlangsung pada saat terjadinya [[Perang Diponegoro]] (1825-1830). Pada pertemuan kedua, Ratu Kidul yang ditemani dua patihnya -yaitu [[Nyi Roro Kidul]] dan Raden Dewi- menawarkan bantuan dalam perang tetapi dengan syarat Pangeran Diponegoro bersedia memohon kepada ''[[Allah|Allah Ingkang Rabulngalimin]]'' agar Ratu Kidul diperkenankan kembali menjadi manusia. Namun, Pangeran Diponegoro menolak dengan halus dengan alasan bahwa pertolongan hanya datang dari ''Hyang Agung'' sehingga ia tidak akan bersekutu dengan makluk gaib. Hal ini sesuai dengan tujuan utamanya untuk berperang, yaitu untuk memajukan [[agama Islam]] di seluruh Jawa.<ref name="carey">Peter Carey. 2014. ''Takdir: Riwayat Pangeran Diponegoro (1785-1855)'', hal. 63-67. Penerjemah: Bambang Murtianto. Editor: Mulyawan Karim. Jakarta: Penerbit Buku Kompas. ISBN 978-979-709-799-8.</ref>
 
== Ritual dan kepercayaan ==
=== Tari BedayaBedhaya Ketawang ===
Naskah tertua yang menyebut-nyebut tentang tokoh mistik ini adalah [[Babad Tanah Jawi]].<ref>Lotte, von Lignau. 2003. [http://www.hausarbeiten.de/faecher/vorschau/29398.html Ratu Kidul, Meeresgöttin des Südens]. Seminararbeit.</ref>. [[Panembahan Senopati]] adalah orang pertama yang disebut sebagai Raja yang menyunting Sang Ratu Kidul. Dari kepercayaan ini diciptakan [[Tari Bedaya Ketawang|Tari Bedhaya Ketawang]] dari kraton Kasunanan Surakarta (pada masa Sunan Pakubuwana I), yang digelar setiap tahun pada Upacara Ageng kenaikan Tahta Sri Sunan atau disebut Jumenengan , yang dipercaya sebagai persembahan kepada Kanjeng Ratu Kidul. Sunan duduk di samping kursi kosong yang disediakan bagi Sang Ratu Kidul.
 
=== Pelabuhan Ratu dan kota-kota pesisir lainnya ===
Baris 48 ⟶ 55:
Di sekitar lokasi [[Pantai Palabuhanratu]], tepatnya di Karang Hawu, terdapat petilasan (persinggahan) [[Ratu Pantai Selatan]] yang dapat dikunjungi untuk melakukan ritual tertentu ataupun hanya sekadar melihat-lihat. Di komplek keramat ini terdapat sekurangnya dua ruangan besar yang didalamnya terdapat beberapa makam yang dipercaya penduduk sebagai makam Eyang Sanca Manggala, Eyang Jalah Mata Makuta, dan Eyang Syeh Husni Ali. Di beberapa ruangan juga terpampang gambar penguasa Laut Selatan.
 
Kanjeng Ratu Kidul juga diasosiasikan dengan [[Pantai Parangtritis|Parangtritis]], [[Pantai Parangkusumo|Parangkusumo]], [[Pangandaran]], [[Karang Bolong]], [[Ngliyep]], [[Puger]], [[Banyuwangi]], dan berbagai tempat di sepanjang pantai selatan Jawa<ref name=wormser/> seperti [[Tulungagung]].
 
[[Pantai Parangkusumo]] dan [[Pantai Parangtritis|Parangtritis]] di Yogyakarta sangat berhubungan dengan legenda Kanjeng Ratu Kidul. Parangkusumo merupakan tempat [[Panembahan Senapati]] bertemu Kanjeng Ratu Kidul. Saat Sri Sultan [[Hamengkubuwono IX|HB IX]] meninggal tanggal [[3 Oktober]] [[1988]], [[Tempo (majalah)|majalah Tempo]] menulis bahwa para pelayan keraton melihat penampakan Kanjeng Ratu Kidul untuk menyampaikan penghormatan terakhirnya kepada sri sultan.<ref>{{cite web| url = http://www.tempointeraktif.com/ang/min/02/02/nas3.htm| title = Wawancara Sri Sultan Hamengkubuwono X| date = March 15, 1997| last = PDAT| first = D&R| publisher = Tempo Nacional| language = Indonesian}}</ref>
 
