Pondok Labu, Cilandak, Jakarta Selatan: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
|||
(10 revisi perantara oleh 4 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 4:
|nama = Pondok Labu
|peta = <!-- Tuliskan nama berkas lengkap. -->
|foto =
<br> Patung "Tugu Tokoh Betawi" yang terletak di Jalan Haji Ipin, Pondok Labu.
|koordinat =
|provinsi = Daerah Khusus Ibukota Jakarta{{!}}DKI Jakarta
Baris 10 ⟶ 11:
|nama dati2 = Jakarta Selatan
|dati3 = Kecamatan
|kecamatan = Cilandak▼
|lurah = Nachnoer Vemier Atom Arss
▲|kecamatan = Cilandak
|kode pos = 12450
|luas = 3,91 km²<ref name="BPS Cilandak 2019"/>
Baris 30 ⟶ 31:
== Etimologi ==
Nama Pondok Labu atau dalam penggunaaan kata lain disebut Pondoklaboe berasal dari kata majemuk, yakni "Pondok" dan "Labuh". Kata "Pondok" bermakna tempat bersinggah, sedangkan "Labuh" berarti berlabuh.{{butuhrujukan}} Sehingga, kedua kata tersebut memiliki arti sebagai tempat bersinggah sementara bagi pendatang. Pada mulanya, masyarakat mengenal "Pondok Labu" dikarenakan ketika itu mereka beristirahat atau berlabuh di dekat [[daerah aliran sungai]] yang menghubungkan antara [[Sungai Pesanggrahan]] dan [[Kali Krukut]]. Penamaan wilayah ini seharusnya ditulis "Pondok Labuh".
Akan tetapi, ketika [[Batavia]] [[Hindia Belanda|diduduki]] oleh [[Belanda]], mereka menamai kawasan ini sebagai "Pondoklaboe". == Sejarah ==
{{noref section}}
Pada 1803, daerah Pondok Labu mulai disebut-sebut dan dimiliki oleh tuan tanah bernama Pieter Walbeck. Saat itu, Pondok Labu merupakan bagian dari Pasar Simplicitas bersama dengan [[Lebak Bulus, Cilandak, Jakarta Selatan|Lebakboeloes]] dan Pasar Djoemahat.<ref>{{Cite web|date=2016-01-05|title=JAKARTA TEMPO DOELOE: Ini Asal Usul Nama Pondok Labu Jakarta Selatan |url=https://jakarta.bisnis.com/read/20160105/387/507251/jakarta-tempo-doeloe-ini-asal-usul-nama-pondok-labu-jakarta-selatan|last=Abdullah|first=Nurudin|website=Bisnis.com|location=Jakarta|language=id|access-date=2023-01-23}}</ref> Pieter sebagai penguasa kawasan Pondok Labu memiliki penggilingan padi dan rumah peristirahatan yang diberi nama Simplicitas.{{sfn|De Haan|1910|loc=|pp=103}} Pada peta yang dibuat oleh Biro Topografi ({{lang-nl|Topographisch Bureau}}), [[Batavia]] [[1900]], penggilingan padi dan rumah peristirahatan itu terletak tidak begitu jauh dari [[Kali Pesanggrahan]] sebelah utara
Pada masa kepemimpinan [[Gubernur DKI Jakarta|Gubernur]] [[Ali Sadikin]], kawasan pertanian dan perkebunan di Pondok Labu mulai beralih menjadi lahan pemukiman.<ref>{{Cite web|date=2012-10-03|title=Wakaf Haji Soleh di Pondok Labu |url=https://m.merdeka.com/khas/wakaf-haji-soleh-di-pondok-labu-sedjarah-djakarta-1.html|last=|first=|website=Merdeka.com|location=Jakarta|language=id|access-date=2023-01-23}}</ref> Selain itu, Gubernur Ali juga membangun [[Jalan Pondok Labu (Jakarta)|Jalan Pondok Labu]] yang menghubungkan antara [[Kabupaten Bogor]], tepatnya [[Pangkalan Jati Lama, Limo, Depok|Desa Pangkalan Jati]] dan [[Gandul, Limo, Depok|Desa Gandul]] di [[Limo, Depok|Limo]] dengan [[Jakarta]]. Arus [[urbanisasi]] yang meningkat mengharuskan Pondok Labu memiliki akses pendidikan. Oleh karenanya, salah satu tokoh masyarakat, yakni Haji Saleh menyerahkan lahan yang tidak jauh dari rumahnya untuk dibangunkan [[sekolah dasar]]. Sekolah dasar tersebut adalah SD Negeri Pondok Labu 03, 04, 09, dan 010 Pagi yang saat ini telah digabungkan dengan [[SD Negeri Pondok Labu 03]].
Tak hanya sekolah dasar, Pondok Labu juga memiliki [[universitas]] yang lahannya tersebut sebelumnya telah dijual dengan setengah harga oleh Haji Saleh, yaitu [[Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta]].
Saleh Al-Habsyi, keturunan [[Ali bin Abdurrahman Alhabsyi]], juga tinggal di perumahan Andara Raya, Pondok Labu.<ref>{{Cite web|title=Rumah Saleh Al Habsyi · Jl. Andara Raya No.1, RT.1/RW.3, Pondok Labu, Cilandak, South Jakarta City, Jakarta 12450, Indonesia|url=https://www.google.com/maps/place/Rumah+Saleh+Al+Habsyi/@-6.314748,106.801212,17z/data=!3m1!4b1!4m6!3m5!1s0x2e69ef44ef5cba45:0xa8275ab45bec29e7!8m2!3d-6.314748!4d106.8034007!16s%2Fg%2F11rycr717r?hl=en&entry=tts&shorturl=1|website=Rumah Saleh Al Habsyi · Jl. Andara Raya No.1, RT.1/RW.3, Pondok Labu, Cilandak, South Jakarta City, Jakarta 12450, Indonesia|language=en|access-date=2023-06-24}}</ref>
== Transportasi ==
=== Angkutan umum ===
* Bus kota [[
== Demografi ==
Baris 104 ⟶ 97:
Kebudayaan di Pondok Labu didominasi oleh etnis [[Suku Betawi|Betawi]]. Meski demikian, Pondok Labu memiliki warisan budaya tersendiri. Salah satunya Cacag Lembang, yakni [[seni bela diri]] khas Betawi yang diperkenalkan pertama kali oleh salah satu tokoh masyarakat bernama Ki Kunto pada 1813.<ref>{{Cite web|date=2019-04-16|title=Cacag Lembang, Silat Asli Pondok Labu |url=https://m.beritajakarta.id/read/68089/cacag-lembang-silat-asli-pondok-labu|editor-last=Sandiputra|editor-first=Rio|publisher=Berita Jakarta|location=Jakarta|language=id|access-date=2023-01-23}}</ref> Aksi dalam Cacag Lembang terinspirasi dari keseharian Ki Kunto sebagai seorang [[petani]]. Seiring berjalannya waktu, aksi bela diri ini dikembangkan oleh Ki Ijo pada tahun 1879, hingga akhirnya kembali dikembangkan pada 1955 oleh Ki Haji Kepleh bin Jamirin.
Tiga nama tokoh masyarakat Pondok Labu, di antaranya Haji Ipin, Haji Lihun, dan Ki Haji Kepleh diabadikan dalam bentuk seni rupa benda di
== Referensi ==
Baris 115 ⟶ 108:
{{Cilandak, Jakarta Selatan}}
{{Authority control}}
|