Liberalisme: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
kTidak ada ringkasan suntingan |
Wadaihangit (bicara | kontrib) k Menambahkan foto ke halaman #WPWP |
||
(21 revisi perantara oleh 13 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Kotak samping liberalisme}}
Liberalisme menjadi salah satu [[Gerakan politik|gerakan]] utama di [[Abad Pencerahan|Zaman Pencerahan]] dan menjadi populer di kalangan filsuf dan ekonom [[Dunia Barat|Barat]]. Liberalisme berusaha untuk menggantikan [[Norma sosial|norma-norma]] [[Bangsawan|hak istimewa turun-temurun]], [[agama negara]], [[Kerajaan mutlak|monarki absolut]], [[Hak ilahi raja-raja|hak ilahi raja]] dan [[Konservatisme tradisionalis|konservatisme tradisional]] dengan [[demokrasi perwakilan]] dan [[Rule of law|supremasi hukum]]. Para liberal juga mengakhiri kebijakan [[Merkantilisme|merkantilis]], [[Monopoli hukum|monopoli kerajaan]] dan [[hambatan perdagangan]] lainnya. Ini dimaksudkan untuk mempromosikan perdagangan bebas dan marketisasi.
▲{{Kotak samping liberalisme}}'''Liberalisme''' adalah sebuah pandangan filsafat [[Filsafat politik|politik]] dan [[Etika|moral]] yang didasarkan pada [[kebebasan]], [[Persetujuan dari yang terperintah|persetujuan dari yang diperintah]] dan [[persamaan di hadapan hukum]]. <ref>"liberalism In general, the belief that it is the aim of politics to preserve individual rights and to maximize freedom of choice." ''Concise Oxford Dictionary of Politics'', Iain McLean and Alistair McMillan, Third edition 2009, {{ISBN|978-0-19-920516-5}}.</ref> <ref name="wpt2">"political rationalism, hostility to autocracy, cultural distaste for conservatism and for tradition in general, tolerance, and [...] individualism". John Dunn. ''Western Political Theory in the Face of the Future'' (1993). Cambridge University Press. {{ISBN|978-0-521-43755-4}}.</ref> <ref>"With a nod to Robert Trivers' definition of altruistic behaviour" ({{Harvard citation no brackets|Trivers|1971}}), Satoshi Kanazawa defines liberalism (as opposed to conservatism) as "the genuine concern for the welfare of genetically unrelated others and the willingness to contribute larger proportions of private resources for the welfare of such others" ({{Harvard citation no brackets|Kanazawa|2010}}).</ref> Orang-orang liberal mendukung beragam pandangan tergantung kepada pemahaman mereka tentang prinsip-prinsip ini, tetapi umumnya mereka mendukung hak-hak individu (termasuk [[Hak sipil dan politik|hak-hak sipil]] dan [[hak asasi manusia]]), [[demokrasi]], [[sekularisme]], [[kebebasan berbicara]], [[kebebasan pers]], [[kebebasan beragama]] dan [[ekonomi pasar]]. <ref>{{Cite book|last=Adams|first=Sean|last2=Morioka|first2=Noreen|last3=Stone|first3=Terry Lee|date=2006|url=https://archive.org/details/colordesignworkb0000ston/page/86|title=Color Design Workbook: A Real World Guide to Using Color in Graphic Design|location=Gloucester, Mass.|publisher=Rockport Publishers|isbn=1-59253-192-X|pages=[https://archive.org/details/colordesignworkb0000ston/page/86 86]|oclc=60393965}}</ref> <ref>{{Cite journal|last=Kumar|first=Rohit Vishal|last2=Joshi|first2=Radhika|date=October–December 2006|title=Colour, Colour Everywhere: In Marketing Too|journal=SCMS Journal of Indian Management|volume=3|issue=4|pages=40–46|issn=0973-3167|ssrn=969272}}</ref> <ref>Cassel-Picot, Muriel "The Liberal Democrats and the Green Cause: From Yellow to Green" in Leydier, Gilles and Martin, Alexia (2013) ''Environmental Issues in Political Discourse in Britain and Ireland''. Cambridge Scholars Publishing. [https://books.google.ca/books?id=fFgxBwAAQBAJ&lpg=PP1&pg=PA105#v=onepage&q&f=false p.105]. {{ISBN|9781443852838}}</ref>
Para pemimpin dalam [[Revolusi Agung]] Inggris tahun 1688,
▲Liberalisme menjadi salah satu [[Gerakan politik|gerakan]] utama di [[Abad Pencerahan|Zaman Pencerahan]] dan menjadi populer di kalangan filsuf dan ekonom [[Dunia Barat|Barat]]. Liberalisme berusaha untuk menggantikan [[Norma sosial|norma-norma]] [[Bangsawan|hak istimewa turun-temurun]], [[agama negara]], [[Kerajaan mutlak|monarki absolut]], [[Hak ilahi raja-raja|hak ilahi raja]] dan [[Konservatisme tradisionalis|konservatisme tradisional]] dengan [[demokrasi perwakilan]] dan [[Rule of law|supremasi hukum]]. Para liberal juga mengakhiri kebijakan [[Merkantilisme|merkantilis]], [[Monopoli hukum|monopoli kerajaan]] dan [[hambatan perdagangan]] lainnya. Ini dimaksudkan untuk mempromosikan perdagangan bebas dan marketisasi. <ref name="Gould, p. 3">Gould, p. 3.</ref> Filsuf [[John Locke]] sering dianggap sebagai pendiri liberalisme, sebuah tradisi yang didasarkan [[kontrak sosial]], dengan alasan bahwa setiap orang memiliki [[Hak kodrati dan hak ikhtiyari|hak alami]] untuk hidup, atas kebebasan dan properti dan pemerintah tidak boleh melanggar hak-hak ini. <ref>"All mankind [...] being all equal and independent, no one ought to harm another in his life, health, liberty, or possessions", John Locke, ''Second Treatise of Government''</ref> Jika [[Liberalisme Gladstone|tradisi liberal Inggris]] menekankan perluasan demokrasi, liberalisme Prancis menekankan penolakan [[otoritarianisme]] dan terkait dengan [[Nasionalisme|pembangunan bangsa]]. <ref name="Kirchner, p. 3">Kirchner, p. 3.</ref>
Di Eropa dan Amerika Utara, pembentukan [[liberalisme sosial]] (sering disebut ''liberalisme'' sederhana di Amerika Serikat) menjadi elemen penting dalam perluasan [[negara kesejahteraan]].
