Huria Kristen Indonesia: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Kris Simbolon (bicara | kontrib)
(1) tdk perlu merinci ttg sejarah Batak, krn ini bukan artikel utamanya / (2) tdk perlu menyisipkan eufemisme sepihak, sprti "bangsa Batak berada dalam kegelapan" / (3) jgn mencampur tali sejarah keKristenan Batak dng Batavia, krn pertama kali yg memperhatikan ttg ini adalah GubJen Hindia Inggris di Bengkulu.
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Kris Simbolon (bicara | kontrib)
slight mistake
Tag: Suntingan visualeditor-wikitext
 
(27 revisi perantara oleh 12 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 5:
|image = Logo HKI.jpg
|caption =
|main_classification = [[Protestan]]Gereja [[Lutheran|Lutheranisme]]
|leader =[[Pdt. [[Firman Sibarani]], M.Th]].
|founded_date = {{start date and age|1927|5|1}}
|founded_place = [[Kota Pematangsiantar|Pematang Siantar]], [[Sumatera Utara|Sumatera Utara]]
|separated_from =[[Rheinische Missionsgesellschaft]] (RMG)
|parent =
|merger =
|separations =[[Huria Kristen Indonesia Protestan]]
|area = [[Indonesia]]
|congregations =
|members =
|footnotes =
|website = {{url|https://www.huriakristenindonesia.com}}
|number_of_followers= +- 400.000
|slogan = Menjadi Huria yang Kuat Iman, Misioner, Modern dan DedikatifBerdedikasi
|founder=[[Sutan Malu Panggabean|Friderik Panggabean gelar Sutan Malu]]}}
}}
[[Berkas:Kantor Pusat HKI.jpg|jmpl|Kantor Pusat HKI di [[Kota Pematangsiantar]]]]
 
'''Huria Kristen Indonesia''' (disingkat sebagai '''HKI''') adalah sebuah persekutuan [[gereja]] [[Lutheran]] di [[Indonesia]] yang berkantor pusat di Jl. Melanthon Siregar No. 111, [[Pematangsiantar]], [[SumatraSumatera Utara]]. Gereja ini termasuk kelompok gereja-gereja [[Kristen]] [[Protestan]] di [[Indonesia]] dan merupakan anggota [[Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia]] ([[PGI]]).
 
== Sejarah ==
Pengamatan tentang orang Batak yang masih animis pertama kali disampaikan oleh [[Thomas Stamford Raffles|Sir Thomas Stamford Raffles]]. Ini mendorong gereja Baptis Inggris untuk mengutus dua misionaris Kristen ke Tanah Batak pada 1824. Keduanya adalah Burton dan Ward. Karena tidak mampu menunjukkan rasa hormat kepada para pemimpin Batak, kedua misionaris ini ditolak dan tidak berhasil menjalankan misinya.
 
Sepuluh tahun kemudian, tahun 1834, Gereja Boston Amerika Serikat mengutus dua orang lagi penginjil untuk bekerja di Tanah Batak, yaitu [[Munson]] dan [[Lyman]]. Setelah menempuh jarak kira-kira 100 km dari suatu daerah yang benama Barus dengan berjalan kaki melewati rawa-rawa, gunung-gunung batu terjal, dan hutan belukar, mereka sampai di Sisangkak Lobupining kira-kira 10 km dari Tarutung ke arah Sibolga. Kedua orang misionaris ini ditolak dan dibunuh oleh penduduk setempat tanggal [[28 Juni]] [[1834]].
Baris 54:
Sejak 1907 sudah ada jemaat yang dirikan oleh RMG di Pematang Siantar (Jalan Gereja sekarang), dan jemaat ini menjadi pusat utama para misionaris RMG di Sumatra Timur. Akan tetapi, warga jemaatnya banyak yang tersebar di sekitar pinggiran kota Pematang Siantar yang jaraknya kurang lebih 4 km dari gereja ini dan F. Sutan Malu Panggabean adalah salah seorang dari antaranya.
 
Mempertimbangkan sulitnya menjangkau gereja di Pematang Siantar dengan Jalan kaki, maka F. Sutan Malu Panggabean (yang adalah lulusan Sekolah Guru Seminari SipaholonSipaoholon tahun 1909) mengusulkan agar didirikan satu jemaat baru di [[Pantoan]]. Usul ini ditolak oleh Pdt. R. Scheneider (missionaris RMG) di gereja Pematangsiantar.
 
