Ignatius Djoko Muljono: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
 
(8 revisi perantara oleh 4 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 82:
Setelah dua tahun bertugas di Brigade P, pada tanggal 30 Oktober 1951 Muljono mengakhiri penugasannya. Ia kemudian dikirimkan ke India untuk mengikuti pendidikan artileri di sekolah artileri India. Setelah menamatkan pendikannya, pada tanggal 8 Januari 1952 Muljono ditempatkan di Magelang untuk menjabat sebagai komandan batalyon A pada Batalyon Artileri III/IV. Batalyon yang dipimipinnya tersebut diikutsertakan dalam operasi militer melawan DI/TII di Jawa Tengah dari tahun 1952 hingga 1953.<ref name=":1" />
 
Dua tahun kemudian, pada tanggal 6 Oktober 1954, Muljono memperoleh promosi jabatan menjadi Wakil Komandan Batalyon Artileri Lapangan 3. Kurang dari setahun kemudian, pada tanggal 14 Juni 1955 ia dipindahkan ke Jakarta untuk bertugas sebagai juru bicara (kepala biro penerangan) pasukan. Pangkatnya kemudian dikembalikan menjadi kapten pada tanggal 1 Juli di tahun yang sama.<ref name=":1" />
 
Muljono dimutasi pada tanggal 15 April 1959 untuk menjabat sebagai Asisten Kepala Pusat Penerangan Angkatan Darat. Ia memegang jabatan ini selama hampir satu dasawarsa hingga tahun 1969. Dengan posisi ini, ia memperoleh kenaikan pangkat menjadi mayor pada tanggal 1 Juli 1959 dan menjadi letnan kolonel pada tanggal 1 Juli 1963. Ia juga menempuh pendidikan lanjutan dalam bidang penerangan, seperti kuliah selama satu tahun di Jurusan Publisistik (sekarang Departemen Ilmu Komunikasi) Universitas Indonesia dari tahun 1961 hingga 1962, kursus pendidikan politik pada tahun 1963, dan kursus kekaryaan (Civic Mission Course) di Amerika Serikat pada tahun 1964.<ref name=":1" />
Baris 102:
Muljono melakukan sejumlah kunjungan ke Vatikan selama masa jabatannya. Pada awal bulan September 1975, Muljono dikirim oleh pemerintah Indonesia untuk menghadiri peringatan Tahun Suci Gereja Katolik Roma. Dalam perjalanan dinas tersebut, Muljono bertemu dengan [[Paus Paulus VI]] selaku kepala negara Vatikan dan umat Katolik sedunia. Muljono memaparkan keadaan kehidupan umat beragama di Indonesia. Setelah mengunjungi Vatikan, Muljono juga mengunjungi [[Lourdes]], [[Prancis]] dan [[Amsterdam]], [[Belanda]].<ref name=":12">{{Cite news|date=1975|title=Perjalanan Dinas Dirjen Bimas Katolik ke Roma, Prancis, dan Negeri Belanda|url=https://books.google.co.id/books?id=oKjx1r47w6IC&pg=RA26-PA5|work=Majalah Bimas Katolik|issue=5|page=5-14|access-date=18 April 2023}}</ref>
 
Muljono kembali ke Vatikan pada bulan April 1977 untuk membahas mengenai permasalahan [[Timor Timur]]. Muljono bertemu dengan Paus Paulus VI dan pejabat Vatikan lainnya. Dalam pertemuannya, Muljono menyatakan bahwa Indonesia tidak memiliki ambisi teritorial dan hanya berharap proses dekolonisasi berjalan dengan baik. Setelah kembali ke Indonesia, Muljono mengklaim bahwa paus telah menyetujui integrasi Timor Timur ke dalam Indonesia, menarik kepemimpinan Keuskupan Dili dari Portugis, dan menyerahkan kepemimpinannya kepada putra daerah Timor-Timur. Paus juga mengharapkan integrasi Keuskupan Dili dengan keusukupan lainnya di Indonesia dan juga mengundang menteri agama beserta ulama Muslim ke Vatikan. Antropolog [[Karel Adriaan Steenbrink]] memandang skeptis rencana ini dan menganggap bahwa Muljono terlalu optimis.<ref name=":2" /><ref>{{Cite news|last=Arifin|first=Suarif|date=28 April 1993|title=Penyelesaian damai masalah Timor Timur: Memantapkan jalan yang dirintis Djoko Moeljono|url=https://books.google.co.id/books?id=xK9wAAAAMAAJ&pg=PA201|work=Angkatan Bersenjata|access-date=18 April 2023}}</ref>
 
== Masa pensiun dan wafat ==
Setelah pensiun, Muljono diangkat sebagai anggota [[Komisi Nasional Hak Asasi Manusia]] (Komnas HAM), sebuah lembaga independen yang dibentuk untuk mengkaji dan menyelidiki dugaan pelanggaran hak asasi manusia. Muljono secara resmi dilantik pada tanggal 7 Desember 1993. Pada pertengahan masa jabatannya sebagai anggota Komnas HAM, Muljono wafat pada tanggal 16 Februari 1995.<ref>{{Cite book|date=1999|url=https://books.google.co.id/books?newbks=1&newbks_redir=0&id=N96FAAAAMAAJ|title=Lima Tahun Komnas HAM: Catatan Wartawan|publisher=Diterbitkan atas kerjasama Forum Akal Sehat dan INPI-Pact dengan Dukungan USAID|isbn=978-979-95606-0-5|pages=46, 60|language=id|url-status=live}}</ref> Ia dimakamkan di [[Taman Makam Pahlawan Nasional Utama Kalibata]].<ref name=":02">{{Cite web|title=Daftar Makam Tahun 1995-1996|url=http://pahlawancenter.com:80/daftar-makam-provinsi/jakarta/tmpn-utama-kalibata/daftar-makam-tahun-1995-1996/|website=Direktorat Kepahlawanan, Keperintisan, dan Kesetiakawanan Sosial|archive-url=https://web.archive.org/web/20140516143130/http://pahlawancenter.com/daftar-makam-provinsi/jakarta/tmpn-utama-kalibata/daftar-makam-tahun-1995-1996/|archive-date=2014-05-16|dead-url=no|access-date=4 Januari 2023}}</ref>[[Berkas:IGN Djoko Moeljono-TMPNU Kalibata 1.jpg|jempol|Makam Ignatius Djoko Muljono di Taman Makam Pahlawan Nasional Utama Kalibata, Jakarta Selatan]]
 
== Tanda jasa ==
Baris 131:
== Referensi ==
{{reflist}}
[[Kategori:Tokoh TNI]]
[[Kategori:Tokoh militer Indonesia]]
[[Kategori:Tokoh Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat]]
[[Kategori:Tokoh Jawa]]
[[Kategori:Tokoh dari Boyolali]]
[[Kategori:Tokoh Angkatan 45]]
[[Kategori:Tokoh Katolik Indonesia]]
[[Kategori:Penerima Bintang Gerilya]]
[[Kategori:Penerima Bintang Sewindu APRI]]