▲Para pemimpin dalam [[Revolusi Agung]] Inggris tahun 1688, <ref>{{Cite book|last=Steven Pincus|year=2009|url=https://archive.org/details/1688firstmodernr00stev|title=1688: The First Modern Revolution|publisher=Yale University Press|isbn=978-0-300-15605-8|access-date=7 February 2013|url-access=registration}}</ref> [[Revolusi Amerika Serikat|Revolusi Amerika]] tahun 1776 dan [[Revolusi Prancis|Revolusi Perancis]] tahun 1789 menggunakan filosofi liberal untuk menggulingkan [[kedaulatan]] kerajaan yang absolut dengan senjata. Liberalisme mulai menyebar dengan cepat terutama setelah Revolusi Perancis. Pada abad ke-19, banyak pemerintahan liberal didirikan di sebagian besar negara-negara di [[Liberalisme di Eropa|Eropa]] dan Amerika Selatan. Ini bersamaan dengan mapannya [[Republikanisme di Amerika Serikat|republikanisme]] di Amerika Serikat. <ref>{{Cite book|last=Milan Zafirovski|year=2007|url=https://books.google.com/books?id=GNlT9Qho0tAC&pg=PA237|title=Liberal Modernity and Its Adversaries: Freedom, Liberalism and Anti-Liberalism in the 21st Century|publisher=Brill|isbn=978-90-04-16052-1|page=237}}</ref> Di [[Era Victoria|Inggris era Victoria]], liberalisme digunakan untuk mengkritik institusi politik yang mapan, dengan merujuk pada ilmu pengetahuan dan akal budi atas nama rakyat. <ref>{{Cite journal|last=Eddy|first=Matthew Daniel|date=2017|title=The Politics of Cognition: Liberalism and the Evolutionary Origins of Victorian Education|journal=British Journal for the History of Science|volume=50|issue=4|pages=677–699|doi=10.1017/S0007087417000863|pmid=29019300}}</ref> Selama abad ke-19 dan awal abad ke-20, liberalisme di Kekaisaran Ottoman dan Timur Tengah mempengaruhi periode reformasi seperti [[Tanzimat]] dan [[An-Nahdah|Al-Nahda]] serta munculnya [[konstitusionalisme]], [[nasionalisme]], dan sekularisme. Sebelum 1920, lawan ideologi utama liberalisme adalah [[komunisme]], [[konservatisme]] dan [[sosialisme]], <ref>{{Cite book|last=Koerner|first=Kirk F.|year=1985|url=https://books.google.com/books?id=Lta_DwAAQBAJ|title=Liberalism and Its Critics|location=London|publisher=Routledge|isbn=978-0-429-27957-7}}</ref> tetapi liberalisme kemudian menghadapi tantangan ideologis utama dari [[fasisme]] dan [[Marxisme–Leninisme|Marxisme-Leninisme]] sebagai lawan baru. Selama abad ke-20, ide-ide liberal menyebar lebih jauh, terutama di Eropa Barat, ketika [[demokrasi liberal]] tampil sebagai pemenang dalam kedua perang dunia. <ref>{{Cite book|last=Conway|first=Martin|year=2014|title=Anti-liberal Europe: A Neglected Story of Europeanization|publisher=Berghahn Books|isbn=978-1-78238-426-7|editor-last=Gosewinkel|editor-first=Dieter|page=184|chapter=The Limits of an Anti-liberal Europe|quote=Liberalism, liberal values and liberal institutions formed an integral part of that process of European consolidation. Fifteen years after the end of the Second World War, the liberal and democratic identity of Western Europe had been reinforced on almost all sides by the definition of the West as a place of freedom. Set against the oppression in the Communist East, by the slow development of a greater understanding of the moral horror of Nazism, and by the engagement of intellectuals and others with the new states (and social and political systems) emerging in the non-European world to the South|chapter-url=https://books.google.com/books?id=ECIfAwAAQBAJ&pg=PA184}}</ref>
▲Di Eropa dan Amerika Utara, pembentukan [[liberalisme sosial]] (sering disebut ''liberalisme'' sederhana di Amerika Serikat) menjadi elemen penting dalam perluasan [[negara kesejahteraan]]. <ref>[http://www.writing.upenn.edu/~afilreis/50s/schleslib.html "Liberalism in America: A Note for Europeans"] by Arthur M. Schlesinger Jr. (1956) from: ''The Politics of Hope'' (Boston: Riverside Press, 1962). "Liberalism in the U.S. usage has little in common with the word as used in the politics of any other country, save possibly Britain."</ref> Hari ini, partai-partai liberal banyak memegang kekuasaan dan pengaruh di seluruh dunia. Elemen fundamental [[Modernitas|masyarakat kontemporer]] memiliki akar liberal. Gelombang awal liberalisme mempopulerkan individualisme ekonomi sambil memperluas [[Pemerintah|pemerintahan]] [[Konstitusi|konstitusional]] dan otoritas [[Parlemen|parlementer]]. <ref name="Gould, p. 32">Gould, p. 3.</ref> Kaum liberal mencari dan menetapkan tatanan konstitusional yang menghargai [[Kebebasan sipil|kebebasan individu]] yang penting, seperti [[kebebasan berbicara]] dan [[kebebasan berserikat]]; [[kebebasan beragama]], [[Kemerdekaan yudisial|pengadilan yang independen]], pengadilan publik oleh juri; dan penghapusan hak-hak istimewa [[Aristokrasi (kelas)|aristokrat]]. <ref name="Gould, p. 32" /> Gelombang pemikiran dan perjuangan liberal modern belakangan sangat dipengaruhi oleh kebutuhan untuk memperluas hak-hak sipil. <ref name="Worell470">Worell, p. 470.</ref> Kaum liberal banyak mendukung kesetaraan gender dan kesetaraan ras dalam upaya mereka untuk mempromosikan hak-hak sipil. Gerakan hak-hak sipil global di abad ke-20 bermaksud untuk mencapai tujuan-tujuan ini. Tujuan lain yang sering dipromosikan oleh kaum liberal termasuk [[hak pilih universal]] dan [[akses universal ke pendidikan]].