=== Sedekah laut ===
Baris 56 ⟶ 63:
 
=== Ruang khusus di hotel ===
Pemilik hotel yang berada di pantai selatan Jawa dan Bali menyediakan ruang khusus bagi Sang Ratu. Yang terkenal adalah Kamar 327 dan 2401 di [[Hotel Grand Bali Beach]]. Kamar 327 adalah satu-satunya kamar yang tidak terbakar pada peristiwa kebakaran besar Januari 1993. Setelah pemugaran, Kamar 327 dan 2401 selalu dirawat, diberi hiasan ruangan dengan warna hijau, diberi suguhan (sesaji) setiap hari, tidak untuk dihuni dan khusus dipersembahkan bagi Ratu Kidul. Hal yang sama juga dilakukan di [[Hotel Samudra Beach]] di [[Pantai Pelabuhan Ratu|Pelabuhan Ratu]]. Kamar 308 disiapkan khusus bagi Ratu Kidul. Di Yogyakarta, Hotel Queen of The South di dekat [[Pantai Parangtritis|Parangtritis]] mereservasi Kamar 33 bagi Sang Kanjeng Ratu.
 
Hotel Samudra Beach Hotel, [[Pelabuhan Ratu]], Jawa Barat, menyediakan kamar 308 yang dicat berwarna hijau untuk Kanjeng Ratu Kidul.<ref>{{cite web| url = http://www.jawakidul.nl/room308.htm| title = Room 308 A room for the Javanese goddess of The South Sea| accessdate = July 5, 2007| last = Döhne| first = Roy James| publisher = Website Roy James}}</ref> Setidaknya pada awal tahun 1966,<ref>Schlehe, J. [http://www.iias.nl/iiasn/19/theme/3.html Tourism to Holy Sites and Pilgrimage to Hotel Rooms in Java]. IIAS News.</ref>, presiden pertama Indonesia, [[Sukarno]], terlibat dalam penentuan lokasi serta ide Hotel Samudra Beach Hotel. Di depan kamar 308 terdapat pohon Ketapang tempat [[Sukarno]] memperoleh inspirasi spiritualnya.<ref>{{cite web| url = http://indahnesia.com/indonesia/JAWSAM/samudra_beach.php| title = Room No. 308 still retains its mystery| accessdate = December 20, 2006| last = Khouw| first = Ida Indawati| publisher = The Jakarta Post| archive-date = 2008-12-10| archive-url = https://web.archive.org/web/20081210042847/http://indahnesia.com/indonesia/JAWSAM/samudra_beach.php| dead-url = yes}}</ref> Di dalam kamar tersebut juga dipasang lukisan terkenal "Nyai Rara Kidul" oleh [[Basuki Abdullah]].
 
=== Kepercayaan Kejawen ===
Baris 64 ⟶ 71:
 
=== Agama Konghucu ===
Penghormatan serta pemuliaan kepada Kanjeng Ratu Kidul juga terdapat pada sebuah kelenteng yang terletak di Semarang, TITD. YUE YANG TANG, di jalan Rejosari Tengah II/28-30 Semarang, juga di Jakarta, yaitu di bilangan Pekojan, Jakarta Barat, yaitu di Vihara Kalyana Mitta.<ref>[http://kalyana-mitta.com/altar-dewa-dewi/ Vihara Kalyana Mitta]</ref> Terdapat kepercayaan bahwa mitos mengenal [[Nyi Roro Kidul|Nyi Rara Kidul]] (dalam hal ini, nama Nyai RoroRara Kidul hanya menjadi panggilan populer Kanjeng Ratu Kidul) berasal dari kepercayaan [[Siwa-Buddha]] di Indonesia, yaitu kepercayaan kepada [[Tara (Bodhisatwa)]].<ref>Jordaan, Roy E. Oktober 1997. ''Asian Folklore Studies'', Vol.56 No.2. [http://buddhism.lib.ntu.edu.tw/FULLTEXT/JR-EPT/roy.htm Tara and Nyai Lara Kidul: images of the divine feminine in Java], hal. 285-312. {{en}}</ref>
 
== Lihat pula ==