Ulos: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: Perubahan kosmetika
Kris Simbolon (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
 
(42 revisi perantara oleh 21 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Si gale gale dans TMnr 20025981.jpg|jmpl|220px|Ulos yang dipakai penari Sigale[[Si galeGale Gale]].]]
[[Berkas:Jenis ulos.jpg|jmpl|220px|Jenis-Beberapa jenis ulos]]
[[Berkas:HKBP Pintu Bosi, Res. Tomuan (Acara Peresmian 03).jpg|jmpl|220px|Pemberian ulos pada suatu acara gerejawi.]]
'''Ulos''' atau([[Surat seringBatak]]: juga disebut '''kain ulos'''ᯥᯞᯘᯬ᯲) adalah salah satu busanajenis kain khas Indonesia. Ulos secara turun temurun dikembangkan oleh masyarakat [[Batak]], [[Sumatera Utara]] utara. Dari [[Bahasa Batak Toba|bahasa asalnya]], "ulos" berarti [[kain]]. Cara membuat ulos serupa dengan cara membuat [[songket]] khas [[Palembangsuku Melayu|Melayu]], yaitu menggunakan [[alat tenun bukan mesin]].
 
Warna dominan pada ulos adalah [[merah]], [[hitam]], dan [[putih]] yang dihiasi oleh ragam tenunan dari [[benang]] emas atau perak. Mulanya ulos dikenakan di dalam bentuk [[selendang]] atau [[sarung]] saja, kerap digunakan pada perhelatan resmi atau upacara adat Batak, namuntetapi kini banyak dijumpai di dalam bentuk produk sovenirsuvenir, sarung bantal, [[ikat pinggang]], [[tas]], [[pakaian]], alas meja, [[dasi]], [[dompet]], dan [[gorden]].
 
Ulos juga kadang-kadang diberikan kepada sang ibu yang sedang [[hamil|mengandung]] supaya mempermudah lahirnya sang [[bayi]] ke dunia dan untuk melindungi ibu dari segala mara bahaya yang mengancam saat proses persalinan.
Baris 10 ⟶ 11:
 
== Arti Ulos ==
[[File:Tenun Ulos.jpg|thumb|right|Pengrajin ''ulos'' di Desa Huta Raja sedang menenun.]]
 
Mangulosi adalah suatu kegiatan adat yang sangat penting bagi orang batak. Dalam setiap kegiatan seperti upacara pernikahan, kelahiran, dan dukacita, ulos selalu menjadi bagian adat yang selalu di ikut sertakandiikutsertakan.
 
Menurut pemikiran moyang orang batak, salah satu unsur yang memberikan kehidupan bagi tubuh manusia adalah “kehangatan”. Mengingat orang-orang batak dahulu memilih hidup di dataran yang tinggi sehingga memiliki temperatur yang dingin.
 
Demikian juga dengan huta/kampung yang ada di daerah tapanuli umumnya di kelilingidikelilingi dengan pepohonan bambu. DimanaDi mana memiliki kegunaan bukan hanya sebagai pagar untuk menjaga serangan musuh saja, namuntetapi juga menahan terjangan angin yang dapat membuat tubuh menggigil kedinginan.
 
Ada 3 hal yang di yakini moyang orang batak yang memberi kehidupan bagi tubuh manusia, yaitu : Darah, Nafas dan Kehangatan. Sehingga “rasa hangat” menjadi suatu kebutuhan yang setiap saat di dambakandidambakan.
 
Ada 3 “sumber kehangatan” yang di yakinidiyakini moyang orang batak yaitu : matahari, api dan ulos. Matahari terbit dan terbenam dengan sendirinya setiap saat. Api dapat di nyalakandinyalakan setiap saat, namuntetapi tidak praktis digunakan untuk di gunakan menghangatkan tubuh, misalnya besarnya api harus di jagadijaga setiap saat sehingga tidur pun terganggu. Namun tidak begitu halnya dengan Ulos yang sangat praktis digunakan di mana saja dan kapan saja.
 
Ulos pun menjadi barang yang penting dan di butuhkandibutuhkan semua orang kapan saja dan di mana saja. Hingga akhirnya karena ulos memiliki nilai yang tinggi di tengah-tengah masyarakat batak. Dibuatlah aturan penggunaan ulos yang di tuangkandituangkan dalam aturan adat, antara lain :
* Ulos hanya di berikandiberikan kepada kerabat yang di bawah kita. ''Misalnya Natoras tu ianakhon'' (orang tua kepada anak), hula-hula kepada boru, dll.
* Ulos yang di berikandiberikan haruslah sesuai dengan kerabat yang akan di beridiberi ulos. Misalnya Ragihotang diberikan untuk ulos kepada hela (menantu laki-laki).
 