Sejalan dengan lahirnya hari kebangkitan Nasional melalui pendirian Budi Utomo pada tanggal 20 Mei 1908 dan didorong oleh keinginan kemandirian Gereja dari RMG, serta penolakan mendirikan Jemaat Baru di Pantoan oleh Misionaris RMG di Pematang Siantar, adalah menjadi salah satu alasan untuk mendirikan satu gereja baru di Pantoan yang kemudian disebut '''Hoeria Christen Batak''' ('''H.Ch.B''').
Baris 60:
 
==== Perkembangan awal ====
Sambutan masyarakat Kristen Batak terhadap H.Ch.B di Pematangsiantar dan sekitarnya sangat luar biasa. Dalam kurun waktu yang relatif singkat (3 Tahun), yaitu pada masa 1927-1930 terdapat 5 Jemaat dengan 220 Kepala Keluarga, dan pada masa 1931-1933 jumlahnya bertambah menjadi 47 Jemaat dan pada masa 1933-1935 jumlahnya sudah mencapai lebih dari 170 Jemaat. Dari daerah Pematang Siantar dan sekitarnya, pada masa 1931-1942, Gereja HChB sudah menyebar sampai ke Daerah Deli Serdang, Tapanuli didaerahdi daerah Humbang, Sipahutar, Pangaribuan, Silindung sekitarnya, Patane Porsea atau Toba Holbung sekitarnya, Tapanuli Selatan, Tapanuli Tengah, Sidikalang, atau Dairi sekitarnya, Tanah Alas dan sekitarnya. Seperti telah disebutkan di atas, bahwa gerakan kemandirian Gereja itu tidak hanya terjadi diPematangdi Pematang Siantar dan sekitarnya, tetapi juga di Medan. Demikianlah pada tanggal 5 Agustus 1928 oleh 123 orang warga jemaat RMG mendirikan satahsalah satu Jemaat baru di Medan yang disebut “Hoeria Christen Batak Medan Parjolo” (HChB Medan I). Karena banyak yang tidak senang atas pendirian Gereja Baru ini, maka kelompok yang tidak senang ini menamai mereka “Partai 123”. Sebutan ini dimaksud untuk mendiskreditkan gereja baru ini sebagai partai politik bukan gereja. Jemaat inilah yang menjadi jemaat [https://web.facebook.com/gerejahki.rkmk.5 HKI Jalan Dahlia No.2 Medan] sekarang. Semua jemaat-jemaat diharuskan menyelenggarakan pendidikan kepada anak-anak setingkat sekolah dasar.
 
==== Rechtperson dan hak menyelenggarakan sakramen ====
Baris 69:
Seluruh jemaat-jemaat di Pematang Siantar dan sekitarnya berdatangan ke Pantoan untuk mendoakan kepergian Voorzitter F. Sutan Maloe Panggabean Pimpinan Gereja mereka agar Tuhan menyediakan biaya yang dibutuhkan dan dia dituntun, diperlengkapi, dikuatkan serta dipelihara oleh Tuhan dalam perjalanannya. Mereka bernyanyi dan berdoa dengan deraian air mata.
 
Atas dasar keyakinan, Voorzitter F. Sutan Maloe Panggabean berangkat ke Dolok Merangir dan besok paginya direncanakan berangkat ke Belawan. ia sampai disanadi sana pukul 22.30. Sekretaris I M.T LumbanGaolLumban Gaol menginformasikan bahwa biaya yang dibutuhkan ke Batavia belum diperoleh.
Dengan lebih dulu bernyanyi dan berdoa diiringi dengan isakan tangis, dalam kegelapan malam M.T Lumban Gaol berangkat lagi untuk mengusahakannya. Ia kembali pada pukul 01.30 (pagi) dengan membawa sejumlah uang yg dibutuhkan. Seseorang yang bukan warga gereja berkenan meminjamkannya kepada M.T Lumban Gaol. Inilah yang memungkinkan keberangkatan Voorzitter F. Sutan Maloe Panggabean langsung menghadap Gebernur Jenderal di Jakarta.
Baris 78:
Atas kesadaran perluasan misi Gereja dan atas kesadaran bahwa HChB bukan hanya untuk berada di Tanah Batak Saja, maka pada Synode tanggal 16-17 November 1946 nama HChB ( Huria Christen Batak ) diperluas menjadi HKI (Huria Kristen Indonesia). Dalam Synode ini juga dipilih [[Voorzitter]] (Ketua Pucuk Pimpinan yang baru) Pdt. T.J Sitorus. Dia inilah yang memimpin HKI selama 32 tahun sampai Juli tahun 1978.
 