== Etimologi dan definisi ==
Kata-kata seperti ''[[wiktionary:Liberal|liberal]]'', ''[[wiktionary:Liberty|liberty]]'', ''[[wiktionary:Libertarianism|libertarian]]'', dan ''[[libertine]]'' semuanya mempunyai akar sejarah ke bahasa Latin ''[[wiktionary:Liber|liber]]'', yang berarti "[[wiktionary:Free|bebas]]".
Seiring berjalannya waktu, arti kata ''liberalisme'' mulai menjadi berbeda di berbagai belahan dunia. Menurut ''[[Encyclopædia Britannica]]'': "Di Amerika Serikat, liberalisme diasosiasikan dengan kebijakan negara kesejahteraan dari program New Deal dari administrasi Demokrat [[Franklin Delano Roosevelt|Pres.]] [[Franklin Delano Roosevelt|Franklin D. Roosevelt]], sedangkan di Eropa lebih sering dikaitkan dengan komitmen pemerintahan yang terbatas dan kebijakan ekonomi ''[[laissez-faire]]''".
Di Eropa dan Amerika Latin, kata ''liberalisme'' berarti bentuk moderat dari [[liberalisme klasik]], tidak seperti Amerika Utara. Istilah ini mencakup liberalisme konservatif [[Politik kanan tengah|kanan-tengah]] (liberalisme kanan) dan [[liberalisme sosial]] [[Politik kiri tengah|kiri-tengah]] (liberalisme kiri).
== Filosofi ==
[[Berkas:Declaration of the Rights of Man and of the Citizen in 1789.jpg|jmpl|Deklarasi Hak Asasi Manusia dan Warga Negara pada tahun 1789]]
Liberalisme—baik sebagai arus politik maupun tradisi intelektual—sebagian besar merupakan fenomena modern yang bermula di abad ke-17, meskipun beberapa gagasan filosofis liberal telah mempunyai pendahulu di [[Zaman Klasik|zaman klasik]] dan di [[Sejarah Tiongkok|Kekaisaran Tiongkok]].
Liberalisme Eropa Kontinental terbagi antara [[moderat]] dan [[Progresivisme|progresif]], dengan moderat cenderung ke [[elitisme]] dan progresif mendukung universalisasi institusi fundamental seperti [[hak pilih universal]], [[Akses universal ke pendidikan|pendidikan universal]] dan perluasan hak milik. Seiring berjalannya waktu, kaum moderat menggantikan kaum progresif sebagai penjaga utama liberalisme Eropa kontinental.
=== Tema utama ===
Meskipun semua doktrin liberal memiliki warisan yang sama, para sarjana sering berasumsi bahwa doktrin-doktrin tersebut mengandung "aliran pemikiran yang terpisah dan seringkali bertentangan".
Filsuf politik John Gray mengidentifikasi hal umum dalam pemikiran liberal seperti menjadi individualis, egaliter, melioris dan [[Universalisme|universalis]]. Elemen individualis menentang tekanan [[kolektivisme]] sosial; elemen egaliter memberikan nilai dan status [[moral]] yang sama untuk semua individu; elemen melioris menegaskan bahwa generasi berikutnya dapat meningkatkan pengaturan sosial politik mereka dan elemen universalis menegaskan kesatuan moral yang dimiliki oleh spesies manusia dan meminggirkan perbedaan [[budaya]] lokal.
Tradisi filsafat liberal melakukan pembenaran melalui beberapa proyek intelektual. Anggapan moral dan politik liberalisme telah didasarkan pada tradisi seperti hak alami dan [[Utilitarianisme|teori utilitarian]], meskipun terkadang kaum liberal juga meminta dukungan dari kalangan ilmiah dan agama.
=== Liberalisme klasik dan modern ===
==== John Locke dan Thomas Hobbes ====
Para filsuf [[Abad Pencerahan|pencerahan]] dianggap berjasa membentuk ide-ide liberal. Ide-ide ini pertama kali disatukan dan disistematisasikan sebagai [[ideologi]] yang berbeda oleh filsuf Inggris [[John Locke]], yang umumnya dianggap sebagai bapak liberalisme modern.
Karya Locke, ''[[Dua Tulisan tentang Pemerintahan|Two Treatises]]'' (1690) merupakan teks dasar ideologi liberal yang sangat berpengaruh yang menguraikan ide-ide utamanya. Begitu manusia keluar dari [[keadaan alamiah]] mereka dan membentuk masyarakat, Locke berpendapat, "apa yang memulai dan benar-benar membentuk [[Negara (pemerintahan)|masyarakat politik]] tidak lain adalah persetujuan dari sejumlah orang bebas yang mampu menjadi mayoritas untuk bersatu dan bergabung ke dalam masyarakat semacam itu. Hanya hal itulah yang menjalankan atau dapat memulai pemerintahan yang sah di dunia".