Sedangkan menurut penggunaanya antara lain :
* Siabithonon (dipakai ke tubuh menjadi baju atau sarung) digunakan ulos ragidup, sibolang, runjat, jobit dan lainnya.
* Sihadanghononhon (diletakan di bahu) di gunakandigunakan ulos Sirara, sumbat, bolean, mangiring dan lainnya.
* Sitalitalihononhon (pengikat kepala) di gunakandigunakan ulos tumtuman, mangiring, padang rusa dan lain-lain.
 
Saat ini kita tidak membutuhkan ulos sebagai penghangat tubuh dipada saat tidur ataupun saat beraktivitas, karena ada berbagai alat dan bahan yang lebih maju untuk memberi kehangatan bagi tubuh pada saat berada padadalam udara yang sangat dingin. TetapiNamun, Ulos sudah menjadi perlambangpelambang kehangatan yang sudah mengakar di dalam budaya batak.
 
NamunHal ini juga menjadi tantangan bagi budaya batak pada masa depan, karena cara pandang dan penghargaan anak-anak muda masa depan sangat berbeda dengan para orang tua yang sempat merasakan berharganya nilai ulos dalam kekerabatan. Akankah anak-anak kita memandang ulos seperti memandang “kain pada umumnya”, bahkan lebih parahnya setelah kain tersebut di gunakandigunakan dalam acara adat yang melelahkan kemudian ulos tersebut tersimpan rapat dalam lemari saja.
 
Sangat berbeda “rasanya” dengan dengan menggunakan setelan jas yang modis dan ingin menggunakannya lagi dan lagi begitu setiap saat.
 
Jangan-jangan yang terbayang dalam pikiran mereka saat melihat ulos yang tergolek dalam lemari adalah acara adat yang melelahkan, njelimetrumit adatnya, pusing karena gaktidak taumengerti bahasa batak, malu karena gaktidak pinterpaham martutur (menempatkan diri dalam pertalian darah atau keturunan).
 
Akan sangat banyak tantangan masa depan yang akan menghimpit “niat maradat” bagi generasi muda masa depan. Seperti masalah ke uangankeuangan, penggunaan waktu, perkembangan pola pikir praktis, berkurangnya “rajaparhata” (orang yang mengetahui adat dan dapat memandu kegiatan adat dari awal hingga akhir).
 
== Jenis, makna dan fungsi ==
Baris 45 ⟶ 46:
 
=== Ulos Bintang Maratur ===
Ulos ini merupakan Ulos yang paling banyak kegunaannya di dalam acara-acara adat Batak Toba, beberapa diantaranyadi antaranya yakni:
* Kepada anak yang memasuki rumah baru. Memiliki rumah baru (milik Sendiri) adalah merupakan suatu kebanggaan terbesar bagi masyarakat Batak Toba. Keberhasilan membangun atau memiliki rumah baru di anggapdianggap sebagai salah satu bentuk keberhasilan atau prestasi tersendiri yang tak ternilai harganya. Tingginya penghargaan kepada orang yang telah berhasil membangun dan memiliki rumah baru adalah karena keberhasilan tersebut di anggapdianggap merupakan suatu berkat dari Tuhan yang maha Esa yang di sertaidisertai dengan adanya usaha dan kerja keras yang bersangkutan di dalam menjalani kehidupan. Keberhasilan membangun atau memiliki rumah baru adalah merupakan situasi yang sangat menggembirakan, oleh karena itu ulos ini akan diberikan kepada orang yang sedang berada dalam suasana bergembira. Orang batak yang tinggal dan menetap di berbagai puak/horja di sekitar Tapanuli telah memiliki adat dan kebiasaan yang berbeda pula. Walaupun konsep dan pemahaman tentang adat itu secara umum adalah sama, namuntetapi pada hal-hal tertentu adakalanya memiliki perbedaan dalam hal pemaknaan terhadap nilai dan konsep adat yang ada sejak turun-temurun. Oleh karena itu pemberian Ulos Bintang Maratur khusus di daerah [[Silindung]] di berikandiberikan kepada orang yang sedang bergembira dalam hal ini sewaktu menempati atau meresmikan rumah baru.
* Secara khusus di daerah Toba Ulos ini diberikan waktu acara selamatan Hamil 7 Bulan yang diberikan oleh pihak hulahula kepada anaknya. Ulos ini juga di berikandiberikan kepada Pahompu (cucu) yang baru lahir sebagai ''Parompa'' (gendongan) yang memiliki arti dan makna agar anak yang baru lahir itu di iringidiiringi kelahiran anak yang selanjutnya, kemudian ulos ini juga di berikandiberikan untuk pahompu (cucu) yang baru mendapat babtisanbaptisan di gereja dan juga bisa di pakaidipakai sebagai selendang.
 
