Kerajaan Mengwi: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Angayubagia (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan visualeditor-wikitext
Nyilvoskt (bicara | kontrib)
k Mengembalikan suntingan oleh Jalak Bali (tlg jangn blok sy) (bicara) ke revisi terakhir oleh Nyilvoskt
Tag: Pengembalian Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
 
(43 revisi perantara oleh 18 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Infobox Former Country
'''Kerajaan Mengwi''' adalah salah satu kerajaan kecil yang didirikan pada abad ke-18 di [[Pulau Bali]].{{Sfn|Alit|2018|p=34}} Pendiri kerajaan ini adalah I Gusti Agung Made Agung.{{Sfn|Segara|2018|p=327}} Kerajaan Mengwi berakhir setelah dikalahkan oleh [[Kerajaan Badung]] pada tahun 1891.{{Sfn|Kartini|2011|p=128}}
| native_name = "Negri Bima Sakti"
| conventional_long_name = Kerajaan Mengwi
| common_name = Kerajaan Mengwi
| continent = Asia
| region = [[Asia Tenggara]]
| country = [[Indonesia]]
| religion = [[Hindu]] (Resmi)
| image_flag =
| image_coat = Pura Taman Ayun, Mengwi, Bali Indonesia.jpg
| symbol_type =
| image_map = Kaart van het eiland Bali.jpg
| image_map_caption = Peta sembilan kerajaan Bali, sekitar tahun 1900, Kerajaan Mengwi berada tepat ditengah tengah antara [[kerajaan Badung]] dan Tabanan
| p1 = Kerajaan Gelgel
| p2 =
| s1 = Indonesia
| s2 =
| flag_p1 =
| flag_p2 =
| flag_s1 = Flag of Indonesia.svg
| year_start = 1723
| year_end = 1891
| date_start =
| date_end =
| event_start =
| event_end = Perang Saudara
| capital = Kawyapura
| common_languages = [[Bahasa Bali|Bali Mengwi]] (utama) [[Bahasa Jawa kuno|Kawi]] dan [[Bahasa Sansekerta|Sansekerta]] (religius)
| government_type = Monarki Kerajaan
| title_leader = I Gusti Agung (gelar raja)
| currency = [[Uang kepeng di Indonesia|Pesbolong]]
| footnotes =
| demonym =
| today = [[Badung]]
}}
'''Kerajaan Mengwi''' adalah salah satu kerajaan kecil yang di segani dan didirikan pada saat abad ke-18 di [[Pulau Bali]].{{Sfn|Alit|2018|p=34}} Pendiri dari kerajaan ini adalah I Gusti Agung Made Agung dengan gelarnya [[I Gusti Agung Bima Sakti]] (Keturunan [[Anglurah Agung|I Gusti Agung Maruti]]/Raja Terakhir dari Kerajaan Gelgel).{{Sfn|Segara|2018|p=327}} Kerajaan Mengwi berakhir setelah dikalahkan oleh saudara sendiri yaitu [[Kerajaan Badung]] dan sekutunya pada tahun 1891.{{Sfn|Kartini|2011|p=128}}
 
== Pendirian ==
Pendirian Kerajaan Mengwi diawali oleh pertikaian antara raja terakhir [[Kerajaan Gelgel]] yaitu [[Anglurah Agung|Ida I Gusti Agung Maruti]] melawan I Gusti Ngurah Jambe di Cedok Andoga. I Gusti Ngurah Jambe adalah ipar dari I Gusti Agung Maruti, tetapi memihak kepada keponakannya yaitu Dalem Jambe yang juga memiliki hak untuk menjadi raja. Dalam pertikaian ini, Ida I Gusti Agung Maruti dan I Gusti Ngurah Jambe wafat. Putra dan putri dari Ida I Gusti Agung Maruti kemudian mengungsi ke desa [[Jimbaran, Kuta Selatan, Badung|Jimbaran]]. Mereka bernama I Gusti Agung Putu Agung, I Gusti Agung Made Agung, dan I Gusti Agung Ratih. Setelah itu, I Gusti Agung Putu Agung dan I Gusti Agung Made Agung menjadi penguasa di desa Jimbaran dan mendirikan Kerajaan Mengwi dan Pura Taman Ayun. Tahta pertama diberikan kepada I Gusti Agung Made Agung, sedangkan I Gusti Agung Putu Agung memilih menjadi seorang pertapapetapa (selanjutnya mendirikan Kerajaan Kuramas (lihat [[Puri Gede Keramas]]).{{Sfn|Segara|2018|p=327}}
 