Locke mempunyai lawan intelektual lain selain Hobbes. Dalam ''First Treatise'', Locke mengarahkan argumennya pertama dan terutama pada salah satu ahli filsafat konservatif Inggris abad ke-17: [[Robert Filmer]]. Kaya Filmer, ''Patriarcha'' (1680), mendukung [[Hak ilahi raja-raja|hak ilahi raja]] dengan mengacu pada ajaran [[Alkitab]] dan mengklaim bahwa otoritas yang diberikan kepada [[Adam]] oleh [[Tuhan]] memberikan penerus Adam dalam garis keturunan laki-laki hak untuk berkuasa atas semua manusia dan makhluk lain di dunia.
[[Berkas:
Locke juga mencetuskan konsep [[Pemisahan agama dan negara|pemisahan gereja dan negara]].
Locke juga dipengaruhi oleh ide-ide liberal politisi dan penyair [[Gereja Presbiterian|Presbiterian]] [[John Milton]], yang merupakan pendukung setia kebebasan dalam segala bentuknya.
Dalam [[keadaan alamiah]], kaum liberal berpendapat, manusia didorong oleh naluri bertahan hidup dan [[pelestarian diri]]. Satu-satunya cara untuk melarikan diri dari keberadaan yang berbahaya seperti itu adalah dengan membentuk kekuatan bersama dan tertinggi yang mampu menengahi antara keinginan manusia yang saling bertentangan.
==== James Madison dan Montesquieu ====
Sebagai bagian dari proyek untuk membatasi kekuasaan pemerintah, ahli teori liberal seperti [[James Madison]] dan [[Montesquieu]] menyusun gagasan [[pemisahan kekuasaan]], sebuah sistem yang dirancang untuk mendistribusikan otoritas pemerintah secara merata di antara cabang kekuasaan [[eksekutif]], [[Lembaga legislatif|legislatif]] dan [[Kehakiman|yudikatif]].
Selain mengidentifikasi peran pemerintah dalam masyarakat modern, kaum liberal juga memperdebatkan makna dan sifat dari prinsip terpenting dalam filsafat liberal, yaitu kebebasan. Dari abad ke-17 hingga abad ke-19, para pemikir liberal (dari [[Adam Smith]] hingga [[John Stuart Mill]]) mengkonseptualisasikan kebebasan sebagai tidak adanya campur tangan dari pemerintah dan individu lain, dengan mengklaim bahwa semua orang harus memiliki kebebasan untuk mengembangkan kemampuan dan kapasitas unik mereka sendiri tanpa disabotase oleh orang lain.
Selain kebebasan, kaum liberal telah mengembangkan beberapa prinsip lain yang penting untuk konstruksi struktur filosofis mereka, seperti kesetaraan, pluralisme, dan toleransi. Mengenai kesetaraan, [[Voltaire]] berkomentar bahwa "kesetaraan pada saat yang sama adalah hal yang paling alami dan kadang-kadang paling chimeral".
Untuk berkontribusi pada pengembangan kebebasan, kaum liberal juga mempromosikan konsep-konsep seperti pluralisme dan toleransi. Dengan pluralisme, kaum liberal mengacu pada proliferasi pendapat dan keyakinan yang mencirikan tatanan sosial yang stabil.
==== Kelompok Coppet dan Benjamin Constant ====
[[Berkas:
Perkembangan menuju pematangan teori klasik modern terjadi sebelum dan segera setelah Revolusi Perancis. Salah satu tempat bersejarah dari perkembangan ini adalah di Kastil Coppet dekat [[Jenewa]]. Di sini [[kelompok Coppet]] berkumpul di bawah naungan penulis dan salonnière yang diasingkan, [[Germaine de Staël|Madame de Staël]] pada periode antara pembentukan Kekaisaran Pertama [[Napoleon Bonaparte|Napoleon]] (1804) dan [[Restorasi Bourbon]] tahun 1814–1815.
[[Berkas:
Di antara mereka juga ada salah satu pemikir pertama yang menggunakan nama "liberal". Dia adalah seorang Protestan Swiss berpendidikan di [[Universitas Edinburgh]], [[Benjamin Constant]]. Constant melihat Inggris dibandingkan [[Romawi Kuno|Roma kuno]] untuk model praktis kebebasan dalam skala besar masyarakat dagang. Dia membuat perbedaan antara "Liberty of the Ancients" dan "Liberty of the Moderns".
Sebaliknya, Liberty of the Moderns, didasarkan pada kepemilikan [[kebebasan sipil]], supremasi hukum, dan kebebasan dari campur tangan negara yang berlebihan. Partisipasi langsung menjadi terbatas: konsekuensi yang diperlukan dari ukuran negara modern, dan juga hasil yang tak terhindarkan dari masyarakat dagang tnapa budak. Sehingga hampir semua orang harus mencari nafkah dengan bekerja. Para pemilih akan memilih perwakilan, yang akan berunding di Parlemen atas nama rakyat dan akan menyelamatkan warga dari keterlibatan politik sehari-hari.
=== Teori ekonomi liberal ===
Karya [[Adam Smith]], ''[[An Inquiry Into the Nature and Causes of the Wealth of Nations|The Wealth of Nations]]'', diterbitkan pada tahun 1776, diikuti oleh ekonom liberal Prancis, risalah [[Jean-Baptiste Say]] tentang ''[[Ekonomi Politik Say|Political Economy]]'' yang diterbitkan pada tahun 1803. Karya ini diperluas pada tahun 1830 dengan aplikasi praktis yang memberikan sebagian besar ide-ide ekonomi. sampai terbitnya karya [[John Stuart Mill]], ''Principles of Political Economy'' pada tahun 1848.
