Waspada (surat kabar): Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Kris Simbolon (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
 
(18 revisi perantara oleh 13 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Infobox Newspaper
| name = Harian Umum Nasional Waspada
| logo = [[Berkas:WASPADA (2021-10-01).svg|200px]]
| type = [[Surat kabar|Surat kabar harian]] [[nasional]]
| format = [[KoranLembar lebar]]
| foundationlaunched = {{launchbirth date and age|1947|1|11|df=yes}}
| launched = {{launch date and age|1947|1|11|df=yes}}
| founder = [[Haji Mohammad Said|Mohammad Said]] dan [[Ani Idrus]]
| publisher = PT Penerbitan Harian Waspada
| chiefeditor = Prabudi Said
| slogan = '''Demi Kebenaran dan Keadilan'''
| language = [[Bahasa Indonesia]]
| motto = '''Demi Kebenaran dan Keadilan'''
| headquarters = [[R. Suprapto (pahlawan revolusi)|Jalan Letnan Jenderal Suprapto]]/[[KatamsoJalan Darmokusumo|Brigadir Jenderal Katamso]] Nomor 1, [[Aur, Medan Maimun, Medan]], [[Sumatera Utara]] 20151
| website = {{URL|https://www.waspada.co.id/}}<br>{{URL|https://www.waspada.id/}}
| circulation = 999,800,500
| readership = 999,800,500
| website = {{official|https://www.waspada.co.id/|waspada.co.id}}<br>{{official|https://www.waspada.id/|waspada.id}}
}}
'''Harian Umum Nasional Waspada''' (lebih dikenal dengan nama '''''Waspada''''') adalah sebuah [[surat kabar|surat kabar harian umum]] tertua dengan sirkulasi terbesar nomor satu yang terbit di [[Suku Deli|Tanah Delinasional]] sementarayang surat kabar tertuaterbit di [[Kota Medan|Tanah Deli]] untuk berbagai [[bahasa Indonesia]] bersamaan dengan [[Sinar Indonesia BaruMedan]], [[AnalisaSumatera (surat kabar)|AnalisaUtara]] dan Medan Pos. Kantor pusatnya terletak di [[R.persimpangan Suprapto (pahlawan revolusi)|Jalan Letnan Jenderal Suprapto]]/[[KatamsoJalan Darmokusumo|Brigadir Jenderal  Katamso]] Nomor 1, [[Aur, Medan Maimun, Medan|Aur]], [[SumatraMedan UtaraMaimun, Medan|Medan Maimun]], Medan.<ref>{{cite Koranweb|url=http://waspada.id/|title=Website Resmi Harian Waspada|last=|first=|date=|website=|publisher=|accessdate=2010-01-05|accessyear=}}</ref> Surat kabar ini pertama kali terbit sejak pada [[11 Januari]] [[1947]]. Surat kabar ini slogan dan motto adalah '''Demi Kebenaran dan Keadilan'''.
 
Harian ini didirikan [[Haji Mohammad Said]] dan [[Ani Idrus]]. Pemimpin Redaksi saat ini Prabudi Said. Waspada menempati kantor yang berada di [[R. Suprapto (pahlawan revolusi)|Jalan Letnan Jenderal Suprapto]]/[[Katamso Darmokusumo|Brigadir Jenderal Katamso]] Nomor 1, [[Aur, Medan Maimun, Medan]], [[Sumatra Utara]].
 
== Sejarah ==
{{More citations needed section}}
Waspada sebuah [[surat kabar]] [[harian]] pertama kali yang terbit di [[Medan]] sejak pada [[11 Januari]] [[1947]], maka dari itu tanggal [[11 Januari]] dijadikan hari lahir Waspada.
''Waspada'' didirikan oleh [[Haji Mohammad Said]] dan [[Ani Idrus]]. Surat kabar ini dengan sikap tegas menyatakan diri sebagai bagian dari pendukung Kemerdekaan RI. Sikap tersebut ditunjukkan lewat artikel dan pemberitaan yang tegas dan tajam menghadapi Belanda yang berupaya menancapkan pengaruh dan cengkeramannya menduduki Medan dan sekitarnya demi menguasai lahan-lahan perkebunan, seperti areal tembakau Deli dan komoditas pangan maupun rempah-rempah.
 
