Musyafaur Rahman: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
(2 revisi perantara oleh pengguna yang sama tidak ditampilkan) | |||
Baris 32:
Tergabung dalam Forum Komunikasi Senat Mahasiswa Jakarta (FKSMJ), Kang Mus juga merupakan salah satu pendiri Komite Aksi Mahasiswa (KAM) Jakarta (1999) dan menjadi koordinator KAM Jakarta (2001-2005).
Musyafaur Rahman pernah mendirikan media massa Majalah RuangFilm (2006-2008). Saat itu ia menjabat sebagai owner merangkap Pemimpin Redaksi (Pemred), editor sekaligus desainer kreatif. Majalah tersebut terbit 13 edisi, sebulan sekali. Majalah RuangFilm akhirnya terpaksa ditutup, <ref>https://news.detik.com/berita/d-962455/2-aktivis-tali-geni-ditangkap-dan-diperiksa-di-polda-metro</ref> seiring penggerebekan kantor dan penutupan aparat terkait aksi Tali Geni (penolakan kenaikan harga BBM) yang massif saat itu.<ref>https://www.inilah.com/200-anggota-taligeni-tak-berani-pulang</ref>
Pada peringatan 10 tahun reformasi tersebut, Kang Mus selaku owner Majalah RuangFilm dan RuangFilm.com juga melakukan rangkaian diskusi dan pemutaran film documenter Student Movement in Indonesia karya Tino Saroenggalo di sejumlah food court mall dan kampus, diantaranya di Depok Town Square (Detos).
Baris 41:
Ia berkesempatan bertemu [[Joko Widodo]] (Jokowi) pada tahun 2011, yang kemudian mendirikan Pospera untuk mendukung Jokowi-Ahok pada Pemilihan Gubernur (Pilgub) DKI Jakarta pada tahun 2012. Pospera kemudian menjadi pendukung Jokowi pada Pilpres 2014.
Saat pemerintah melarang ekspor mineral mentah, Kang Mus sebagai peneliti IEDS menolak keputusan ini karena menurut pengamatannya, dari keputusan pemerintah tersebut, kartel tambang asing yang mendapatkan keuntungan. Jarga komoditi mineral melonjak secara signifikan. Berarti cadangan mineral di pasaran dunia mengalami penurunan dan dikuasai hanya oleh segelintir kelompok petambang level internasional. Kang Mus mengatakan, pelarangan ekspor membuat kelompok ini mendapatkan keuntungan berlipat yaitu membunuh pesaing potensial, petambang mineral Indonesia dan membuat harga komoditi mereka terjual dengan keuntungan berlipat karena pasar dunia hanya diisi oleh komoditi milik mereka.<ref>https://www.hukumonline.com/berita/a/indonesia-di-bawah-kontrol-kartel-tambang-internasional-lt52a6c31eaadf7/</ref>
Saat era pemerintahan [[Presiden SBY]], Kang Mus mengkritik kebijakan Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI). Menurut penilaiannya sebagai Peneliti IEDS, berbagai regulasi terkait MP3EI masih mandek di DPR. Salah satunya adalah UU No. 2/2012 tentang Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan untuk Kepentingan Umum. UU ini dinilai para pengamat dan aktivis menjadi jalan bagi pemerintah untuk memuluskan perampasan tanah rakyat atas nama pembangunan yang mengingatkan kita pada sejumlah tragedi di era Orde Baru. <ref>https://rmol.id/read/2013/10/25/130646/sby-responsif-bila-terkait-dengan-kepentingan-pemilik-modal</ref>
Di sisi lain Kang Mus mendukung Program TKDN (tingkat kandungan dalam negeri) [[SKK Migas]]. Peneliti Indonesia Economic Development Institute (IEDS), Musyafaur Rahman mengusulkan agar pemerintah segera merealisasikan program TKDN secara konsisten. Khusus untuk industri minyak dan gas bumi (migas), kandungan lokalnya agar ditingkatkan.<ref>https://ekonomi.bisnis.com/read/20131009/44/168196/bumn-diyakini-bisa-dukung-program-tkdn-skk-migas</ref>
==Kehidupan Awal==
|