Smith menulis bahwa selama [[Penawaran dan permintaan|penawaran, permintaan]], [[harga]], dan [[Persaingan (ekonomi)|persaingan]] dibiarkan bebas dari peraturan pemerintah, pengejaran kepentingan material, bukan altruisme, yang akan memaksimalkan kekayaan masyarakat
Smith menganggap bahwa pekerja dapat [[Gaji|dibayar]] serendah yang diperlukan untuk kelangsungan hidup mereka, yang kemudian diubah oleh [[David Ricardo]] dan [[Thomas Malthus|Thomas Robert Malthus]] menjadi "[[hukum besi upah]]".
Dalam risalahnya (Traité d'économie politique), Say menyatakan bahwa setiap proses produksi membutuhkan usaha, pengetahuan dan "aplikasi" dari pengusaha. Ia melihat pengusaha sebagai perantara dalam proses produksi yang menggabungkan faktor-faktor produktif seperti tanah, modal dan tenaga kerja untuk memenuhi permintaan konsumen. Akibatnya, mereka mempunyai peran sentral dalam perekonomian melalui fungsi koordinasi mereka. Dia juga menyoroti kualitas penting untuk kewirausahaan yang sukses dan berfokus pada penilaian bahwa mereka harus terus menilai kebutuhan pasar dan sarana untuk memenuhinya. Ini membutuhkan "pengertian pasar yang tepat". Say memandang pendapatan wirausaha sebagai pendapatan tinggi yang dibayarkan sebagai kompensasi atas keterampilan dan pengetahuan ahli mereka. Dia melakukannya dengan mengontraskan fungsi perusahaan dan fungsi penawaran modal yang membedakan pendapatan pengusaha di satu sisi dan imbalan kapital di sisi lain. Ini jelas membedakan teorinya dari [[Joseph Schumpeter]], yang menggambarkan sewa wirausaha sebagai keuntungan jangka pendek yang mengkompensasi risiko tinggi (sewa Schumpeter). Say sendiri memang merujuk pada risiko dan ketidakpastian bersama dengan inovasi, tanpa menganalisisnya secara detail.
Say juga diasosiasikan dengan [[Katakanlah hukum|hukum Say]], atau hukum pasar yang dapat diringkas sebagai: "[[Pasokan agregat|Penawaran agregat]] menciptakan [[
Penalaran terkait muncul dalam karya [[John Stuart Mill]] dan sebelumnya dalam karya ayahnya yang juga seorang ekonom klasik Skotlandia [[James Mill]] (1808). Mill senior menyatakan kembali hukum Say pada tahun 1808, menulis: "produksi komoditas menciptakan, dan merupakan satu-satunya penyebab universal yang menciptakan pasar untuk komoditas yang diproduksi".
Selain warisan Smith dan Say, teori populasi [[Thomas Malthus]] dan hukum upah besi [[David Ricardo]] menjadi doktrin sentral ekonomi klasik.
Beberapa pemikir liberal, termasuk Adam Smith dan [[Richard Cobden]], berpendapat bahwa pertukaran barang antar negara secara bebas akan mengarah pada perdamaian dunia.
[[Utilitarianisme]] dilihat sebagai pembenaran politik untuk penerapan [[Ekonomi liberal|liberalisme ekonomi]] oleh pemerintah Inggris, sebuah gagasan yang mendominasi kebijakan ekonomi dari tahun 1840-an. Meskipun utilitarianisme mendorong reformasi legislatif dan administratif dan tulisan-tulisan John Stuart Mill selanjutnya meramalkan negara kesejahteraan, itu terutama digunakan sebagai premis untuk pendekatan ''laissez-faire''
==== Ekonomi Keynesian ====
[[Berkas:
Selama masa [[Depresi Besar]], tanggapan liberal definitif terhadap krisis ekonomi diberikan oleh ekonom Inggris [[John Maynard Keynes]] (1883–1946). Keynes telah "dibesarkan" sebagai seorang liberal klasik, tetapi terutama setelah Perang Dunia I semakin mendukung konsep liberal kesejahteraan atau sosial.
Karya ''[[Adikarya|Magnum opus]]'' Keynes, ''[[The General Theory of Employment, Interest and Money]]'', diterbitkan pada tahun 1936
=== Teori feminis liberal ===
[[Feminisme liberal]], sebuah tradisi dominan dalam sejarah feminis, adalah bentuk teori feminis [[Individualisme|individualistik]] yang berfokus pada kemampuan perempuan untuk mempertahankan kesetaraan mereka melalui tindakan dan pilihan mereka sendiri. Feminis liberal mempunyai tujuan untuk menghapus semua hambatan terhadap [[kesetaraan gender]] dan menyatakan bahwa keberadaan hambatan-hambatan ini akan terus menghilangkan hak dan kebebasan individu yang seolah-olah dijamin oleh tatanan sosial liberal.
[[Daftar filsuf wanita|Filsuf]] Inggris [[Mary Wollstonecraft]] (1759-1797) secara luas dianggap sebagai pelopor feminisme liberal, dengan karyanya ''[[A Vindication of the Rights of Woman]]'' (1792) yang memperluas kerangka pemikiran liberalisme dengan memasukkan perempuan dalam struktur politik masyarakat liberal.
[[John Stuart Mill]] juga merupakan pendukung awal feminisme. Dalam artikelnya ''[[Ketundukan Wanita|The Subjection of Women]]'' (1861, diterbitkan 1869), Mill ingin membuktikan bahwa penindasan terhadap perempuan adalah salah dan bahwa harus ada jalan untuk mencapai kesetaraan yang sempurna antara laki-laki dan perempuan.