Akan tetapi setelah selesai sinode, ada beberapa jemaat dan pendeta yang menyatakan ketidaksetujuan nya pada perluasan nama ini. Mereka terpisah dari HKI dan tetap memakai nama HChB, yang kemudian diubah menjadi “Gereja“Huria [[26Kristen Agustus]] [[1976]] Sinode GKB menyatakan diri bergabung kembali denganIndonesia (HKI.)"
 
==== '''Terisolasi selama 40 tahun ===='''
 
==== Terisolasi selama 40 tahun ====
Seperti disebutkan di atas, bahwa Badan Zendng RMG tidak mengakui HChB (HKI) sebagai Gereja. Oleh sebab itu, selain dari memengaruhi Pemerintahan Hindia Belanda untuk mempersulit Gereja HChB memperoleh Rechtperson dan izin melayankan sacrament, juga menghambat HChB memasuki badan-badan ekumenis di Indonesia dan internasional selama 40 Tahun. Semua perguruan teologi di Indonesia tertutup untuk HChB. Dengan kemampuannya yang terbatas, HChB mendidik para pelayannya (pendeta, guru jemaat, bibelvrow dan evangelis) selama 40 Tahun. HKI juga tidak menerima bantuan apapun dari gereja-Gereja dalam dan Luar Negeri. Gereja HKI benar-benar berdiri sendiri dalam daya, dana dan teologi.
 
Baris 89 ⟶ 90:
 
=== Perkembangan sekarang ===
Dalam umurnya yang ke 79 tahun ini, HKI sudah tersebar di persada Nusantara ini terutama di Sumatra, Pulau Kalimantan dan Jawa. Warga jemaatnya kurang lebih 300.000 jiwa dan tersebar di 674 Jemaat, 103 Resort, dan 8 Distrik/ Daerah, dilayani oleh 130 orang pendeta, 78 orang guru jemaat penuh waktu dan 596 orang guru jemaat paruh waktu, 8 orang bibelvrow, 4 orang diakones. (Pdt.Hopol M.Sihombing)
 
== Galeri logo ==
<gallery>
Berkas:Logo HKI.png|Logo HKI pertama
Berkas:Logo HKI.jpg|Logo HKI sekarang disahkan pada tahun 2003
</gallery>
 
== LihatPranala pulaluar ==
* [[PGI]]
 
== Referensi ==
* [http://www.kanpushki.com www.huriakristenindonesia.com] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20121206183427/http://kanpushki.com/ |date=2012-12-06 }}
* [http://www.facebook.com HKI Pusat on Facebook Fans Page]
* [http://www.pgi.or.id/index.php?option=com_content&view=article&id=252&Itemid=411 Anggota-anggota PGI]
 
== Referensi ==
{{Reflist}}
=== Daftar pustaka ===
{{Refbegin}}
* {{Cite book
| last = Simanjuntak
| first = Bungaran Antonius
| author-link =
| date = 2009
| title = Konflik Status dan Kekuasaan Orang Batak Toba: Bagian Sejarah Batak
| url = https://www.google.co.id/books/edition/Konflik_Status_Dan_Kekuasaan_Orang_Batak/_rboDQAAQBAJ
| location = Jakarta
| publisher = Yayasan Obor Indonesia
| isbn = 978-602-4331-48-1
| ref = {{sfnref|Simanjuntak|2009}}}}
{{Refend}}
 
{{commons category|HKI}}
 
{{HKI}}
{{GDSB}}
{{PGI}}
Baris 115 ⟶ 131:
[[Kategori:Gereja Suku Batak]]
[[Kategori:Gereja Suku Batak Toba]]
[[Kategori:Gereja di SulawesiSumatera Utara]]