Suku Kamoro: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Envapid (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Envapid (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
(5 revisi perantara oleh pengguna yang sama tidak ditampilkan)
Baris 22:
== Populasi ==
Pada tahun 1986 jumlah penduduk distrik Mimika Timur adalah 16.305 jiwa dan distrik Mimika Barat 6.743 jiwa, yang tersebar di antara 75.766 jiwa penduduk Kabupaten Fakfak. Pada tahun 1990 penduduk kabupaten ini telah menjadi 88.488 jiwa. Jumlah orang Kamoro sendiri diperkirakan sekitar 8.000 jiwa, sekaligus penutur bahasa yang disebut bahasa Kamoro. Suku Kamoro kaya akan ragam budaya, antara lain kegiatan menganyam oleh kaum wanita, mengukir oleh kaum pria, nyanyian, tarian, cerita legenda dan ritual ‘karapao’ yang masih diselenggarakan hingga saat ini.
 
==Adat==
===Taparu===
Struktur sosial terkecil suku Mimika adalah ''taparu'' yang berarti tanah. Kelompok Taparu sendiri kemudian terbagi menjadi beberapa klen ([[marga]]). Nama dari Taparu mengambil dari tiga sumber yaitu: toponimi sungai, tanah, atau daerah; ''otepe'' terkenal; atau nama nenek moyang asal. Pemilihan sumber tersebut menjadi taparu terjadi secara spontan. Jika kelompok penghuni taparu yang ingin ditonjolkan, nama taparu tersebut ditambahi akhiran -we.<ref name="Usmany etal 2010"/>
 
Taparu dimaknai oleh orang diluar Mimika (pemerintah Belanda dan Indonesia, maupun misionaris) sebagai komunitas atau kampung. Walaupun pemahaman tersebut kurang sepenuhnya benar. Taparu berarti organisasi sosial yang berupa fratri bilineal. Kelompok ini terdiri dari gabungan klen yang memiliki kesamaan leluhur perempuan, karena suku Mimika merupakan masyarakat matrilokal, nama nenek moyang tersebut bisa diabadikan sebagai nama taparu. <ref name="Usmany etal 2010"/>
 
Pada masa lampau suku Mimika mempraktikkan 'taparu [[eksogami]]', sehingga perkawinan harus dilakukan oleh pasangan dari kelompok taparu yang berbeda. Selain itu taparu juga merupakan pembeda orang berdasarkan fungsi kerja dalam ritual keagamaan masyarakat kamoro. Walau sekarang kedua hal tersebut sudah tidak dilakukan karena pengaruh kuat agama Katolik. <ref name="Usmany etal 2010"/>
 
Taparu-taparu bisa disatukan kedalam taparu lain yang lebih muda. Walau merupakan contoh kesalahan budaya, beberapa taparu yang berjumlah anggota sedikit sudah berfungsi sebagai klan.<ref name="Usmany etal 2010"/>
 
===Kepemimpinan===
Secara umum kepemimpinan dalam sebuah kampung dibagi menjadi dua, pemimpin yang dipilih penduduk kampung sesuai aturan pemerintah sebagai Kepala Kampung. Sedangkan pemimpin adat kampung/ taparu yang disebut Kepala Suku. Dalam praktiknya untuk menyelsaikan masalah kampung, Kepala Suku, Kepala Kampung, dan masyarakat bermusyawarah dalam rumah panjang ''kakurukame''.<ref name="Usmany etal 2010">{{Cite book|last1=Usmany|first1=Dessy Polla|first2=Windy|last2=Hapsari|first3=Ana Maria F.|last3=Parera|first4=Andreas|last4=Goo|date=2013|url=https://repositori.kemdikbud.go.id/24382/|title=Taparu : fratri suku bangsa Mimika-Kamoro di kampung hiripau dsitrik Mimika Timur Kabupaten Mimika|publisher=Balai Pelestarian Nilai Budaya Papua, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan|location=Jayapura|url-status=live}}</ref>
 
Karena masyarakat Mimika sudah dipengaruhi oleh interaksi dengan dunia luar seperti [[Kerajaan Tidore]], [[Kerajaan Namatota]], dan [[Kerajaan Aiduma]], gelar-gelar dan struktur kepimpinan kerajaan dari Maluku sudah dipakai secara adat seperti:<ref name="afiatahoba"/>
* ''Weyaiku'' atau ''Katawe'' merupakan sebutan untuk panglima perang dan kepala suku, sebagai pemimpin adat tertinggi taparu.
*''Ndati'' merupakan sebutan untuk raja yang dipilih dari para ''weyaiku'' sebagai pemimpin tertinggi suku Mimika.
*''Wakare'' berarti wakil dari raja
*''Mbayora'' (Mayor) merupakan gelar untuk beberapa kepala kampung.
*''Kapitana'' (Kapitan) merupakan pemimpin yang lebih kecil dan berperan sebagai kepala RW.
*''Ukuma'' (Hukum/Hakim) merupakan pemimpin yang bertugas untuk mengadili, memutuskan sebuah perkara.
 
Selain itu terdapat beberapa jabatan lain seperti ''Kakuruwe'' (pengatur pesta), ''Tauruwe'' (pengatur tari), ''Bakipiakare'' (ahli bernyanyi), ''Amotawe'' (pengatur sagu), ''Opakowe'' (pengatur sukun), ''Kawe'' (pengatur pisang), ''Rawe'' (pengatur ikan), dan lain lain.<ref name="afiatahoba"/>
 
== Keterampilan ==