[[Feminisme kesetaraan]] adalah bentuk feminisme liberal yang dibahas sejak tahun 1980-an,
=== Teori liberal sosial ===
[[Berkas:
Karya [[Jean Charles Léonard de Sismondi|Jean Charles Léonard Simonde de Sismondi]], ''Nouveaux principes d'économie politique, ou de la richesse dans ses rapports avec la population'' (1819), merepresentasikan kritik liberal komprehensif pertama terhadap kapitalisme awal dan ekonomi ''laissez-faire.'' Tulisannya, yang dipelajari oleh [[John Stuart Mill]] dan [[Karl Marx]] di antara banyak pemikir lainnya, memiliki pengaruh besar pada tanggapan liberal dan sosialis terhadap kegagalan dan kontradiksi masyarakat industri.
Kelompok liberal baru mulai mengadaptasi bahasa lama liberalisme untuk menghadapi keadaan sulit ini, yang mereka yakini hanya dapat diselesaikan melalui konsepsi negara yang lebih luas dan intervensionis. Hak yang sama atas kebebasan tidak dapat ditegakkan hanya dengan memastikan bahwa individu-individu tidak secara fisik saling mengganggu, atau hanya dengan memiliki undang-undang yang dirumuskan dan diterapkan secara tidak memihak. Langkah-langkah yang lebih positif dan proaktif diperlukan untuk memastikan bahwa setiap individu akan memiliki [[Kesetaraan kesempatan|kesempatan yang sama]] untuk mencapai kesuksesan.
[[Berkas:
[[John Stuart Mill]] berkontribusi besar pada pemikiran liberal dengan menggabungkan unsur-unsur liberalisme klasik dengan apa yang akhirnya dikenal sebagai liberalisme baru. Karya Mill ''[[Tentang Kebebasan|On Liberty]]'' (1859) membahas sifat dan batas [[kekuasaan]] yang dapat dijalankan secara sah oleh masyarakat atas [[individu]]
Definisinya tentang kebebasan dipengaruhi oleh [[Joseph Priestley]] dan [[Josiah Warren]]. Kebebasan, menurutnya, adalah bahwa [[individu]] harus bebas melakukan apa yang dia inginkan kecuali dia merugikan orang lain.
Pemikir liberal awal lainnya yang beralih ke intervensi pemerintah yang lebih besar adalah [[Thomas Hill Green]]. Melihat efek alkohol, ia percaya bahwa negara harus mendorong dan melindungi lingkungan sosial, politik dan ekonomi agar individu dapat memiliki kesempatan terbaik untuk bertindak sesuai dengan hati nurani mereka. Negara harus campur tangan hanya jika terdapat kecenderungan yang jelas, terbukti dan kuat bahwa kebebasan akan memperbudak individu.
Liberalisme Baru atau gerakan liberalisme sosial muncul sekitar tahun 1900 di Inggris.
Prinsip-prinsip yang dapat digambarkan sebagai liberal sosial telah didasarkan atau dikembangkan oleh para filsuf seperti John Stuart Mill, [[Eduard Bernstein]], [[John Dewey]], Carlo Rosselli, Norberto Bobbio dan [[Chantal Mouffe]].
=== Teori anarko-kapitalis ===
[[Berkas:Gustavedemolinari.jpg|jmpl|[[Gustave de Molinari]]]]
[[Berkas:
[[Liberalisme klasik]] menganjurkan [[perdagangan bebas]] di bawah aturan hukum. [[Anarko-kapitalisme]] melangkah lebih jauh dengan penegakan hukum dan pengadilan disediakan oleh perusahaan swasta. Berbagai pemikir telah menganut filsafat hukum yang mirip dengan anarko-kapitalisme. Salah satu pemikir liberal pertama yang membahas kemungkinan [[privatisasi]] perlindungan kebebasan individu dan properti adalah [[Jakob Mauvillon]] dari Prancis pada abad ke-18. Kemudian pada tahun 1840-an, [[Julius Faucher]] dan [[Gustave de Molinari]] menganjurkan hal yang sama. Dalam esainya ''The Production of Security'', Molinari berpendapat: "Tidak ada pemerintah yang berhak mencegah pemerintah lain bersaing dengannya, atau meminta konsumen keamanan untuk datang secara eksklusif ke sana untuk komoditas ini". Molinari dan tipe baru liberal anti-negara ini mendasarkan penalaran mereka pada cita-cita liberal dan ekonomi klasik. Sejarawan dan libertarian [[Ralph Raico]] berpendapat bahwa apa yang "telah dikemukakan oleh para filsuf liberal ini adalah bentuk anarkisme individualis, atau, seperti yang akan disebut sekarang, anarko-kapitalisme atau anarkisme pasar".
Dalam masyarakat anarko-kapitalis teoretis, [[penegakan hukum]], [[pengadilan]], dan semua layanan keamanan lainnya akan dioperasikan oleh swasta yang didanai secara pribadi dibandingkan secara terpusat melalui [[Pajak|perpajakan]]. [[Uang]], bersama dengan semua barang dan jasa lainnya, akan disediakan secara pribadi dan kompetitif di pasar terbuka. Anarko-kapitalis mengatakan kegiatan pribadi dan ekonomi di bawah anarko-kapitalisme akan diatur oleh organisasi penyelesaian sengketa berbasis korban di bawah [[Perbuatan melawan hukum|hukum gugatan]] dan [[kontrak]], bukan oleh undang-undang melalui hukuman yang ditentukan secara terpusat di bawah apa yang mereka gambarkan sebagai "monopoli politik".