Nama ''Waspada'' memiliki kisah sejarah tersendiri. Masa itu, kondisi masyarakat diliputi ketakutan dan kegelisahan, panik luar biasa, sehingga sebagian besar warga Kota Medan bersikap waspada serta mengungsi ke luar kota, sejalan sengitnya peperangan dan berpindahnya kantor-kantor Pemerintahan Republik di bawah pimpinan Gubernur Tengku M. Hassan ke [[Pematang Siantar]], lebih kurang 120 km dari Medan. Satu poin lagi yang memantapkan hati Mohammad Said memberi nama korannya ''Waspada'' adalah terkait lemahnya delegasi pemerintahan Indonesia masa itu dalam perundingan dengan petinggi Belanda. Setiap hari para pejuang bersama rakyat menghadang pasukan Belanda, khususnya konvoi menuju Pelabuhan Belawan. Belanda dibuat kelabakan akibat tersendatnya pasokan logistik dan akhirnya mendesak dilakukan perjanjian dengan pemerintahan Republik Indonesia di Jakarta, dipimpin Menteri Pertahanan RI [[Amir Syarifuddin]]. Namun tim delegasi Republik Indonesia cenderung mengalah yang akhirnya sepakat untuk menyetujui perluasan wilayah kekuasaan Belanda dari gangguan pejuang tentara rakyat di Medan. Pemimpin republik dianggap kecolongan alias tidak "waspada" terhadap strategi Belanda yang mengakibatkan kerugian besar bagi para pejuang dan kedaulatan Republik Indonesia.<ref>{{Cite book|title=Sejarah Harian Waspada dan 50 Tahun peristiwa Halaman Satu.|last=Said|first=Prabudi|publisher=|year=1995|isbn=|location=|pages=}}</ref>
[[Haji Mohammad Said]] dan [[Ani Idrus]] mendirikan Surat Kabar Harian Waspada dengan slogan dan motto '''Demi Kebenaran dan Keadilan''' bertekad bulat mengangkat bendera Republiken. Koran daerah ini dengan sikap tegas menyatakan diri sebagai bagian dari pendukung Kemerdekaan RI. Slogan pro pejuang itu bukan basa-basi, tapi ditunjukkan lewat artikel dan pemberitaan yang tegas dan tajam menghantam Belanda yang terus berupaya menancapkan pengaruh dan cengkeramannya menduduki Medan dan sekitarnya demi menguasai lahan-lahan perkebunan, seperti areal tembakau Deli dan komoditas pangan maupun rempah-rempah.
 
Pertama kali terbit, ''Waspada'' dicetak 1.000 eksemplar dan terjual habis walapun dengan format penerbitan yang hanya setengah halaman. Dalam perjalanannya, surat kabar ini dibreidel berkali-kali karena melawan Belanda, pernah dilarang terbit sampai lima kali, bahkan sampai adanya buka paksa kantor dan percetakan oleh militer Belanda.
=== Asal kata "Waspada" ===
Nama WASPADA memiliki kisah sejarah tersendiri. Masa itu, kondisi masyarakat diliputi ketakutan dan kegelisahan, panik luar biasa, sehingga sebagian besar warga Kota Medan bersikap waspada serta mengungsi ke luar kota, sejalan sengitnya peperangan dan berpindahnya kantor-kantor Pemerintahan Republik di bawah pimpinan Gubernur Tengku M. Hassan ke Pematang Siantar, lebih kurang 120 km dari Medan. Satu poin lagi yang memantapkan hati Mohammad Said memberi nama korannya WASPADA adalah terkait lemahnya delegasi pemerintahan Indonesia masa itu dalam perundingan dengan petinggi Belanda. Setiap hari para pejuang bersama rakyat menghadang pasukan Belanda, khususnya konvoi menuju Pelabuhan Belawan. Belanda dibuat kelabakan akibat tersendatnya pasokan logistik dan akhirnya mendesak dilakukan perjanjian dengan pemerintahan Republik Indonesia di Jakarta, dipimpin Menteri Pertahanan RI Amir Syarifuddin. Sayangnya, tim delegasi Republik Indonesia cenderung mengalah yang akhirnya sepakat untuk menyetujui perluasan wilayah kekuasaan Belanda dari gangguan pejuang tentara rakyat di Medan. Pemimpin kita kecolongan alias tidak ‘’WASPADA’’ terhadap strategi busuk Belanda yang mengakibatkan kerugian besar bagi para pejuang dan kedaulatan Republik Indonesia.
Pada masa [[Orde Lama]] kehidupan surat kabar di Indonesia, termasuk ''Waspada'' penuh dengan perjuangan, mengalami beberapa kali masa sulit, sehingga harus bekerja keras untuk bisa mandiri (terbit), termasuk sulitnya mendapatkan bahan baku kertas sehingga harus didatangkan dari [[Pulau Pinang]] dengan boat dengan cara menerobos blokade [[Belanda]] ke Pelabuhan Tanjung Balai.
 