=== Ulos Bolean ===
Ulos ini biasanya di pakaidipakai sebagai selendang pada acara-acara kedukaan.
 
=== Ulos Mangiring ===
Ulos ini dipakai sebagai selendang, ''Talitali'', juga Ulos ini di berikandiberikan kepada anak cucu yang baru lahir terutama anak pertama yang memiliki maksud dan tujuan sekaligus sebagai Simbol besarnya keinginan agar si anak yang lahir baru kelak di iringidiiringi kelahiran anak yang seterusnya, Ulos ini juga dapat dipergunakan sebagai Parompa (alat gendong) untuk anak.
kwlk;jetheth
 
=== Ulos Padang Ursa dan Ulos Pinan Lobu-lobu ===
Baris 60:
 
=== Ulos Pinuncaan ===
Ulos ini terdiri dari lima bagian yang ditenun secara terpisah yang kemudian di satukandisatukan dengan rapi hingga menjadi bentuk satu Ulos. Kegunaannya antara lain:
* Dipakai dalam berbagai keperluan acara-acara dukacita maupun suka citasukacita, dalam acara adat ulos ini dipakai/ di sandangdisandang oleh Raja-raja Adat.
* Dipakai oleh Rakyat Biasa selama memenuhi beberapa pedoman misalnya, pada pesta perkawinan atau upacara adat di pakaidipakai oleh suhut sihabolonon/ Hasuhuton (tuan rumah).
* Kemudian pada waktu pesta besar dalam acara marpaniaran (kelompok istri dari golongan ''hulahula''), ulos ini juga di pakaidipakai/dililit sebagai kain/''hohophohop'' oleh keluarga ''hasuhuton'' (tuan rumah).
* Ulos ini juga berfungsi sebagai Ulos Passamot pada acara Perkawinan. Ulos Passamot di berikandiberikan oleh Orang tua pengantin perempuan (Hulahula) kepada ke duakedua orang tua pengantin dari pihak laki-laki (pangoli). Sebagai pertanda bahwa mereka telah sah menjadi saudara dekat.
 
=== Ulos Ragi Hotang ===
Ulos ini di berikandiberikan kepada sepasang pengantin yang sedang melaksanakan pesta adat yang di sebutdisebut dengan nama Ulos Hela. Pemberian ulos Hela memiliki makna bahwa orang tua pengantin perempuan telah menyetujui putrinya di persuntingdipersunting atau di peristridiperistri oleh laki-laki yang telah di sebutdisebut sebagai “Hela” (menantu). Pemberian ulos ini selalu di sertaidisertai dengan memberikan mandar Hela (Sarung Menantu) yang menunjukkan bahwa laki-laki tersebut tidak boleh lagi berperilaku layaknya seorang laki-laki lajang tetapi harus berperilaku sebagai orang tua. Dan sarung tersebut di pakaidipakai dan di bawadibawa untuk kegiatan-kegiatan adat.
 
=== Ulos Ragi Huting ===
 
Ulos ini sekarang sudah Jarang di pakaidipakai, konon pada zaman dulu sebelum Indonesia merdeka, anak perempuan (gadis-gadis) memakai Ulos Ragi Huting ini sebagai pakaian sehari-hari yang dililitkan di dada (Hobahoba) yang menunjukkan bahwa yang bersangkutan adalah seorang putri (gadis perawan) batak Toba yang ber-adatberadat.
 
=== Ulos Sibolang Rasta Pamontari ===
Ulos ini di pakaidipakai untuk keperluan duka dan suka citasukacita, tetapi pada zaman sekarang, Ulos Sibolang bisa di katakandikatakan sebagai simbol dukacita, yang di pakai sebagai Ulos Saput (orang dewasa yang meninggal tetapi belum punya cucu), dan di pakaidipakai juga sebagai Ulos Tujung untuk Janda dan Duda dengan kata lain kepada laki-laki yang ditinggal mati oleh istri dan kepada perempuan yang di tinggalditinggal mati oleh suaminya. Apabila pada peristiwa dukacita Ulosulos ini di pergunakandipergunakan maka hal itu menunjukkan bahwa yang bersangkutan adalah sebagai keluarga dekat dari orang yang meninggal.
 