== Sejarah ==
[[Berkas:
Pemikiran liberal yang terisolasi telah ada dalam [[filsafat Barat]] sejak [[Yunani Kuno]] dan dalam [[filsafat Timur]] sejak periode [[Dinasti Song|Song]] dan [[Dinasti Ming|Ming]]. Ide-ide ini pertama kali disatukan dan disistematisasikan sebagai ideologi yang berbeda oleh filsuf Inggris [[John Locke]], yang umumnya dianggap sebagai bapak liberalisme modern.<ref name="BevirSAGE2"/><ref name="FungCambridge2"/><ref name="Delaney, p. 182">Delaney, p. 18.</ref>
[[Berkas:
Di Eropa, liberalisme memiliki tradisi panjang terutama sejak abad ke-17.
Perkembangan liberalisme klasik terjadi sebelum dan sesudah Revolusi Perancis di Inggris.
Di [[Liberalisme dan konservatisme di Amerika Latin|Amerika Latin]], kerusuhan liberal dimulai pada abad ke-18, ketika agitasi liberal di Amerika Latin menyebabkan [[Dekolonisasi Amerika|kemerdekaan]] dari kekuasaan kekaisaran Spanyol dan Portugal. Rezim-rezim baru ini umumnya liberal dalam pandangan politik mereka dan menggunakan filosofi [[positivisme]], yang menekankan kebenaran ilmu pengetahuan modern, untuk menopang posisi mereka.
Selama abad ke-19 dan awal abad ke-20 di Kekaisaran Ottoman dan Timur Tengah, liberalisme mempengaruhi periode reformasi seperti [[Tanzimat]] dan [[An-Nahdah|Al-Nahda]]; bangkitnya sekularisme, konstitusionalisme dan nasionalisme; dan munculnya kelompok dan gerakan intelektual dan agama yang berbeda, seperti Utsmaniyah Muda dan [[Modernisme Islam]]. Tokoh terkemuka pada zaman itu adalah [[Rifa'ah Al-Tahtawi|Rifa'a al-Tahtawi]], [[Namık Kemal]] dan brahim inasi. Namun, ide dan tren reformis tidak berhasil menjangkau masyarakat umum karena buku, majalah, dan surat kabar hanya dapat diakses oleh para intelektual dan segmen kelas menengah yang baru muncul, sementara banyak [[Muslim]] melihatnya sebagai pengaruh asing di dunia Islam. Persepsi itu memperumit upaya reformis yang dilakukan di negara-negara Timur Tengah.
[[Berkas:
Gerakan [[Abolisionisme|abolisionis]] dan [[Hak suara|hak pilih]] semakin menyebar, bersama dengan cita-cita perwakilan dan demokrasi. Prancis mendirikan [[Republik Ketiga Prancis|republik ketiga]] pada tahun 1870-an. Namun, nasionalisme juga menyebar dengan cepat setelah tahun 1815. Campuran sentimen liberal dan nasionalis di Italia dan Jerman membawa penyatuan kedua negara pada akhir abad ke-19. Sebuah rezim liberal berkuasa di Italia dan mengakhiri kekuasaan para Paus. Namun, [[Takhta Suci|Vatikan]] melancarkan perang salib melawan liberalisme. [[Paus Pius IX]] mengeluarkan ''[[Syllabus Errorum|Silabus Kesalahan]]'' pada tahun 1864 yang mengutuk liberalisme dalam segala bentuknya. Di banyak negara, kekuatan liberal merespons dengan [[Penindasan Serikat Yesus|mengusir ordo Jesuit]]. Pada akhir abad kesembilan belas, prinsip-prinsip liberalisme klasik semakin ditentang dan cita-cita individu yang mandiri tampaknya semakin dianggap tidak masuk akal. Penulis Inggris era Victoria seperti [[Charles Dickens]], [[Thomas Carlyle]] dan [[Matthew Arnold]] adalah kritikus berpengaruh awal ketidakadilan sosial.
[[Berkas:
Liberalisme memperoleh momentum pada awal abad ke-20. Benteng [[Autokrasi|otokrasi]], [[Nikolai II dari Rusia|Tsar Rusia]], digulingkan pada [[Revolusi Februari|fase pertama]] [[Revolusi Rusia]]. Kemenangan Sekutu dalam [[Perang Dunia I|Perang Dunia Pertama]] dan runtuhnya empat kerajaan tampaknya menandai kemenangan liberalisme di seluruh benua Eropa. Tidak hanya di antara negara-negara [[Blok Sekutu dalam Perang Dunia I|sekutu yang menang]], tetapi juga di Jerman dan negara-negara [[Eropa Timur]] yang baru terbentuk. Militerisme, seperti yang dilambangkan oleh Jerman, dikalahkan dan didiskreditkan. Seperti yang dikemukakan Blinkhorn, tema-tema liberal sangat berpengaruh dalam hal "pluralisme budaya, toleransi agama dan etnis, penentuan nasib sendiri nasional, ekonomi pasar bebas, pemerintahan yang representatif dan bertanggung jawab, perdagangan bebas, serikat pekerja, dan penyelesaian damai perselisihan internasional melalui cara baru, [[Liga Bangsa-Bangsa]]".
[[Berkas:
[[Liberalisme di Iran|Di Iran]], liberalisme sempat menikmati popularitas yang luas. Pada April 1951, [[Front Nasional (Iran)|Front Nasional]] menjadi koalisi pemerintahan ketika seorang politisi yang terpilih secara demokratis, [[Mohammad Mosaddegh]], seorang nasionalis liberal, menjabat sebagai [[Perdana Menteri Iran|Perdana Menteri]]. Namun, cara pemerintahannya bertentangan dengan kepentingan Barat dan ia dilengserkan dari kekuasaan melalui [[Kudeta Iran 1953|kudeta pada 19 Agustus 1953]]. Kudeta tersebut mengakhiri dominasi liberalisme dalam politik negara itu.
Di antara berbagai gerakan regional dan nasional, gerakan [[Gerakan Hak-Hak Sipil Afrika-Amerika (1955-1968)|hak-hak sipil]] di Amerika Serikat selama tahun 1960-an sangat menonjolkan upaya-upaya liberal untuk mewujudkan [[Kesetaraan sosial|persamaan hak]].