=== Waspada dari masa ke masa ===
Pada masa [[Orde Baru]] hampir semua surat kabar dan majalah mengalami ancaman seperti breidel lewat pencabutan SUIPP dan telepon mendadak oleh pejabat ABRI. Tidak ada kebebasan pers sehingga fungsi kontrol media tidak bisa dijalankan dengan efektif. ''Waspada'' berupaya menjalankan kontrol sosial dengan penuh hati-hati.
Pertama kali terbit, Surat Kabar WASPADA dicetak 1000 eksemplar dan terjual habis walapun dengan format penerbitan yang hanya setengah halaman. Dalam perjalanannya, surat kabar WASPADA dibreidel berkali-kali karena melawan Belanda, pernah dilarang terbit sampai lima kali, bahkan sampai adanya buka paksa kantor dan percetakan WASPADA oleh militer Belanda.
 
Pada masa Orde Lama kehidupan surat kabar di [[Indonesia]], termasuk WASPADA penuh dengan perjuangan, mengalami beberapa kali masa sulit, sehingga harus bekerja keras untuk bisa mandiri (terbit), termasuk sulitnya mendapatkan bahan baku kertas sehingga harus didatangkan dari luar negeri ([[Pulau Pinang]]) dengan boat dengan cara menerobos blokade [[Belanda]] ke Pelabuhan Tanjung Balai.
 
Pada masa Orde Baru hampir semua surat kabar dan majalah (penerbitan) mengalami ancaman breidel lewat pencabutan SUIPP, tiba-tiba ditelepon pejabat militer (ABRI). Tidak ada kebebasan pers sehingga fungsi kontrol media tidak bisa dijalankan dengan efektif. Namun WASPADA tetap berupaya menjalankan kontrol sosial dengan penuh hati-hati.
 
Merangka bertepatan dengan ulang tahun Harian Umum Nasional WASPADA ke-50 dengan tajuk '''Harian Umum Nasional WASPADA Emas''' tepatnya pada tanggal 11 Januari 1997.
 
Kini, WASPADA tercatat sebagai surat kabar tertua terbesar nomor satu dalam sejarah pers Indonesia yang kontinu terbitnya (tanpa jeda), menembus usia 70 tahun-pada 11 Januari 2017.
 
== Penghargaan ==
Pemerintah Indonesia menganugerahi penghargaan kepada Mohammad Said berupa Penghargaan Satya Penegak Pers Pancasila dari PWI pada tahun 1985. Pada 1988, Ani Idrus dianugerahi Satya Lencana Penegak Pers Pancasila.<ref name="kumparan.com_AniIdrus,TokohP">{{Cite web|author=|date=|title=Ani Idrus, Tokoh Pers Medan Jadi Google Doodle Hari Ini|url=https://kumparan.com/kumparantech/ani-idrus-tokoh-pers-medan-jadi-google-doodle-hari-ini-1sJt6tvMCKq/3|work=kumparan|archiveurl=|archivedate=|accessdate={{date|2021-11-09}}|quote=Pada 1988, ia dianugerahi Satya Penegak Pers Pancasila dari Menteri Penerangan Indonesia, kala itu dijabat H. Harmoko.|url-status=live}}</ref>
Atas dedikasinya, kedua pendiri WASPADA memperjuangkan Kemerdekaan RI, membangun negeri tercinta tanpa pamrih di daerah maupun nasional, pemerintah Indonesia menganugerahi penghargaan kepada Mohammad Said berupa: Penghargaan Satya Penegak Pers Pancasila dari PWI (1985), Peniti Emas dari Serikat Penerbit Suratkabar (SPS) Pusat atas jasanya ikut mendirikan SPS di Solo pada tahun 1946 dan membantu pembentukan SPS Cabang Sumut, Sedangkan Hj. Ani Idrus-tokoh pers empat zaman sejak zaman kemerdekaan, orde lama, orde baru, dan reformasi dianugerahi Satya Lencana Penegak Pers Pancasila.
 