== Politik ==
Kerajaan Mengwi sering melakukan perang dengan Kerajaan Badung dan [[Suku Bugis]].{{Sfn|Segara|2018|p=324}} Pada tahun 1829, Kerajaan Mengwi menjadi bawahan dari Kerajaan Badung. Hal ini terjadi pada masa pemerintahan I Gusti Agung Ngurah Made Agung Putra. Kerajaan Mengwi kembali menjadi kerajaan mandiri setelah wafatnya raja Kerajaan Badung yaitu I Gusti Ngurah Made Pemecutan.{{Sfn|Alit|2018|p=36}} I Gusti Agung Ngurah Made Agung Putra kembali berkuasa di Kerajaan Mengwi dengan kekuasaan yang setara dengan Kerajaan Badung.{{Sfn|Alit|2018|p=37}}
 
== Keruntuhan ==
Baris 12 ⟶ 47:
== Adat Istiadat ==
Pada masa pemerintahan Kerajaan Mengwi, di [[Mengwi, Mengwi, Badung|Desa Mengwi]] dibentuk sebuah Desa Adat Mengwi. Wewenangnya adalah mengelola urusan adat, kekayaan masyarakat hukum adat, dan seni budaya masyarakat Kerajaan Mengwi. Desa Adat Mengwi masih diberlakukan dan berbagi kepemimpinan dengan kepala desa dari pemerintahan sipil.{{Sfn|Prasetyo, et al.|2017|p=4}}
 
== Daftar Raja ==
{{utama|Daftar Raja Bali}}
* [[I Gusti Agung Bima Sakti]] (Raja Pertama)
* [[I Gusti Agung Made Alengkajeng|I Gusti Agung Made Alangkajeng]] (Raja ke-2)
* I Agung Anom|Gusti Agung Śakti (Gusti Agung Anom) (c. Kerajaan kapal)
* I Gusti Agung Śakti (Gusti Agung Putu) (c. 1690-1722) [anak Gusti Agung Anom]
* I Gusti Agung Made Alangkajeng (1722-c. 1740) [anak Gusti Agung Putu]
* I Gusti Agung Putu Mayun (1740s) [kemenakan Gusti Agung Made Alangkajeng]
* I Gusti Agung Made Munggu (1740s-1770/80) [saudara Gusti Agung Putu Mayun]
* I Gusti Agung Putu Agung (1770/80-1793/94) [anak Gusti Agung Made Munggu]
* I Gusti Ayu Oka Kaba-Kaba(regent 1770/80-1807) [ibu Gusti Agung Putu Agung]<ref>{{Cite journal|last=AMIRELL|first=STEFAN|date=2015|title=Female Rule in the Indian Ocean World (1300-1900)|url=https://www.jstor.org/stable/43901772|journal=Journal of World History|volume=26|issue=3|pages=443–489|issn=1045-6007}}</ref>
* I Gusti Agung Ngurah Made Agung I (1807–1823) [anak Gusti Agung Putu Agung]
* I Gusti Agung Ngurah Made Agung II Putra (1829–1836) [anak Gusti Agung Ngurah Made Agung I]
* I Gusti Agung Ketut Besakih (1836-1850/55) [saudara Gusti Agung Ngurah Made Agung II]
''Di bawah perlindungan Belanda'' 1843-1891
* I Gusti Ayu Istri Biang Agung (1836–1857) [janda Gusti Agung Ngurah Made Agung Putra]
* I Gusti Agung Ngurah Made Agung III (1859–1891) [keturunan Gusti Agung Putu Mayun]
''Mengwi dihancurkan oleh Klungkung, Badung, Gianyar dan Tabanan'' 1891
 
== Peninggalan Bersejarah ==
Baris 25 ⟶ 79:
== Daftar Pustaka ==
 
* {{cite journal|last=Alit|first=Dewa Made|date=2018|title=Bara Agni di Kerajaan Mengwi (1823-1871)|url=https://ojs.ikippgribali.ac.id/index.php/socialstudies/article/view/541/426|journal=Social Studies|volume=6|issue=2|pages=33–41|doi=|ref={{sfnref|Alit|2018}}|url-status=live|access-date=2020-08-24|archive-date=2020-07-23|archive-url=https://web.archive.org/web/20200723023509/https://ojs.ikippgribali.ac.id/index.php/socialstudies/article/view/541/426|dead-url=yes}}
* {{cite journal|last=Kartini|first=Indriana|date=2011|title=Dinamika Kehidupan Minoritas Muslim di Bali|url=http://jmi.ipsk.lipi.go.id/index.php/jmiipsk/article/download/635/427|journal=Masyarakat Indonesia|volume=37|issue=2|pages=115–145|doi=|ref={{sfnref|Kartini|2011}}|url-status=live}}
* {{cite book|last=Prasetyo, et al.|year=2017|url=https://library.fes.de/pdf-files/bueros/indonesien/14335.pdf|title=Inovasi untuk Mewujudkan Desa Unggul dan Berkelanjutan (Edisi Kedua)|location=Jakarta|publisher=Friedrich-Ebert-Stiftung, Kantor Perwakilan Indonesia|isbn=978-602-8866-22-4|ref={{sfnref|Prasetyo, et al.|2017}}|url-status=live}}