[[Berkas:
Perang Dingin menampilkan persaingan ideologis yang luas dan beberapa [[perang proksi]], tetapi [[Perang Dunia III]] yang dikhawatirkan akan terjadi antara Uni Soviet dan Amerika Serikat tidak pernah terjadi. Sementara negara-negara komunis dan demokrasi liberal bersaing satu sama lain, [[Krisis minyak 1973|krisis ekonomi]] pada 1970-an mengilhami perpindahan dari [[Keynesianisme|ekonomi Keynesian]], terutama di bawah [[Margaret Thatcher]] di Inggris dan [[Ronald Reagan]] di Amerika Serikat. Tren ini, yang dikenal sebagai [[neoliberalisme]], merupakan [[pergeseran paradigma]] dari [[konsensus Keynesian pascaperang]] yang berlangsung dari 1945 hingga 1980.
Pada awal Perang Dunia II, jumlah demokrasi di seluruh dunia hampir sama dengan empat puluh tahun sebelumnya.
== Kritik dan dukungan ==
[[Berkas:
[[Berkas:
Liberalisme telah menuai kritik dan dukungan dalam sejarahnya dari berbagai kelompok ideologis. Yang kurang bersahabat dengan tujuan liberalisme adalah [[konservatisme]]. [[Edmund Burke]], yang sering dianggap sebagai pendukung pertama pemikiran konservatif modern, menawarkan kritik pedas terhadap Revolusi Prancis dengan menyerang pretensi liberal terhadap kekuatan rasionalitas dan kesetaraan alami semua manusia.
Terdapat pula kebingungan tentang hubungan antara liberalisme sosial dan [[sosialisme]], meskipun faktanya banyak varian sosialisme yang membedakan diri mereka dengan liberalisme dengan [[Antikapitalisme|menentang kapitalisme]], [[hierarki]], dan [[Properti pribadi|kepemilikan pribadi]]. Sosialisme terbentuk sebagai sekelompok ideologi yang terkait namun berbeda pada abad ke-19 seperti [[sosialisme Kristen]], [[komunisme]] (dengan tulisan-tulisan [[Karl Marx]]) dan [[anarkisme sosial]] (dengan tulisan-tulisan [[Mikhail Bakunin]]). Komunisme dan anarkisme sosial dipengaruhi oleh [[Komune Paris]]. Ideologi-ideologi ini—seperti halnya liberalisme dan konservatisme—terpecah menjadi beberapa gerakan besar dan kecil dalam dekade-dekade berikutnya.
[[Vladimir Lenin]] menyatakan bahwa—berlawanan dengan [[Marxisme]] — pandangan liberal membela [[
[[Demokrasi sosial]], sebuah ideologi yang menganjurkan modifikasi progresif [[kapitalisme]], muncul pada abad ke-20 dan dipengaruhi oleh sosialisme. Secara luas demokrasi sosial didefinisikan sebagai proyek yang bertujuan untuk memperbaiki masyarakat melalui reformasi pemerintah terhadap "cacat intrinsik kapitalisme" dengan mengurangi ketidaksetaraan ekonomi.
Kelompok Fasis menuduh liberalisme sebagai materialisme dan kurangnya nilai-nilai spiritual.
[[Politik sayap kiri|Kaum kiri]] menuduh doktrin ekonomi liberalisme, seperti kebebasan ekonomi individu, memunculkan apa yang mereka pandang sebagai sistem eksploitasi yang bertentangan dengan prinsip demokrasi liberalisme.
Para sarjana telah memuji pengaruh internasionalisme liberal dengan mengklaim bahwa kebangkitan [[globalisasi]] "merupakan kemenangan visi liberal yang muncul pertama kali pada abad kedelapan belas". Mereka juga menulis bahwa liberalisme adalah "satu-satunya visi yang komprehensif dan optimistis untuk urusan-urusan dunia".
Menurut Presiden Rusia [[Vladimir Putin]], seperti dilansir ''[[Financial Times]]'', "liberalisme telah menjadi usang". Dia mengklaim bahwa sebagian besar orang di dunia menentang multikulturalisme, imigrasi, dan hak bagi orang-orang yang [[LGBT]].
== Referensi ==
Baris 200 ⟶ 201:
* Handelsman, Michael. ''Culture and Customs of Ecuador''. Westport: Greenwood Press, 2000. {{ISBN|0-313-30244-8}}.
* Hartz, Louis. ''The liberal tradition in America''. New York: Houghton Mifflin Harcourt, 1955. {{ISBN|0-15-651269-6}}.
* {{Cite book|last=Heywood|first=Andrew|year=2003|title=Political Ideologies: An Introduction|url=https://archive.org/details/politicalideolog0000heyw_a4y7|location=New York|publisher=[[Palgrave Macmillan]]|isbn=978-0-333-96177-3|url-status=live}}
* Hodge, Carl. ''Encyclopedia of the Age of Imperialism, 1800–1944''. Westport: Greenwood Publishing Group, 2008. {{ISBN|0-313-33406-4}}.
* Jensen, Pamela Grande. ''Finding a new feminism: rethinking the woman question for liberal democracy''. Lanham: Rowman & Littlefield, 1996. {{ISBN|0-8476-8189-0}}.
Baris 279 ⟶ 280:
* {{en}} [http://www.polyarchy.org/essays/english/liberalism.html "Liberalisme/Antiliberalisme"] di Polyarchy
* {{en}} [https://web.archive.org/web/20131002050329/http://mason.gmu.edu/~ihs/guide.html "Panduan Karya Kesarjanaan Liberalisme Klasik"] diarsipkan
{{
[[Kategori:Liberalisme]]
|