== Slogan dan Motto ==
{| class="wikitable" border="1"
|-
! Slogan dan Motto
! Digunakan sejak
! Digunakan sampai dengan
|-
| '''Demi Kebenaran dan Keadilan'''
| [[11 Januari]] [[1947]]
| sekarang
|}
 
== Kantor Pusat ==
[[R. Suprapto (pahlawan revolusi)|Jalan Letnan Jenderal Suprapto]]/[[Katamso Darmokusumo|Brigadir Jenderal Katamso]] Nomor 1, [[Aur, Medan Maimun, Medan]], [[Sumatera Utara]] 20151
 
== Penerbit/Redaksi ==
=== [[Sumatera Utara]] ===
* [[Kota Medan]]
* [[Kota Binjai]]
* [[Kabupaten Deli Serdang]]
* [[Kabupaten Serdang Bedagai]]
* [[Kabupaten Langkat]]
** [[Stabat, Langkat|Stabat]]
** [[Besitang, Langkat|Besitang]]
* [[Kabupaten Karo]]
** [[Kabanjahe, Karo|Kabanjahe]]
** [[Berastagi, Karo|Berastagi]]
* [[Kota Tebing Tinggi]]
* [[Kota Pematang Siantar]]
* [[Kabupaten Simalungun]]
* [[Kabupaten Labuhanbatu Utara]]
** [[Aek Kanopan, Kualuh Hulu, Labuhanbatu Utara|Aek Kanopan]]
* [[Kabupaten Labuhanbatu]]
** [[Rantau Prapat (kota)|Rantau Prapat]]
* [[Kabupaten Labuhanbatu Selatan]]
** [[Kotapinang, Labuhanbatu Selatan|Kotapinang]]
* [[Kabupaten Dairi]]
** [[Sidikalang, Dairi|Sidikalang]]
* [[Kabupaten Tapanuli Utara]]
** [[Tarutung, Tapanuli Utara|Tarutung]]
* [[Kabupaten Toba]]
* [[Kabupaten Samosir]]
* [[Kabupaten Humbang Hasundutan]]
* [[Kabupaten Tapanuli Selatan]]
* [[Kota Padang Sidempuan]]
* [[Kabupaten Padang Lawas]]
** [[Gunung Tua, Sosa, Padang Lawas|Gunung Tua]]
** [[Sibuhuan (kota)|Sibuhuan]]
* [[Kabupaten Mandailing Natal]]
** [[Panyabungan, Mandailing Natal|Panyabungan]]
* [[Kota Gunungsitoli]]
* [[Kabupaten Asahan]]
** [[Kisaran, Asahan|Kisaran]]
* [[Kabupaten Batu Bara]]
* [[Kota Tanjungbalai]]
* [[Kabupaten Pakpak Bharat]]
* [[Kota Sibolga]]
* [[Kabupaten Tapanuli Tengah]]
=== [[Aceh]] ===
* [[Kota Banda Aceh]]
* [[Kota Langsa]]
* [[Kota Lhokseumawe]]
* [[Kota Sabang]]
* [[Kota Subulussalam]]
 
 
Kabupaten Aceh Barat
 
Kabupaten Aceh Barat Daya
 
Kabupaten Aceh Besar
 
Kabupaten Aceh Jaya
 
Kabupaten Aceh Selatan
 
Kabupaten Aceh Singkil
 
Kabupaten Aceh Tamiang
 
Kabupaten Aceh Tengah
 
Kabupaten Aceh Tenggara
 
Kabupaten Aceh Timur
 
Kabupaten Aceh Utara
 
Kabupaten Bener Meriah
 
Kabupaten Bireuen
 
Kabupaten Gayo Lues
 
Kabupaten Nagan Raya
 
Kabupaten Pidie
 
Kabupaten Pidie Jaya
 
Kabupaten Simeulue
 
 
Kuala Simpang: Muhammad Hanafiah, Yusri.
Lhoksukon: Mustafa Kamal. 
Idi: Muhammad H. Ishak, Musyawir. 
Bireuen: Abdul Mukti Hasan. 
Sigli: Muhammad Riza. 
Meureudu: Ferizal Ghazali. 
Blangpidie: Syafrizal. 
Kutacane: Ali Amran, Seh Muhammad Amin. 
Singkil: Arief Helmy. 
Nagan Raya: Mujiburrahman. 
Bener Meriah: Sumarsono
 
== Referensi ==
<references />
{{reflist}}
 
== Pranala luar ==
* {{official|https://www.waspada.co.id/|waspada.co.id}}
* {{official|https://www.waspada.id/|waspada.id}}
* {{facebook|WaspadaOnline}}
* {{instagram|WaspadaOnline}}
* {{twitter|WaspadaOnline}}
 
{{indo-stub}}
 
[[Kategori:Surat kabar nasional Indonesia]]
[[Kategori:Surat kabar daerah di IndonesiaSumatera Utara]]
[[Kategori:Kota Medan]]