=== Ulos Si bungaBunga Umbasang dan Ulos Simpar ===
Secara umum ulos ini hanya berfungsi dan dipakai sebagai Selendang bagi para ibu-ibu sewaktu mengikuti pelaksanaan segala jenis acara adat-istiadat yang kehadirannya sebatas undangan biasa yang di sebut sebagai ''Panoropipanoropi'' ({{lang-id|yang meramaikan}}) .
 
=== Ulos Sitolu Tuho ===
Ulos ini difungsikan atau di pakaidipakai sebagai ikat kepala atau selendang.
 
=== Ulos Suri-suri Ganjang ===
Ulos ini di pakaidipakai sebagai Hande-hande (selendang) pada waktu margondang (menari dengan alunanan musik Batak) dan juga di pergunakandipergunakan oleh pihak ''Hulahula'' (orang tua dari pihak istri) untuk ''manggabei'' (memberikan berkat) kepada pihak borunya (keturunannya) karena itu disebut juga ''Ulos gabegabe'' (berkat).
 
=== Ulos Simarinjam sisi ===
Dipakai dan di fungsikandifungsikan sebagai kain, dan juga di lengkapidilengkapi dengan Ulos Pinunca yang di sandangdisandang dengan perlengkapan adat Batak sebagai ''Panjoloani'' (mendahului di depan). Yang memakai ulos ini adalah satu orang yang berada paling depan.
 
=== Ulos Ragi Pakko dan Ulos Harangan ===
Pada zaman dahulu di pakaidipakai sebagai selimut bagi keluarga yang berasal dari golongan keluarga kaya, dan itu jugalah apabila nanti setelah tua dan meninggal akan di saputdisaput (di selimutkandiselimutkan, dibentangkan kepada jasad) dengan ulos yang pakai Ragi di tambah Ulos lainnya yang di sebutdisebut Ragi Pakko karena memang warnanya hitam seperti Pakko.
 
=== Ulos Tumtuman ===
Dipakai sebagai talitali yang bermotif dan di pakaidipakai oleh anak yang menunjukkan bahwa yang bersangkutan adalah anak pertama dari hasuhutan (tuan rumah).
 
=== Ulos Tutur-Tutur ===
Ulos ini dipakai sebagai talitali (ikat kepala) dan sebagai ''Handehande'' (selendang) yang diberikan oleh orang tua kepada anak-anaknya (keturunannya).
 
== PranalaLihat luarjuga ==
* [[Uis]], kain tenun tradisional masyarakat [[Suku Karo|Batak Karo]].
{{Commons cat|Ulos}}
* [[Sortali]], penutup kepala tradisional wanita pasa masyarakat [[Suku Batak Toba|Batak Toba]].
* [http://wisatamelayu.com/id/object/646/120/kain-ulos-khas-danau-toba/&nav=geo Ulos di Situs Resmi Melayu Online]
* [http://www.tempointeraktif.com/hg/hobi/2009/03/17/brk,20090317-165180,id.html Serat Kehidupan Orang Batak, Tempo Interaktif]
* [http://www.antara.co.id/view/?i=1196433922&c=SBH&s= Sebagian Besar Jenis Ulos Batak Punah. Antara News]
* [http://etnikdisumut.wordpress.com/2011/12/02/hello-world Jenis-jenis ulos batak toba]
* [http://pomparansirajasonang.wordpress.com/2009/07/19/arti-ulos/ arti ulos]
 
== Referensi ==
{{Suku Batak Toba}}
{{pakaian-stubReflist}}
=== Daftar pustaka ===
{{indo-stub}}
{{Refbegin}}
* {{Cite book|last=Niessen|first=Sandra A.|date=1993|url=https://www.google.co.id/books/edition/Batak_Cloth_and_Clothing/n5LpAAAAMAAJ|title=Batak Cloth and Clothing: A Dynamic Indonesian Tradition|language=en|location=|publisher=Oxford University Press|isbn=978-967-6530-40-0|url-status=live}|ref={{sfnref|Niessen|1993}}}}
* {{Cite book|last=Niessen|first=Sandra A.|date=2009|url=https://www.google.co.id/books/edition/Legacy_in_Cloth/ARJMAQAAIAAJ|title=Legacy in Cloth: Batak Textiles of Indonesia|language=en|location=|publisher=KITLV Press|isbn=978-906-7183-51-2|url-status=live}|ref={{sfnref|Niessen|2009}}}}
{{Refend}}
 
==Pranala luar==
{{Commons catCommonscat|Ulos}}
{{Suku-Batak-stub}}
 
[[Kategori:Pakaian Indonesia]]
[[Kategori:Batak]]
[[Kategori:Batak Toba]]
[[Kategori:Batak Angkola]]
[[Kategori:Wastra Batak]]
[[Kategori:Pakaian Indonesia]]